Jumat, 18 November 2011

MALALAH FISIOLOGI PAYUDARA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa wanita dewasa dan remaja di dalam amsyarakat modern kita memandang payudara lebih merupakan simbol seks daripada sebagai organ fungsional. Payudara dinilai sebagai alat untuk menarik pasangan pria, tetapi fungsi payudara yang dimaksudkan untuk memberikan nutrien kepada bayi jarang dimasukkan ke dalam pikiran mereka. Hal ini bukan merupakan cara kita untuk memberikan bimbingan dan pelajaran kepada mereka.
Walaupun demikian, para wanita yang lain yang mengetahui fungsi payudara merasa takut, jika pemberian air susu ibu telah mantap dan berlangsung dalam waktu beberapa bulan, bentuk dan kesintalan payudara mereka juga akan terpengaruh sedemikian rupa sehingga daya tarik seksual mereka akan hilang.
Dalam hal yang sama, ada beberapa suami yang menyatakan bahwa mereka tidak ingin istri mereka memberikan air susu ibu kepada bayi mereka. Kekaguman pada bentuk payudara istri dan kemungkinan rasa cemburu pada bayinya mengenai payudara ini merupakan dua alasan yang sering dikemukakan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan amkalah ini adalah :
- Untuk mengetahui anatomi payudara
- Untuk mengetahui struktur makroskopis dan mikroskopis payudara
- Untuk mengetahui proses dan tahapan perkembangan payudara
- Untuk mengetahui kandungan dan fungsi kolostrum
1
1.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
- Memberi informasi mengenai anatomi dan fisiologi payudara
- Memberi informasi mengenai pentingnya pemberian kolostrum dan ASI eksklusif bagi imonologi bayi
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Anatomi Payudara Payudara wanita disebut juga Galandula mammaria adalah alat reproduksi tambahan. Setiap payudara terletak pada sisi sternum dan meluas setinggi antara costanta kedua dan keenam. Berada pada facia superficialis pada rongga dada di atas musculus pectoralis mayor dan dibuat seimbang oleh ligamentum suspensorium. Masing – masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola yang memiliki ekor ( cauda ) dan jarak yang meluas ke ketiak ( axilla ) disebut axiallis spence. Berbeda – beda untuk ukuran individu , tergantung pada stadium umur dan perkembangan , tidak jarang salah satu payudara lebih besar daripada payudara yang lain.
2.2 Struktur Makroskopis
Cauda axillaris adalah jaringan payudara yang meluas ke arah axilla. Aerola adalah daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar mengelilingi putting susu dan mengalami pigmentasi. Diameter 2,5 cm ( tregantung dari setiap wanita). Aerola disusun oleh urat otot yang lembut dan merupakan sebuah jaringan yang tebal berupa urat saraf berada diujungnya. Berwarna merah muda pada wanita yang berkulit cerah, lebih gelap pada wanita yang berkulit coklat sampai hitam dan gelap selama masa kehamilan dan menyusui.
Pada daerah aerola terdapat beberapa minyak yang dihasilkan oleh kelenjar montgomery. Kelenjar ini dapat berbentuk gelombang – gelombang naik dan sensitif terhadap siklus mentruasi seorang wanita. Kelenjar ini bekerja untuk melindungi dan meminyaki putting susu selama menyusui. Di daerah erola terletak kira – kira 20 glandula sebacea. Pada kehamilan aerola akan mebesar dan disebut tuberculum montgomery.
3
Papila mammae treletak di pusat aerola mammae setinggi iga ke-4. papila mammae berapa tonjolan dengan panjang 6 mm, tersusun atas jaringan Erektil berpigmen dan sangat peka. Permukaannya berlubang – lubang berupa ostium papillare kecil – kecil yang merupakan muara dari ductus lactifer. Ductuc lactifer ini dilapisi oleh sel apitel.
2.3 Struktur Mikroskopis
Setiap payudara terdiri dari 15 – 20 lobus dari jaringan kelenjar. Jumalh lobus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap lobus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli atau acini. Kelenjar ini bersama – sama membentuk sebuah gumpalan, mirip buah anggur yang merambat atau jeruk yang dibelah. Setiap lobus terdiri dari :
1. Alveoli ( alveolus dan acinus singular )
Menghasilkan susu dan substansi lainnya selama menyusui. Setiap alveolus dilapisi oleh sel – sel yang mensekresi air susu, disebut acini yang mengekstraksi faktor – faktor dari darah yang penting untuk pembentukan air susu. Alveolus dikelilingi oleh sel – sel mluepitel yang kadang – kadang disebut sel keranjang ( basket cell ) atau sel laba – laba ( spider cell ). Apabiola sel – sel ini dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga akan mengalirkan air susu ke dalam ductus lactifer.
2. Tubulus Lactifer
Adalah saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli
3. Ductus Lactifer
Adalah saluran sentral yang merupakan muara bebrapa tubulus lactifer
4. Ampulla
Adalah bagian dari ductus lactifer, berada di bawah putting susu, meruapkan pembuluh laktiferous yang agak membesar sampai membentuk penyimpanan kecil yang disebut lubang – lubang lactiferous ( lactiferous sinuses ). Sebagai hasilnya terdapat 15 – 20 saluran putting susu. Setiap lubamng berdiameter 2-4 mm ( 0,08 – 0,16 inci ).
4
5. Lemak
Lemak dan jaringan penghubung mengelilingi bola – bola jaringan kelenjar. Sejumlah lemak bergantung pada banayknya faktor termasuk usia, persentase lemak tubuh dan keturunan.
6. Sendi tulang cooper
Menghubungkan dinding dada pada kulit payudara, memberikan bentuk pada payudara dan keelastisannya.
7. Veskularisasi
Suplai darah ke payudara berasal dari arteria mammaria interna dan eksterna serta arteria – areria intercostalis superior. Drainase vena melalui pembuluh – pembuluh yang sesuai dan akan masuk ke dalam vena mammaria interna dan vena exelleris.
8. Drainase Limfatik
Drainase limfatik terutama ke dalam keliling axiliaris dan sebagian akan dialirkan ke dalam fissura portoe hapar dan keliling mediastinum. Pembuluh limfatik dari masing – masing payudara berhubungan satu sama lain.
9. Persarefan
Fungsi payudara terutama dikendalikan dari aktifitas hormon, tetapi kulitnya dipersarafi oleh cabang – cabang nervus thorocalis. Juga terdapat sejumlah saraf simpatis terutama di sekitar aerola dan papila mammae,
2.4 Tahap Perkembangan Payudara
a. Kehidupan Intrauteri
Dimulai dari minggu keempat , muncul crista mammaria atau rigi susu pada bagian ventral fetus yang meluas antara lengan dan tunas anggota badan. Dua minggu kemudian tumbuh 20 tunas susu berkembang samapi akhir kehamialn tunas – tunas tersebut mengalami kunalisasi yaitu ductus lactifer dan sel – sel mioepitel yang kemudian mebentuk sel – sel sekretorik susu primitif ( alveoli / acini ). Ujung dari ductus lactifer yang mebuka akan mebentuk papila mammae. Aerola mamae muncul sebagai proliferasi mesoderrm sampai cukup umur.
5
b. Saat lahir
Karena kerja hormon ibu yang beredar di dalam darah bayi, amka kadang – kadang jaringan payudara membesar selama beberapa hari pertama kelahiran dapat terjadi apad bayi laki – laki dan perempuan serta sering disertai dengan pengeluaran air susu ( witcher milk ). Keadaan ini akan menghilang saat hormon ibu menghilang dan kadar hormon bayi itu sendiri telah mencapai kadar yang sesuai.
c. Masa Pubertas
Dengan peningakatan kadar hormon wanita saat pubertas akan terjadi perkembangan payudara lebih lanjut dan biasanya mendahului saat datangnya mentruasi ( 2 tahun sebelumnya ). Peningkatan kadar estrogen memacu pertumbuhan pembuluh lactifer dan papila serianerola mammae akan menjadi lebih nyata. Peningkatan kadar progesteron akan memacu proliferasi alveoli. Jumlah jaringan lemak dan fibrosa akan meningkat , jaringan lemajk terutama yang membuat payudara bertambah besar.
d. Masa Subur
Sebagian wanita akan mengeluh karena adanya perubahan pada payudara, perunahan ini disebabkan karena adanya progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum, hal ini akan menghilang dengan mulainya mentruasi dan menurunnya kadar progesteron.
e. Kehamilan
Perubahan payudara merupakan awal kehamialn dan terjadi sebagai respon terhadap estrogen, kemudian terhadap progesteron dari corpus luteum, kemudian terhadap rangsangan hormon – hormon dari plasenta yang sedang berkembang. Rangsangan dari estrogen menyebabkan perkembangan papilla dan aerola mammae lebih lanjut, dan pertumbuhan tubuli dan ductus lactifer. Pada wanita yang tidak menyusui alveoli padat dan berisi jaringan granulasi pada kehamilan hormon progesteron memepengaruhi alveoli untuk berproliferasi dalam persiapanya untuk mengahsilka air susu, kemudian diikuti dengan pembesarannhya dan penggandaan alveoli lebih lanjut.
6
f. Minggu Keenam sampai dengan Minggu Kedelapan Kehamilan
Jaringan lunak payudara terasa berbenjol ( noduler ) pada perabaan. Terdapat sensasi penuh, nyeri tekan dan kesemutan karena terjadi peningkatan suplai darah vena subkutan menjadi lebih tampak nyata.
g. Minggu Ke- 12
Pigmentasi pada pailla dan aerola mamae menjadi lebih nyata, glandula sebacea ( yang terletak di dalam aerola ) membesar dan mensekresi sebum dan bahan seperti minyak yang vberguna untuk melumasi papilla mammae. Kelenjar – kelenjar ini disebut tuberculum montgomery. Pada multigravida yang telah mantap menyusui pada masa sebelumnya kolostrum akan mulai keluar, sedang pada primigravida kolostrum keluar pada akhir kehamilan. Warnanya jernih seperti air.
h. Setelah 16 Minggu
Akan timbul bercak – bercak di sekitar aerola mammae dan dikenal sebagai aerola skunder. Hal ini akan hilang setelah bayi lahir. Kolostrum sejati tampak setelah minggu ke – 16 warnanya kuning dan konsistensi yang lebih menyerupai krim.
i. Masa Post Partum
Glandulamammae dapat dipandang sebagai organ yang berfungsi penuh apabila telah mampu melakukan laktasi ( menyusui bayi ) dan dapat mepertahankan laktasi tersebut. Jaringan granular pada pusat alveoli, yang telah mengalami degenerasi lemak. Sekarang dikeluarkan sebagai corpusculum coloctrum.
j. Payudara Matang Setelah Usia 40 Tahun
Pada usia sekiatr 40 sampai 60 tahun, payudaranya tumbuh semakin besar dan jaringan ikat kelenjar pada payudara makin mengendor atau berkurang, sehingga payudara makin menggantung di depan dada. Biasanya pada saat ini payudara tidak lagi perlu memenuhi fungsinya semula yaitu menyusui bayi. Maka, bagian aktif dari jaringan payudara kelenjar susu dan struktur yang berhubungan menjadi lebih kecil karena tidak terpakai. Wanita yang berusia
7
sekitar 40 sampai 50 tahun cenderung bertambah berat badannya. Sesudah menopose, saluran dan alveoli mengecil dan jaringan lemak menghilang. Sehingga payudara menjadi kecil, berkeriput dan menggantung. Ini berarti ada juga pertambahan kadar lemak pada jaringan payudara dan juga di bagian lain dari tubuh.
2.5 Kolostrum
1. Kolostrum diseleksi selama kehamilan dan tampak lebih awal pada ibu yang payudaranya telah berfungsi secara penuh sebelumnya
2. Pada saat pemulaan produksi kolostrum, berupa cairan jernih seperti krim air, kemudian warnanya kuning dan konsistensi yang lebih menyerupai krim pada akhir kehamilan. Setelah kelahiran bayi warnanya lebih pucat dan konsistensi lebih encer. Kolostrum ini mirip fase peralihan karena akan berkembang menjadi air susu dalam waktu 10 – 14 hari.
Susunan sampel harian rata - rata kolostrum mengandung protein 8,5 %, garam mineral 0,4 %, lemak 5 %, air 85,1 %, karbohidrat 3,5 %, leukosit carpusculum colostrum , sisa – sisa epitel yang mati, vitamin A, B, C, D, E, K dalam jumlah yang sangat sedikit, nilai kalori 80 kilo joule per 30 ml. Fungsi kolostrum diantaranya :
- Mempersiapkan sistem sekrotik payudara untuk produksi air susu
- Dapat mebersihkan mekoneum dari usus bayi
- Bersifat nutritif ( mepunyai nilai gizi yang tinggi ) dan bersifat produktif
(untuk perlindungan terhadap infeksi ). Gizi yang terkandung dalam kolostrum yaitu protein dengan proporsi yang tinggi, sangat bergizi dan meberikan semua yang dibutuhkan oleh bayi.mskipun bayi mendapatkan melalui plasenta proteksi dari penyakit yang berasal dari ibunya, tetapi antibodi E. Coli tidak dapat menembus barier plasenta dan karenanya bayi rentan terhadap penyakit sewperti gastroentritis.
8
Kolostrum mengandung banyak faktor yang mmebantu untuk mencegah infeksi neonatal .
1. Imunoglobulin
Fraksi protein dari kolostrum mengandung antibodi yang serupa dengan antibodi yang terdapat di dalam darah ibu dan yang melindungi terhadap penyakit karena bakteri dan virus yang diderita ibu atau yang telah meberikan imunitas pada ibu. Imonoglobulin ini bekerja setempat ( lokal ) dalam saluran usus dan dapat juga diserap melewati dinding usus dan dengan demikian mencegah penyerapan protein yang makin menyebabkan reaksi alergi.
2. Laktoferin
Merupakan protein yang mepunyai afinitas yang tinggi terhadap zat besi. Bersama dengan IA, laktoferin mengambil zat besi yang diperlukan untuk perkembangan kuman E. Coli, stafilokokus dan ragi. Kadar laktoferin yang paling tinggi dalam kolostrum adalah pada 7 hari pertama postpartum. Kandungan zat besi yang rendah pada kolostrum ibu akan mencegah perkembangan kuman – kuman patogen. Laktoferin terdapat di dalam air susu sapi, tetapi laktoferin akan rusak pada proses pasteurisasi. Laktiferin tidak terdapat pada makanan buatan.
3. Lisosom
Bersama dengan IgA mempunyai antiobakteri dan juga menghambat pertumbuhan berbagai macam virus. Kadar lisosom di dalam kolostrum dan ASI jauh lebih besar dibanding kadarnay dalam susu sapi.
4. Faktor Antitripsin
Enzim tripsin berada di dalam saluran usus dan fungsinya adalah untuk memecah protein. Adanya faktor antitripsin di dalam kolostrum dan ASI akan menghambat kerja tripsin, sehingga akan menyebabkan imunoglobin pelindung tidak akan dipecah oleh tripsin.
9
5. Faktor Bifidus
Laktobasilus ada di dalam usus bayi akan menghasilkan berbagai asam yang mencegah pertumbuhan kuman patogen, misalnya basil disentri E . Coli dan ragi misalnya candida albican yang menyebabkan sariawan. Untuk pertumbuhannya lactobacilus membutuhkan gula yang mengandung nitrogen yaitu faktor bifidus. Faktor bifidus ini banyak terdapat di kolostrum dan ASI tidak terdapat di dalam air susu sapi. Pentinng bahwa makanan pertama bayi adalah kolosrtrum karena laktobasillus dihambat oleh air susu sapi. Faktor – faktor pelindung ini semua terdapat di dalam ASI yang matur dan di dalam kolostrum. Kadar faktor ini berubah sel masa laktasi bayi mulai membentuk sistem imunologisnya sendiri. Perlu diketahui :
- Pemberian kolostrum secara awal dan pemberian ASI yang terus – menerus, paling tidak ASI eksklusif selama 6 bulan. Karena ASI mwrupakan pelindung terbaik yang dapat diberikan kepada bayi terhadap penyakit.
- Hanay dengan meminum air susu sapi dapat menyebabkan kerusakan faktor – faktor pelindung alami minum air susu sapi dapat memberikan efek yang merugikan terhadap flora usus selama 3 hari.

BAB III PENUTUP 
3.1 Kesimpulan Dari apa yang telah kami uraikan sebelumnya dalam makalah ini dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu bahwa payudara ( Glandula mammae ) merupakan alat refroduksi tambahan bagi wanita yang memiliki peran penting dalam siklus kehidupan wanita dilihat dari fungsinya, dimana disinilah dihasilkan kolostrum ASI yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.Payudara memiliki struktur makroskopis dan mikroskopis dengan bagian – bagian di dalamnya yang memiliki peran dan fungsi masing – masing. Perkembangan payudara melalui tahapan – tahapan tertentu di mulai dari kehidupan intrauteri, saat lahir, masa pubertas ( remaja ), masa subur, masa kehamilan dan post partum dan berakhir setelah usia 40 tahun yang disebut sebagai payudara matang dimana sudah tidak aktif lagi ikat kelenjarnya mulai mengendor atau berkurang. Payudara akut pada usia 20 – 40 tahun yaitu payudara usia produktif seorang wanita, dari payudara ini dihasilkan kolostrum dan ASI yang membantu mencegah infeksi neonatal dengan faktor – faktor sebagai berikut :
- Imunoglobulin
- Laktofenin
- Lisosom
- Faktor Antitripsin
- Faktor Bifidus.
11
DAFTAR PUSTAKA Sastrawinata, Prof. Sulaiman (1983). Obstetri Fisiologi. Penerbit : Percetakan/Penerbitan ELEMAN. Bandung. Syaifudin, Drs. H. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Wiknjosastro, Prof. dr. Hanifa (2007). Ilmu Kebidanan. Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar