BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsumsi
gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang
anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal
menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia
tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah
faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul
sebagai problema makan pada anak. Anak balita memang sudah bisa makan
apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi merekapun bisa menolak bila
makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Oleh karena itu
sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali
menghidangkan makanan yang memang menjadi kegemaran si anak. Intake gizi
yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang
optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula
pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang. Faktor
yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya
pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa
pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada
anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang
cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang
mengandung banyak gizi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Gizi
Gizi
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi
Tak
satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu
membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh
karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali
bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja.
Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang
penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam
sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu
makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik
kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur.
Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi
tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa
dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
Makanan
sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat
tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan
sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah
kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah
telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat
pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
2.1 Prinsip Gizi Bagi Balita
Semakin
terpenuhinya prinsip pemberian gizi maka semakin menunjang pertumbuhan
dan perkembangan balita.Misalnya: pemberian gizi yang baik akan
memperlihatkan dampak yang baik pada penampilan.
Penampilan
balita akan tampak segar tubuhnya,kesehatannya pun tampak dari kuatnya
daya tahan tubuh balita,dalam hal pertumbuhan balita akan tumbuh semakin
cepat,dan perkembangan daya pikirnya semakin baik.
2.3 Macam-macam Makanan Bagi Balita
1. Nasi tim ayam
2. Nasi tim hati tempe
3. Tim tahu lezat
4. Bubur Kentang Hati
5..Bubur Ayam Beras Merah
6.Nasi Tim Hati Ayam
7.Pepaya dengan pisang (1 Porsi )
2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan
1. Jenis-jenis makanan yang di berikan
2. Usia balita
3. Penyerapan tubuh terhadap makanan
4.. Kebersihan makanan
2.6 Menu Seimbang Bagi Balita
Makanan
memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak.
Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan
sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi
makanan. Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan
sebagai berikut :.
• Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
• Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah:
o Pagi hari waktu sarapan.
o Pagi hari waktu sarapan.
o Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.
o Pukul 12.00 pada waktu makan siang.
o Pukul 16.00 sebagai selingan
o Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
o Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun
Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh)
Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh)
• Pukul 06.00 : Susu
• Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
• Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
• Pukul 14.00 : Susu
• Pukul 16.00 : Makanan selingan
• Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
• Pukul 20.00 : Susu.
Makanan Selingan Balita
Pada
usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan
seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi
kualitas pada usia dewasa sampai lanjut. Gizi makanan sangat
mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat
tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan
keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan
sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun. Pemberian makanan balita
sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan
sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan
dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga.
Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang
sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu
menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak
akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di
sekelilingnya dalam keluarga. Makanan selingan tidak kalah pentingnya
yang diberikan pada jam di antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat
membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah
makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak
baik karena akan mengganggu nafsu makannya. Jenis makanan selingan yang
baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran,
tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan
lain-lain. Fungsi makanan selingan adalah :
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.
2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam).
3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.
Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah. Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu.
Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah. Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pemenuhan gizi balita dapat dilihat dari karakteristik anak itu sendiri.
2. Pemberian asupan zat makanan seperti zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sangat diperlukan bagi balita.
2. Pemberian asupan zat makanan seperti zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sangat diperlukan bagi balita.
3. Dan pengeluarannya asupan makanan harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik.
4. Menu makanan yang baik seperti 4 sehat 5 sempurna sangat mempengaruhi kesehatan dan kecerdasan bagi otaknya.
5. Faktor
yang mempengaruhi status nutrisi untuk balita yaitu serat makan dan
kemudahan dalam mencerna makanan dari sumber makanan yang ia makan,
vitamin serta pengaruh obat yang diminum dan faktor endokrin dan
emosional.
B. Saran
B. Saran
1.Pengetahuan ibu harus luas mengenai pemahaman tentang anak.
2.Sebaiknya seorang ibu harus bisa mengatur / memilah-milah makanan untuk balita.
3.Berikan anak makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna karena sangat baik untuk pertumbuhan anak.
4.Jangan lupa pemberian makanan yang sehat serta suplemen yang teratur untuk pertumbuhan dan kecerdasannya.
2.Sebaiknya seorang ibu harus bisa mengatur / memilah-milah makanan untuk balita.
3.Berikan anak makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna karena sangat baik untuk pertumbuhan anak.
4.Jangan lupa pemberian makanan yang sehat serta suplemen yang teratur untuk pertumbuhan dan kecerdasannya.
DAFTAR PUSTAKA
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92
Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92
Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9 September 2002 .
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang anak, Fakultas Kedokteran UI.
Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang anak, Fakultas Kedokteran UI.
Nasution, A.H., dkk. 1988. Gizi untuk Kebutuhan Fisiologis Khusus. Terjemahan. PT Gramedia. Jakarta.
Almasyhuri . 1998 . Survey Tingkat Prevalensi Anemia pada Ibu Hamil . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 21 : 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar