BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu
hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang
tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta
terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak
langsung dari masalah gizi kurang.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama
pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak
ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi
yang sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi oleh kepala
adiknya yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi
merupakan golongan rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan
yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu
botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini
pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari
segi gizi
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat
mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah
itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral
utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada
beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai
sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu
faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia
adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin
merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan
generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan
tentang peningkatan penggunaan ASI.
Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI
termasik ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah
dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu
(GNPP-
ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang
betemakan “Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia
Indonesia”. Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai
makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia empat
bulan.Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan
menyusui secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan
pendamping ASI kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia
dua tahun. ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan
tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan
langsung terserap.
Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu
menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya
secara penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan
ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup
tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan
lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu
meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi
terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang
sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang
demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang
serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah
Sakit UGM Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui
sampai dengan satu tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 1991 bahwa ibu, yang memberikan ASI
pada bayi 0-3 bulan yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes
1992) dari laporan SKDI tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang
memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya mencapai 47%, sedangkan pada
repelita VI ditargetkan 80%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi di R.S. Umum
Dr. Kariadi Semarang tahun 1977 didapatkan pemberian ASI setelah umur 2
bulan 31,6%, ASI + Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan
sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7% ASI dan
33,3% susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih
besar.
Juga hasil penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum Dr. M. Jamil
Padang tahun 1978 -1979 di dapatkan bahwa lama pemberian ASI saja sampai
4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu rumah
tangga sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya ternyata 75%
dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan
pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam
pemanfaatan ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah
produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu
ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern
dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah pentingnya
adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang
manfaat ASI .
PERUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan
masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana pemberian ASI secara
eksklusif saai umur bayi 4 bulan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi
pemberian ASI Eksklusif.
TUJUAN PENULISAN
1.Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pemberian ASI EKSKLUSIF dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Tujuan Khusus.
- Mengetahui cara pemberian ASI EKSLUSIF pada bayi.
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi
usia 4 bulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu,
yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur
nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan
makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai
tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization /
Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam
bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan
sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak
berlaku lagi.
2. BAGAIMANA MENCAPAI ASI EKSKLUSIF
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai
dan mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam setelah
kelahiran Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah
makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun. Menyusui kapanpun
bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam.
Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat
tidak bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.
3. KESALAHPAHAMAN MENGENAI ASI EKSKLUSIF
Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI
dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian
ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi
WHO
4. KEBAIKAN ASI DAN MENYUSUI.
ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:
a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.
Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat
untuk:
* Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
* Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam
organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
* Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
* Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium,
magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi
selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3
dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada
bayi.
e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat
memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya.
b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak
kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan
anak.
c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan)
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.
g. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga
h. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya
i. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besisebanyak ketika mengalami menstruasi
j. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu
menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang
menyusui empat bulan.
5. MANFAAT ASI
Untuk Bayi
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik,
terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi
ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk
memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.Pada umur 6
sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena
mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan
bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari
kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih
memberikan manfaat. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia,
seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi.
6. PROSES TERBENTUKNYA ASI
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :
1. Mammogenesis : Terjadi pertumbuhan payudara baik dari ukuran maupun berat dari payudara mengalami peningkatan.
2. Laktogenesis :
- Tahap 1 (kehamilan akhir) : Sel alveolar berubah menjadi sel sekretoris
- Tahap 2 (hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran) : Mulai terjadi sekresi susu, payudara menjadi penuh dan hangat. Kontrol endokrin beralih menjadi autokrin.
3. Galaktopoiesis
4. Involution
Komposisi ASI ideal untuk bayi
Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus,
sembelit, dan alergi.Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap
penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui
makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap
penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI. Bayi ASI lebih
bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi
banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi
kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa
pengganti ASI.
ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas.
Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan
kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi,
dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan. Apabila
bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena
sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh. Bayi prematur lebih
cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan
teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk
menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya:
kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan
Ulcerative Colitis. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ
bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang
minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada
anak-anak yang minum susu formula. Menyusui bukanlah sekadar memberi
makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan
dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman
pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual
yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber
daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.
Untuk Ibu
1. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk
kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan
2. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa
kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali
3. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara.
4. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb
5. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa
harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula,
air panas, dsb
6. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya
7. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril
Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional
8. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di
wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak
dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam
payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya
sebelum menyusui.
Untuk Keluarga
1. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.
2. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit
(hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi
akan sakit.
3.Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.
4.Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
5.Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
6.Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.
Untuk Masyarakat dan Negara
1. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya.
2. Bayi sehat membuat negara lebih sehat.
3. Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit.
4. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian.
5. Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya.
6. ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru.
PRODUKSI ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh
isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang
kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin,
hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran
air susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting
dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon
oksitolesin, yang dapat merangsang serabutotot halus di dalam dinding
saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk
menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis
merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam
putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang
besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di
gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang
mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel
Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut
terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke
cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam
aerola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang
berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah
dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh
kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang
terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera
sesudah melahirkan anak.
Tentang colostrum
- Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau
keempat, dari masa laktasi.
- Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
- Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan,
lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
- Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus
bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk
menerima makanan selanjutnya.
- Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein
pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat
memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
- Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
- Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI
Mature.
- Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml
colostrum.
- Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat
lebih tinggi atau lebih rendah.
- Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
- PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
- Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan
ASI Mature.
- Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi
menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi.
- Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
B. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
1. Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
2. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi
ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu
ke 3 – ke 5.
3. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi.
4. Volume semakin meningkat.
C. Air Susu Mature
- ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan
komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa
minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
- Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang
mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang
diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
- ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap
diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang
sesuai untuk bayi.
- Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan karotin.
- Tidak menggumpal bila dipanaskan.
- Volume: 300 – 850 ml/24 jam
- Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
• Antibodi terhadap bakteri dan virus.
• Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
• Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
• Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
• Faktor resisten terhadap staphylococcus.
• Complecement ( C3 dan C4)
Volume Produksi ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI
mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama
sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah
ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu
bayi mencapai usia minggu kedua.(9) Jumlah tersebut dapat dicapai
dengan menysusui bayinya selama 4 – 6 bulan pertama. Karena itu selama
kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi lkebutuhan gizinya. Setelah 6
bulan volume pengeluaran air susu menjadi menurun dan sejak saat itu
kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus
mendapat makanan tambahan.
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang
dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi
biasanya berlangsung selama 15-25 menit.
Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi
sekitar 700-800 ml ASI setiap hari.Akan tetapi penelitian yang dilakukan
pada beberpa kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi
dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam,
meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama sehari
penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan
volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang
berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama
masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam
sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6
bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi.
Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan dimana jumlah
pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan
lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu
komponen ASI dan sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi
kadang-kadang terjadi bahwa peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan
ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi air susunya. Produksi ASI
dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan akhirnya
berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda. Di
daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali ditemukan
“merasmus” pada bayi-bayi berumur sampai enam bulan yang hanya diberi
ASI.
Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak
mengandung imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih,
terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi,
terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan
laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung
mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).
Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein
daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan
sisanya berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggi
akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi. Bila bayi
diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total
protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan
membetuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh
usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari
lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan
dengan lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah
lemak (lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke
ibu lainnya, dari satu fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar
hanya mengandung sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang
encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui.
Air susu berikutnya disebut “Hand milk”, mengandung sedikitnya tiga
sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan memberikan sebagian besar
energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar
bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat
dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan
terdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian
laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat
tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan
juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih
mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan
pertama kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium, kalium,
fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah yang
mencukupi kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang
diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya
dapat diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak
susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada aanak yang diberi ASI,
bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut
dalam air telah ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin
ini merupakan tambahan terhadap vitamin D yang terlarut lemak.
Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa
kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pada masa Kehamilan (antenatal)
- Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan
ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya
pemberian susu botol.
- Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu,
apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan
berat badan ibu hamil.
- Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
- Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan
trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum
hamil.
- Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil
untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)
- Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan
cara menyusui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara
melakatkan bayi pada payudara ibu.
- Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
- Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu
dua minggu setelah melahirkan.
c. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)
- Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia
bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.
- Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
- Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran
dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak
terhambat.
- Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui.
- Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada
permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam.
- Menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.
- Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
Makanan Bayi Berusia 0-4 bulan
Ibu-ibu seharusnya bersyukur bila payudaranya, ternyata dapat
memproduksi air susu yang berlimpah, karena anugrah tuhan ini tidak
dimiliki oleh semua ibu. Meskipun demikian, diperkirakan 80% dari jumlah
ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalm jumlah
yang cukup untuk keperluan bayinya, secara penuh tanpa makanan tamabahan
selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun
sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama 3
bulan pertama (Warno FG, 1990 hal.175).
Dalam usia 0-4 bulan bayi sepenuhnya mendapat makanan berupa ASI dan
tidak perlu di beri makanan lain, kecuali jka ada tanda-tanda produksi
ASI tidak mencukupi.
Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat dipengaruhi oleh keadaan
gizi semasa hamil. Ibu yang semasa hamilnya menderita gangguan gizi
selain akan melahirkan anak yang gizinya tidak baik, juga kemungkinan
dapat melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam pertumbuhannya,
atau mungkin anak akan lahir mati. Sejak terjadinya pembuahan terhadap
sel telur dalam rahim ibu.
Hanya makanan yang memenuhi syarat gizi bagi anak dan bagi ibunya
yang dapat membantu syarat gizi bagi wanita hamil dan pengaturan makanan
anak yang sesuai merupakan masalah pokok yang perlu dihayati oleh para
ibu. Menyusui adalah cara makan aanak-anak yang tradisional dan ideal,
yang biasanya sanggup memenuhi kebutuhan gizi seseorang bayi untuk masa
hidup empat sampai enam bulan pertama. Bahkan setelah diperkenankan
bahan makanan tambahan yang utama, ASI masih tetap merupakan sumber
utama yang bisa mencukupi gizi.
Dalam tahap usia sejak lahir sampai 4 bulan, ASI merupakan makanan
yang paling utama. Pemberian ASI masa ini memberikan beberpa keuntungan.
Betapapun tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan bayi,
manfaatnyabagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh
jumlah ASI yang dapat diberikan oleh ibu. Kebaikan dan mutu ASI yang
dapat dihasilkan oleh ibu tidak sesuai dengan kebutuhan bayi, dan
akibatnya bayi akan menderita gangguan gizi.
ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berumur
4bulan. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan
selama 2 tahun dan baru pada usia 4 bulan bayi mulai di beri makanan
pendamping ASI, paling lambat usia 6 bulan karena ASI dapat memenuhi
kebutuhan bayi pada 4 bulan pertama.
Adapun makanan bayi umur 0-4 bulan adalah sebagai berikut:
- Susui bayi segera 30 menit setelah lahir.
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada
periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi
dan ibu. Dengan menysusui akan terjalin hubungan kasih sayang antara ibu
dan anak.
- Berikan Kolostrum
- Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap
kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai
kosong merangsang produksi ASI yang cukup.
- Berikan ASI setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal.
- Berikan ASI 0-10 kali setiap hari, termasuk pada malam hari.
Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI
Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:
a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui
tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang
dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat
digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu
terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada
akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak
akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh
terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat
dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang
setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1
liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan
tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan
3 piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan
makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih
jikapada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu
tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak
diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam
jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein
seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin
juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu
yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan
dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam
menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam
menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
1. Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi
menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting
susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui
nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan
hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar
–kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan
ASI.
2. Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada
payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu.
Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex
(reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan
bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada
ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran.
Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi
tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis.
Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.
c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap
kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit
atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat
berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan
sehat. Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan
pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini
memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu
beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin
buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau
poster yang memuji penggunaan susu buatan.
d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan
progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan
kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat
mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI
secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat
digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau
spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang
dapat merangsang produksi ASI.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan,
yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan.
Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus
laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar
dengan lancar.
BAB III
PEMBAHASAN
ASI merupakan malanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru
lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6
bulan pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang
optimal. Selain sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga
merupakan media untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan
bayinya.
Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu
kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga
terjalin hubungan yang harmonis dan erat. Namun sering ibu-ibu tidak
berhasil menyusui bayinya atau menghentikan menyusui lebih dini. Untuk
itu dalam Bab pembahasan ini akan dibahas “Mengapa ASI Ekslusif tidak
diberikan, dan kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak
diberikannya ASI Ekslusif.”
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah
menunjukkan dengan jelas adanya kecenderungan meningkatkannya jumlah ibu
yang tidak menyusui bayi ini dimulai di kota terutama pada kelomopk ibu
dan keluarga yang berpenghasilan cukup, yang kemudian menjalar ke
daerah pinggiran kota dan menyebar sampai ke desa-desa. Banyak hal yang
menyebabkan ASI Ekslusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di
Indonesia, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh. Antara lain:
a. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga.
Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang
setelah keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek,
kakek, mertua dan orang terpandang dilingkungan keluarga secara
berangsur menjadi berkurang, karena mereka itu umumnya tetap tinggal di
desa sehingga pengalaman mereka dalam merawat makanan bayi tidak dapat
diwariskan.
b. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan
Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan
bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan
olahan lain.
c. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI
d. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena
tugas-tugas sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar
dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan dirumah.
e. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai
salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi,
terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.
f. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang.
g. Pengaruh melahirkan dirumah sakit atau klinik bersalin. Belum
semua petugas paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar
menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta praktek yang
keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru lahir.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena
faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang
mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, luka-luka pada
putting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada putting
susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria yang
merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu menyusui bayinya, demikian
juga ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan ASI dalam jumlah
yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan gizinya baik.
Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir
sebelum waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang
sangat rendah yang mungkin masih telalu lemah abaila mengisap ASI dari
payudara ibunya, serta bayi yang dalam keadaan sakit.
Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat ketidaktahuan ibu
mengenai cara – cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai aspek
kehidupan kota telah membawa pengaruh terhadap banyak para ibu untuk
tidak menyusui bayinya, padahal makanan penganti yang bergizi tinggi
jauh dari jangkauan mereka. Kurangnya pengertian dan pengertahuuan ibu
tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh
dan beralih kepada susu botol (susu formula).Kesehatan/status gizi
bayi/anak serta kelangsungan hidupnya akan lebih baik pada ibu- ibu yang
berpendidikan rendah. Hal ini karena seorang ibu yang berpendidikan
tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta kemampuan untuk
menerima informasi lebih tinggi.
Pada penelitian di Pakisttan dimana tingkat kematian anak pada ibu
–ibu yang lama pendidikannya 5 tahun adalah 50 % lebih rendah daripada
ibu – ibu yang buta huruf. Demikian juga di Indonesiabahwa pemberian
makanan padat yang terlalu dini.Sebahagian besar dilakukan oleh ibu- ibu
yang berpendidikan rendah , agaknya faktor ketidaktauanlah yang
menyebabkannya.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI adalah sikap ibu
terhadap lingkungan sosialnya dan kebudayaan dimana dia dididik. Apabila
pemikiran tentang menyusui dianggap tidak sopan dan memerlukan , maka
“let down reflex” (reflex keluar) akan terhambat. Sama halnya suatu
kebudayaan tidak mencela penyusunan, maka pengisapan akan tidak terbatas
dan “du demand” (permintaan) akan menolong pengeluaran ASI.
Selain itu kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah
produksi ASInya, sehingga bayi cendrung mengalami malnutrisi. Alasan
lain ibu – ibu tidak menyusui bayinya adalah karena ibu tersebut secara
tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanya ibu merupakan beban bagi
kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran
tubuhnya.
Kendala lain yang dihadapi dalam upaya peningkatan penggunaan ASI
adalah sikap sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat yang
tidak bergairah mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan.
Konsep baru tentang pemberian ASI dan mengenai hal – hal yang
berhubungan dengan ibu hamil, ibu bersaliin, ibu menyusui dan bayi baaru
lahir. Disamping itu juga sikap sementara penaggung jawab ruang
bersaliiin dan perawatan dirumah sakit,rumah bersalinn yang berlangsung
memberikan susu botol pada bayi baru lahir ataupun tidak mau
mengusahakan agar iibu mampu memberikan ASI kepada bayinya, serta belum
diterapkannya pelayanan rawat disebagian besar rumah
sakit /klinik bersalin.
Semua faktor– faktor terebut diatas yang dianggap sebagai penyebab
semakin melorotnya kegiatan meminumkan air susu ibu ke kalangan para ibu
– ibu saat ini.
Oleh sebab itu upaya yang dapat dilakukan antara lain :
- Motivasi untuk menyusui.
Di daerah pedesaan menyusui anak terlihat sebagai suatu proses yang
normal, dan tidak dilakukan sembunyi-sembunyi. Ibu-ibu tidak malu
menyusui bayinya. Kebiasaan itu adpat diciptakan suatu kondisi dan
gairah bagi para gadis yang melihatnya, sehingga ada kemauan naluriah
melakukan hal yang sama. Bila tumbuh menjadi besar dan punya anak meeka
ingin melakukan hal yang serupa. Sebaliknya, kebiasaan ibu-ibu di kota
yang malu-nalu serta sembunyi-sembunyi menyusui bayinya, tentu akan
banyak mempengaruhi tabiat gadis-gadis disekitarnya untuk berbuat sama,
dan menyusui anak merupakan sesuatu hal yang harus dihindarkan.
Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk menyusui
anaknya, terutama sebelum melahirkan. Dan bila menyusui, hendaknya
ditingkatkan pada masyarakat, pengertian tersebut harus ditanamkan pada
anak-anak gadis sejak masih usia muda, bahwa menyusui anak merupakan
bagian dari tugas biologis seorang ibu.
Didaerah perkotaan, sasaran yang harus diberi pendidikan adalah para
gadis remaja. Didaerah pedesaan, pendidikan harus diarahkan untuk tujuan
mencegah marasmus. Perkembangan teknologi yang telah dapat menciptakan
“humanized milk” menyebabkan nilai ASI dan kebiasaan menyusui yang pada
hakekatnya memberikan fasilitas kemudahan pengadaan susu, murah serta
praktis semakin kurang diminati dan dihindari. Kemajuan dibidang
kesehatan lingkungan dan industri makanan sapihan membuat segalanya
menjadi sangat praktis sehingga para ibu lebih cenderung menggunakan
susu botol. Untuk mengatasi masalah tersebut, ibu-ibu yang mampu harus
dihimbau dan diberi motivasi agar kembali pada praktek menyusui anak
sendiri. Karena hal itu mendatangkan keuntungan bagi hubungan ibu dan
anak dan terutama karena hal itu memenuhi ciri dan kodrat manusia.
KETERAMPILAN MENYUSUI
Banyak permasalahan dalam menyusui seperti (nyeri pada puting susu,
susu yang jumlahnya sedikit, atau ibu tidak nyaman dalam menyusui) bisa
dipecahkan dengan meningkatkan teknik dasar dalam menyusui, khususnya
dalam memposisikan ibu dan bayi dengan benar.
Posisi Ibu :
• Duduklah dengan nyaman dan carilah posisi yang paling
nyaman ketika duduk diatas kursi, atau kursi goyang, kursi berlengan
atau bahkan duduk diatas kasur dengan bersandar pada dinding atau
sandaran kasur.
• Letakkan bantal dibelakang punggung, dan dibawah lengan yang akan memberikan tumpuan ketika ibu menggendong bayi.
• Gunakan tumpuan kaki atau pijakan bila ibu duduk, khususnya bila menggunakan kursi yang cukup tinggi.
• Bisa juga ibu bersandar pada sandaran kasur dengan posisi
menghadap bayi dengan menggunakan bantal sebagai penyangga kepala,
leher, punggung dan kaki bagian atas.
Posisi bayi :
• Disarankan untuk memulai persiapan pemberian ASI dengan
mengenakan pakaian yang sederhana pada bayi atau bahkan tidak mengenakan
pakaian, untuk meningkatkan kontak dengan ibu.
• Baringkan bayi dalam dekapan ibu, dengan posisi menghadap
payudara. Posisi leher pada lipatan lengan, badan terbaring disepanjang
lengan dan pantat dipegang oleh tangan.
• Setelah itu putarlah tubuh bayi sedemikian rupa sehingga posisi bayi berhadapan dengan badan ibu.
• Posisi tubuh bayi harus dalam kedaan tegak lurus
menghadap tubuh ibu, jangan memutar leher bayi untuk mencapai putting
susu ibu.
• Jika posisi bayi kurang tinggi, gunakan bantal untuk menyangga lengan.
• Posisikan lengan bayi dengan baik, lengan bawah
diposisikan di bawah payudara dan lengan yang atas bila mengganggu bisa
ditahan dengan menggunakan ibu jari lengan yang menggendong.
Posisi payudara :
• Hal yang pertama perlu dilakukan dalam persiapan payudara
menjelang menyusui. Secara manual pijatlah payudara untuk mendapatkan
beberapa tetes ASI pada puting ibu, hal ini akan melembabkan payudara
ibu.
• Tahanlah payudara, beban payudara ditahan dengan telapak tangan dan jari-jemari di bawahnya dan ibu jari di atasnya.
• Jauhkan jari dari daerah areola, sehingga menjauhi daerah
tempat bayi menghisap susu, hal ini bertujuan untuk menghindari
kontaminasi.
Memulai menyusui :
• Dekatkan mulut bayi pada puting yang sudah lembab tadi,
lalu pijatlah bibir bayi dengan lembut untuk merangsang refleks
menghisap pada bayi.
• Ketika mulut bayi terbuka, segeralah melekatkan mulut
bayi di tengah payudara dan dekatlah bayi dengan erat ke tubuh ibu.
• Pastikan bayi menghisap hingga areola payudara bukan
puting susu ibu, dengan ini nyeri pada payudara selama menyusui bisa
dihindari.
• Buatlah penyesuaian dengan irama pernafasan bayi.
• Ketika bayi sudah menghisap ASI dengan baik maka pastikan
kita mengatur posisi payudara dengan baik, tahan berat payudara dengan
tangan sehingga berat payudara tidak seluruhnya membebani mulut dan
bibir bayi.
• Hal terakhir yang cukup penting adalah, ketika kita akan
menghentikan pemberian ASI, jangan menarik mulut bayi dari payudara
ketika bayi masih menghisap. Maka hentikan dahulu hisapan bayi lalu
jauhkan bayi dari payudara dengan perlahan-lahan, hal ini bertujuan agar
penghentian menyusui ini tidak melukai payudara, yang bisa berakibat
nyeri hingga infeksi payudara.
TANDA CUKUP ASI
Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah cukup
mendapatkan ASI, atau bahkan banyak juga ibu yang bingung dengan berapa
banyak atau berapa sering pemberian ASI yang baik itu.
Oleh karena itu, berbagai tanda dibawah ini dapat dijadikan pedoman untuk mengevaluasi kecukupan pemberian ASI, yaitu :
• Bayi menunjukan keinginan dan gairah yang kuat untuk bangun secara teratur untuk menyusui.
• Irama hisapan yang ritmis dan teratur, bagian depan
telinga bayi akan terlihat sedikit bergerak dan ibu bisa mendengar
bayinya menghisap dan menelan ASI yang diberikan.
• Berikan ASI selama rata-rata 15-20 menit pada masng-masing payudara setiap menyusui.
• Berikan ASI setidaknya setiap 1-3 jam selama dua bulan
pertama. Disarankan juga untuk membangunkan bayi setiap 2-3 jam untuk
memberikan ASI selama beberapa minggu awal. Setelah lebih dari dua bulan
bayi akan mampu menghabiskan ASI lebih cepat, maka pemberian ASI
dilakukan lebih jarang hingga setiap 3-5 jam dan durasi menyusui menjadi
lebih singkat.
• Bayi ngompol hingga 6-8 kali menandakan masukan cairan yang cukup.
• Bayi tubuh dengan kecepatan pertumbuhan yang normal,
mengalami peningkatan berat, tinggi badan, dan ukuran lingkar kepala.
• Memiliki tonus otot yang baik, kulit yang sehat dan warna kulit yang sehat pula
TIPS SUKSES ASI EKSKLUSIF
Ini tips dari aku yang sukses ASI eksklusif sampai 6 bulan walaupun
ASI-ku tidak termasuk yang berlimpah dan sukses KB alamiah sampai si
kecil 7 bulan.
1. Susui bayi sesering mungkin. Payudara kanan dan kiri. Jangan
dijadwalkan. Produksi ASI mengikuti hukum permintaan, semakin sering
dihisap, maka semakin banyak berproduksi.
2. Pompa payudara sehabis menyusui. Payudara yang kosong akan semakin mempercepat produksi ASI.
3. Jangan terlalu cepat memindahkan posisi menyusui dari payudara
kiri ke kanan, dan sebaliknya. ASI yang keluar setelah 15 menit
pertama justru banyak mengandung lemak yang dapat mengenyangkan bayi.
Jangan lakukan posisi menyusui tiduran sampe ketiduran kalau ibus
punya kebiasaan tidur “pingsan”. Bisa2 bayinya ketindihan dan gak bisa
bernafas.
4. Makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang cukup banyak.
Bisa air putih, jus buah, susu rendah lemak, kuah makanan. Makanannya
usahakan banyak sayur hijau dan makanan laut. Daun katuk segar lebih
cepat menghasilkan daripada suplemen seperti Pro ASI atawa Lancar ASI.
Jangan pikirkan diet dulu. Melangsingkan tubuh bisa dilakukan kapan
saja sementara menyusui waktunya cuma sebentar sementara manfaat
baiknya untuk bayi adalah untuk kecerdasan dan daya tahan tubuhnya.
5. Minum madu juga sangat bermanfaat
6. Ibu harus cukup istirahat dan jangan stres! Stres bikin ASI mendadak kering.
7. Kalau bayi masih tampak kurang puas juga, pompa ASI dan masukkan
ke botol untuk diberikan ke bayi. Tapi sebenarnya penggunaan dot tidak
dianjurkan paling tidak sampai usia bayi 6 bulan sebab dapat mengganggu
perkembangan sistem syaraf dan struktur tulang kepala.
8. Ini yang paling penting, yaitu RASA PERCAYA DIRI bahwa kita MAMPU untuk memberikan yang terbaik untuk bayi kita yaitu ASI.
Memberikan ASI eksklusif terutama sangat dianjurkan untuk bayi2 yang
dilahirkan dengan cara caesar. Bayi “caesar” mengalami intensitas
kesakitan yang sangat tinggi dibandingkan dengan bayi lahir normal yang
sudah mengalami exercise dalam proses kelahiran sebelum khirnya
muncul ke dunia dan beradaptasi dengan dunia luar. Dengan memberikan
ASI, maka dapat membantu mencegah infeksi dan mengurangi rasa akit
yang diderita bayi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus
diberikan pada bayi sampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan
pendamping.
2. Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar persentase ASI secara Eksklusif.
3. Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI.
B. SARAN
1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya
tentang ASI dan menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil
tentang gizi dan perawatan payudara selama masa kehamilan, sehingga
produksi ASI cukup.
2. Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit,
klinik bersalin, Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk
kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan ibu menyusui tentang ASI dan
menyusui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar