LANDASAN TEORI
BAYI BARU LAHIR DENGAN CAIRAN MEKONIUM
DI MULUT DAN HIDUNG
A. Pengertian
1.
Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang berumur
0-28 hari bayi baru lahir dapat dibagi menjadi dua :
a.
Bayi normal (sehat) yang memerlukan perawatan biasa.
b.
Bayi gawat (high risk baby) yang memerlukan
penanggulangan khusus seperti adanya asfeksia dan pendarahan.
2.
Mekonium adalah tinja pertama bayi matur baru lahir,
yang lengket dan berwarna hijau tua. Jika janin tidak mendapat cukup O2
selama kehamilan dan persalinan, janin akan mengeluarkan meconium keluarnya
mekonium dari vagina ibu merupakan pertanda bahwa cairan ketuban dan berwarna
kekuningan atau hijau muda. (modul 10 : BBL : 1994).
B. Penyebab Janin Mengeluarkan Mekonium
Sebelum Persalinan
Tidak selalu jelas mengapa mekonium dikeluarkan sebelum persalinan,
kadang-kadang hal ini terkait dengan kurangnya pasokan O2 (hipaksia).
Hipoksia akan meningkatkan peristaltik usus dan relaksasi sfingter ani sehingga
isi rektum (mekonium) di ekskresikan. Bayi-bayi dengan resiko tinggi bawat
janin (misal : kecil untuk masa kehamilan / KMK atau hamil lewat waktu)
ternyata air ketubannya lebih banyak tercampur oleh mekonium (warna kehijauan)
dibandingkan dengan air ketuban pada kehamilan normal (APN 2007).
C. Sindrom Aspirasi Mekonium
Hal ini terjadi bila cairan amnium yang mengandung mekonium terintalasi
oleh bayi. Aspirasi mekonium menyebabkan kerusakan fisik jalan udara dan
menghalangi pertukaran udara. Mekonium membantu pertumbuhan patogen yang
mematikan dalam jalan respirasi, karena mekonium merupakan medium yang baik.
Bagi pertumbuhan bakteri. Banyaknya mekonium juga mengandung enzim yang bisa
merusak sel epitel disaluran nafas bawah.
Bila tidak segera dibersihkan / dihisap dengan baik, maka saat bayi aktif
bernafas setelah lahir, mekonium itu akan tersedot masuk ke jaringan paru, dan
bayipun mengalami sesak nafas. (Tizzi Daffa. Multipl.com).
RESUSITASI BAYI BARUL LAHIR
A. Penilaian
Sebelum bayi lahir, sesudah ketuban pecah
a.
Apakah air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
pada presentasi kepala.
Segera setelah bayi lahir
- Apakah bayi menangis, bernafas spontan dan teratur, bernafas megap-megap atau tidak bernafas
- Apakah bayi lemas atau tungkai
B. Keputusan
Putusan perlu dilakukan tindakan resustasi apabila :
a.
Air ketuban bercampur mekonium
b.
Bayi tidak bernafas atau megap-megap
c.
Bayi cemas atau tungkai
C. Tindakan
Segera lakukan tindakan apabila :
a.
Bayi tidak bernafas atau megap-megap atau lemas, lakukan
langkah-langkah resustasi BBL
1. Persiapan Resustasi BBL
Di dalam setiap persalinan penolong harus selalu siap melakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan
kehilangan waktu yang sangat berharga bagi upaya pertolongan. Walaupun hanya
beberapa menit tidak bernafas, bayi baru lahir dapat mengalami kenaikan otak.
a.
Persiapan keluarga
Sebelum
menolong persalinan, bicarakan dengan keluarga mengenai kemungkinan-kemungkinan
yang dapat pada ibu dan bayinya.
b.
Persiapan tempat resusitasi
Persiapan
yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi gunakan ruangan
yang hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata keras, bersih dan
kering, misalnya meja, dipan atau di atas lantai beralas tikar kondisi yang
rata diperlukan untuk mengatur posisi kepala bayi tempat resusitasi sebaiknya
didekat sumber pemanas (misal : lampu surat) dan tidak banyak tiupan angin
(jendela atau pintu yang terbuka biasanya digunakan lampu surat atau bahkan
berdaya 60 watt atau lampu gas minyak bumi (petromax, nyalakan lampu menjelang
kelahiran bayi
c.
Persiapan alat
Sebelum
menolong persalinan, selain peralatan persalinan, siapkan juga alat-alat
resusitasi dalam keadaan siap pakan, yaitu :
-
2 helai kain / handuk
-
Bahan ganjal bahu bayi, berupa kain, kaos, selendang,
handuk kecil/bantul kecil
-
Alat penghisap lendir delle atau bulu karet
-
Tabung dan sungkap atau balon atau sungkup neonatal
-
Kotak alat resusitasi
-
Jam atau pencatat waktu.
2. Langkah-langkah Resusitasi BBL
a.
Langkah awal
Sambil
melakukan langkah awal
Beritahu
ibu dan keluarganya bahwa bayinya memerlukan bantuan untuk memulai bernafas dan
minta keluarga mendampingi ibu.
Langkah
awal perlu dilakukan secara cepat (dalam waktu 30 detik) secara umum 6 langkah
awal dibawah ini cakup untuk merangsang bayi baru lahir.
b.
Jaga bayi tetap hangat
-
Alat pemancar panas telah diaktifkan sebelumnya
sehingga tempat meletakkan bayi hanya.
-
Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu
atau dekat perineum dan selimuti bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat.
-
Pindahkan bayi keatas kain ke tempat resusitasi di
bawah alat pemancar panas tubuh dan kepala bayi dikeringkan dengan menggunakan
handuk dan selimut hangat (apabila diperlukan penghisapan mekonium, dianjurkan
menunda pengeringan tubuh yaitu setelah mekonium dihisap dari trakea).
c.
Atur posisi bayi
-
Baringkan bayi terlentang di alas yang di atas dengan
kepala didekat penolong
-
Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi, sehingga bahu
terangkat ¾ sampai 1 inci (2-3 cm).
d.
Isap Lendir / Bersihkan jalan nafas
-
Kepala bayi dimirngkan agar cairan berkumpul di mulut
dan tidak difaring bagian belakang.
-
Mulut dibersihkan terlebih dahulu dengan maksud.
·
Cairan tidak teraspirasi
Hisapan pada hidung akan menimbulkan pernafasan megap-megap
-
Apabila mekonium kental dan bayi mengalami depresi
harus dilakukan penghisapan dari trakea dengan menggunakan pipa endotrakea
(pipa et)
e.
Keringkan dan rangsang bayi
-
Keringkan bayi mulai dari mulut kepala dan bagian tubuh
lainnya dengan sedikit tekanan rangsangan ini dapat memulai pernafasan bayi
atau pernafasan lebih baik.
-
Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara di bawah
ini :
·
Menepuk atau menyentil telapak kaki
·
Menggosok punggung, perut, dada, atau tungkai
bayi dengan telapak tangan.
f.
Atur kembali posisi kepala dan selimuti bayi
-
Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan
kering yang baru
-
Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi
bagian muka dan dada agar pemantauan pernafasan bayi dapat diteruskan
-
Atur kembali posisi terbalik kepala bayi sedikit
ekstensi
g.
Lakukan penilaian bayi.
-
Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal,
megap-megap atau tidak bernafas
·
Letakkan bayi diatas dada ibu dan selimuti
keduanya untuk menjaga kehangatan tubuh bayi melalui persentuhan kulit ibu-bayi.
·
Anjurkan ibu untuk menyusukan bayi sambil
membelainya
-
Bila bayi tidak bernafas atau megap-megap segera
lakukan tindakan ventilasi.
Ventilasi adalah bagian dari tindakan resusitasi untuk memasukkan
sejumlah udara ke dalam paru-paru dengan tekanan positif yang memadai untuk
membuka, alveoli paru agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur.
- Pasang Sungkup
Pasang
sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi
- Ventilasi percobaan (2 x)
a.
Lakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm air.
Tiupan awal ini sangat penting untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa
memulai bernafas dan sekaligus menguji apakah jalan nafas terbuka dan bebas.
b.
Lihat apakah dada bayi mengembang
Bila
tidak mengembang maka :
-
Periksa posisi kepla, pastikan posisinya sudah benar
-
Perksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi
kebocoran
-
Periksa ulang apakah jalan napas tersumbat cairan atau
lendir (isap kembali)
- Ventilasi Definitif (20 kali dalam 30 detik)
a.
Lakukan tiupan dengan tekanan 20 cm air,m 20 kali dalam
30 detik.
b.
Pastikan udara masuk (dada mengembang) dalam 30 detik
tindakan.
- Lakukan penilaian
a.
Bila bayi sudah bernapas normal, hentikan ventilasi dan
pantau bayi, bayi diberikan asuhan pasca resusitasi
b.
Bila bayi belum bernapas atau megap-megap, lanjutkan
ventilasi
-
Lakukan ventilasi dengan tekanan 20 cm air, 20x untuk
30 detik berikutnya
-
Evaluasi hasil ventlasi setiap 30 detik
-
Lakukan penilaina bayi apakah bernafas, tidak bernafas
atau megak-megap. Bila bayi sudah mulai bernapas normal, hentikan ventlasi dan
pantau bayi dengna seksama, berikan asuhan pasca resusitasi.
Bila bayi tidak bernapas atau megap-megap, teruskan ventilasi dengan
tekanan 20 cm air, 20 x untuk 30 detik berikutnya dan nailai haslnya setiap 30
detik.
c.
Siapkan rujukan bila bayi belum bernapas normal sesudah
2 menit di ventilasi
-
Minta keluarga membantu persiapan rujukan
-
Teruskan resusitasi sementara persiapan rujuakn
dilakukan
d.
Bila bayi tidak dirujuk
-
Lanjutkan ventilasi sampai 20 menit
-
Pertimbangkan untuk menghentikan tindakan resusitasi
jika setelah 20 menit, upaya ventilasi tidak berhasil.
Bayi
yang tidak bernapas normal setelah 20 menit diresusitasi akan mengalami
kerusakan otak. Sehingga akan menderita kecacatan yang berat/meninggal.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN
CAIRAN MEKONIUM DI MULUT DAN HIDUNG
TERHADAP
NY. A DI BPS KASIH BUNDA PUBIAN LAMPUNG
TENGAH
TAHUN 2007
I.
PENGUKURAN
DATA DASAR
A. Identitas
Nama : Bayi Ny. A
Tgl. Lahir : 26 – 1 – 2007
Anak Ke : 2 (dua)
Nama Ibu : Ny. A Nama
Ayah : Tn. D
Umur :
28 tahun Umur : 30 tahun
Agama :
Islam Agama : Islam
Suku :
Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan
: S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan
: PNS
Alamat :
Jl. Mawar No. 2 Rt. 04/Rw. 03 Pubian Lampung Tengah
B. Keluhan Utama
Bayi Ny. A Lahir spontan pervaginam, bayi lahir
tidak menangis spontan karena adanya cairan mekonium di mulut dan hidung bagian
ekstremitas bayi berwarna biru, tubuh teraba dingin dan pernapasan tidak
teratur.
C. Riwayat Persalinan
Kala I :
8 jam 30 menit
Kala II :
30 menit
Kala III :
8 menit
Kala IV :
2 jam
Jumlah Perdarahan
Kala I :
blood slym
Kala II :
100 cc
Kala III :
100 cc
Kala IV :
100 cc
Jumlah 350 cc
Keadaan air ketuban : kehijauan, bercampur mekonium waktu pecahnya
ketuban pukul 02.00 WIB
Jenis persalinan :
spontan pervaginam
Lilitan tali pusat :
tidak ada
Episiotomi :
tidak ada
Tempat persalinan :
BPS Kasih Bunda
D. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
1.
Tanda vital
Temp : 35,4 0C
Pols : 88 x/mnt
RR : 26 x/mnt
BB : 3000 grm
PB : 43 cm
2.
APGAR SCORE
Menit 1 A :
1 Menit V A :
1
P : 1 P : 2
G : 1 G : 1
A : 1 A : 1
R : 1 R : 2
5 7
3.
Kepala
UUB :
tidak ada kelainan
UUK :
tidak ada kelainan
Molage :
tidak ada
Bentuk kepala :
bundar
Keadaan kepala :
kotor oleh darah dan lendir
Keadaan muka :
pucat
4.
Mata
Bentuk mata :
simetris kanan / kiri
Strabismus :
tidak ada
Pupil mata :
reflek terhadap cahaya mengecil
Sklera :
tidak ikterik
Konjungtiva :
pucat
Keadaan :
bersih
Bulu mata :
ada
5.
Hidung
Bentuk hidung : simetris kanan / kiri
Lubang hidung : ada
Pernapasan cuping hidung : ada
Keadaan : kotor, terhadap cairan bercampur mekonium
6.
Mulut
Bentuk : sitetris tidak ada kelainan
Palatum : normal tidak
ada sumbing
Gusi :
normal
Reflek hisap : belum ada
Bibir : normal
Warna biru : biru
Keadaan : terdapat sekret
bercampur mekonium
7.
Telinga
Posisi :
simetris kanan / kiri
Keadaan :
memanjang normal tanpa kelainan
Lubang telinga :
ada
8.
Leher
Pembesaran kelenjar vena : tidak ada
Pergerakan leher :
normal
9.
Dada
Posisi :
simetris
Mamae :
ada
Suara nafas :
terdengar ronchi
Bunyi jantung :
tidak terdengar murmur
Keadaan :
retraksi (perlekukan dada)
10. Perut
Bentuk :
bundar
Pembesaran abnormal : tidak ada
11. Punggung
dan bokong
Bentuk :
simetris
Lubang anus :
ada
Warna kulit bokong : pucat agak kemerahan
12. Ekstremitas
Jari tangan : lengkap tanpa cacat
Jari kaki :
lengkap tanpa cacat
Posisi dan bentuk : simetris tanpa cacat
Pergerakan :
ada
Keadaan kulit :
keriput
Warna kulit :
biru
13. Genetalia
Jenis kelamin :
laki-laki
Scrotum :
ada
Testis : ada, sudah
turun masuk scrotum
Penis :
ada, panjang 2,5 cm
kelainan :
tidak ada
14. Reflek
Menghisap (sucking) : ada, bayi ingin menghisap sesuatu
yang menempel di mulut
Menggenggam (graping) : ada, terhadap benda yang dikaitkan pada
jarinya
Reflek kaki (staping) : ada,
bayi tampak menendangkan kakinya
Reflek moro : ada, bayi tampak bisa memeluk bila diketukan
15. Ukuran
Antropometri
PB : 300
gram LK : 33
cm LILA : 10 cm
PB : 43
cm LD : 31
cm
II.
INTERPRESTASI
DATA DASAR
1.
Diagnosa
Bayi baru lahir spontan cukup bulan dengan cairan mekonium di mulut dan
hidung
Dasar : a. Bayi
lahir pukul 08.00 tanggal, 26 – 1 – 2007
b. Terdapat cairan mekonium dimulut dan hidung
c. Warna tubuh bayi merah, ekstremitas atas dan
bawah biru
d. Bayi tidak menangis spontan
e. Terdapat pernafasan cuping hidung
f. APGAR SCORE 5
Masalah : - Gangguan pemenuhan O2
Dasar : a. Bayi
baru lahir tidak menangis
b. Warna bagian ekstermitas biru
c. RR 88x/mnt
- Ketidakstabilan
suhu tubuh yang berhubungan dengan metabolisme tubuh yang belum sempurna
Dasar : a. Tangan
dan kaki bayi biru dan teraba dingin
b. Tem : 35,40C
Kebutuhan
a.
Pembersihan jalan nafas, mulut dan hidung
b.
Perawatan bayi baru lahir
c.
Pencegahan hipotermi
d.
Perawatan tali pusat
e.
Pemberian asi segera
III.
IDENTIFIKASI
DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
1.
Potensial Terjadi Hipotermi
Dasar :
a.
Tubuh bayi masih basah oleh lendir dan air ketuban
b.
Suhu 35,40C
c.
Bagian ekstermitas biru dan dingin
2.
Potensial terjadi perpindahan microorganisme
Dasar :
a.
Tali pusat masih basah
3.
Potensial terjadi asfeksia
Dasar :
a.
APGAR SCORE 5
b.
Ada
cairan mekonium dimulut dan hidun g
c.
Bayi lahir tidak bernafas spontan
IV.
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
Kolaborasi
dilakukan bila ada kelainan dan komplikasi
V.
RENCANA
MANAJEMEN
1.
Jelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya saat ini
a.
Bayi mengalami gangguan pemenuhan O2.
b.
Bayi memerlukan tindakan resusitasi
2.
Gunakan teknik septik dan antiseptik dalam resusitasi
a.
Siapkan ruang dan perlengkapan resusitasi
b.
Pakai pelindung diri untuk resusitasi
c.
Cuci tangan dengan 6 langkah
3.
Melakukan tindakan resusitasi dengan langkah-langkah :
a.
Jaga bayi tetap hangat atau mencegah kehilangan panas
b.
Atur posisi bayi
c.
Lakukan pembebasan jalan nafas dan isap lendir
d.
Keringkan bayi dan lakukan rangsang taktil
e.
Atur kembali posisi kepala dan selimuti bayi
f.
Lakukan penilaian bayi, jika bayi bernafas normal
berikan pada ibunya, namun bila bayi tak bernafas atau megap-megap segera
lakukan tindakan ventilasi.
4.
Lakukan perawatan tali pusat
a.
Jepit tali pusat dengan 2 buah klem
b.
Potong tali pusat
c.
Bungkus tali pusat dngan kasa steril
d.
Ajarkan pada ibu untuk perawatan tali pusat
5.
Jelaskan pada ibu tentang pentingnya Asi Ekskelusif
a.
Anjurkan pada ibu, agar memberikan Asi Eksklusif
b.
Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran.
VI.
IMPLEMENTASI
LANGSUNG
1.
Menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya saat ini
a.
Bayi mengalami gangguan pemenuhan O2 karena
adanya cairan mekonium di mulut dan hidung sehingga segera setelah lahir bayi
tidak bernafas secara spontan, jika keadaan ini berlangsung lama dapat
menyebabkan kerusakan otak dan kematian
b.
Bayi memerlukan penanganan resusitasi, yaitu pemberian
ventilasi yang adekuat pemberian O2 dan curah jantung yang cukup
untuk menyalurkan O2 ke otak, jantung dan alat vital lainnya.
2.
Menggunakan teknik septik dan aseptik dalam resusitasi
yaitu
a.
Menyiapkan perlengkapan resusitasi
-
Siapkan radian warmer untuk menghangatkan tubuh bayi
-
2 helai kain / kontak
-
Bengkok, kom dan air hangat
-
Resusitasi set, jam
b.
Memakai pelindung diri
-
Memakai mitela
-
Memakai masker
-
Memakai barakscort
-
Memakai kaca mata
-
Mekakai sepatu bot
-
Memakai hand scane
c.
Mencuci tangan dengan 6 langkah
-
Mengusap telapak tangan
-
Mengusap sela sela jari
-
Mengusap ibu jari
-
Mengusap punggung tangan
-
Membersihkan kuku
-
Membilas dengan air bersih yang mengalir sampai siku
3.
Melakukan tindakan resusitasi dengan langkah-langkah
a.
Menjaga bayi tetap hangat dan mempertahankan suku bayi
-
Meletakkan dan membukus bayi dengan handuk kering dan
bersih di atas perut ibu, mengeringkan tubuh bayi dengan handuk untuk mencegah
kehilangan suhu tubuh dengan evaporasi.
-
Menggantu handuk yang basah dengan kain yang kering dan
selimuti bayi dengan kain tersebut,
-
Menghidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian
dada bayi dengan meletakkan bayi terlentang di bawah alat pemcanar panas
Alat pemancar perlu disiapkan sebelumnya
Pindahkan bayi ke atas kain ke tempat resusitasi
b.
Mengatur posisi bayi
-
Membaringkan bayi terlentang dengan kepala didekat
penolong
-
Ganjal bahu dengan bantal kecil agar kepala sedikit
ekstensi
c.
Melakukan pembebasan jalan nafas dan isap lendir
-
Memberbaskan jalan nafas dengan cara membersihkan mata,
hidung dan mulut secara zig-zig dengan kasa steril segera setelah kepala lahir,
jika terdapat mekonium maka, isap lendir di dalam mulut, baru kemudian isap
lendir hidung.
-
Meletakkan bayi terlentang dengan leher sedikit
ekstensi sehingga bahu terangkat 2-3 cm
-
Bersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion
dan lendir dari mulut dan hidung menggunakan slim zunger atau de lee, bila
menggunakan penghisap lendir de lee jangan memasukkan ujung penghisap terlalu
dalam (lebih dari 5 cm dalam mulut atau
lebih dari 3 cm dalam hidung) karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat
atau henti nafas bila air ketuban bercampur mekonium maka penghisapan dari
trakhea untuk mencegah aspirasi mekonium.
d.
Mengeringkan dan memberikan rangsangan pada bayi
-
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
nya dengan sedikit tekanan rangsangan ini memulai pernafasan bayi atau bernapas
lebih baik.
-
Melakukan rangsangan taktil dengan cara :
·
Menepuk dan menyentil telapak kaki
·
Menggosok punggung, perut dada atau tungkai bayi
dengan telapak tangan.
e.
Mengatur kembali posisi kepala dan selimuti bayi
-
Mengganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan
kering yang baru (disiapkan)
-
Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi
bagian muka dan dada agar pemantauan pernapasn dapat diteruskan
-
Mengatur kembali posisi terbaik dkepala bayi (sedikit
ekstensi).
f.
Lakukan penilaian bayi
Melakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, megap-megap, atau tidak
bernafas. Bila bayi bernapas normal, berikan pada ibunya, letakkan bayi di atas
dada ibu dan selimuti keduanya untuk menjaga kehangatan tubuh bayi melalui
persentuhan kulit ibu bayi
Anjurkan ibu untuk menyusukan bayi sambil membelainya bila bayi tak
bernafas atau megap-megap segera lakukan ventilasi
g.
Memasanga sungkup
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi
h.
Ventilasi percobaan (2 kali)
-
Melakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm air tiupan
awal ini sangat penting untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa mulai
bernapas dan sekaligus menguji apakah jalan napas terbuka atau bebas
-
Melihat apakah dada bayi mengembang, bila tida
mengembang periksa posisi kepala, pastikan posisinya sudah benar.
-
Memeriksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi
kebocoran
-
Memeriksa ulang apakah jalan nafas tersumbat cairan
atau lendir (isap kembali)
Bila dada mengembang lakukan tahap berikutnya.
i.
Ventilasi definitif (20 kali dalma 30 detik)
-
Melakukan tiupan dengan tekanan 20 cm air, 20 kali
dalam 30 detik
-
Pastikan udara masuk (dada mengembang) dalam 30 detik
tindakan
j.
Melakukan penilaian
Apabila bayi sudah bernafas normal, hentikan ventilasi dan pantau bayi,bayi
diberikan asuhan pasca resusitasi
4.
Memberikan penjelasan kepada keluarga bahwa resusitasi
telah berhasil
a.
Mengajarkan ibu menilan pernafasan dan menjaga
kehangatan tubuh bayi
b.
Menjelaskan pada ibu dan keluarga untuk mengenali
tanda-tanda bahaya
5.
Melakukan perawatan tali pusat
- Membungkus tali pusat dengan kassa steril
- Mengajarkan pada ibu untuk merawat dan melakukan perawtan tali pusat secara teratur
6.
Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya Asi Eksklusif
a.
Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk memberikan Asi
Ekslusif karena merupakan makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
secara fisik, psikologi, dan sosial Asi mengandung nutrisi, hormon, unsur
kekebalan faktor pertumbuhan, anti alergi serta inflasmas
b.
Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran
hijau karena mengandung vitamin dan zat besi yang dapat memproduksi air susu.
VII.
EVALUASI
1.
Ibu mengerti tentang kondisi bayinya saat ini bahwa
bayinya dalam keadaan kurang sehat, bayi lahir tanggal 26-01-2007 pukul 08.00 bayi segera
memerlukan penanganan, jenis kelamin laki-laki dengan BB : 3000 gram, PB : 43
cm, LK : 33 cm, TD : 31cm, LILA : 10 cm
2.
Penanganan resusitas menggunakan teknik septik dan anti
septik, telah dilakukan
3.
Suhu tubuh bayi telah dipertahankan
a.
Bayi telah dibungkus dengan kain kering dan bersih
b.
Tubuh dan kepala bayi telah dikeringkan dengan handuk
4.
Pembebasan jalan nafas telah dilakukan
5.
Rangsangan traktil telah dilakukan
6.
bayi sudah bernafas denyut jantung bayi > 100, kulit
berwarna merah
7.
bayi dapat menangis
8.
perawatan tali pusat telah dilakukan dengan baik dan
ibu mengerti tentang perawatan tali pusat
9.
ibu mengerti tentang pentingnya ASI Eksklusif dan
bersedia memberikan ASI Eksklusif
10. Ibu
mengerti tentang cara menilai pernafasan dan menjaga kehangatan tubuh bayi.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 28 Januari 2007, pada hari ke-2
S : a. Ibu
mengatakan bayinya sudah dapat menangis keras
b. Ibu
mengatakan bayinya sudah diberi ASI
c. Ibu
mengatakan bayinya sudah tidak sesak lagi
d. Ibu mengatakan
bayinya sudah tidak keluar cairan lendir di mulut dan hidungnya
O :
a. Tanda
Vital : RR : 35 x /mnt Pols
: 120 x/mnt
Temp :
360c BB : 3000 gram
b. Keadaan
umum : membaik
c. Tali
pusat : masih basah
d. Ekstremitas
: tampak merah
e. Reflek
: baik (reflek
menggenggam, reflek kaki dan moro)
f. Reflek
menghisap : masih lemah
g. Pernafasan
cuping hidung : tidak ada
h. Eliminasi
: Bayi BAB 2 x sehari
Bayi BAK 6 – 7 x sehari
i. ASI
: bayi sudah mau
minum Asi meskipun sedikit
A : Diagnosa
BBL hari kedua, keadaan umum membaik.
Masalah
Kebutuhan nutrisi tidak adekuat
Dasar :
a. Reflek hisap bayi masih lemah
b.Asi masih sedikit
Kebutuhan : a. Pemberian Asi ekslusif
b.Perawatan bayi sehari-hari
c.Perawtan tali pusat
P :a. Ajarkan pada ibu untuk memberikan
rangsangan reflek hisap bayi
b. Ajarkan pada ibu untuk perawatan bayi
sehari-hari
c. Ajarkan
pada ibu tentang perawatan tali pusat
Tanggal 31 Januari 2007, pada hari ke-6
S : a. Ibu
mengatakan bayinya tetap diberi ASI
b. Ibu
mengatakan bayinya sering BAK + 6-8 kali sehari
O :
a. Tanda
Vital : RR : 40x /mnt Pols
: 120 x/mnt
Temp : 370c BB : 3000 gram
b. Keadaan
umum : membaik
c. Warna
kulit : kemerahan
d. Tali pusat : sudah kering
e. Reflek menghisap : baik
f. Pernafasan
cuping hidung : tidak ada
g. Eliminasi
: Bayi BAB 2 – 3 x
sehari
Bayi BAK 6 – 8 x sehari
h. ASI
: bayi sudah
minum Asi
A : Diagnosa
Bayi baru lahir hari ke 6, keadaan umum
baik
Masalah : sudah teratasi
Kebutuhan : - Perawatan tali pusat
- Perawatan
bayi sehari – hari
- pemenuhan
kebutuhan cairan dan nutrisi
P :
- Anjurkan
pada ibu untuk tetap melakukan perawatan tali pusat
- Anjurkan
pada ibu untuk memandikan bayi 2 x sehari
- Melakukan
pemenuhan cairan dengan cara
*
Anjurkan pada ibu untuk tetap
menyusui anaknya
* Anjurkan pada
ibu untuk menyusui dengan cara yang benar kemudian setelah selesai bayi di
sendawakan
Tanggal 04 Februari 2007, pada hari ke-10
S : a. Ibu
mengatakan bayinya hanya minum ASI
b. Ibu
mengatakan bayinya tidak rewel, bayi tidur + 15 jam / hari
c. Ibu
mengatakan bayi BAK 6-8 kali sehari, BAB 2 x sehari
O :
a. Tanda
Vital : RR : 40x /mnt Pols
: 120 x/mnt
Temp :
370c BB : 3000 gram
b. Keadaan
umum : membaik
c. Warna
kulit : kemerahan
d. Tali
pusat : sudah lepas
e
Eliminasi : bayi
BAK:6-8x sehari
bayi BAB:2x sehari
A : Diagnosa
Bayi baru lahir umur 10 hari, pemenuhan kebutuhan dan
nutrisi terpenuhi, tali pusat sudah lepas
Masalah : sudah teratasi
Kebutuhan : - Pemberian ASI
- Penyuluhan
tentang imunisasi
P : - Tetap berikan Asi sampai
bayi berusia 6 bulan baru diberikan makanan tambahan
- Berikan
penyuluhan pada ibu tentang pentingya imunisasi
DAFTAR
PUSTAKA
Babak, Irene M, 2000, Perawatan
Maternitas dan Ginekologi, Bandung YIA-PKP
DEPKES, RI,
2007, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta, JNPK-KR
Depkes RI,
1994, Bayi Baru Lahir, Jakarta.
Saifuddin, Abdaul Basri, 2002, Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, JNPK-KR.
Tizzy Daffa, Multi.com,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar