INFERTILITAS
Kalau seorang wanita berusia produkstif tidak melahirkan anak setelah tinggal secara terus menerus dengan suami yang secara relatif sehat selama 1-2 tahun ini dinamakan infertilitas wanita. Infertilitas didefinisikan sebagai kegagalan terjadinya kehamilan setelah satu tahun dengan koitus (bersenggama) normal. Patologis penyebab infertilitas bermacam-macam, seperti spasme tuba fallopi (bermacam penyebabnya, termasuk psikogenik) atau obstruksi (kelainan konginetal atau infeksi) serta gangguan getah serviks, malformasi uterus, perkembangan endometrium yang kurang sempurna, hiperprolaktinemia, faktor endokrin yang menyebabkan kegagalan terjadinya menstruasi dan atau ovulasi.
Pemeriksaan khusus
Infertilitas pada wanita bisa ditangani secara medis. Untuk itu akan dilakukan beberapa pemeriksaan yang meliputi :
- Anamnesis dan pemeriksaan lengkap (fisik, sosial, seksual dan psikologik), pemeriksaan pelvis untuk kelainan traktus genitalis.
Tes ovulasi (pengukuran temperratur basal tubuh dan lain-lain) Insuflasi tuba, histerosalfingografi, laporoskopi (kira-kira 30 % penyebab infertilitas berkaitan dengan gangguan atau anomali tuba). Pemeriksaan endokrin (kira-kira 20% infertilitas pada wanita disebabkan oleh hormonal).
Pemeriksan getah serviks, biopsi endometrium (kira-kira 10% infertilitas pada wanita adalah akibat lingkungan serviks yang tidak menunjang)
Penangan Infertilitas
Analisa semen dan grafik temperatur tampaknya mempunyai nilai terapreutis tersendiri dalam menangani infertilitas. Pendidikan tentang tehnik-tehnik bersenggama yang baik menjadi faktor vital terjadinya kehamilan. Pengobatan kelainan tuba dengan pembedahan mungkin dapat dicoba, juga perlu dilakukan pengobatan kelainan gionekologis yang mendasarinya dan pengobatan hiperprolaktinemia dengan bromocriptine, domiphene, progestrone, gonadotropin.
Resep untuk mengatasi infertilitas
500 gr jahe segar dan 500 gr gula coklat. Pasta jahe dan gula dikukus selama 1 jam dan dijemur di panas matahari pada musim panas selama 3 hari. Kemudian ramuan ini dikukus secara berulang-ukang dan dijemur selama 9 hari. Aturan pakai; satu sendok penuh ramuan ini dimakan dengan dosis 3 kali sehari. Sejak hari pertama menstruasi selama 1 bulan. Selama pengobatan pasien dilarang melakukan hubungan seksual. Resep ini dapat mengeluarkan angin dari dalam tubuh dan patogen dingin, menghangatkan uterus dan meningkatkan sirkulasi darah pada pengobatan kemandulan yang disebabkan dingin di dalam uterus.(dr. Stephen Lie)
PERKEMBANGAN PERILAKU DAN KEPRIBADIAN
MANUSIA MASA PRASEKOLAH
Beberapa tahap pencapaian perkembangan prilaku atau kepribadian manusia ,yaitu masa Pranatal,Postnatal,Masa Bayi,Masa anak ,Masa prasekolah,Masa sekolah,Masa Remaja.
Pada masa prasekolah ,anak mengalami proses perubahan dalam pola makan dimana umumnya mengalami kesulitan untuk makan . Disamping itu juga terjadi perkembangan Kognitif dan Psikososial.Sebagai Contoh ,Apabila Suatu saat dihadapkan pada masalah yang menimpa diri anak-anak ini , Ada kecenderungan Untuk mempertanyakan hal-hal sebagai berukut : apa yang sebenarnya terjadi pada anak ini?, Mengapa ia berbuat demikian ?, dsb .
Berdasarkan uraian diatas , Penulis mencoba sedikit Memberikan uraian tentang perkembangan prilaku atau keperibadian manusia masa Prasekolah.
A. Definisi perkembangan kepribadian
Perkembangan ialah perubahan-perubahan psikofisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam pasage waktu tertentu, Menuju kedewasaan (1995:21). Kepribadian , Bagi bangsa Roma ,Persona Berrarti bagaimana seorang tampil pada orang lain ,” Bukan diri sebenarnya . (1976:236)
Beberapa ciri kepribadian dipelajari dengan cara Coba ralat .Jika misalnya anak lebih banyak belajar dari hal yang kebetulan ketimbang dari meniru atau ajaran langsung bahwa agresifitas dalam situasi frustasi menghasilkan persetujuan teman sebaya dan memuaskan kebutuhan mereka, Mereka akan mengulangi prilaku agresif itu bilamana situasi yang serupa timbul . Lama kelamaan hal ini akan berkembang menjadi metode karakteristik untuk penyesuaian terhadap frustasi dan anak mulai dikenal sebagai ”Anak yang agresif”.(1976:239)
B.Tahapan Perkembang Prilaku dan Kepribadian Manusia.
1. Masa Pralahir(Pranatal)
Merupakan masa yang berlangsung sejak konsepsi (bertemunya sel telur dan sperma) sampai anak lahir.Masa ini cukup penting karena pada saat inilah terbentuknya potensi-potensi manusia ,Potensi mana berpengaruh pada perkebangan selanjutnya.
Beberapa hal penting pada masa Pralahir yang mempengaruhi perkembangan seseorang antara lain:
GIZI, jika ibu hamil kekurang gizi ,akan mengakibatkan berat badan lahir bayi rendah dan perkembangan yang buruk.
2. Perangsangan, Janin telah menunjukkan reaksi terhadap berbagai perangsanga seperti,peradapan,Tekanan,Perubaha suhu,Suara,Penyinaran,Obat-Obatan atau
rangsang kimia .
Emosi Ibu,Misalnya jika ibu.Mengalami ketegang karena Keadaan ekonomi sehingga terjadi gerakan bayi yang melingkat dan adanya unsur kecemasan dalam diri si IBU dapat mempengaruhi kelancaran dari proses melahirkan itu sendiri
Penyakit, Penyakit yang dapat membahayakan janin ,seperti Rubella,Syipilis,TBC,Malaria dan lain-lain. Usia IBU, Usia antara 20-30 dikatakan ideal untuk mengandung
Penyakit, Penyakit yang dapat membahayakan janin ,seperti Rubella,Syipilis,TBC,Malaria dan lain-lain. Usia IBU, Usia antara 20-30 dikatakan ideal untuk mengandung
2. Masa Bayi(usia 0-2th)
Masa ini banyak disebut sebut sebagai berlangsung dari saatr bayi lahir sampai berumur 2 th .Beberapa ciri yang merupakan manifestasi dari adanya proses perkembang pada bayi:
1. Adanya perkembang fisik,yan ditunjukan dari bertambahnya ukuran ,panjang ,dan Berat badan bayi
2. Perkembang Motorik,Seperti adanya respon bayi terhadap rangsang berupa gerakan seluruh tubuh dan Reflek. Contoh,Mengangkat kepala ,dada telungkup,Merangkak,Duduk,Berdiri,jalan dan seterusnya .
3. Perkembangan Befikir (Kognitif) Pada bayi ditandai oleh persyaratan rasa ingin tahu .
4. Perkembang emosi dan sosial , Seperti tidur nyenyak ,Berceloteh,Tertawa.
.
3.Masa anak prasekolah
Masa ini disebut juga masa anak-anak awal ,terbentang antara umur 2-6 th. beberapa ciri perkembangan pada masa ini adalah :
a) Perkembangan Motorik : Dengan bertambah matangnya Perkembangan otak yang mengatur sistem saraf-saraf otot (neuromuskular) memungkinkan anak-anak usia ini lebih lincah dan aktif bergerak .(1983:7-11) Pada perkembangn motorik kasak diawali dengan kemampuan untuk berdiri satu kali selam 1-5 detik , Melompat dengan satu kaki,Berjalan dengan tumit dan berjalan dengan
b) Bantuan.Perkembang motorik halus Mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki ,Menggambar dua atau tiga bagian , Mampu menjepit benda , melambaikan tangan ,Makan sendiri ,Minum dari cangkir dengan bantuan , Makan dengan jari, Membuat coretan diatas kertas .
c) Perkembang Kognitif , Sudah mulai menunjukkan perkembang dan anak sudah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah dan tampak sekali kemampuan anak belum mampu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat dan anak membutuhkan pengalaman belajar dengan lingkungan dan orang tuanya .(2005:25-36).
d) Perkembangan Komunikasi , Perkembangan komunikasi Pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangn bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kuarang lebih 10 kata , Pada tahun kedua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata ulangan. Pada usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai 900kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti Apa,Mengapa,Kapan,dan Bagaimana . Perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara.
4. Menurut Prof .Dr. Singgih D.Gunarsa dan Dr.Ny.Y Singgih D,Gunarsa, Ada 4 tugas yang pelu diperhatikan pengembangan komunikasi mengenai perkembangan Bahasa dan berfikir ,yakni:
1. Mengerti pembicaraan orang lain
2. Menyusun dan menambah perbendaharaan kata
3. Menggabungkan kata menjadi kalimat
4. mengucapkan yang baik dan benar
Pada masa ini nampak seakan-akan anak ”haus nama” dimana segala hal ditajanyakan . Dalam segi berfikir ,Anak berada pada tahap pro operrasional egosentris .Dengan bertambahnya usia , Egosentris akan berkurang dan ditambah dengan berbicara anak makin lama makin mapu menggunakan simbol-simbol .(1983:12)
CLAM CLIKINAL LINGUISTIK and AUDITORY MILESTENOS SCALE (capute dkk 1986). Menggunakan tonggak perkembangan berbahasa masa prasekolah :
v Tonggak perkembangan Usia reranata(Dalam bulan)
v Mengetahui kelaminnya 30
v Mengetahui nama 36
v Mengetahui usia 36
v Menggunakan perintah preposisi (dibawah ,diatas,dibelakang,didepan) 36
v Mengidentifikasi 3 warna 36
v Mengetahui apa yang ia lakukan bila “lapar ,”cape,”Kedinginan” 36
v Mengikuti tiga tahapan perintah 54
v Mengikuti alamat rumah 60
e) Perkembangan psikologis, Pada usia 2 atau 3 tahun seorang anak mulai melihat kemempuan- kemampuan tertentu dalam dirinya .Sikap terhadap orang lain mulai berubah .Disatu pihak membutuhkan orang tua , Dilain pihak kekakuannya mulai tumbuh dan ingin mengikuti kehendak – kehendaknya sendiri ,Ia sering membantah , masa ini disebut juga sebagai masa negatifitas yang pertama ,masa negatifitas tumbuh pada usia 5 sampai 6 tahun , Anak dalam perkembangan kepribadianya selalu membutuhkan seorang tokoh untuk identifikasi ,Idemtifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain . Pada anak ,Biasanya tokoh yang ingin disamai adalah ayah atau ibu .Dalam prosesnya ,Tampa disadari oleh sang anak bisanya mengambil alih sikap-sikap ,Norma ,nilai, dan sebagainya dari tokoh identifikasi (1998:26)
f) Perkembangn Moral , Pada masa ini anak sudah memiliki dasar –dasar dari sikap-sikap moralitas terhadap kelompoknya .Kalau sebelumnya anak diajarkan tentang apa yang benar dan apa yang salah maka pada masa ini lebih ditunjukkan mengenai bagaimana ia harus bertingkah laku ,Anak harus dapat merasakan akibat yang menyenangkan dari tingkah lakunya yang sesui kelompok sosial , Demikian akibat yang tidak menyenangkan pabila ia berlaku demikian. Anak juga mengenal suatu tindakan itu baik dari hadiah yang dijanjikan oleh orang tuanya .Artinya anak tau tindakan itu benar jika dengan tindakan itu kebutuhanya terpuasakan. Jadi masa ini anak dapat memperlihatkan sesuatu perbuatan yang baik ,Tapi masih tampa pengetahuan mengapa ia harus berbuat demikian .Ia melakukan iani untuk menghindari hukuman yang mingkin akan dialami dari lingkuangan sosial atau untuk memperoleh pujian atau untuk pemenuhan kebutuhannya . Dengan adanya rangsangan dari orang tua untuk anak berbuat baik diharapkan bahwa pada nak-anak tertanam nilai-nilai moral yang baik. Denagn dorongan orang tua 6.
dan usaha anak itu sendiri untuk selalu berbuat baik ,Diharapkan mulai anak mengerti ,ia sendiri kan tau mengapa perbuatan tertentu itu dikatakan baik dan yang tidak baik dengan demikian moralitas anak semakin berkembang.
dan usaha anak itu sendiri untuk selalu berbuat baik ,Diharapkan mulai anak mengerti ,ia sendiri kan tau mengapa perbuatan tertentu itu dikatakan baik dan yang tidak baik dengan demikian moralitas anak semakin berkembang.
g) Perkembang sosial ,Dunia pergaulan anak menjadi sangat luas keterampilan dan penguasaan dalam bidang fisik ,motorik,emosi sudah lebih meningkat. Anak makin ingin melakukan bermacam-macam kegiatan . Pada masa ini anak dihadapkan pada tuntutan sosial dan susunan emosi baru ,Bila orang tua dan lingkungan memberi kebebasan dan kesempatan untuk melakukan kegiatan ,Mereka mau menjawab pertanyaan anak dan tidak menghambat fantasi dan kreasi dalam bermain ,Dalam diri anak akan berkembang inisiatif. Sebaliknya krena pada masa ini mulai juga terpupuk kata hati ,Maka bila ajaran moral disiplin ditanamkan terlalu keras dan kaku ,Pada anak kan timbul rasa bersalah (menurut Erikson terjadi krisis antara inisiatof dengan rasa bersalah)(1989:12)
Arti bermain bagi anak-anak
Arti bermain bagi anak-anak
Pada usia kanak-kanak fungsi bermain mempunyai pengaruh besar sekali bagi perkembangan anak . Jika pada orang dewasa sebagian besar dari perbuatanya diarahkan sebagai pencapaian tujuan dan prestasi dalam bentuk kerja,maka kegiatan anak sebagian terbentuk aktifitas bermain. Permainan adalah kesibukan yang dipilih sendiri oleh tujuan .Sekalipun kita menyangka anak itu Cuma bermain-main dengan rasa tak acuh saja , Namun pada hakikatnya kegiantan tadi disertai intensitasa kesadaran , Minat penuh dan usaha yang keras ,Gerak-gerik kegiantan anak disebabkan oleh:
1. Kelebihan tenaga yang terdapat ada dirinya ,
2. Dorongan belajar guna melatih semua fungsi jasmani dan rohani.
Gerakan-gerakan bermain itu antara lain :
Gerakan-gerakan bermain itu antara lain :
Ø Menerjang, memukul – mukul, meyembur - yembur, merangkak, meluncur, melempar ,menyobek-nyobek kertas ,duduk,berdiri,berlari dan lain-lain . Identitas gerak permainan bergantung pada besarnya tenaga anak , Terutama pada yang kelebihan tenaganya . JIka kelebihan tenaganya berkurang maka permainan menjadi mengendor dan akhirnya berhenti .(1995:116)7.
3.. Masa anak – sekolah (umur 6-12 th)
1. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa laten dimana apa yang telah terjadi dab di pupuk pada masa sebelumya akan berlangsung terus untuk masa –masa selanjutnya . tahap usia ini disebut sebagai usia kelompok dimana anak mulai perhatian dan hubungan intim dalamk keluarga kerja sama dalam teman dan sikap terhadap kerja ataupun beklajar. Dengan memasuki SD salah satu yang penting yang perlu dimiliki anak adalah kematangan sekolah tidak saja mengikuti kecerdasan dan keterampilan motorik ,Bahasa , Tetapi juga hal lain seperti dapat menerima otoritas tokoh lain diluar orang tuanya .Kesadaran akan tugas ,Patuh terhadap peraturan dan dapat mengendalikan emosi-emosinya . Beberapa keterampilan yang perlu dimiliki anak pada fase ini meliputi antara lain :
1. Keterampilan menolong diri sendiri , Makan ,dandan , mandi
2. Keterampilan bantuan sosial ;anak mampu dalam tugas-tugas rumah tangga ,seerti nyapu,membersihkan rumah ,mencuci dan sebagainya
3. Keterampilan sekolah : Meliputi penguasaan dalam hal akademik dan non akademik misalnya mengarang, matematika, menyanyi, melukis,dan sebagainya .
4. Keterampilan bermain ;meliputi keterampilan dalam berbagai jenis permainan seperti mengendarai sepeda ,sepatu roda ,catur,Bulu tangkisdan lain-lain(1989:13-14)
5. Masa Remaja
Masa remaja dikenal sebagai sebagi masa yang kesukaran ,Bukan saja kesukaran individu yang bersangkutan Tetapi juga pada orang tuanya ,masyarakatbahkan pada aparat keamanan .Hal ini disebabkan karena transisi antara anak-anak dan dewasa .Masa ini sering di hadapkan suatu yang membingungkan ,Disatu pihak ia masih anak –anak dilain pihak ia harus seperti orang dewasa . situasi ini seperti menyebabkan prilaku aneh canggung kalu tidak terkontrol akan menjadi suatu kenakalan . Dalam usaha mencari 8. identitas diri sendiri ,Seorang remaja sering membantah oaring tuanya kareana ia mempunyai pendapat-pendapat sendiri ,Cita-cita serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya .Perbedaan pendapat dan nilai-nilai antara remaja dan orang tuanya menyebabkan remaja tidak selau mau menurut pada orang tuanya . Tingkatan-tingkatan perkembangan dalam masa remaja dapat berbagi dalam berbagai cara , Salah sarunya pembagian yang dilukan oleh STOLZ adalah sebagai berikut :
a) Masa Prepuber : Satu atau dua tahun sebelum remaja ,Anak menjadi gemuk pertumbuhan tinggi terhambat sementara .
b) Masa puber : perubahan-perubahan sangat nyata dan cepat anak wanita lebih cepat memasuki masa ini dari pada pria ,Masa ini lamanya berkisar antara 2,5-3,5 th
c) Masa Postpuber : pertumbuhan yang cepat sudah berlalu tetapi perubahan-perubahan tetap berlangsung pada beberapa bagian badan.
d) Masa akhir puber : Melanjutkan perkembangan sampai mencapai tanda-tanda kedewasaan.
d) Masa akhir puber : Melanjutkan perkembangan sampai mencapai tanda-tanda kedewasaan.
6. Masa Dewasa
Memasuki alam kedewasaan ,Seorang laki-laki harus mempersiapkan diri untuk dapat hidup dan menghidupi keluarganya .Sedangkan kaum wanita mempersiapkan diri untuk berumah tangga menjadi Istri dan seorang ibu . Laki-laki lebih agresif dan dominan , Sedangkan wanita lebih pasif dan submitif. Tingkah lakunya pria lebih kasar dan wanita lebih halus .
C. PERKEMBANGAN PRILAKU DAN KEPRIBADIAN MANUSIA MASA PRASEKOLAH MENRUT ERIKSON
Menurut Erikson ada banyak perkembangan penting pada fase ini ,Yakni : identifikasi terhadap orang tua(Opdipus komplek) ,Mengembangkan gerakan tubuh ,Keterampilan bahasa ,rasa ingin tahu ,imajinasai dan kemampuan menentukan tujuan. Ada beberapa pengaruh menurut erikson yaitu :
Aspek Psikoseksual,Konflik 9.
psikososial,Virtue (Tujuan-sengaja), Rituali sasi –ritualisme (Dramatik versus impersonasi)
a) Aspek Psikoseksual(perkelamianan-Gerakan),Opdipus komplek adalah drama yang dimainkan dalam imajenasi anak ,yamg tujuan utamanya adalah memahami berdagai konsepdasar seperti Reproduksi,pertumbuhan,Masa depan,Kematian. Aktifitas genetal pada usia ini diikuti dengan peningkatan fasilitas untuk bergerak ,Anak bisa bergerak dengan mudah berlari,meloncat,memanjat,tampa harus berusaha serius .Dimana permainan mereka menunjukkan inisiatif dan imajenasi.
b) Konflik Psikososial (Inisiatif fersus perasaan Berdosa ),Ketika anak sudah bisa berderak dan berkeliling dengan mudah dan semangat dan minat seksualnya muncul , Mereka memakai cara untuk memahami lingkungan .Inisiatif dipakai untuk memilih dan mengerjakan berbagai tujuan . Tujuan yang harus dihambat akan menmimbulkan rasa berdosa .Konflik antara inisiatif dan berdosa menjadi krisis psikososial yang dominant pada usia ini .
c) Virtue(tujuan-sengaja) , Konflik antara inisiatif dengan bedosa menghasilkan kekuatan dasar. Anak ini kini bermain dengan tujuan ,Terutama permainan kompetisi dan mengejar kemenangan .
d) Ritualisasi-Ritualisme(Dramatik Versus impersonasi) , Tahap ini dipenuhi dengan fantasi anak ,menjadi ayah ,ibu,menjadi karakter baik untuk mengalahkan penjahat ,Mereka berinteraksi dengan menggunakan fantasinya . Dramatik mendorong orang untuk berinteraksi sesui dengan peran yang diharapkan masyarakat ,Tampa menimbulkan perasaan berdosa pada diri mereka sendiri.
D. PERKEMBANGAN PRILAKU DAN KEPRIBADIAN MANUSIA MASA PRASEKOLAH MENRUT SULLLIVAN
Tahap ini dimulai dengan perkembangn bicara dan belajar berfikir sintaksis , Serta perluasan kebutuhan untuk bergaul kelompok sebaya . Anak mulai belajar
10. menyembunyikan aspek tingkah laku yang dinyakininya dapat menimbulkan kecemasan atau hikuman. Misalnya mereka belajar membuat alasan palsu . Mereka memiliki tampilan seolah-olah (as if formance),Yakni :
10. menyembunyikan aspek tingkah laku yang dinyakininya dapat menimbulkan kecemasan atau hikuman. Misalnya mereka belajar membuat alasan palsu . Mereka memiliki tampilan seolah-olah (as if formance),Yakni :
1. Dramatisasi : Permainan peran seolah-olah orang dewasa ,Belajar mengidentifikasi diri dengan orang tuanya ,Bagaimana bertingkah laku yang dapat diterima .Misalnya ,Anak berperan sebagai orang tuanya dan menghukum boneka yang bertingkah laku yang dikehendakinya .
2. Bergaya sibuk : Anak belajar berkonsentrasi pada satu kegiatan yang membuat mereka menghindari sesuatu yang menekan dirinya .Misalanya anak mencoba menghindar dari kecemasan mendapat komentar secara pedas orang tuanya ,Dengan menyibukkan diri dengan koleksi Musiknya .
3. Tranformasi jahat : Tranformasi jahat –Perasaan bahwa hidupnya ditengah-tengah musuh ,Sehingga hidupnya penuh rasa kecurigaan dan ketidak percayaan samapi tingkah laku yang paranoid.Ini terjadi karena dramatisasi dan bergaya sibuk yang kalau dipakai sekedarnya dapat membantu anak tumbuh dan berkembang.Dipakai secara berlebihan ketika anak dihadapkan pad kecemasan yang sangat ,Untuk mempertahankan diri dari bahaya terlibat dengan orang lain
4. Sublimasi Taka sadar : Mengganti sesuatu atu aktifitas yang dapat menimbulkan kecemasan dengan aktifitas yang dapat diterima secara sosial .
Masa anak ditandai dengan emosai yang timbala balik ,Anak disamping menerima juga bisa memberi kasih sayang .Hubungannnya dengan ibi jadi lebih pribadi dan tidak lagi searah .Ibu dinilai lagi ibu baik –Ibu buruk berdasarkan pemberian makanan tetapi anak mengevaluasi secara sintaksis sesui dengn apakah ibu menunjukkan perasaan kasih sayang timbal balik. Mengembangkan hubungan berdasarkan kepada kebutuhan kepuasan bersama .Masa anak juga ditandai dengan akulturasi yang cepat . Disamping menguasai bahasa ,anak belajar pola kultural dalam kebersihan.
E. BEBERAPA TEORI PRILAKU
a. Teori Insting
Teori ini dikemukakan oleh MeDouggal sebagai pelipor dari psikologi sosial , Menurutnya : Prilaku itu disebabkan oleh insting .dan Meodugall mengajukan satu daftar insting .insting merupkan prilaku yang bawaan ,dan inring akan mengalami perubahan karena mengalami perubahan .
b. Teori dorongan
Teori ini dikemukakan Oleh Hull : Teori ini bertitik tolak pada pandangna bahwa organisme itu mempunyai dorongan. Dorngan ini berkaitan dengan kebutuhan organisme yang mendorong organisme berprilaku.Bila organisme berprilaku dan memenuhi kebutuhanya maka akan terjadi pengurangan .
c. Teori Insentif
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa prilaku organisme disebabkan karena Insentif.Dengan adanya dorongan ornisme berbuat atau berprilaku.Insentif atau juga disebut reinforcement ada yang positif(hadiah) ada yang negatif(Hukuman)
d. Teori atribusi
Teori ini dikemukan oleh Fritz Heider : Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab apakah prilaku itu disebabkan oleh disposisi internal yang meliputi motif dan sikap ,atukah disposisi Ekternal .
e.Teori Kognitif
Teori ini dikemukakan oleh Fishben dan Ajzen : Apabila seseorang memilih prilkau mana yang mesti dilakukan ,Maka yang bersangkutan akan memilih alternatif prilaku yang akan membawa mamfaat yang sebesar-besarnya bagi yang bersangkutan .
KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN
Masa kanak - kanak merupakan masa paling awal dalam rentang kehidupan yang akan menentukan perkembangan pada tahap-tahap selanjutnya.
Masa kanakkanak terbagi dalam dua bagian yaitu masa kanak-kanak awal yang berlangsung dari usia dua tahun sampai enam tahun dan masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun sampai tiga belas tahun pada anak perempuan dan empat belas tahun pada anak laki-laki (Hurlock, 1997). Agar menjadi pribadi yang utuh, anak pada usia pra sekolah selain memiliki berbagai ketrampilan juga harus memiliki kemampuan bersosialisasi. Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan sebagai perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat dimana anak berada. Selain itu, Soekanto (1990) menambahkan bahwa sosialisasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan agar seseorang mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku serta agar yang bersangkutan menghargainya.
Di dalam interaksi sosial terjadi proses sosialisasi. Sosiali tersebut merupakan suatu kemampuan untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan kelompoknya (Hurlock, 2002). Hasil penelitian juga diperoleh bahwa proses sosialisasi mempunyai kedudukan strategis bagi anak untuk dapat membina hubungan dalam berbagai lingkungan. Kegagalan dalam proses sosialisasi menyebabkan seseorang menjadi pemalu, kurang percaya diri, menyendiri, keras kepala (Hurlock, 2000 dalam Poerwanti dan Widodo, 2002).
Proses sosialisasi anak, pertama-tama diperoleh melalui interaksinya dengan keluarga. Anak usia prasekolah merasa aman dalam kelekatannya dengan orang tua. Orang tua sebagai model bagi anak-anak untuk meniru cara berbahasa yang baik dan benar, cara mendengarkan orang lain berbicara, cara merespon, serta cara membaca dan menulis yang benar (Benson & Scarborough, 1993 dalam Veronika S, 1999) Pengaruh teman sebaya sangat penting dalam perkembangan anak.
Sebagian waktunya dihabiskan bersama teman-teman sebaya. Hasil penelitian Singer (1991, dalam Veronika, 1999) menunjukkan bahwa kebanyakan anak bermain mulai dari sendirian menuju ke kelompok.. Mereka mudah mendapatkan teman dan menunjukkan simpati pada anak lain (Schell & Hall, 1982 dalam Veronika 1999). Rasa simpati merupakan salah satu bentuk pengenalan dengan lingkungan sekitarnya. Rasa simpati sudah dikenal sejak masa kanak-kanak walaupun dalam perwujudannya sangat sederhana, seperti: suka menolong, membela teman yang lain, berbagi bekal makanan, mengajak bermain dan lain sebagainya.
Selain kelompok sebaya, guru juga mempunyai pengaruh terhadap anakanak, khususnya dalam menetapkan perilaku menurut jenis kelamin dan stereotip.
Hasil penelitian Fagot (1981, dalam Veronika S, 1999) menunjukkan bahwa
sekolah didedikasikan untuk mencegah bias gender. Misalnya, guru cenderungmengkritik anak laki-laki yang cengeng dan anak perempuan yang bermain diluar Pasal 1 ayat 14 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Supriadi, 2004). Penelitian Clarke – Stewart dan Fein (sitat dalam Santrock, 1995 dalam Heru Astikasari, 2004) menunjukkan bahwa anak-anak yang sejak usia dini telah mengikuti program pendidikan (playgroup maupun taman kanak-kanak), mereka lebih mandiri, berkompeten dan dewasa secara sosial, dalam arti mereka lebih percaya diri, dapat mengekspresikan diri secara verbal, mengetahui dunia sosial, bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sosial yang menyenangkan serta keadaan yang tidak menyenangkan.
Seperti apa seharusnya program pendidikan untuk anak usia pra sekolah?
Tentang melek huruf seharusnya mulai diperkenalkan ketika anak-anak sudah
mampu memahami bahasa verbal dan tulis (lewat suatu cerita yang dibacakan oleh orang tua atau guru). Membaca dan menulis seharusnya bukan sebagai tujuan utama melainkan sebagai suatu sarana, agar anak menjadi tertarik terhadap deretan huruf -huruf dari suatu tulisan. Nawawi (dalam Ihsan, 2003) menyatakan bahwa pendidikan regular adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarahdan sistematis melalui suatu lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Kurikulum pendidikan reguler merupakan kurikulum yang ditetapkan oleh Depdiknas dan mempunyai waktu belajar yang relatif singkat (reguler) dibandingkan dengan jenis pendidikan terpadu yang sekarang ini sedang berkembang. Pendidikan terpadu ini biasanya menggunakan jenis pendidikan full days school yang merupakan konsep belajar sehari penuh dimana anak didik berada di lingkungan sekolah dari pagi hingga sore hari. Jenis pendidikan ini berusaha mengoptimalkan kurikulum yang telah disusun oleh Depdiknas dengan pendidikan modern, baik dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dilihat dari bentuk pendidikan yang diberikan. Full days school menawarkan keuntungan bagi anak didiknya. Yaitu anak mendapat metode pembelajaran yang bervariasi daripada regular. (http://www.kabarindonesia.com oleh Ike Herdiana, 28 Maret 2007). Adanya full activity, membuat waktu tidak terbatas bagi anak didik. Artinya ada aktivitas lain di luar kelas yang merupakan sisi kehidupan anak sehari-hari untuk berinteraksi dengan teman sebaya, misalnya makan bersama, sholat berjamaah, bermain bersama, belajar kelompok ataupun menghafal surat-surat pendek dalam al quran. Sejak dini anak sudah terlatih berdisiplin waktu dalam belajar dan bermain. Waktu efektif hanya 3 jam, selebihnya aktivitas dominan setelah siang hari bukan lagi belajar formal tetapi aktivitas yang diminati anak. Orang tua tidak akan merasa khawatir karena anak berada seharian di sekolah. Orang tua bekerja lebih memilih sekolah full days bagi putra putrinya agar mereka dapat bekerja dengan tenang. Sebagian besar waktunya untuk belajar dalam mengembangkan kreativitasdan keilmuan anak didik seperti ilmu agama, ilmu eksakta, ilmu sosial, moral dan etika sehingga kesempatan untuk berkomunikasi dengan guru lebih terbuka (http://www.antara.co.id oleh Arc, 18 Juni 2008). Full days school juga memiliki kerugian, diantaranya stimulasi pendidikan sekolah yang beragam akan mendominasi waktu mereka. Anak kehilangan waktu bermain sehingga hal tersebut menjemukan bagi anak. Mereka tidak dapat berinteraksi dengan teman sebaya di rumah. Selain itu anak juga kehilangan waktu dirumah dan belajar tentang hidup bersama keluarga (http://www.kabarindonesia.com oleh Ike Herdiana, 28 Maret 2007). Sore hari ketika anak pulang sekolah mereka dalam keadaan lelah dan mungkin tidak berminat lagi untuk bercengkerama bersama keluarga. Berbeda dengan sekolah reguler. Sekolah reguler menawarkan beberapa keuntungan yaitu dengan tidak adanya metode pembelajaran yang beragam membuat anak merasa ringan dalam memperoleh pelajaran sehingga mereka tidakmerasa bosan ataupun capek ketika pulang sekolah dan dapat membagi waktu untuk bermain dirumah maupun berkumpul bersama keluarga(http://www.kabarindonesia.com oleh Ike Herdiana, 28 Maret 2007). Namun sekolah reguler sendiri juga memiliki kerugian yaitu dengan menggunakan waktu efektif selama 3 jam, maka tidak ada aktivitas lain diluar jam belajar dan bermain tersebut. Jadi tidak terdapatnya pengembangan kreativitas, keilmuan maupun keagamaan. Hal tersebut menyebabkan kurangnya interaksi dengan teman sebaya maupun tidak terjalinnya komunikasi yang terbuka dengan guru.
Padahal pengaruh teman sebaya sangat penting dalam perkembangan anak. Hal tersebut diatas didukung oleh hasil penelitian Dewi Nurhidayati (2006) bahwa siswa reguler memiliki ketrampilan sosial yang lebih baik dari pada siswa full day school. Dijelaskan bahwa, siswa full days kurang mengenal lingkungan sekitar dan terbiasa dengan figure tertentu (guru). Selain tersebut diatas, hasil penelitian Jauhariatun Marfu’ah (2007) menunjukkan bahwa hasil kreativitas yang dimiliki siswa Sekolah Dasar (SD) lebih tinggi daripada kreativitas Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan tidak ada perbedaan kreativitas pada siswa yang memiliki intelegensi tinggi dan rendah. Pada dasarnya, dalam memilih sekolah yang terbaik, sekolah tersebut harus dapat menerapkan waktu untuk belajar dan bermain agar tidak ada hambatan dalam proses sosialisasinya. Selama anak menikmati berarti mereka merasa nyaman dalam sekolah tersebut. Misalnya ketika pulang sekolah tidak ada indikasi capek, loyo, lesu, ataupun raut muka sedih pada diri anak. Jangan sampai anak merasa tertekan di tempat sekolah. Hal ini akan membuat anak depresi dan kehilangan pengalaman selama perkembangan masa kanak-kanak awal (http://www.wrm-indonesia.org oleh We R Mommies, Rabu 18 Oktober 2006). Pemilihan jenis pendidikan yang akan diterapkan kepada anak usia prasekolah mempengaruhi kemampuan bersosialisasinya. Pemilihan jenis pendidikan yang kurang sesuai akan menyebabkan rendahnya kemampuan bersosialisasi pada anak usia prasekolah. Ada tiga alasan mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan. Alasan pertama, dalam pendidikan prasekolah, anak diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku didalam lingkungan/masyarakat dimanaanak berada. Alasan kedua, sosialisasi merupakan basic/dasar dalam hubungan sosial. Karena sosialisasi dimulai dari keluarga, modal pertamanya dalam identifikasi tokoh. Sedangkan di playgroup atau taman kanak-kanaklah ia menghadapi dunia yang lebih luas. Playgroup atau taman kanak-kanak memberikan stimulasi intelektual maupun sosial. Di samping banyak kegiatan ataupun aktivitas bermain yang berbeda-beda juga banyak anak-anak sebaya untuk bekerjasama. Alasan ketiga, stimulasi intelektual tersebut ditawarkan dalam bentuk pendidikan formal dan pendidikan terpadu. Pendidikan formal disebut juga pendidikan resmi
ADAPTASI FISIOLOGIS PADA MASA POST PARTUM/NIFAS
Sebelum membahas tentang perubahan-perubahan pada masa nifas baik fisiologis maupun psikologis, maka kelompok akan menjelaskan terlebih dahulu tentang pengertian nifas.
Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik fisik maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang lebih 6 minggu. Selain itu, pengertian masa nifas adalah masa mulainya persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang berhubungan dengan kehamilan / persalinan. (Ahmad Ramli. 1989).
Dari dua pengertian di atas kelompok menyimpulkan bahwa masa nifas adalah masa sejak selesainya persalinan hingga pulihnya alat-alat kandungan dan anggota badan serta psikososial yang berhubungan dengan kehamilan / persalinan selama 6 minggu.
Dalam proses adaptasi pada masa post partum terdapat 3 (tiga) periode yang meliputi"immediate puerperium" yaitu 24 jam pertama setelah melahirkan, "early puerperium" yaitu setelah 24 jam hingga 1 minggu, dan "late puerperium" yaitu setelah 1 minggu sampai dengan 6 minggu post partum.
Perubahan fisiologis terjadi sejak hari pertama melahirkan. Adapun perubahan fisik yang terjadi adalah :
- Sistem kardiovaskuler
Sebagai kompensasi jantung dapat terjadi brandikardi 50 - 70 x/menit, keadaan ini dianggap normal pada 24 - 48 jam pertama. Perubahan suhu yang meningkat sampai dengan 38 ° Celsius sebagai akibat pemakaian tenaga dan banyak berkeringat saat melahirkan. Peningkatan suhu tubuh lebih dari 38 ° Celsius menunjukan adanya tanda-tanda infeksi pada post partum seperti mastitis, endometritits. Penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg pada saat klien merubah posisi dari berbaring ke duduk lebih disebabkan oleh refleks ortostatik hipertensi.
- Diaporesis Post partum
Klien dapat mengeluarkan keringat yang banyak disertai perasaan menggigil. Perasaan ini terjadi karena vasomotor yang tidak stabil.
- Perubahan sistem urinarius
Selama masa persalinan trauma pada kandung kemih dapat mengakibatkan edema dan mengurangi sensitifitas kandung kemih. Perubahan ini dapat terjadi sebagai akibat peregangan yang berlebihan dan pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas.
Bila klien lebih dari dua hari tidak dapat buang air kecil, maka keadaan ini merupakan hal yang tidak normal. Protein urin pada hari kedua adalah normal, karena kebutuhan protein yang dikatalisis involusi uteri meningkat. Bila ini berlangsung sampai dengan hari ke tujuh, menandakan adanya gejala preeklamsi.
- Perubahan sistem gastro intestinal
Keadaan gastro intestinal kembali berfungsi ke keadaan semula setelah satu minggu post partum. Konstipasi terjadi akibat penurunan motilitas usus, kehilangan cairan tubuh dan rasa tidak nyaman di daerah perineum, penggunaan enema pada kala I dan penurunan tonus otot abdominal.
- Keadaan muskuloskeletal
Pada masa kehamilan otot abdomen meregang sedemikian rupa dikarenakan pembesaran uterus yang mengakibatkan otot abdomen melemas dan kendor sehingga teraba bagian otot-otot yang terpisah disebut diastasis recti abdominis.
- Perubahan sisten endokrin
Perubahan sistem endokrin disini terjadi penurunan segera kadar hormon estrogen dan progesteron. Hormon prolaktin pada masa laktasi akan meningkat sebagai respon stimulasi penghisapan puting susu ibu oleh bayi. Pada wanita yang tidak menyusui hormon estrogen dapat meningkat dan merangsang pematangan folikel. Untuk itu menstruasi dapat terjadi 12 minggu post partum, pada klien menyusui dapat lebih lama (36 minggu).
- Perubahan pada payudara
Payudara dapat membengkak karena sistem vaskularisasi dan limfatik disekitar payudara dan mengakibatkan perasaan tegang dan sakit. Pengeluaran air susu ke duktus lactiferus oleh kontraksi sel-sel mioepitel tergantung pada sekresi oksitosin dan rangsangan penghisapan puting susu oleh bayi.
- Perubahan uterus
Involusi uterus terjadi segera setelah melahirkan. Tinggi fundus uteri pada saat plasenta lahir 1 - 2 jam setinggi 1 jari di atas pusat, 12 jam setelah melahirkan tinggi fundus uteri pertengahan pusat dan sympisis, pada hari ke sembilan uterus tidak teraba lagi. Bersama involusi uterus ini teraba terdapat pengeluaran lochea. Lochea pada hari ke 1 - 3 berwarna merah muda (rubra), pada hari ke 4 - 9 warna coklat / pink (serosa), pada hari ke- 9 warna kuning sampai putih (alba).
- Perubahan dinding vagina
Segera setelah melahirkan dinding vagina tampak edema, memar serta rugae atau lipatan-lipatan halus tidak ada lagi. Pada daerah perineum akan tampak goresan akibat regangan pada saat melahirkan dan bila dilakukan episiotomi akan menyebabkan rasa tidak nyaman.
I. Adaptasi Psikologi Ibu
Menjadi orang tua merupakan suatu krisis tersendiri dan harus melewati masa transisi. Masa transisi pada post partum yang harus diperhatikan perawat adalah :
- Honeymoon adalah fase setelah anak lahir dan dan terjadi kontak yang lama antara ibu, ayah, anak. Kala ini dapat dikatakan sebagai psikis honeymoon yang memerlukan hal-hal romantis masing-masing saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang baru.
- "Bonding Attachment" atau ikatan kasih
- Dimulai sejak dini begitu bayi dilahirkan."Bonding" adalah suatu istilah untuk menerangkan hubungan antara ibu dan anak. Sedangkan"attachment" adalah suatu keterikatan antara orang tua dan anak. Peran perawat penting sekali untuk memikirkan bagaimana hal tersebut dapat terlaksana. Partisipasi suami dalam proses persalinan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan ikatan kasih tersebut.
Perubahan psikologis pada klien post partum akan dikuti oleh perubahan psikologis secara simultan sehingga klien harus beradaptasi secara menyeluruh.
Menurut klasifikasi Rubin terdapat tiga tingkat psikologis klien setelah melahirkan adalah :
- "Taking In"
Suatu periode dimana ibu hanya berorientasi pada kebutuhan diri sendiri, tingkah laku klien pasif dengan berdiam diri, tergantung pada orang lain. Ibu belum mempunyai inisiatif untuk kontak dengan bayinya. Dia sangat membutuhkan orang lain untuk membantu, kebutuhannya yang utama adalah istirahat dan makan. Selain itu ibu mulai menerima pengalamannya dalam melahirkan dan menyadari bahwa hal tersebut adalah nyata. Periode ini berlangsung 1 - 2 hari.
Menurut Gottible, ibu akan mengalami"proses mengetahui/menemukan" yang terdiri dari :
1. Identifikasi
Ibu mengidentifikasi bagian-bagian dari fisik bagyi, gambaran tubuhnya untuk menyesuaikan dengan yang diharapkan atau diimpikan.
Ibu mengidentifikasi bagian-bagian dari fisik bagyi, gambaran tubuhnya untuk menyesuaikan dengan yang diharapkan atau diimpikan.
2. Relating (menghubungkan)
Ibu menggambarkan anaknya mirip dengan anggota keluarga yang lain, baik dari tingkah lakunya dan karakteristiknya.
Ibu menggambarkan anaknya mirip dengan anggota keluarga yang lain, baik dari tingkah lakunya dan karakteristiknya.
3. Menginterpretasikan
Ibu mengartikan tingkah laku bayi dan kebutuhan yang dirasakan.
Pada fase ini dikenal dengan istilah "fingertip touch"
Ibu mengartikan tingkah laku bayi dan kebutuhan yang dirasakan.
Pada fase ini dikenal dengan istilah "fingertip touch"
- "Taking Hold"
Periode dimana terjadi perpindahan dari keadaan ketergantungan keadaan mandiri. Perlahan-lahan tingkat energi klien meningkat merasa lebih nyaman dan mulai berfokus pada bayi yang dilahirkan. Klien lebih mandiri, dan pada akhirnya mempunyai inisiatif untuk merawat dirinya, mampu untuk mengontrol fungsi tubuh, fungsi eliminasi dan memperhatikan aktifitas yang dilakukannya setiap hari. Jika ibu merawat bayinya, maka ia harus memperhatikan kualitas dan kuantitas dari produksi ASI. Selain itu, ibu seharusnya tidak hanya mengungkapkan keinginannya saja akan tetapi harus melakukan hal tersebut, misalnya keinginan berjalan, duduk, bergerak seperti sebelum melahirkan. Disini juga klien sangat antusias merawat bayinya.
- Pada fase ini merupakan saat yang tepat untuk memberikan pendidikan perawatan utnuk dirinya dan bayinya.
Pada saat ini perawat mutlak memberikan semua tindakan keperawatan seperti halnya menghadapi kesiapan ibu menerima bayi, petunjuk-petunjuk yang harus diikuti tentang bagaimana cara mengungkapkan dan bagaimana mengaturnya. Perawat harus berhati-hati dalam memberikan instruksi dan tidak memaksakan kehendaknya sendiri. Apabila klien merasa tidak mampu berbuat seperti yang diperbuat oleh perawat, maka perawat harus turun langsung membantu ibu dalam melaksanakan kegiatan / tugas yang nyata (setelah pemberian demonstrasi yang penting) dan memeberi pujian untuk setiap tindakan yang tepat. Bila ibu sudah merasakan lebih nyaman, maka ibu sudah masuk dalam tahap ke- 2" maternal touch", yaitu"total hand contact" dan akhirnya pada tahap ke- 3 yang disebut" enfolding". Dan periode ini berlangsung selama 10 hari.
- "Letting Go"
Pada fase ini klien sudah mampu merawat dirinya sendiri dan mulai disibukan oleh tanggung jawabnya sebagai ibu. Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah.
Pada fase ini ibu mengalami 2 perpisahan, yaitu
1. Mengerti dan menerima bentuh fisik dari bayinya
2. Melepaskan peran ibu sebelum memiliki anak, menjadi ibu yang merawat anak.
- "Post partum Blues"
Pada fase ini, terjadi perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron yang menurun, selain itu klien tidak siap dengan tugas-tugas yang harus dihadapinya. Post partum blues biasanya terjadi 6 minggu setelah melahirkan. Gejala yang tampak adalah menangis, mudah tersinggung, gangguan nafsu makan, gangguan pola tidur, dan cemas. Bila keadaan ini berlangsung lebih dari 2 minggu dan klien tidak mampu menyesuaikan dengan tuntutan tugasnya, maka keadaan ini dapat menjadi serius yaitu keadaan post partum depresi.
II. Adaptasi Psikologis Ayah
Respon ayah pada masa sesudah klien melahirkan tergantung keterlibatanya selama proses persalinan, biasanya ayah akan merasa lelah, ingin selalu dekat dengan isteri dan anaknya, tetepi kadang-kadang terbentur dengan peraturan rumah sakit.
III. Adaptasi Psikologis Keluarga
Kehadiran bayi baru lahir dalam keluarga menimbulkan perubahan peran dan hubungan dalam keluarga tersebut, misalnya anak yang lebih besar menjadi kakak, orang tua menjadi kakek / nenek, suami dan isteri harus saling membagi perhatian. Bila banyak anggoata yang membantu merawat bayi, maka keadaan tidaklah sesulit dengan tidak ada yang membantu, sementara klien harus ikut aktif melibatkan diri dalam merawat bayi dan membantu rumah tangga.
Macam-macam Adaptasi
Ada tiga macam bentuk adaptasi yaitu
1. Adaptasi Morfologi,
Adaptasi morfologi meliputi penyesuaian diri makhluk hidup dengan ditandai adanya bentuk tertentu dari bagian tubuh mahkluk hidup agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Lingkungan hidup yang berbeda menyebabkan adaptasi morfologi yang berbeda pula.
1.1 Adaptasi Morfologi pada tumbuhan
1.1 Adaptasi Morfologi pada tumbuhan
a. Bentuk daun yang berbeda-beda sesuai dengan tempat hidupnya.
1. Daun teratai yang tipis memungkinkan tumbuhan teratai ringan dan tidak banyak menyimpan air sedangkan bentuk daun yang lebar memungkinkan jumlah stomata yang banyak sehingga proses penguapan berlangsung lebih cepat. Tanaman teratai merupakan salah satu contoh tanaman yang hidup di air (Hidrofit).
2. Duri yang tumbuh pada tanaman kaktus sebenarnya adalah daun yang mereduksi menjadi duri yang bertujuan untuk mengurangi penguapan Kaktus merupakan salah satu contoh tanaman yang hidup di daerahkurang air (Xerofit).
Ø Bentuk akar yang berbeda-beda sesuai dengan tempat hidupnya
Ø Akar serabut dan panjang pada tanaman kaktus memungkinkan jangkauan yang lebih jauh untuk mendapatkan sumber air.
Ø Bakau memiliki perakaran tunjang yang mampu menyangga berdirinya batang dan sebagai alat bantu dalam penyerapan oksigen
1.2 Adaptasi Morfologi pada hewan :
a. Berbagai macam bentuk paruh burung sesuai dengan jenis makanannya.
1. Paruh bebek pada pangkalnya terdapat bentuk seperti sisir, berguna menyaring makanan dari air dan lumpur.
2. Paruh burung pipit bentuknya pendek tebal dan runcing berfungsi untuk memecah biji-bijian.
b. Berbagai macam cakar/kaki burung 0.
1. Bebek kakinya berselaput diantara ruas jarinya untuk berenang dan berjalan di atas tanah berlumpur.
2. Kaki ayam sangat baik digunakan untuk mengais makanan di tanah.
2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi Fisiologi merupakan penyesuaian diri makhluk hidup dengan cara melakukan proses fisiologis dalam tubuhnya agar dapat menjaga kelangsungan hidupnya.
2.1 Adaptasi Fisiologi pada tumbuhan :
- Tumbuhan insektivora menghasilkan enzim protease sebagai penghancur protein dari tubuh mangsanya. Contohnya :
Kantung Semar
v Proses gutasi berlangsung ketika daun melakukan penguapan, namun udara luar dalam keadaan jenuh sehingga uap air yang keluar dari dalam daun dalam bentuk gas berubah menjadi titik-titik air di tepi daun. Proses gutasi pada tumbuhan higrofit.
v Bunga bangkai mengeluarkan bau untuk menarik perhatian serangga makanannya. Bunga bangkai mengeluarkan bau tak sedap
2.2 Adaptasi Fisiologi pada Hewan :
a. Hewan darat,
v Hewan herbivora memiliki enzim selulase untuk mencerna zat selulosa dalam makanannya. Contohnya : hewan herbivora.
v Rayap memiliki enzim selulase yang dihasilkan oleh flagellata dalam ususnya untuk mencerna zat selulosa makanannya yang berasal dari kayu. Contohnya : rayap.
b. Hewan air:
v Cumi-cumi menghasilkan zat seperti tinta untuk mengelabuhi pemangsanya.
v Ikan air tawar akan menghasilkan urine lebih banyak dan encer dibanding ikan air laut yang menghasilkan urine yang lebih sedikit dan pekat.
3. Adaptasi tingkah laku.
Adaptasi tingkah laku merupakan tingkah laku makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar tetap bertahan hidup:
3.1 Adaptasi tingkah laku pada tumbuhan:
v Pohon jati akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi penguapan.
v Pada musim kemarau tumbuhan berakar rimpang seperti jahe akan melakukan estivasi dengan cara mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh dipermukaan untuk mengurangi penguapan Tanaman jahe melakukan estivasi pada musim kemarau.
3.2 Adaptasi tingkah laku pada hewan :
v Trenggiling akan menggulungkan badannya jika disentuh , untuk menutupi bagian perutnya yang berkulit tipis Trenggiling menggulungkan tubuhnya.
v Seperti reptilian laut dan mamalia air lainnya, paus secara periodik akan muncul ke permukaan air untuk bernafas.
v Bunglon akan merubah warna kulit tubuhnya sesuai dengan warna sekitar, hal ini disebut dengan Mimikri.
v Hibernasi atau tidur panjang pada musim dingin dilakukan karena kondisi lingkungan yang ekstrim.Dilakukan oleh hewan: seperti tikus gurun, beruang, ataupun landak. Suhu tubuhnya sedikit turun dibanding udara di sarangnya. Dengan cara ini makanan yang tersimpan dalam tubuhnya terbakar sangat lambat .
v Kerbau berkubang di lumpur untuk melindungi kulitnya yang gelap dari panas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar