BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
dengan lahirnya janin ke dunia luar. Lamanya normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
dalam tiga trimester yaitu : trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari
bulan ke 7 sampai 9 bulan (Sinopsis obstetri, 1998 : 43)
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik,
psikis dan sosial pada ibu, oleh karena itu peran keluarga sangat besar dalam
upaya pemeliharaan kehamilannya. Pada primigravida merupakan kondisi kehamilan
yang pertama kali dialami, maka asuhan antenatal care merupakan standar
kepentingan dalam deteksi dini komplikasi yang terjadi baik pada ibu marupun
janin, tapi asuhan antenatal care tidak hanya untuk ibu primigravida ibu
multigravidarum harus tetap diberi asuhan antenatal care, oleh karena itu
perawatan fisik dan mental sebelum persalinan harus dimulai sejak ibu merasa
hamil (Manuaba, 1995 : 95)
Antenatal care merupakan parameter utama
dalam mendeteksi dini adanya kelainan selama kehamilan, serta merupakan angka
kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Antenatal care sangat diperlukan oleh
ibu hamil karena dapat membantu memantau kemajuan ibu hamil karena dapat
membantu memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
pertumbuhan bayi. Dari antenatal care didapatkan data perkiraan persalinan di
Indonesia setiap tahunnya 5.000.000 jiwa dijabarkan bahwa :
1.
Angka
Kematian Ibu (AKI) sebesar 19.000 – 20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap
26-27 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %, infeksi
22,5 %, gestosis 17,5 %, anesthesis 2,0 %
2.
Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000
atau terjadi setiap 18-20 menit. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia
neonatum 49 %, infeksi 24-34 %, BBLR 15-20 % catat bawaan 1-3 %
Salah satu penyebab
kejadian diatas adalah pengawasan antenatal masih belum maksimal sehingga
penyulit kehamilan dan hamil resiko tinggi tidak diketahui atau terlambat
diketahui
Kehamilan resiko tinggi
adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada
kehamilan yang dihadapi. Kumpulan riwayat faktor resiko tinggi meliputi faktor
: umur, , paritas, ras, status perkawinan, riwayat persalinan, gizi dan
nutrisi, keadaan sosial ekonomi, psikis, komplikasi, kehamilan, dll (Synopsis
obsetetri jilid II, 1998 : 2001)
Mengembangkan obstetric
klinik sosial, mengusahakan agar tenaga medis mampu mengenali kasus-kasus
kehamilan resiko tinggi, serta pengawasan antenatal yang teratur, memegang
peranan penting dalam hal ini. Dengan demikian faktor-faktor resiko tinggi
dapat ditemukan sedini mungkin lalu dikoreksi dan penanganan sehingga dapat
menghilangkan atau memperkecil pengaruhnya terhadap morbiditas dan mortalitas
anak. Adapun frekuensi KRT yang dilaporkan oleh beberapa peneliti berbeda-beda
tergantung dari cara penilaian faktor-faktor yang dimasukkan dalam kehamilan
resiko tinggi. Angka untuk daerah di Indonesia belum ada. Rochayati
(1977) dan RS Soetomo Surabaya melaporkan KRT mencapai 30,8 % dengan kriteria
24,9 % dengan memakai skor dari jumlah kasus periksa hamil sebagai penyebab
(Sinopsis obstetri jilid II,1998, 202)
Maka dari itu, Praktek
Kerja Lapangan (PKL) merupakan bentuk pembelajaran klinik dengan menerapkan
materi yang telah didapat di bangku kuliah terutama mata kuliah kebidanan
komunitas pada keluarga, dimana mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata tentang
peran dan fungsi bidan di masyarakat dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bekerja dengan individu, keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan
kebidanan serta dapat mengembangkan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan pengorganisasian
masyarakat
1.2. Tujuan
1.2.1.
Tujuan Umum
Mendapatkan
pengalaman nyata dalam peran, fungsi dan tugas bidan serta dapat mengembangkan
sikap etis, nasionalisme dan pelaksanaan dalam melaksanakan praktek kebidanan
1.2.2.
Tujuan Khusus
-
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
-
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga
-
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
-
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
kebidanan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya
-
Meningkatkan produksivitas keluarga dalam meningkatkan
mutu hidupnya
1.3. Manfaat Penulisan
1.3.1.
Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dan evaluasi alam
pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas
di dalam praktek kerja lapangan yang telah didapat di perkuliahan
1.3.2.
Bagi institusi
Dapat
digunakan sebagai bahan asuhan dan tambahan kepustakaan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan
1.3.3.
Bagi lahan praktek/ masyarakat
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk
mengetahui masalah kesehatan yang ada pada masyarakat
1.4. Metode Penulisan
Asuhan kebidanan
komunitas ini disusun setelah penulis melakukan penulisan secara deskriptif
dalam bentuk studi kasus yang dibuat berdasarkan keadaan dalam situasi yang
nyata. Dan tertuju pada pemecahan masalah dengan menggunakan metode :
1.4.1.
Studi kepustakaan
Mengumpulkan data melalui bahasa ilmiah dengan cara
membaca yang berkaitan dengan kehamilan resiko tinggi dan kesehatan masyarakat
1.4.2.
Wawancara dan observasi
Mengumpulkan data melalui tanya jawab secara
langsung pada pasien, keluarga maupun tim kesehatan yang terkait
1.4.3.
Pemeriksaan fisik
Data yang didapat melalui pemeriksaan fisik dengan
cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk mendapatkan data obyektif
1.4.4.
Dokumentasi
Suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat, catatan medik, keluarga
dan lain-lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Dasar Kebidanan Komunitas
2.3.1
Pengertian
Kebidanan komunitas adalah seorang bidan yang bekerja melayani keluarga
dan masyarakat di wilayah tertentu (Dr. J.H. Syahlan, SKM)
Kebidanan komunitas adalah para praktisi bidan yang berbasis komuniti
harus dapat memberikan supervisi, yaitu dibutuhkan oleh wanita selama masa
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir secara komprehensif (United
Kingdom Central Council For Nursing, Midwifery and health)
2.3.2
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah komuniti, di dalam komuniti
terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok dalam suatu
masyarakat
Sasaran utama pelayanan
kebidanan komunitas adalah ibu dan anak dalam keluarga
Ibu : Calon ibu/ masa pranikah ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, ibu masa interval, menopouse
Anak : Bayi, balita, masa sekolah
Keluarga Berencana : Nuclear family (suami,
istri, anak), extended family (keluarga besar, kakek, nenek, dll)
Masyarakat : Masyarakat desa, kelurahan dalam batas
wewenang kerja
2.3.3
Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan
oleh Bidan
Kegiatan pelayanan kebidanan
komunitas yang dilakukan oleh bidan meliputi :
a.
Penyuluhan kesehatan
b.
Pemeliharaan kesehatan ibu dan balita
c.
Konsep keluarga berencana
d.
Imunisasi, gizi, keluarga berencana
e.
Memberikan
pelayanan kesehatan ibu di rumah
f.
Membina
dan membimbing kader dan dukun bayi
g.
Menggerakkan
dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
h.
Membina
kerja sama lintas program dan lintas sektoral
i.
Melakukan rujukan medik
j.
Mendeteksi
secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakai kontrasepsi
2.2
Konsep
Dasar Keluarga
2.4.1
Pengertian
Adalah suatu kelompok atau
kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat
yang terkecil dan biasanya tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan
atau ikatan-ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat
tinggal). biasanya di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari
satu periuk.
Keluarga adalah dua atau lebih
dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain. (Dep. Kes. RI, 1998)
Dari kedua batasan diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga ini adalah :
1. Unit terkecil masyarakat
2. Terdiri dari dua orang atau lebih
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian
darah
4. Hidup dalam satu rumah tangga
5. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
6. Berinteraksi satu sama lain
7. Setiap anggota keluarga menjalankan
peranannya masing-masing
8. Menciptakan dan mempertahankan suatu
kebudayaan
2.4.2
Struktur
Keluarga
Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya
adalah :
a. Patrilineal : Keluarga
sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal : Keluarga
sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui garis ibu.
c. Matrilokal : Sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal : Sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan : Hubungan suami istri
sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena
Ciri-ciri struktur keluarga Anderson Carter :
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling
ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki
kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya masing- masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap
anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
2.4.3
Tipe/Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak -anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah
keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya : nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah
keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali
dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah
keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah
keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f.
Keluarga
Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
2.4.4
Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalarn posisi dan situasi tertentu.
1.
Peranan
Ayah : ayah
sebagai kepala keluarga dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pernberi rasa aman.
2.
Peranan
Ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anak. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rurnah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak- anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya.
3.
Peranan
Anak : anak-anak
rnelaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
2.4.5
Fungsi
Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat
dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1. Untuk meneruskan keturunan
2. Memelihara dan rnernbesarkan anak
3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4. Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2. Memberikan perhatian diantara anggota
keluarga
3. Membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga
4. Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi Sosialisasi
1. Membina sosialisasi pada anak.
2. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak.
3. Meneruskan nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekonomi
1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk
rnemenuhi kebutuhan keluarga
2. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga
untuk rnernenuhi kebutuhan keluarga
3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dimasa yang akan datang
Arti lain membagi fungsi
keluarga sebagai berikut :
1. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas
keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan
dan masa depan anak.
2. Fungsi Sosialisasi Anak. Tugas keluarga
dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam
hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik.
4. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal
ini adalah keluarga menjaga secara instuitif. merasakan perasaan dan suasana
anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama
anggota keluarga.
5. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam
fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang
lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan
keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan
lain setelah di dunia ini.
6.
Fungsi
Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber
kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain. Kepala
keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan. mengatur penghasilan tersebut.
7.
Fungsi Rekreatif Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif
ini tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga. Rekreasi dapat dilakukan
di rumah dengan cara nonton televisi bersama, bercerita tentang pengalaman
masing- masing dan sebagainya.
8.
Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal
ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus dari berbagai
fungsi diatas 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya adalah :
1)
Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak,
sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
2)
Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa
aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga kemungkinan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
3)
Asuh adalah menuju kebutuhan pemelihara dan perawatan
anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan rnenjadikan
mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
2.4.6
Ciri-Ciri
Keluarga
a.
Diikat dalam suatu tali perkawinan
b.
Ada
hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing
anggotanya
e.
Ada
pengambilan keputusan
f.
Kerjasama diantara anggota keluarga
g.
Komunikasi
interaksi antar anggota keluarga
h.
Tinggal
dalam suatu rumah
2.3 Konsep Dasar Kehamilan Fisiologis
2.1.1 Definisi Kehamilan
-
Kehamilan
adalah dimulai dari konsepsi dengan lahirnya janin ke dunia luar. Lamanya
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal : 89)
-
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkambangan janin
intra uterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
(Manuaba, 1994: 4)
2.1.2 Proses Kehamilan
|
|
2.3.3
Diagnosa Kehamilan
A.
Tanda-tanda hamil
Tanda pasti
·
Terdengar cortonen
·
Teraba gerakan janin
·
Rangka gerakan janin
·
Melihat hasil konspsi pada ultrasonografi
B.
Primigravida dan multigravida
|
Primigravida
|
Multigravida
|
Buah dada
Papila mammae
Striae
gravidarum
Vulva
Vagina
Perineum
Ostrium uteri
exter
|
Regang
Runcing
Livide
Menutup
Impervoratus,
sempit
Rugag Å
Utuh
Bulat
|
Lembab,
mengantung
Tumpul
Albican
Menganga
Carurculag
myrtifomis
Longgar, licin
Jaringan parut
Å
Berbentuk
garis
|
C.
Tuanya kehamilan
·
Lamanya amenorhoe
·
Tinggi
fundus uteri : hanya berguna untuk letak kepala
12 minggu : 3 jari atas sympisis
16 minggu : ½ sympisis pusat
20 minggu : 3 jari bawah pusat
24 minggu : setinggi pusat
28 : minggu : 3 jari atas
pusat
32 minggu : ½ pusat PA
36 minggu : 3 jari bawah px
·
Mc. Donald
Tuanya kehamilan : TFU / 3,5 cm
·
Dari
masuk tidaknya kepala dalam PAP
Primigravida kepala masuk PAP
pada minggu ke 36
Multigravida kepala masuk PAP permulaan inpartu
D.
Anak hidup atau mati
Tanda-tanda anak mati :
1. Bunyi jantung anak tidak terdengar lagi
2. Rahim tidak membesar malahan fundus turun
3.
Palpasi anak menjadi kurang jelas
4.
Reaksi biologis menjadi negatif
5. Ibu tak merasa lagi pergerakan anak
6.
Pada gambar rontgen terlihat
-
Tanda spolding
-
Tulang punggung sangat melengkung
-
Adanya
gelembung-gelembung gas dalam rahim
E.
Tanda tungga atau kembar
Tanda anak kemabar :
1. Perut lebih besar dari usia kehamilan
2.
Meraba 3 bagian besar atau lebih
3.
Meraba 2 bagian besar berdampingan
4.
Meraba banyak bagian kecil
5.
Mendengar DJJ
·
Panctum maximum 2 tempat
·
Dengan
perbedaan denyut lebih dari 10 x/menit
6.
Pada foto rontgen melihat kerangka janin
F.
Letak anak
Situs : Letak bujur/ melintang
Habitus : Fleksi/ defleksi
Positio : Menentukan letak kepala
Presentatio : Menentukan bagian terendah anak
G.
Kehamilan intrauterine atau extrauterin
Tanda intrauterin
·
Pada
waktu meraba anak, uterus berkontraksi
·
Kadang-kadang
ligamentum rotundum teraba kanan, kiri dari tumor yang mengandung anak
Tanda ekstrauterin
·
Bagian anak mudah sekali dipalpasi
·
DJJ lebih jelas
·
Biasanya ada kelainan letak
·
Disamping bayi teraba tumor yaitu uterus
·
Oxitosin tes uterus tidak bereaksi
H.
Keadaan jalan lahir
Ukuran luar spinorum
·
Distonsia Spinarum : 23 – 26 cm
·
Distonsia Cristorum : 26 – 29 cm
·
Conjugata Externa : 18 – 20 cm
·
Distonsia Tuberum : 10,5 cm
·
Lingkar panggul :
80 – 90 cm
I.
Keadaan umum ibu
Tanda-tanda vital
Tekanan darah :
110/70 mmHg Suhu : 36,5 0C – 37,5 0C
Pernafasan :
16 – 24 x/menit Nadi : 80 – 88 x/mnt
2.3.4
Diagnosa banding kehamilan
a.
Kehamilan palsu
b.
Myoma uteri
c.
Kista ovarium
d.
Hematometra
e.
Kandung kemih penuh
2.3.5
Perubahan-perubahan pada wanita hamil
A.
Perubahan fisiologis
1.
Perubahan yang dilihat
a.
Pada Kulit
• Muka menyerupai topeng yang disebut
cloasma gravidarum.
• Pada areola mammae mengalami hyperpigmentasi dan
puting susu juga menghitam dan membesar serta lebih manonjol.
• Perut terdapat linea alba
(garis hitam yang terbentang atas sympisis sampai pusat) dan linea nigra (lebih
hitam terbentang di tengah-tengah pusat) dan ada pula striae gravidarum yang merupakan garis-garis
pada kulit yang dibedakan striae livida (hitam) dan striae albican (putih).
b. Perubahan pada kelenjar gondok, tetapi
perubahan ini tidak selalu terdapat pada wanita hamil.
c. Alat kelamin luar kelihatan lebih biru
disebabkan adanya coengesti pada peredaran darah.
d. Tungkai timbulnya varices pada sebelah
atau keduanya pada hamil tua sering oedem pada salah satu tungkai.
e.
Setiap penderita pada waktu kehamilan lordose.
2.
Perubahan yang tidak kelihatan
a.
Darah
Volume darah bertambah
sekitar 30 % sedangkan sel darah bertambah sekitar 20 %. Curah jantung
bertambah sekitar 30 %. Pertambahan sel darah tidak sesuai dengan peningkatan
volume darah sehingga terjadi hemodiksi yang disertai anemia fisiologis.
b.
Alat-alat kencing
Ginjal bekerja lebih berat karena harus menyaring ampas dari dua orang
yaitu ibu dan janin. Pada bulan ke dua kehamilan akan terjadi sering buang air
kecil karena uterus lebih antefleksi dan membesar sehingga menekan ureters.
c.
Rahim atau uterus
Akan
mengalami hypertrofi dan hyperplasia dari yang semula sebesar jempol dengan
berat 30 gram menjadi seberat 1000 gram. Ishmus uteri menjadi lebih panjang dan
lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling
menyentuh (tanda hegar). Dinding rahim meregang karena ishmus uteri tertarik ke
atas dan menipis (SBR). Bentuk rahim tidak
sama (tanda piskacek).
d.
Sistem pernafasan
Ibu hamil mengeluh sasak/ mengalami sesak dan
pendek nafas serta mengalami pernafasan lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari
biasanya, hal ini terjadi karena desakan diafaragma rahim yang besar pada umur
kehamilan 32 minggu
e.
Saluran pencernaan
Karena
pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan
-
Hipersalvasi
-
Morning slecnos
-
Emosis gravidarum
-
Alat
pencernaan lebih kendor, persitaltik kurang menimbulkan konstipasi dan
obstipasi
3.
Perubahan psikologik
Menurut teori Rubin :
Trimester I : Ambivalen, Takut,
Fantasi, Kuatir.
Trimester II : Perasaan lebih enak,
meningkatnya kebutuhan untuk mempelajari tentang pertumbuhan dan perkembangan
janin, kadang kelihatan egosen trik dan self centered
Trimester III : Berperasaan aneh, sembrono, menjadi lebih introvert, merefleksikan
terhadap pengalaman masa lalu
2.3.6
Pembagian usia kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi tiga
Trimester:
a.
Trimester I :
0-12 minggu.
b. Trimester
II : 13-27 minggu.
c. Trimester
III : 28-40 minggu
2.4
Konsep Dasar Kehamilan Resiko Tinggi
2.2.1
Pengertian
Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan
yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin kehamilan yang daihadapi
(Manuaba, 1998 : 33)
2.2.2
Faktor resiko
tinggi
a. Faktor non medis
-
Kemiskinan
-
Ketidaktahuan
-
Adat tradisi
-
Kepercayaan
-
Status gizi
-
Status sosial
ekonomi
-
Lingkungan
b. Faktor medis
Penyakit-penyakit
ini dan janin, kelainan obstetrik, gangguan plasenta, gangguan tali pusat,
komplikasi persalinan penyakit neonatus dan kelainan enetik
1. Low-low risk
Adalah kasus-kasus baik pada kehamilan
maupun dalam persalinan yang bukan/ tidak ada resiko
2. High low risk
Adalah
kasus-kasus baik pada kehamilan maupun tidak ada lagi pada persalinan
3. Low high risk
Kasus-kasus
tanpa resiko selama kehamilan, tetapi dengan resiko tinggi pada persalinan
4. High-high risk
Adalah
kasus-kasus dengan resiko tinggi baik pada kehamilan maupun persalinan
2.2.3
Kriteria
kehamilan resiko tinggi
1. Menurut Puji Rochayati
·
Primipara
muda umur kurang 16 tahun
·
Primipara tua
umur diatas 35 tahun
·
Primipara skunder dengan umur anak terkecil diatas 5
tahun
·
Tinggi badan
< 145 cm
·
Riwayat
kehamilan yang buruk
-
Pernah
keguguran
-
Pernah
persalinan premature, lahir mati
-
Riwayat persalinan
dengan tindakan
-
Pre-eklamsi
-
Kehamilan
dengan perdarahan
-
Kehamilan dengan letak salah/ kelainan letak
·
Kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan
·
Kurang darah
-
TB paru
-
Kencing manis
-
Penyakit
menular seksual
-
Jantung
·
Bengkak pada muka/ tungkai dan tekanan darah tinggi
·
Hamil kembar
dalam kandungan
·
Kehamilan
lebih bulan
·
Letak
sungsang
·
Letak
lintang
2.2.4
Komplikasi
kehamilan resiko tinggi
1. Anemia
2. Hipertensi
3. Penyakit jantung
4. Diabetes millitus
5. Obesitas
6. Penyakit saluran kencing
7. Penyakit hati
8. Penyakit paru
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Data Umum
3.1.1
Identitas Keluarga
Kecamatan : Kesamben
Kelurahan : Kedung Betik
RT/RW : 03/01
Alamat : Dsn. Kedung Betik
Ds.
Kedung Betik
Kepala Keluarga
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
|
:
:
:
:
:
:
:
|
Tn ”Y”
Ny ”M”
25 tahun
Islam
SMU
IRT
-
|
|
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
|
:
:
:
:
:
:
|
Tn ”Y”
30 tahun
Islam
SMU
Swasta
-
|
3.1.2
Susunan
dan kesehatan anggota keluarga
No
|
Jumlah Anggota Keluarga
|
||||||
Nama
|
Jk
|
Umur
|
Hub. KK
|
Pendidikan
|
Keadaan pada saat
kunjungan pertama
|
No. KIA/KB
|
|
1.
|
Munasan
|
L
|
50 thn
|
Suami
|
SD
|
Baik
|
-
|
2.
|
Marliah
|
P
|
45 thn
|
Istri
|
SD
|
Baik
|
KB Suntik
|
3.
|
Ima R.
|
P
|
15 thn
|
Anak
|
SMP
|
Baik
|
-
|
4.
|
Ninia
|
P
|
9 thn
|
Anak
|
SD
|
Baik
|
-
|
5.
|
Yusuf
|
L
|
29 thn
|
Suami
|
SMU
|
Baik
|
-
|
6.
|
Mutiah
|
P
|
25 thn
|
Istri
|
SMP
|
Baik
|
-
|
7.
|
Ngadi
|
L
|
25 thn
|
Suami
|
SD
|
Baik
|
-
|
8.
|
Mahmudah
|
P
|
23 thn
|
Istri
|
SMP
|
Baik
|
KB Suntik
|
9
|
Vivi
|
P
|
7 bln
|
Anak
|
-
|
Baik
|
-
|
Tipe keluarga ini adalah keluarga besar, yang
paling dominan dalam pengambilan keputusan adalah suami sebagai Kepala
keluarga. Hubungan dalam keluarga cukup harmonis.
3.1.3
Dena Rumah
Keterangan
1 : Ruang
tamu
2 : Kamar
3 : Kamar
4 : Ruang
Keluarga
5 : Kamar
mandi
6 : Dapur
3.1.4
Genogram
|
|||||
|
|
|
3.1.5
Situasi
Lingkungan
a. Rumah
Luas : 10 m x 4 m
Jenis Rumah : Tersendiri
Letak : Jauh dari vektor
Dinding : Tembok
Atap : Genteng
Lantai : Plester
Cahaya : Terang
Ventilasi : Cukup
Jendela : Ada 3 buah
Kebersihan : Cukup bersih
Jumlah Ruangan : 4 ruangan
b. Air Minum
Asal : Sumur
Kualitas air : Cukup baik
Konsumsi air : Bersih
c. Pembuangan Sampah
Sampah : Dibakar, dibelakang rumah
d. Jamban dan kamar mandi
Jenis jamban : Cemplung
di sungai
Jarak dengan sumber air : 6 m
Kebersihan : Cukup
Kamar mandi : Ada
e. Pekarangan dan Selokan
Pengaturan : Teratur
Kebersihan : Bersih
Air Limbah : Teratur
Tanaman Peneduh : Tidak ada
Peralatan Pekarangan : Ada
f.
Kandang
Ternak
Bangunan : Tidak punya
Letak : -
Kebersihan : -
3.1.6
Kegiatan
Keluarga Sehari-hari
a. Kegiatan Tidur
Kebiasaan
tidur keluarga tidak teratur dan tergantung kepada kemauan anggota keluarga
masing-masing
b. Kebiasaan Makan
Makan 3x
sehari dengan makanan pokok, nasi, lauk-pauk, sayur-mayur. Keadaan fisik
keluarga tidak ada yang terlalu gemuk atau terlalu kurus dengan berat badan
yang seusai dengan tinggi badan
c. Penggunaan waktu luang
Penggunaan
waktu senggang oleh ibu digunakan untuk istirahat tetapi kadang-kadang waktu
luang ibu digunakan untuk ngobrol dengan tetangga. Dan ibu tidak terlalu aktif
dalam kegiatan RT/RW
Ayah
sehari-harinya sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang pencari piyek, pulang
ke rumah kadang-kadang sore, tapi itupun jarang, waktu kumpul dengan keluarga
biasanya habis maghrib
d. Situasi sosial budaya
-
Ibu
dan suaminya berasal dari suku yang sama yaitu
-
Suku
Jawa tidak ada pantangan dalam makanan
-
Selama
hamil ibu tidak pernah minum jamu
-
Ibu
tidak pernah merokok
-
Tidak
diadakan upacara selamatan 3 bulanan dan 7 bulanan
e. Keadaan psikosisal
-
Kehamilan
ini sangat diharapkan oleh suami, istri dan keluarga suaminya tidak
mengharapkan jenis kelamin tertentu, yang terpenting adalah ibu melahirkan
-
Hubungan
ibu dengan suami, keluarga, tetangga baik
-
Ibu
mengharapkan kelahiran bayinya berjalan dengan normal dan tidak ada
kendala
3.1.7
Keadaan
Kesehatan Keluarga
a.
Penyakit
yang diderita keluarga
Ibu
mengatakan saat ini sedang hamil 9 bulan, dan tidak ada keluhan. Keadaan
anak-anak baik, keadaan anggota keluarga lainnya juga baik. Dan ibu mengatakan
dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular dan menahun seperti
DM, jantung, hypertensi, TBC, asma, hepatitis
b.
Pemanfaatan
fasilitas kesehatan
Ibu
mengatakan periksa rutin di BPS selama hamil ini ± 6 x
3.2.
Data Khusus
3.2.1 Biodata
Nama : Ny ”M”
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Kawin ke : 1 x
Lama kawin : 6 tahun
3.2.2 Keluhan Utama
Ibu mengatakan
hamil 9 bulan
3.2.3 Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan
hamil anak yang kedua dengan usia kehamilan 9 bulan dan tidak ada keluhan
3.2.4 Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan
tidak pernah menderita penyakit manurun dan menular seperti DM, jantung,
hypertensi, asama, TBC, hepatitis, ibu hanya menderita batuk biasa. Ibu
mengatakan tidak pernah operasi dan tidak pernah mengalami ketergantungan
obat-obatan
3.2.5 Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan
dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menahun dan menular seperti
DM, jantung, hypertensi, asama, TBC, hepatitis. Dan ada riwayat kembar baik
dari pihak ibu maupun suami
3.2.6 Riwayat Kebidanan
a. Riwayat haid
Menarche : 12 tahun
Haid teratur/ tidak : teratur
Siklus : 28 hari
Lama haid : 6 – 7 hari
Banyaknya : Pada hari 1 – 3 ganti pembalut 2 x/hari, pada
hari 4 – 7 ganti pembalut 1 x/hari
Warna : Merah
Keluhan : Tidak ada
Flour albus : Ya, 4 hari sebelum haid
Warna : Putih jernih
Bau : Tidak berbau, tidak berwarna
Jumlah : Sedikit
Konsistensi : Kental
b. Riwayat kehamilan sekarang
Hamil ke : Dua
Amenorhoe : 9 bulan
HPHT : 15-06-2005
HPL : 22-03-2006
Umur kehamilan : 39 minggu
Gerakan janin
dirasakan pada umur kehamilan 5 bulan
ANC TM I : 1 x di BPS
TM II : 2 x di BPS
TM III : 3 x di BPS
Keluhan selama hamil
TM I : Ibu mengeluh mual muntah di pagi hari
TM II : Tidak ada
TM III
: Tidak ada
Obat-obatan yang pernah didapat : Fe, kalk, vitamin
Imunisasi TT
Penyuluhan yang pernah didapat : -
c. Riwayat kehamilan, persalinan nifas yang
lalu
Kawin
ke
|
Anak
ke
|
UK
|
Jenis
Persalinan
|
Penolong
|
JK
|
BB
|
PB
|
H/M
|
Nifas
|
1
|
I
|
6 bln (gemeli
|
Spontan
|
Dokter
|
-
|
1500 g
|
-
|
Mati
|
Normal
|
1
|
II
|
Hamil ini
|
|
|
|
|
|
|
d. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah
ikut KB jenis apapun nantinya ibu belum berencana ikut KB jenis apa
3.2.7 Kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Saat pengkajian : Makan 3 x/hari, porsi sedang, nasi, lauk-pauk,
sayur-mayur
Minum : ± 8 – 9 gelas/hari, air putih
b. Pola istirahat
Saat pengkajian : Siang : 13.00-14.00 WIB tidak ada gangguan
Malam
: 21.00-04.30 WIB tidak ada gangguan
c. Pola eleminasi
Saat pengkajian : BAK : ± 6-7 x/hr, warna kuning jernih, bau khas,
konsistensi cair, tidak ada gangguan
BAB
: ± 1 x/hr, bau khas, konsistensi lunak, warna kuning, tidak ada gangguan
d. Pola personal hygiene
Saat pengkajian : Mandi 2 x/hr, gosok gigi 2 x/hr, ganti baju
dan ganti pakaian dalam setiap habis mandi, keramas 3 x/minggu
e. Pola aktivitas
Saat pengkajian : Ibu mengatakan mengerjakan semua pekerjaan
rumah seperti menyapu, mencuci, memasak, tetapi masih dibantu oleh keluarga
yang lain
3.2.8 Pemeriksaan fisik
1. Keaadan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Postur tubuh : Tegak
Cara berjalan : Lordosis
Tinggi badan : 140 cm
BB sebelum hamil : 43 kg
BB sekarang : 50 kg
Kenaikan BB selama hamil : 7 kg
Lila : 22,5 cm
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Suhu : 36,7 0C
RR : 20 x/mnt
3. Pemeriksaan
Kepala : rambut hitam, kulit kepala bersih, penyebaran
rambut merata, tidak ada ketombe, tidak ada rambut rontok
Muka : tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum,
tidak ada oedema
Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih
porselin
Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada sekret,
tidak ada polip
Mulut dan gigi : bibir simetris, bibir lembab, tidak ada
simetris, tidak ada gigi berlubang, tidak ada gigi palsu, tidak ada caries,
lidah bersih
Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada
gangguan pendengaran
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada pembesaran vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada penarikan intracosta,
tidak ada kelainan bentuk
Payudara : simetris, hyperpigmentasi, areola mammae,
putting susu menonjol, colostrum belum keluar
Abdomen : pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan,
terdapat linea alba, linea nigra, tidak ada luka bekas operasi
Punggung : tidak ada kelainan
Genetalia : bersih, tidak ada oedema, tidak ada varices,
tidak ada condiloma akuminata dan condiloma matalata
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas : simetris, jumlah jari lengkap, tidak oedem,
tidak ada gangguan pergerakan
Ekstremitas bawah : simetris, jumlah jari lengkap, tidak oedem,
tidak ada varices, tidak ada gangguan pergerakan
Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada pembendungan vena jugularis
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Payudara : konsistensi kenyal, tidak ada benjolan
abnormal, colostrum belum keluar pada payudara kanan dan kiri
Abdomen : Leopold I : TFU 3 jari di bawah pro exfodeus (30 cm) pada
fundus teraba lunak, tidak melenting
Leopold
II : pada
sebelah kiri teraba lurus seperti papan dan sebelah kanan teraba bagian
terkecil
Leopold
III : bagian
terendah janin adalah kepala
Leopold IV : kepala
sudah masuk PAP
Auskultasi
Dada : tidak ada ronchi, tidak ada whezing
Abdomen : DJJ Å (11-11-11) terdengar jelas dan teratur di
sebelah kiri di bawah pusat
Perkusi
Reflek patella +/+
4. Pemeriksaan penunjang
Tidak
dilakukan
5. Pemeriksaan panggul
-
Kesimpulan : GII P01000 umur kehamilan 39
minggu, hidup, tunggal, intrauterin, letak kepala, keadaan jalan lahir normal,
keadaan umum ibu baik
3.2.9 Analisa data
Masalah yang
dialami keluarga Tn ”Y” disebabkan ketidak tahuan tentang kesehatan, hal ini
terjadi karena rendahnya pengetahuan ibu tentang bahaya kehamilan/resiko tinggi
kehamilan yang ibu alami saat ini. Disamping itu ditunjang oleh faktor
lingkungan fisik, sosial budaya masyarakat di tempat ibu tinggal. Tapi meskipun
begitu ibu sudah menyadari bahwa tenaga kesehatan (bidan) sangar berperan
penting dalam mencapai kesehatan keluarga. Sanitasi lingkungan yang kurang baik
merupakan ancaman kesehatan terhadap keluarga khususnya ibu
Tingkat
pendidikan atau kebiasaan yang melekat merupakan hambatan, tapi hambatan yang
paling besar adalah adat kebiasaan dan pengetahuan ibu terhadap kesehatan yang
nantinya yang harus dihadapi oleh tenaga kesehatan, dalam membina dan merawat
kesehatan pada keluarga Tn ”Y”. Oleh karena itu intervensi yang pertama yang
harus dilakukan adalah merencanakan persalinan pada ibu tentang kondisinya. Dan
juga memberikan penyuluhan kesehatan pada keluarga untuk mengubah perilaku
keluarga yang dilakukansecara bertahap dalam membangkitkan motivasi kelarga ke
arah perilaku sehat, sehingga nantinya dapat mencapai atau menuju pada
persalinan yang aman, yang otomatis nantinya dapat mengurangi angka kematian
pada ibu maupun bayi
3.2.10 Perumusan masalah
Dari data-data
diatas dan hasil analisa yang sederhana maka permasalahan yang timbul pada
keluarga Tn ”Y” adalah resiko tinggi pada kehamilan Ny ”M”, sehingga nantinya
akan dapat terjadi persalinan yang tidak aman, hal ini disebabkan oleh faktor
ketidaktahuan dan ketidak mampuan keluarga dalam bidang kesehatan sehingga
timbul masalah-masalah sebagai berikut :
1. Kehamilan resiko tinggi
2. Status ekonomi rendah
3. Kesehatan lingkungan
3.2.11 Prioritas masalah
Untuk menghadapi
masalah pada keluarga Tn ”Y” secara keseluruhan tidak mungkin, oleh karena itu
dilakukan prioritas masalah kesehatan, dimana masalah kesehatan dan kebidanan
yang mengancam kesehatan keluarga itulah yang menjadi prioritas utama. Agar
dapat melakukan prioritas keluarga secara tetap, maka dilakukan pembobotan,
sebagai berikut
Ä Kehamilan resiko tinggi
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat Masalah
|
2/3 x1
|
2/3
|
Hal ini karena skor ibu 10 (skor Pudji
Rohyati) disamping tinggi badan ibu yang kurang dari 145 cm dan ibu pernah melahirkan gemelli
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat di ubah
|
0/2 x 2
|
0
|
Hal ini karena ibu termasuk kehamilan
resiko tinggi sehingga ibu harus melahirkan di bidan/dokter
|
3.
|
Menonjolnya masalah
|
2/2 x 1
|
1
|
Ibu merasa perlu untuk melahirkan ke
tenaga kesehatan (dokter/bidan) karena kehamilan ibu ini dapat membahayakan
dirinya dan bayinya
|
Jumlah Skor
|
2 1/3
|
|
Ä Status Ekonomi Rendah
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat Masalah
|
2/3 x1
|
2/3
|
Ancaman kesehatan
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat di ubah
|
0/2 x 2
|
0
|
Hanya sebagian, bila keluarga bekerja
keras
|
3.
|
Potensi masalah untuk diubah
|
1/3 x 1
|
1/3
|
Karena pencari piyek satu-satunya mata
pencaharian
|
4.
|
Menonjolnya masalah
|
½ x 1
|
½
|
Keluarga menyadari bahwa pekerjaan/
penghasilan sebagai pencari piyek (burung dara) merupakan masalah yang tidak
perlu segera ditangani
|
Jumlah Skor
|
1 ½
|
|
Ä Kesehatan Lingkungan
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat Masalah
|
2/3 x1
|
2/3
|
Ancaman kesehatan
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat di ubah
|
½ x 1
|
½
|
Ada kemauan keluarga untuk buang hajad
(BAB) di WC penduduk
|
3.
|
Potensi masalah untuk dicegah
|
2/3 x 1
|
2/3
|
Hanya sebagian karena merupakan
kebiasaan dari penduduk
|
4.
|
Menonjolnya masalah
|
0/2 x 1
|
0
|
Lingkungan yang tak bersih tidak
dianggap sebagai suatu masalah yang penting oleh keluarga
|
Jumlah Skor
|
1 5/6
|
|
Berdasarkan hasil pembobotan
masalah diatas, maka urutan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan pada
keluarga Tn. ”A” dapat disusun
sebagai berikut :
Prioritas
1 : Kehamilan
resiko tinggi
Prioritas
2 : Status
Ekonomi rendah.
Prioritas
3 : Kesehatan
Lingkungan.
3.2.12 Rencana Tindakan dan Evaluasi Perawatan
Keluarga
Data : Ibu mengatakan pernah melahirkan bayi kembar
pada usia kehamilan 7 bulan dan dua bayinya meninggal
Masalah : Kurang memahami dan mengerti tentang
kehamilan resiko tingg
Tujuan : Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30
menit diharapkan ibu mengerti tentang kondisi dirinya bahwa kehamilannya adalah
kehamilan resiko tinggi dengan kriteria hasil :
1. Ibu mengerti tentang kondisi dirinya
2. Ibu mengerti tentang apa saja yang harus
dilakukan bila ada tanda-tanda persalinan
3. Ibu mengerti dan memahami bahwa
kehamilannya merupakan resiko tinggi
Rencana :
Memberikan
penyuluhan tentang :
1. Pengertian kehamilan resiko tinggi
2. Pentingnya ANC rutin bagi ibu sendiri
3. Memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya
persalinan
4. Menganjurkan untuk melahirkan di bidan/
dokter
Tindakan :
Tanggal : 14 Maret 2005 Jam :
09.30 WIB
1. Memberikan penyuluhan tentang pengertian
kehamilan resiko tinggi
2. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya
ANC rutin bagi ibu
3. Memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda
bahaya persalinan
4. Menganjurkan ibu untuk melahirkan di
bidan/ dokter
Evaluasi
S : Keluarga menerti dan memahami tentang apa ayang dijelaskan oleh
tenaga kesehatan
O : Keluarga kooperatif terhadap penjelasan yang diberikan oleh
petugas kesehatan
A : Rencana
belum berhasil
P : Mengadakan
kunjungan rumah 3 hari lagi
Pemantauan selanjutnya diserahkan pada bidan
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1.
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterin sejak konsepsi dan berakhir dengan permulaan persalinan
2.
Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang
mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapinya
3. Faktor-faktor resiko tinggi ada 2 macam :
a. Faktor non medis meliputi : kemiskinan,
ketidaktahuan adaptasi tradisi, kepercayaan, status gizi, status sosial
ekonomi, lingkungan faktor fasilitas dan sarana kesehatan yang masih kurang
b. Faktor medis meliputi : penyakit-penyakit
ibu dan janin, kelainan obstetri, gangguan plasenta, gangguan tali pusat,
komplikasi, persalinan, penyakit neonatus dan kelainan genetik
4. Dengan adanya kehamilan resiko tinggi
beserta komplikasi yang menyertai diharapkan bidan dapat melakukan rujukan
terencana dan berencana
5.2. Saran
1.
Bagi klien
Diharapkan klien mengerti tentang kehamilannya, keadaan janin dan bisa
kooperatif dengan petugas kesehatan dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini
2.
Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat melaksanakan teori manajemen kebidanan komunitas dalam
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
3.
Bagi institusi
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang
membutuhkan asuhan kebidanan komunitas dan perbandingan pada penanganan kasus
ANC dengan resiko tinggi
4.
Lahan praktek
Mendapatkan
dan memfasilitator dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif
DAFTAR PUSATAKA
Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 1994
Prawirohardjo, Sarwono. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2002
Mochtar,
Rustam. Sinopsis Obstetri. Penerbit
Buku Kedokteran, EGC : Jakarta. 1998
Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran, EGC : Jakarta. 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar