BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang, dalam bentuk panas, partikel dan gelombang elektromagnetik.
Contoh: radiasi sinar mata hari ke angkasa (pancaran berupa energi/foton)
radiasi sinar radioaktif, radiasi alfa, beta, gama (pancaran berupa partikel)
radiasi sinar radioaktif, radiasi alfa, beta, gama (pancaran berupa partikel)
Radiasi
kadangkala juga digunakan, tidak tepat, untuk menunjuk ke kontaminasi
radioaktif, pembebasan isotop radioaktif ke lingkungan. Isotop tersebut
kemudian melepaskan radiasi terionisasi, yang dapat membuat parah
apabila isotop tersebut diserap oleh tumbuhan, hewan atau manusia,
karena isotop kemudian melepas radiasi terionisasi dari dalam organisme.
Evaporasi secara umum dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu:
(1) evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami.
(2) evaporasi yang dimaknai dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan
uap panas (steam) dalam suatu peralatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Evaporasi
Evaporasi
secara umum dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu: (1) evaporasi
yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan (2)
evaporasi yang dimaknai dengan proses penguapan yang timbul akibat
diberikan uap panas (steam) dalam suatu peralatan.
Evaporasi
dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid (cairan)
dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat disuplai
dengan berbagai cara, diantaranya secara alami dan penambahan steam.
Evaporasi diadasarkan pada proses pendidihan secara intensif yaitu (1)
pemberian panas ke dalam cairan, (2) pembentukan gelembung-gelembung
(bubbles) akibat uap, (3) pemisahan uap dari cairan, dan (4)
mengkondensasikan uapnya.
Evaporasi
atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan kalor ke
dalam zat cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999). Evaporasi vs
pengeringan. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi
sisa penguapan adalah zat cair – kadang-kadang zat cair yang sangat
vuskos – dan bukan padat.
Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang diuapkan dalam
kuantitas relatif banyak, sedangkan pada pengeringan sedikit.
Ø Evaporasi vs pengeringan
Evaporasi
tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah
zat cair – kadang-kadang zat cair yang sangat vuskos – dan bukan zat
padat. Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang diuapkan
dalam kuantitas relatif banyak, sedangkan pada pengeringan sedikit.
Ø Evaporasi vs distilasi
Evaporasi
berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa dalam komponen
tunggal, dan walaupun uap itu dalam bentuk campuran, dalam proses
evaporasi ini tidak ada usaha unutk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi.
Selain itu, evaporasi biasanya digunakan untuk menghilangkan
pelarut-pelarut volatil, seperti air, dari pengotor nonvolatil. Contoh
pengotor nonvolatil seperti lumpur dan limbah radioaktif. Sedangkan
distilasi digunakan untuk pemisahan bahan-bahan nonvolatil.
Ø Evaporasi vs Sterilisasi
Evaporasi
lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan pembuatan
zat padat atau kristal. Evaporasi hanya menghasilkan lumpur kristal
dalam larutan induk (mother liquor). Evaporasi secara luas biasanya
digunakan untuk mengurangi volume cairan atau slurry atau untuk
mendapatkan kembali pelarut pada recycle. Cara ini biasanya menjadikan
konsentrasi padatan dalam liquid semakin besar sehingga terbentuk
kristal.
Titik
didih cairan yang diuapkan pada evaporasi dapat dikontrol dengan
mengatur tekanan pada permukaan uap-cair. Artinya, jika penguapan
terjadi pada temperatur tinggi, maka evaporator dioperasikan pada
tekanan tinggi pula. Beberapa evaporasi dalam industri secara normal
bekerja pada tekanan vacum untuk meminimalkan kebutuhan panas.
Pada proses pendidihan secara alami, perubahan titik didih sebagai perubahan temperatur dapat ditingkatkan. Beberapa tipe pendidihan yang berbeda mempunyai koefisien perpindahan panas yang berbeda pula. Tipe-tipe tersebut adalah (Bell, 1984) :
Pada proses pendidihan secara alami, perubahan titik didih sebagai perubahan temperatur dapat ditingkatkan. Beberapa tipe pendidihan yang berbeda mempunyai koefisien perpindahan panas yang berbeda pula. Tipe-tipe tersebut adalah (Bell, 1984) :
- pendidihan secara konveksi alami
- pendidihan nukleat
- pendidihan film Pendidihan
konveksi alami terjadi ketika cairan dipanaskan pada permukaannya. Pada
tipe ini, koefisien perpindahan panas meningkat dengan perubahan
temperatur, tetapi relatif lambat. Pada
pendidihan nukleat terbentuk gelembung-gelembung uap pada interface
cairan dan padatan dari permukaan perpindahan panas. Pendidihan pada
tipe ini terjadi dalam sebuah ketel atau reboiler thermosifon yang
digunakan pada proses industri. Koefisien perpindahan panas pada tipe
ini lebih besar. Pendidhan film
terjadi ketika perubahan temperature sangat tinggi dan penguapan terjadi
secara berkesinambungan pada permukaan perpindahan panas. Koefisien
perpindahan panas meningkat seiring dengan meningkatnya perubahan
temperatur. Namun, nilai koefisien perpindahan panasnya lebih rendah
jika dibandingkan pendidihan nukleat.
2.1.2 Proses-proses evaporasi
Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang berlangsung :
1. Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di
1. Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di
permukaan tanah. Nilai ini tergantung dari tenaga yang
tersimpan.
2. Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang kenyang
dengan uap air dari interface ke uap (atmosfer bebas).
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi terjadinya evaporasi
1. Kelembaban udara (semakin lembab semakin kecil
penguapannya)
2. Tekanan udara
3. Kedalaman dan luas permukaan, semakin luas semakin besar penguapannya
4. Kualitas air, semakin banyak unsur kimia, biologi dan fisika, penguapan semakin kecil.
5. kecepatan angin
6. Topografi, semakin tinggi daerah semakin dingin dan penguapan semakin kecil
7. Sinar matahari
8. Temparatur
Ada beberapa konsep penting evaporasi, yaitu :
1. Transpirasi, yaitu proses hilangnya air dalam tumbuhan akibat penguapan melalui stomata daun.
2. Evapotranspirasi, yaitu penguapan yang terajdi pad permukaan air, tanah, maupun tumbuhan air pada suatu DAS.
3. Potential
evaporation, yaitu jumlah penguapan persatu-satuan luas dan waktu yang
terjadi pada keadaan atmosfer saat itu, apa bila tersedia cukup air.
4. Actual evaporation, yaitu jumlah penguapan persatu-satuan luas dan waktu yang benar-benar terjadi pada saat itu.
5. Potential
evapotranspiration, yaitu jumlah penguapan yang berasal dari tumbuhan,
tubuh air, permukaan tanah dalam keadaan jenuh pada kondisi iklim saat
itu (syarat air yang tersedia berlebihan).
6. Actual evapotranspiration, yaitu jumlah penguapan yang berasal dari tumbuhan,tubuh air, permukaan tanah dalam keada
3.1 Pengertian Radiasi
Radiasi
adalah pancaran energy melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk
panas, partikel atau gelombang elektromagnetik atau cahaya (foton) dari
sumber radiasi. Ada
beberapa sumber radiasi yang kita kenal disekitar kehidupan kita,
contohnya adalah televise, lampu penerang, alat pemanas makanan,
computer dan lain-lain.
3.1.2 Macam-macam jenis radiasi
BERDASARKAN SUMBERNYA DIKENAL DUA MACAM RADIASI, yaitu:
a. Radiasi Alam
a. Radiasi Alam
b. Radiasi Buatran.
Radiasi alam terbagi menjadi dua kelompok
a. Radiasi Kosmogenis;
b. Radiasi Primordial (Teresterial)
Ø Macam-macam jenis radiasi
Ø Radiasi
Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir
yang terjadi di matahari. Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan
gelombang elektromagnetik. Spektrum radiasi matahari sendiri terdiri
dari dua yaitu, sinar bergelombang pendek dan sinar bergelombang
panjang. Sinar yang termasuk gelombang pendek adalah sinar x, sinar
gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar gelombang panjang adalah
sinar infra merah. Jumlah total radiasi yang diterima di permukaan bumi
tergantung 4 (empat) faktor. 1.Jarak matahari. Setiap perubahan jarak
bumi dan matahari menimbulkan variasi terhadap penerimaan energi
matahari 2.Intensitas radiasi matahari yaitu besar kecilnya sudut datang
sinar matahari pada permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding
lurus dengan sudut besarnya sudut datang. Sinar dengan sudut datang yang
miring kurang memberikan energi pada permukaan bumi disebabkan karena
energinya tersebar pada permukaan yang luas dan juga karena sinar
tersebut harus menempuh lapisan atmosphir yang lebih jauh ketimbang jika
sinar dengan sudut datang yang tegak lurus. 3. Panjang hari (sun
duration), yaitu jarak dan lamanya antara matahari terbit dan matahari
terbenam. 4. Pengaruh atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer sebagian
akan diadsorbsi oleh gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali,
dipancarkan dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi.
Ø Radiasi
zat radio aktif adalah zat yang mengandung inti tidak stabil.
Radioaktif berasal dari kata RADIO dan RADIARE yaitu memancar, bersinar
dan aktif. Aktif sendiri adalah spontan dan dengan sendirinya. Zat
radioaktif dapat diartikan sebagai alat yang mempunyai kemampuan untuk
memancar dengan spontan.
Ø Radiasi sinar alfa mempunyai ukuran (volume) dan muatan
listrik positif yang besar yang tersusun atas dua proton dan dua
neutron, sehingga identik dengan inti atom Hellium. Daya ionisasi
partikel alpha sangat besar, kurang lebih 1oo kali dari ionisasi
partikel beta dan 10.000 kali daya ionisasi sinar-Gamma. Karena
mempunyai muatan listrik yng besar maka partikel alpha mudah di
pengaruhi oleh medan
listrik yang ada disekitarnya. Partikel alpha tidak mampu menembus
pori-pori kulit kita pada lapisan yang paling luar sekalipun karena
mempunyai ukuran yang besar.
Ø Radiasi
sinar gamma tidak mempunyai besaran volume dan muatan listrik sehingga
dikelompokkan kedalam gelombang elektromagnetik. Daya ionisasinya
didalam medium sangat kecil. Tidak terbelokkan oleh medan listrik yang ada disekitarnya, sehingga daya tembusnya sangat besar dibandingkan dengan daya tembus partikel alpha atau beta.
Ø Radiasi sinar neutron Termasuk
jenis radiasi dengan daya tembus besar. Dapat dideteksi di tempat
ketinggian. Radiasi neutron terjadi dalam reaktor nuklir, tapi dapat
dibuat pelindung terhadapnya misalnya dengan menggunakan air
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Evaporasi
secara umum dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu: (1) evaporasi
yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan (2)
evaporasi yang dimaknai dengan proses penguapan yang timbul akibat
diberikan uap panas (steam) dalam suatu peralatan.
Radiasi
adalah pancaran energy melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk
panas, partikel atau gelombang elektromagnetik atau cahaya (foton) dari
sumber radiasi. Ada
beberapa sumber radiasi yang kita kenal disekitar kehidupan kita,
contohnya adalah televise, lampu penerang, alat pemanas makanan,
computer dan lain-lain.
3.2 Saran
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mempraktekkan persalinan normal secara baik dan benar sesuai prosedur
DAFTAR PUSTAKA
sumber : http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/09/mengenal-radiasi.html
Hoesin,
Haslizen (1978), “Penelitian & Studi Energi Radiasi Matahari Yang
Menimpa Bangunan Dan Pengaruhnya Terhadap Pemakaian Energi Untuk
Penerangan Di Siang Hari Dalam Bangunan”. (Tugas Akhir). Departemen
Fisika Teknik. Istitut Teknologi Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar