LANDASAN TEORI
A. Pengertian
(Menurut
buku Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontes Keluarga, Pusdiknakes. Depkes RI 1992) istilah
prematuritas telah diganti dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) oleh WHO pada
tahun 1961.Di dalam buku pusdiknakes depkes yang berjudul asuhan kesehatan anak
dalam konteks keluarga BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya
pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram.
(Menurut
Buku Ilmu Kesehatan Anak, Staf Pengajar FKUI, 1985) Frekuensi BBLR dinegara maju
berkisar antara 3,6-10,8%, dinegara berkembang berkisar antara 10-43%.Rasio
antara negara maju dan negara berkembang adalah 1 : 4. seringkali faktor
penyebabnya tidak diketahui ataupun kalau diketahui faktor penyebabnya tidaklah
berdiri sendiri tetapi kombinasi dari beberapa faktor ,diantaranya:
1.
Faktor nutrisi
2.
Infeksi
3.
Bahan toksik
4.
Faktor budaya
5.
insufiensi atau disfungsi plasenta
6.
Faktor-faktor lain, seperti merokok, peminum alkohol,
plasenta previa obat-obatan dsb.
Pembagian
menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan, lama-kelamaan
ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada
berat badannya.
(Menurut
Buku Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontes Keluarga, Pusdiknakes. Depkes RI.
1992) menjelaskan bahwa Guren Wald mengatakan bahwa bila digunakan definisi
yang lama 30-40% dari bayi perempuan sebelumnya telah mempunyai masa gestasi
37-38 minggu frekuensi. BBLR dinegara maju berkisar antara 3,6 -10,8% dinegara
berkembang berkisar 10-40%. Rasio antara negara maju dan berkembang adalah 1 :
4. Menurut kongres European perinatal medicine Ke ll di London 1970, telah disusun definisi sebagai
berikut :
1.
Bayi kurang bulan (prematur) : bayi dengan masa
kehamilan kurang dari 37 mingu (259 hari)
2.
Bayi cukup bulan (aterm) : bayi dengan masa
kehamilan mulai dari 37 minggu sampai 42 minggu (250-293 hari)
3.
Bayi lebih bulan (post date) : bayi dengan masa
kehamilan mulai dari 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih)
B. Etiologi
(Menurut
Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontes Keluarga, Pusdiknakes. Depkes RI
1992) BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, yaitu :
1.
Faktor ibu
- Gizi saat hamil yang kurang
- Umur kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun
- Jarak hamil dan bersalin yang terlalu dekat
- Penyakit menahun ibu seperti hipertensi dan jantung
- Perokok dan bekerja yang terlalu berat
2.
Faktor kehamilan
- Hamil ganda
- Perdarahan ante partum
- Plasenta previa
3.
Faktor janin
- Cacat bawaan
- Infeksi dalam rahim
4.
Faktor lain-lain (nutrisi, perokok, peminum alkohol,
sosial ekonomi. dll)
C. Gambaran klinik
(Menurut
Buku Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998) Makin muda umur kehamilan,makin
jelas tanda-tanda imaturitasnya. Karakteristik dari bayi preterm yaitu:
1.
Berat lahir kurang dari 2500 gr
2.
PB kurang dari 45 cm
LD kurang dari 30 cm
LK kurang dari 33 cm
3.
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
4.
Kepala relatif lebih besar
5.
Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak ,lemak kulit berkurang
6.
Otot hipotonik lemah, pernafasan tidak teratur dapat
terjadi apnea
7.
Ektremitas paha abduksi, sendi lutut atau kaki fleksi
sampai lurus
8.
Pernafasan sekitar 45 sampai dengan 50 kali permenit
Beberapa
penyakit yang berhubunban dengan prematuritas :
1.
Syndrome gangguan nafas idiopatik
2.
Pneumonia aspirasi karena reflek menelan dan batuk
belum sempurna
3.
Perdarahan spontan dalam prentikel otak lateral, akibat
anoxia otak
4.
Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang dan
hipotermia
Bayi
dengan tanda “wasting” dapat dibagi menurut berat ringannya
1.
Stadium 1
Bayi kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering dan belum
terdapat mekonium
2.
Stadium II
Tanda stadium I ditambah warna kehijauan pada kulit dan plasenta, umbilicus, hal ini
disebabkan mekonium yang tercampur dengan amnion yang mengendap pada kulit dan plasenta.
3.
Stadium III
Ditemukan stadium II ditambah kulit yang berwarna kuning, kuku dan tali
pusatnya.
Sering
faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui faktor penyebabnya
tidaklah berdiri sendiri, antara lain adalah :
1.
Faktor genetik atau kromosom
2.
Infeksi
3.
Bahan toksik
4.
Radiasi
5.
Insufisiensi atau disfungsi plasenta
6.
Faktor nutrisi
D. Diagnosis dan gejala klinik
(Menurut buku synopsis
obstetri,Rustam Mochtar.1998) Diagnosis
dan gejala klinik:
Sebelum bayi lahir
1.
Sebelum bayi lahir
a.
Pada anamnesa sering ditemui adanya riwayat abortus,
partus prematurus dan lahir mati
b.
Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai
menurut yang seharusnya
c.
Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
d. Pergerakan
janin yang pertama (Quickening) terjadi lebih lambat walaupun kehamilannya
sudah agak lanjut
2.
Setelah bayi lahir
a.
Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
Secara
klasik seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak
kepala keras, gerakan bayi terbatas, verniks kaseosa sedikit atau tidak ada,
kulit kering, tipis, berlipat-lipat.
b.
Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
Verniks
kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak dan
mudah bergerak, abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah,
kulit tipis, merah dan transparan
c.
Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat
dalam tubuhnya karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi,
trauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya. Pada bayi kecil untuk masa
kehamilan alat-alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi
prematur berat badan sama, karena hal itu akan mudah hidup diluar rahim, namun
tetap lebih peka terhadap infeksi dan hipotermi dibandingkan matur dengan berat
badan normal.
E. Penatalaksanaan
(Menurut buku synopsis obstetri , Rustam
Mochtar. 1998) yang perlu diperhatikan
adalah pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan, dan siap sedia dengan tabung
oksigen. Pada bayi prematur makin pendek masa kehamilan, makin sulit dan banyak
persoalan yang akan dihadapi, dan makin tinggi angka kematian perinatal.
Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan, infeksi, cacat bawaan
dan trauma pada otak. Kebutuhan cairan untuk BBL 120 sampai 150 ml/kg BB/hari
atau 100-120 cal/kg BB/hari. Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan bayi untuk segera mungkin mencukupi kebutuhan cairan atau kalori.
a.
Pengaturan suhu
Bayi
dimasukkan dalam inkubator. Bila bayi dirawat dalam inkubator, maka suhu untuk
bayi dengan BB kurang dari 2 kg adalah 35 oC, dan untuk bayi dengan
berat badan 2-2,5 kg adalah 34 oC,
agar dia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 oC kelembaban
inkubator 50-60%.
Suhu
inkubator dapat diturunkan 1 oC per minggu untuk bayi dengan berat
badan 2 kg dan secara berangsur-angsur dapat dilakukan atau diletakkan ditempat
tidur dengan suhu lingkungan 27-29 oC prematur mudah dan cepat
sekali menderita hipotermi bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan
panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas bila
dibandingkan dengan berat badannya. Cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh
bayi ( 36ºC - 37ºC ) adalah dengan memasukkan bayi dalam inkubator dengan suhu
yang diatur.
b.
Makanan
Makanan
bayi premature refleks hisap,telan dan batuk belum sempurna. Kapasitas lambung
masih sedikit, kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori 110 kalori/kg
BB/hari.Pemberian minum dimulai saat bayi berumur 3 jam. Jumlah cairan yang
diberikan pertama kali adalah 1-5 ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit
tiap 12 jam.
Banyak
cairan yang diberikan perhari adalah 60 ml/kg BB/hari dan setiap hari dinaikkan
sampai dengan 200 ml/kg BB/hari pada akhir minggu ke dua.
Hari kelahiran
|
Cairan /kg BB/hari
|
Kalori /kg BB/hari
|
1
|
60 ml
|
40 kal
|
2
|
70 ml
|
50 kal
|
3
|
80 ml
|
60 kal
|
4
|
90 ml
|
70 kal
|
5
|
100 ml
|
80 kal
|
6
|
110 ml
|
90 kal
|
7
|
120 ml
|
100 kal
|
710
|
150-200 ml
|
7120 kal
|
Air
susu yang paling baik adalah ASI. Bila bayi belum dapat menyusui, ASI dapat
dipompa dan dimasukkan dalam botol steril. Bila ASI tidak ada, ganti susu
dengan susu buatan yang mengandung lemak yang mudah dicerna oleh bayi (lemaknya
dari middle chain trigly ceride) dan mengandung 20 kalori/30 ml air atau
sekurang-kurangnya bayi dapat 110 kal/kg BB/hari.
F. Prognosis
(Menurut
buku synopsis obstetri , Rustam Mochtar. 1998) kematian perinatal pada bayi
berat lahir rendah (BBLR ) 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur
kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin
rendah. Angka kematian bayi yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya
dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia,
perdarahan intrakranial dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai
kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan
gangguan lainnya.
Prognosis
ini juga tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masalah
gestasi asfiksia, sindrom gangguan pernafasan, perdarahan, intraventrikuler
displasia bronkopulmuna retrorental cibroplasia, infeksi, gangguan metabolik.
Prognosis
ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan
perawatan pada saat kehamilan, persalinan, post natal. Bila bayi berat lahir
rendah ini dapat mengatasi problematik yang dideritanya maka perlu diamati
selanjutynya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan
pendengaran, penglihatan kognitif motor susunan saraf pusat dan penyakit
seperti hidrochepalus cerebral palsy dan sebagainya.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN
BERAT BAYI LAHIR RENDAH TERHADAP By. Ny. “S”
I.
PENGUMPULAN
DATA DASAR
A.
Identitas
1.
Bayi
Nama : Bayi
Ny. “S”
Tanggal
/ jam lahir : 26 Februari 2007
Jenis
kelamin : Laki-laki
Anak
ke- : Pertama
Alamat : Sidomulyo
Kec. Punggur
Kab. Lampung Tengah
2.
Orang Tua
Nama
ibu : Ny.
Suryanti Nama Suami : Tn.
Iskandar
Umur : 28
tahun Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sidomulyo
Alamat : Sidomulyo
Kec. Punggur Kec. Punggur
Kab. Lampung Tengah Kab.
Lampung Tengah
B.
Riwayat Keadaan
1.
Keluhan utama
Ibu mengatakan bayi lahir dengan BB 2000 gr, tidak menangis spontan,
kulit pucat pada bagian akral tampak pucat dan dingin, pergerakan bayi lambat.
2.
Riwayat persalinan
a.
Ibu dengan G1P1A0
dengan usia kehamilan 37 minggu
b.
Persalinan ditolong oleh bidan
c.
Jenis persalinan spontan pervaginam
d.
Tempat persalinan di BPS Martini Dewi
e.
Lama Persalinan :
Kala I : 8 jam 45 menit
Kala II : 30 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV : 2 jam
f.
Masalah yang terjadi selama persalinan, tidak ada
masalah selama persalinan
g.
Keadaan air ketuban selama persalinan, tidak keruh dan
tidak ada mekonium
C.
Pemeriksaan
1.
Pemeriksaan umum
a.
Keadaan umum :
bayi tampak lemah
b.
Nadi :
100 x/menit
c.
Pernafasan :
35x/menit
d.
Suhu :
35 oC
2.
Antropometri
a.
Berat badan :
2000 gram
b.
Panjang badan :
45 cm
c.
Lingkar kepala :
28 cm
d.
Lila :
8 cm
3.
Refleks
a.
Moro : ada tapi belum baik menggerakkan tangannya ke
atas dan ke bawah lambat
b.
Roating : ada tetapi belum baik, bayi dapat mencari
sumber rangsangan dengan lambat
c.
Isap : ada, tapi masih lemah
4.
Menangis : pada saat pertama kali keluar, bayi menangis
tetapi masih lemah
5.
Kepala :
a.
Simetris : bentuknya simetris kanan dan kiri
b.
UUB : ada, bentuk layang-layang
c.
UUK : ada, bentuknya segitiga
6.
Mata
a.
Posis : simetris kanan dan kiri
b.
Kotoran : tidak ada kotoran dimata
c.
Perdarahan : tidak ada perdarahan
7.
Hidung
a.
Lubang : ada lubang hidung
b.
Cuping hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung
c.
Keluaran : terdapat lendir pada lubang
8.
Mulut
a.
Simetris : simetris atas dan bawah
b.
Palatum : tidak ada labiospallatoskizim
c.
Bibir : tidak labioskizis
d.
Gusi : ada, atas dan bawah. Berwarna merah muda
9.
Telinga
a.
Simetris : simetris kanan dan kiri
b.
Daun telinga : ada kanan dan kiri
c.
Lubang telinga : ada kanan dan kiri
d.
Cairan : tidak ada cairan yang keluar dari telinga
10. Leher
a.
Kelainan : tidak ada kelainan
b.
Pergerakan : dapat digerakkan kanan dan kiri
11. Dada
a.
Pergerakan : lemah
b.
Bunyi nafas : teratur, tetapi lemah
c.
Bunyi jantung : lemah
12. Perut
a.
Bentuk : simetris
b.
Bising usus : ada
c.
Kelainan : tidak ada kelainan
13. Tali
pusat
a.
Pembuluh darah : terdapat 2 arteri dan 1 vena
b.
Pedarahan : tidak ada perdarahan
c.
Kelainan tali pusat : baik, tidak ada kelainan
14. Kulit
a.
Warna : biru pucat
b.
Turgor : pucat, elastis
c.
Lanugo : ada, sedikit
d.
Verik caseosa : ada
15. Punggung
a.
Bentuk : simetris
b.
Kelainan : tidak ada kelainan
16. Ekstremitas
a.
Bagian atas :
1)
Tangan : jari-jari tangan lengkap, agak pucat
2)
Akral : pada ujung-ujung akral tampak pucat dan dingin
b.
Bagian bawah :
1)
Kaki : jari-jari kaki lengkap tapi agak pucat
2)
Kelainan : tidak ada kelainan
3)
Pergerakan : lambat dan sedikit lemah
17. Genetalia
a.
Scrotum : ada
b.
Testis : ada, sudah turun masuk scrotum
c.
Penis : ada, panjang 2,5 cm
d.
Kelainan : tidak ada kelainan
II.
INTERPRETASI
DATA DASAR
1.
Diagnosa
Bayi
baru lahir spontan cukup bulan dengan BBLR
Dasar :
a.
Bayi baru lahir BBLR disertai dengan asfiksia ringan
pada tanggal 26 Ferbruari 2007
b.
Suhu tubuh : 35 oC
Apgar
: 6/10
BB : 2000 gram
PB : 45 cm
DJJ : 100 x/menit
Ekstremitas
: kebiruan
Bayi
menangis : lemah
Lila
: 8 cm
Akral
tampak pucat dan dingin pergerakan bayi lambat
2.
Masalah
Gangguan
pada aktivitas dan terjadi hipotermi
Dasar
:
a.
Tangan dan kaki tampak pucat
b.
Pergerakan lambat dan lemah
c.
Pada bagian akral tampak pucat dan dingin
3.
Kebutuhan
Memberikan
perbaikan suhu pada bayi dengan diberi kehangatan dan diberikan rangsangan
taktil
Dasar
:
b.
Pengaturan suhu
c.
Pergerakan ekstremitas
III.
IDENTIFIKASI
MASALAH POTENSIAL
Potensial
terjadi :
1.
Asfiksia
Dasar
:
a.
Bayi lahir dengan nafas megap-megap
b.
Terdapat lendir pada lubang hidung
2.
Ikterus
Dasar
:
a.
Bagian kulit bayi kuning
b.
Bagian mata bayi kuning
3.
Infeksi tali pusat
Dasar
: Tali pusat masih basah
IV.
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
1.
Membersihkan dan
membebaskan jalan nafas dengan slem
2.
Pemberian O2
3.
Masukkan dalam inkubator
V.
PERENCANAAN
1.
Keringkan tubuh bayi secepatnya terutama bagian kepala
a.
Ajarkan pada ibu teknik mengelap kepala yang benar
b.
Jelaskan pada ibu tentang pentingnya mengeringkan
kepala bayi
c.
Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
2.
Ganti kain yang basah secepatnya
a.
Ajarkan pada ibu cara mengganti kain yang baik
b.
Jelaskan pada ibu tentang pentingnya mengganti kain
yang basah
c.
Libatkan keluarga agar membantu aktifitas ibu
d.
Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
3.
Tutup kepala bayi
a.
Ajarkan ibu untuk melindungi kepala bayi
b.
Anjurkan ibu untuk menjaga suhu bayi
c.
Evaluasi pemantauan ibu terhadap penjelasan petugas
4.
Letakkan bayi dalam inkubator dengan suhu 37oC
atau dengan penghangatan lain
a.
Jelaskan pada ibu tentang keadaan bayi
b.
Anjurkan bayi bisa mendapat suhu yang cukup dengan
pemanas yang lain
c.
Jelaskan pada ibu tentang metode kanguru
d.
Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
5.
Memberikan rangsangan taktil pada bayi
a.
Jelaskan pada ibu tentang keadaan bayi
b.
Anjurkan agar bayi bisa mendapat rangsangan
c.
Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
6.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi (ASI)
a.
Jelaskan pada ibu tentang pentingnya ASI
b.
Ajarkan pada ibu untuk memberikan ASI secukupnya
c.
Libatkan keluarga agar membantu aktivitas ibu
d.
Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
7.
Melakukan perawatan pada tali pusat
a.
Jelaskan pada ibu tentang pentingnya perawatan tali
pusat
b.
Ajarkan pada ibu cara membersihkan atau merawat tali
pusat
c.
Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
VI.
PELAKSANAAN
1.
Keringkan tubuh bayi secepatnya terutama bagian kepala
c.
Mengajarkan pada ibu teknik mengelap kepala yang benar,
pengelapan kepala dilakukan secara perlahan-lahan, pada waktu mengelap jangan
sampai terkena mata, karena dapat menyebabkan mata teriritasi
d.
Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya mengeringkan
kepala bayi pengeringan kepala pada bayi
sangat mempengaruhi keadaan suhu bayi, karena bayi pada umumnya sangat rentang
dengan suhu dingin
e.
Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
yaitu mengerti tentang pentingnya mengeringkan kepala bayi
2.
Ganti kain yang basah secepatnya
a.
Mengajarkan pada ibu cara mengganti kain yang baik
yaitu dengan cepat kita mengganti kain pada bayi. Terutama waktu bayi BAB atau
BAK karena dapat mempengaruhi keadaan suhu tubuh bayi
b.
Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya mengganti kain
yang basah akan mempengaruhi pertumbuhan atau keadaan suhu bayi
c.
Melibatkan keluarga agar membantu aktifitas ibu dan
membantu ibu dalam mengganti kain bayi
d.
Evaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
tentang kenapa ibu harus mengganti kain bayi yang basah
3.
Tutup kepala bayi
a.
Mengajarkan ibu untuk melindungi kepala bayi dengan
menggunakan topi karena kepala merupakan bagian yang paling terluas sehingga
potensial terjadi kehilangan panas. Jadi kepala bayi harus dilindungi. Setiap
habis mandi kepala harus di tutup
b.
Mengajurkan ibu untuk menjaga suhu bayi dengan cara
menjaga keadaan bayi termasuk kepala bayi, kita harus menutup kepala bayi agar
bayi tidak kehilangan suhu
c.
Evaluasi pemantauan ibu terhadap penjelasan petugas
tentang menutup kepala bayi
4.
Letakkan bayi dalam inkubator dengan suhu 37oC
a.
Menjelaskan pada ibu tentang keadaan bayi, keadaan bayi
dengan suhu 35oC pada bagian akral tampak pucat dan dingin sehingga
bayi harus dimasukkan ke inkubator. Memasukkan bayi ke inkubator agar bayi
tidak bertambah kehilangan suhu tubuh
b.
Menganjurkan bayi bisa mendapat suhu yang cukup dengan
pemanas yang lain. Walaupun tidak ada inkubator ibu bisa membuat penghangat
sendiri dengan menggunakan lampu. Dengan jarak 60 cm dengan lampu 60 watt.
Karena bayi harus dijaga keadaan suhunya
c.
Menjelaskan pada ibu tentang metode kanguru. Suhu tubuh
bayi dipertahankan agar tetap hangat dalam batas normal (36,5-37,5oC)
dengan menggunakan termomter. Jika suhu bayi kurang panas, sedangkan fasilitas
inkubator tidak ada, bayi dapat digendong dengan cara kanguru oleh ibu, caranya
dekatkan bayi dipelukan ibu dengan erat. Jangan lupa bayi menggunakan baju yang
tebal agar bayi tetap hangat. Metode ini dapat dilakukan oleh ibu selama 24
jam.
d.
Mengevaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas tentang
cara menghangatkan bayi
5.
Memberikan rangsangan taktil pada bayi
a.
Menjelaskan pada ibu tentang keadaan bayi yaitu bayi bergerak
lambat jadi bayi tersebut harus diberi ransangan agar bayi dapat bergerak
b.
Menganjurkan agar bayi bisa mendapat rangsangan bayi
tersebut harus dirangsang dengan rangsangan taktil diharapkan dengan rangsangan
ini bayi dapat terangsang dan dapat bergerak
c.
Mengevaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
6.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi (ASI)
a.
Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya ASI bagi
bayinya. Bahwa ASI akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi untuk
daya tahan tubuh terhadap infeksi. Jadi meskipun ASI belum keluar bayi harus
tetap menyusui untuk merangsang produksi ASI
b.
Mengajarkan pada ibu untuk memberikan ASI atau menyusui
yaitu dengan membersihkan pada daerah payudara sebelum dan sesudah menyusui yaitu dengan
membersihkan payudara, menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, meskipun
ASI belum keluar dan menyusui bayi hendaknya mulut bayi masuk sampai areola
mamae
c.
Melibatkkan keluarga agar membantu aktivitas ibu dan
memberi dukungan semangat kepada ibu untuk tetap melakukan perawatan
d.
Mengevaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
yaitu mengerti tentang pentingnya ASI bagi bayinya
7.
Melakukan perawatan pada tali pusat
a.
Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya perawatan tali
pusat yaitu dengan perawatan tali pusat diharapkan tidak terjadi infeksi pada
bayi. Jika puntung tali pusat kotor, kita harus membersihkan dan keringkan
dengan kain bersih karena agar tidak terjadi infeksi
b.
Mengajarkan pada ibu cara membersihkan atau merawat
tali pusat dengan cara membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan.
Oleskan alkohol atau betadine tetapi tidak dikompresi karena dapat menyebabkan
tali pusat
c.
Mengevaluasi pemahaman ibu terhadap penjelasan petugas
yaitu mengerti tentang perawatan tali pusat
VII.
EVALUASI
1.
Ibu mengerti tentang pentingnya menjaga suhu tubu bayi
2.
Ibu sudah dapat mengganti kain bayi yang basah dan
mengerti tentang pentingnya menjaga keadaan bayi
3.
Ibu mengerti tentang teknik menyusui yang benar dan
mengerti tentang pentingnya ASI bagi bayinya
4.
Ibu sudah dapat melakukan perawatan tali pusat dan
menutup bagi agar bayi tidak kehilangan suhu tubuh
5.
Keluarga sudah melibatkan diri dengan memberikan
bantuan kepada ibu melakukan pekerjaan sehari-hari dan membantu ibu dalam
mengganti kain bayi yang basah
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
: 27
Februari 2007 ( hari ke-2 setelah bayi lahir)
S : 1. Ibu
mengatakan bayi menangis lemah
2. Ibu mengatakan jari dan kaki bayi terasa
dingin dan tampak pucat
3. Ibu mengatakan ASI keluar tapi tidak banyak
4. Ibu mengatakan pergerakan bayi lambat
O : 1. Keadaan
umum bayi lemah dengan
BB : 2000 gram dengan suhu : 35oC
2. Turgor kulit pucat
3. Pada ujung-ujung akral tampak pucat dan terasa dingin
4. Pergerakan bayi lambat dan sedikit lemah
5. Reflek bayi lambat
6. Keadaan tali pusat bayi kurang baik
7. Panjang badan 45 cm
8. DJJ : 100 x/menit
9. Bayi sedikit minum ASI
10. BAK dan BAB bayi tidak lancar atau tidak
teratur
A : 1. Diagnosa
BBLR dengan BB 2000
gram dengan keluhan bayi menangis lemah
Dasar : a. Suhu bayi 35oC
b. Bagian akral bayi tampak pucat dan dingin
2. Masalah
Pergerakan bayi
lambat
Dasar : bayi terlihat pasif
3. Kebutuhan
a.
Masukkan bayi di inkubator, beri ASI
b.
Lakukan rangsangan
taktil
P : 1. Menjelaskan
pada ibu tentang keadaan bayinya, dimana bayi tersebut merasa dingin
2. Menganjurkan pada ibu agar bayi dimasukkan ke inkubator
3. Menganjurkan pada ibu agar memberikan ASI
4. menganjurkan pada ibu bahwa bayinya harus selalu dirangsang
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 3
Maret 2007 (hari ke-7 setelah bayi lahir)
S : 1. Ibu mengatakan bayi mulai tidak menangis lagi
2. Ibu mengatakan pergerakan bayi tidak lambat
3. Ibu mengatakan ASI sudah keluar
O : 1. Keadaan umum bayi baik dengan sedikit
aktivitas
2. Bayi merasa dingin
3. BB : 2100 gram
4. Turgor kulit tidak pucat lagi
5. Reflek bayi baik
6. BAK dan BAB bayi terlihat baik
A : 1. Diagnosa
Bayi 7 hari setelah
lahir
Dasar : a. BB 2100 gram
b. Bayi sudah tidak menangis lagi tapi aktivitas
masih sedikit lemah
2. Kebutuhan
Memberikan ASI
P : 1. Menganjurkan pada ibu untuk tetap memberikan
nutrisi yang baik
2. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga suhu tubuh bayi
3. Menganjurkan pada ibu agar bayi tetap diberi ASI
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 10
Maret 2007 (hari ke-14 setelah bayi lahir)
S : 1. Ibu mengatakan bayi tidak menangis lagi
2. Ibu mengatakan pergerakan bayi baik
3. Ibu mengatakan bayi sudah banyak minum ASI
O : 1. Keadaan umum bayi baik, bayi sudah mulai baik 2. Bayi
tidak menangis lagi
3. ASI sudah banyak keluar dan bayi minum ASI secara adekuat
4. Tanda-tanda vital
TD : -
Pols : 100 x/menit
BB : 2500 gr
RR : 35 x/menit
Suhu
: 37 0C
Lila
: 9 cm
A : 1. Diagnosa
Bayi tidak menangis
lagi
Dasar : a. Bayi sudah tidak merasa dingin BB mulai
bertambah
b. Aktivitas bayi mulai membaik
2. Kebutuhan
Peningkatan gizi seimbang
dan nutrisi
P : 1. Menjelaskan pada ibu keadaan bayinya sudah
lebih baik
2. Menganjurkan pada ibu tetap memberikan ASI ekslusif
3. Menganjurkan pada ibu untuk membawa bayinya
keposyandu untuk melakukan imunisasi
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar,
R., 1998, Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta
Pusdiknakes,
Dep.Kes., RI,
1992, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks
Keluarga, Jakarta
Staf
Pengajar IKA FKUI, 1985, Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak Jilid 3, Jakarta,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar