Sabtu, 26 November 2011

PARTUS SPONTAN

 

 PARTUS SPONTAN

LAPORAN PENDAHULUAN
PARTUS SPONTAN

A.KONSEP DASAR
1.Pengertian
Persalinan ( partus spontan ) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang lebih 24 jam melalui jalan lahir.
Persalinan dibagi dalam 4 kala :
Kala I :Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase : Fase Laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama Fase aktif.
Kala II :Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
Kala III:Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
Kala IV :Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.

2.Penyebab
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti/jelas. Terdapat beberapa teori antara lain : (Rustam Muchtar, 1998).
1)Penurunan kadar progesteron :
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya Estrogen meninggikan kerentanan otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar Progesteron dan Estrogen di da;lam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar Progesteron menurun sehingga timbul his.
2)Teori oxytocin :
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
3)Keregangan otot-otot :
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
4)Pengaruh janin :
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5)Teori Prostaglandin :
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.
Hasil dari percobaab menunjukkan bahwa Prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan secara intra vena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dengan adanya kadar Prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamilsebelum melahirkan atau selama persalinan.

3.Mekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan adalah proses keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar pada saat persalinan.
Gerakan utama pada Mekanisme Persalinan :

(1)Engagement
Diameter biparietal melewati PAP
Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan
Multipara terjadi permulaan persalinan
Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP-Flexi Ringan.
(2)Descent (Turunnya Kepala)
Turunnya presentasi pada inlet
Disebabkan oleh 4 hal :
Tekanan cairan ketuban
Tekanan langsung oleh fundus uteri
Kontraksi diafragma dan otot perut (kala II)
Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus.
Synclitismus dan Asynclitismus
Synclitismus
Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat antara symplusis dan promotorium.
Os Parietal depan dan belakang sama tinggi.
Asynclitismus
Jika Sutura sagitalis agak ke depan mendekati symplusis atau agak kebelakang mendekati promotorium.
Asynclitismus Posterior
Sutura sagitalis mendekati simplusis, Os parietal belakang lebih rendah dari Os parietal depan.
Asynclitismus Anterior
Sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga Os parietal depan > Os parietal belakang.

(3)Flexion
Majunya kepala  mendapat tekanan dari servix, dinding panggul atau dasar panggul  Flexi (dagu lebih mendekati dada).
Keuntungan : Ukuran kepala yang melalui jalan lahir lebih kecil
(D. SOB = 9,5 cm)  Outlet.

(4)Internal Rotation
Bagian terendah memutar ke depan ke bawah symphisis
Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
(Bidang tengah dan PBP)
Terjadinya bersama dengan majunya kepala
Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar panggul.

(5)Extension
Defleksi kepala
Karena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas
Dua kekuatan kepala
Mendesak ke bawah
Tahanan dasar panggul menolak ke atas
Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis sebagai Hypomoclion  lahir lewat perinium = occiput, muka dagu.

(6)External Rotation
Setelah kepala lahir  kepala memutar kembali ke arah panggul anak untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam
Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP.


(7)Expulsi
Bahu depan di bawah symphisis  sebagai Hypomoklion  lahir  bahu belakang, bahu depan  badan seluruhnya.


A.KONSEP
B.Diagnosa Keperawatan
B.Kala ASUHAN KEPERAWATAN
a.Kala I (Sharon J Reeder Et all, 1987: 476).
(1)Perubahan perfusi jaringan : peredaran darah ke plasenta, secundair terhadap posisi ibu selama proses persalinan.
(2)Defisit volume cairan berhubungan dengan penurunan intake cairan.
(3)Perubahan membran mukosa berhubungan dengan pernafasan mulut.
(4)Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan pembatasan intake selama proses persalinan.
(5)Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan kontraksi uterus .
(6)Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilitas selama proses persalinan.
(7)Perubahan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses persalinan.
(8)Inefektif koping individu berhubungan dengan ketidak mampuan relaksasi atau bernafas dengan benar.
(9)Defisit pengetahuan berhubungan dengan perubahan peran.
(10)Inefektif koping individu / keluraga berhubungan dengan masuk rumah sakit selama proses persalinan.
(11)Inefektif koping keluarga berhubungan dengan nyeri yang dirasakan klien.


b.Kala II (Sharon J Reeder Et all, 1987: 478).
(1)Inefektif koping individu berhubungan dengan proses fisik selama proses persalianan.
(2)Takut berhubungan dengan lingkungan baru.
(3)Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus.

c.Kala III dan IV. (Sharon J Reeder Et all, 1987: 494).
(1)Nyeri berhubungan dengan involusi uterus , episiotomi.
(2)Resiko infeksi (Vagina, perinium) berhubungan dengan infeksi scundair bakteri sampai proses persalinan, persalinan dan episiotomi.
(3)Perubahan pola istirahat tidur, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
(4)Perubahan peran berhubungan dengan kurangnya pengalaman, kurangnya model peran.

Daftar pustaka

Bagian Obstetri & Ginekologi,FK.Unpad. 1993. Obstetri. Elstar. Bandung.

Carpenito,Lynda Juall. 2001 Buku Saku Diagnosa Keperawatan. ed.8.EGC. Jakarta

Prawiro Harjo. 1995. Bedah Kebidanan. Bina Pustaka. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar