Rabu, 09 November 2011

Pap Smear

PAP SMEAR DETEKSI DINI KANKER SEVIKS
Kanker leher rahim (serviks) atau Carsinoma serviks uterus merupakan kanker pembunuh wanita nomor dua di dunia setelah kanker payudara. Di Indonesia, kanker leher rahim bahkan menduduki peringkat pertama. Kanker serviks yang sudah masuk ke stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat.
Human Papilloma Virus (HPV) sering diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim

FAKTOR RESIKO
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks, antara lain adalah :
v Faktor ini merupakan faktor risiko utama. Semakin muda seorang perempuan melakukan hubungan seks, semakin besar risikonya untuk terkena kanker serviks. Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai resiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada usia lebih dari 20 tahun.
v Perilaku seksual berupa gonta-ganti pasangan seks akan meningkatkan penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi human papilloma virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya kanker serviks, penis dan vulva. Resiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih. Di samping itu, virus herpes simpleks tipe-2 dapat menjadi faktor pendamping.
v Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di samping meropakan ko-karsinogen infeksi virus.
v Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin A).
MENGENALI TANDA-TANDA
Pada fase pra kanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun, kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.
2. Perdarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal.
3. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
4. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah.
5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
6. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.
7. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.
Seperti layaknya kanker, jenis kanker ini juga dapat mengalami penyebaran (metastasis). Penyebaran kanker serviks ada tiga macam, yaitu :
1. Melalui pembuluh limfe (limfogen) menuju ke kelenjar getah bening lainnya.
2. Melalui pembuluh darah (hematogen).
3. Penyebaran langsung ke parametrium, korpus uterus, vagina, kandung kencing dan rectum.
Bagaimana cara mendeteksi kanker Serviks ?
Papanikolaou test atau Pap smear adalah metode screening ginekologi, dicetuskan oleh Dr.Georgios Papanikolaou, untuk menemukan proses-proses premalignant dan malignant di ectocervix, dan infeksi dalam endocervix dan endometrium. Pap smear digunakan untuk mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh human papilloma virus atau HPV. Menurut perkiraan, di Inggris Pap smear mencegah sekitar 700 kematian per tahun. Wanita yang aktif secara seksual disarankan menjalani Pap smear sekali setahun.
DETEKSI DINI EFEKTIF DAN MUDAH
Rutin Pap’s Smear Perkecil Risiko Keganasan
Untuk menjalani pemeriksaan rutin deteksi dini keganasan leher rahim sangat mudah. Anda tidak perlu datang ke dokter spesialis kebidanan karena dokter umum sudah memiliki kompetensi ini.

Bagaimana cara melakukan deteksi dini?
Ada tiga cara yang sering dilakukan, yaitu : Pap’s Smear, tes Schiller, dan Inspeksi Intra Vaginal (IVA). Pap’s Smear adalah cara yang paling ideal dan akurat. Cara ini membutuhkan ahli patologi anatomi untuk membaca perubahan sifat sel. Hal ini adalah hambatan bagi penduduk Indonesia karena minimnya tenaga ahli di daerah, bahkan ahli patologi anatomi tersebut relatif bisa ditemukan hanya di rumah sakit pendidikan. Namun bukan berarti wanita di daerah yang tidak ada pelayanan Pap’s Smear tidak bisa melakukan skrining. Karena dua cara yang lain sangat mudah dan cukup dokter umum yang melakukannya.

Mengapa perlu dilakukan Pap’s Smear?
Pap’s Smear dianggap perlu karena data dunia menunjukkan 50% penderita kanker leher rahim yang mengalami kematian adalah mereka yang tidak melakukannya. Angka ini mencapai 100% di Indonesia. Artinya, kematian karena kanker leher rahim disebabkan keterlambatan diagnosis dimana kanker diketahui ketika berada pada stadium lanjut.

Kapan dilakukan Pap’s Smear?
  • Pap’s Smear pertama dilakukan jika wanita telah aktif secara seksual (atau usia 18 tahun). Di Indonesia dilakukan setelah aktif secara seksual.
  • Kemudian dilakukan sekali setiap tahun, selama dua tahun.
  • Pada wanita dengan satu pasangan seksual, tanpa riwayat abnormal pada Pap’s Smear sebelumnya, dilanjutkan dengan interval sekali setiap tiga tahun.
Bagaimana cara pemeriksaan Pap’s Smear?

Ada dua tahap dalam melakukan Pap’s Smear, yaitu:

1. Mengambil sampel
Ini dilakukan oleh dokter umum maupun ahli kebidanan. Tahap ini yang sering ditakutkan oleh masyarakat karena dokter akan memasukkan alat ke vagina. Namun, bukankah sebenarnya ini jauh tidak menakutkan dibandingkan dengan keganasan yang tidak terdeteksi?
Pertama, dokter akan meminta Anda memposisikan diri dalam posisi litotomi seperti gambar.



Kemudian dokter membuka vagina dengan spekulum dan memasukkan spatula untuk mengambil sampel.

Dokter akan mengambil sampel berupa sel epitel leher rahim yang terkelupas dengan cara memutar spatula


Setelah memperoleh sampel, kemudian dioleskan ke object glass dan difiksasi.


2. Membaca sampel
Pembacaan sampel dilakukan oleh ahli patologi anatomi.

Bagaimana hasil Pap’s Smear?
Hasil Pap’s Smear dibagi enam klas, yaitu
  • Klas 0 : tidak dapat dinilai. Harus diulang pengambilan sampel baru.
  • Klas 1 : normal.
  • Klas 2 : proses radang dengan atau tanpa displasi (perubahan sifat sel) ringan. Dilakukan pemeriksaan ulang 3-6 bulan.
  • Klas 3 : Displasi sedang atau berat. Dilakukan pemeriksaan ulang, jika hasilnya sama, dilakukan biopsi (yaitu mengambil sedikit jaringan untuk diperiksa).
  • Klas 4 : Karsinoma in situ. Dilakukan pemeriksaan ulang, jika hasilnya sama, dilakukan biopsi kerucut.
  • Klas 5 : Karsinoma invasif. Diperiksa lebih jauh untuk menentukan stadiumnya.
Saya kira ini yang bisa saya bagi mengenai deteksi dini keganasan leher rahim. Tidak rumit bukan? Yang penting Anda rutin melakukannya sesuai petunjuk dokter.
Sekali lagi mencegah lebih baik daripada mengobati. Tidak ada kata sulit jika dibandingkan dengan keganasan penyakitnya. Mari kita jaga anugerah Allah ini, jangan sampai ada perubahan yang terlewatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar