Jumat, 11 November 2011

PENYAKIT-PENYAKIT YANG DIALAMI OLEH IBU HAMIL


Saat hamil, kondisi kesehatan ibu akan menentukan sehat-tidaknya pertumbuhan janin. Namun sebetulnya, kehamilan itu sendiri bisa menjadi penyebab menurunnya daya tahan ibu yang kemudian memicu munculnya beberapa penyakit. Apa saja aneka penyakit yang kerap muncul dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Pendarahan Tidak sedikit wanita hamil mengalami perdarahan. Kondisi ini terjadi di awal masa kehamilan (trimester pertama), tengah semester (trimester kedua) atau bahkan pada masa kehamilan tua (trimester ketiga). Perdarahan pada kehamilan merupakan keadaan yang tidak normal sehingga harus diwaspadai. Ada beberapa penyebab perdarahan yang dialami oleh wanita hamil. Setiap kasus muncul dalam fase tertentu. Ibu hamil yang mengalami perdarahan perlu segera diperiksa untuk mengetahui penyebabnya agar bisa dilakukan solusi medis yang tepat untuk menyelamatkan kehamilan. Adakalanya kehamilan bisa diselamatkan, namum tidak jarang yang gagal. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kandungan disertai dengan pengajuan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan terjadinya perdarahan. Bila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti ultrasonographi (USG) dan pemeriksaan laboratorium. A.Pendarahan pada kehamilan muda (trimester pertama) Beberapa penyebab perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan tiga bulan pertama : 1. Abortus (keguguran), beberapa tahapan keguguran : a. Abortus iminens Terjadinya perdarahan dari rahim pada tahap awal dimana mudigah (embrio) masih utuh dalam rahim. Pada tahap ini umumnya perdarahan hanya sedikit atau agak banyak namun tidak disertai mules. Pada abortus iminens ini harus dipastikan apakah janin masih  dapat berkembang atau tidak. Caranya dengan melakukan pemeriksaan USG berulang kali. Sebagian kasus abortus iminens ini masih dapat dipertahankan kehamilannya. b. Abortus insipiens Pada tahap ini embrio masih utuh dalam rahim, namun sudah terjadi pembukaan dalam rahim. Biasanya muncul perdarahan lebih banyak dan timbul rasa mules. c. Abortus inkomplit Pada tahap ini sudah terjadi pengeluaran hasil konsepsi, namun masih ada sisa yang tertinggal di dalam rahim. Umumnya perdarahan yang terjadi sangat banyak sampai bisa menimbulkan shock. d. Abortus komplitus Pada tahap ini semua hasil konsepsi sudah keluar dari rahim. Perdarahan berkurang menjadi lebih sedikit dan mulut rahim sudah menutup kembali. wanita yang mengalami abortus harus menjalani kuretase untuk membersihkan sisa-sisa perdarahan di dalam rahim. 2. Blighted ovum Adalah kehamilan yang tidak berkembang. Di dalam rahim hanya terdapat kantong kehamilan tanpa adanya embrio yang pada akhirnya akan berujung dengan keguguran. Kasus blighted ovum harus diselesaikan dengan tindakan dikuret. 3. Hamil anggur (mola hidatidosa) Adalah kehamilan yang tidak normal dimana pada perkembangannya bagian janin atau plasenta berubah sifat menjadi tumor yang berbentuk keguguran. Dan wanita yang mengalaminya harus dikuret 4. Kehamilan diluar kandungan Adalah kehamilan yang hasil konsepsi atau pembuahannya terletak diluar rongga rahim, misalnya terjadi di saluran telur (tuba), ovarium atau rongga perut. Hal ini menimbulkan perdarahan dalam perut dan dapat menimbulkan shock. B. Pendarahan pada tengah kehamilan kedua (trimester kedua) 1. Plasenta previa Kehamilan dimana letak palsenta berada di bawah menutupi jalan lahir, sehingga bila terjadi kontraksi akan menimbulkan perdarahan. Bila pada kasus plasenta previa perdarahan yang terjadi tidak terlalu banyak, ibu hamil dapat dirawat. Peluang kehamilan berlanjut sampai usia kehamilan cukup bulan masih terbuka. Tetapi bila perdarahan banyak sekali, terpaksa harus dilakukan operasi caesar dengan konsekuensi bayi lahir prematur. 2. Penyakit atau kelainan mulut rahim Misalnya pada polip serviks, atau mungkin menderita kanker serviks, padahal kehamilannya sendiri dalam kondisi normal. C. Pendarahan pada kehamilan tua (trimester ketiga) 1. Plasenta previa Plasenta letaknya rendah dan dapat berlanjut sampai di trisemester ketiga Solusi plasenta : Adalah terlepasnya sebagian plasenta sebelum bayi lahir, penyebabnya terutama bila pasien menderita hipertensi, preeklamsia, kekurangan asam folat atau terjadi trauma (benturan). Bila kasus perdarahan solusi plasenta bayi masih hidup, harus segera dilakukan operasi caesar. Tapi bila bayi telah meninggal maka akan dicoba lahir dengan persalinan normal dengan pengawasan medis yang ketat. Alergi Dan Penyakit Kulit Alergi bisa muncul dalam bentuk gatal-gatal, bersin-bersin, sampai asma. Salah satu faktor penyebabnya adalah sistem imunitas atau kekebalan tubuh. Kehamilan membuat kekebalan tubuh ibu menurun. Belum lagi adanya perubahan kadar hormon progesteron yang akan mempermudah munculnya alergi. Ada juga beberapa penyakit kulit yang muncul saat ibu hamil. Salah satunya peurigo gestationalis. Gejalanya berupa beruntusan dan gatal-gatal pada seluruh tubuh. Keluhan ini biasanya muncul di trimester kedua atau ketiga. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah menghindari alergen atau zat-zat pemicu alergi. "Kalau ibu alergi debu atau udara dingin, contohnya, ya sebaiknya menjauhlah dari sumber tersebut. Selain itu, makanlah makanan yang rendah lemak, tapi tinggi karbohidrat dan protein." Seandainya dengan upaya di atas, alergi tetap saja muncul, sebaiknya ibu hamil segera berkonsultasi pada dokter kandungan. "Saat kehamilan muda, konsumsi obat yang diminum harus betul-betul selektif. Kalaupun ibu hamil harus minum obat, dokter akan memastikan obat tersebut aman untuk janinnya, selain itu, kebersihan tubuh harus dijaga. Jangan sampai, karena gatal, ibu terus menggaruk kulitnya sampai luka yang memungkinkan kuman ataupun bakteri lain masuk. Saluran Pernafasan Penyakit yang juga sering muncul pada kehamilan adalah penyakit-penyakit yang ada hubungannya dengan saluran pernapasan, di antaranya pneumonia, tuberkulosis dan influensa. Penyebabnya, dengan makin besarnya kandungan, diafragma atau sekat rongga dada pun kian tertekan ke atas. Akibatnya, ruang paru-paru jadi lebih sempit, sehingga oksigen yang masuk ke paru-paru makin sedikit pula. Sebagai kompensasinya, napas pun jadi semakin cepat yang membuat ibu hamil gampang tersengal-sengal." Aspek lain yang juga menjadi penyebab munculnya penyakit saluran pernapasan adalah meningkatnya hormon progesteron. Peningkatan hormon ini menyebabkan otot-otot pernapasan menjadi kendur. Padahal, untuk bisa menyediakan oksigen dalam jumlah yang sama atau malah lebih selama hamil mau tidak mau otot-otot itu dipacu bekerja lebih cepat. Melemahnya daya tahan tubuh ibu maupun perubahan volume darah juga membuat ibu hamil lebih mudah terkena infeksi dibanding kondisi tidak hamil. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan antara lain dengan menerapkan pola hidup sehat, terutama asupan makanan bergizi, cukup istirahat, dan teratur melakukan olahraga ringan. Saluran Pencernaan Saluran pencernaan juga bisa terganggu selama kehamilan. Di antaranya adalah hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan akibat pengaruh hormon estrogen. Gangguan yang menyangkut organ lambung juga sering muncul pada ibu hamil, biasa disebut dengan sakit maag atau gastritis. Akibat rasa mual yang ditimbulkan, ibu hamil biasanya jadi malas makan yang justru akan meningkatkan produksi asam lambung. Cara pencegahannya tak lain adalah dengan makan teratur. Kalau tidak berselera makan makanan berat, cobalah untuk memakan makanan ringan. Yang penting perut tidak kosong dan selalu diisi. Gangguan lain yang juga muncul, terutama di kehamilan tua, adalah bertambah besarnya janin yang kemudian mendesak usus halus. Dalam istilah kedokteran disebut ileus yang akan menyebabkan ibu hamil mengalami mual-muntah secara berlebihan, gangguan buang air besar, dan perut kembung seperti kolik. Bila muncul gejala ini, ibu hamil harus segera berkonsultasi pada dokter kandungannya secara intensif, mengingat hal tersebut tak bisa dicegah. Diabetes Ibu hamil juga rawan mengalami perubahan berupa kenaikan kadar gula darah yang tidak pernah dialami saat sebelum hamil. Pasalnya, pada ibu hamil terjadi perubahan metabolisme penghancuran karbohidrat. Bertambah tingginya kadar hormon progesteron dan hormon estrogen dibanding saat tidak hamil berpengaruh pada menurunnya kemampuan daya tangkap insulin. Padahal inisulin sangat diperlukan untuk menetralisir peningkatan gula darah seseorang. Kendati bisa saja sebelum kehamilan ibu sudah memiliki riwayat diabetes, tapi tidak tertutup kemungkinan gangguan ini terjadi pada wanita yang sebelumnya normal. Jadi, diabetes baru muncul setelah hamil dan satu-satunya cara untuk mengetahui kondisi ini adalah dengan screening. Kalau memang diduga ada diabetes, atau kadar gula darah sewaktunya di atas 140, dokter akan menyarankan ibu untuk diet. Diabetes pada ibu hamil antara lain bisa menyebabkan preeklampsia dan keguguran ataupun persalinan prematur. Dampaknya pada janin bisa berupa kelainan kongenital (cacat bawaan) dan giant baby atau lahir dengan berat lebih dari 4.000 gram. Oleh karena itu, dianjurkan untuk semua ibu hamil untuk kontrol gula darah secara teratur selama kehamilan dan juga mengkonsultasikan setiap masalah yang dialami.   Preeklamsia Preeklamsia adalah suatu kondisi dimana tekanan darah meningkat selama masa kehamilan.  Bila tekanan darah meningkat, tubuh Anda menahan air, dan protein bisa ditemukan dalam urin.  Hal seperti ini juga disebut sebagai toxemia atau pregnancy induced hypertension (PIH).  Penyebab pasti terjadinya kasus preeklamsia tidak diketahui. Berikut daftar ibu hamil yang memiliki resiko tinggi mengalami preeklamsia: · Baru pertama kali hamil. · Ibu hamil yang ibunya atau saudara perempuannya pernah mengalami preeklamsia. · Ibu hamil dengan kehamilan kembar; ibu hamil usia remaja; dan ibu hamil berusia lebih dari 40 tahun. · Ibu hamil yang sebelum kehamilannya memiliki penyakit darah tinggi atau penyakit ginjal. Gejala-gejalanya: Preeklamsia ringan: Tekanan darah yang tinggi, retensi air, protein dalam urin   Preeklamsia berat: sakit kepala, pandangan kabur, tidak dapat melihat cahaya yang terang, kelelahan, mual/muntah, sedikit buang air kecil (BAK), sakit di perut bagian kanan atas, napas pendek dan cenderung mudah cedera. Segera hubungi dokter bila Anda mengalami pandangan kabur, sakit kepala yang parah, sakit di bagian perut, dan/atau jarang sekali BAK.   Cara mengetahui bila mengidap preeklamsia: Pada pemeriksaan sebelum kelahiran dokter akan memeriksa tekanan darah, jumlah urin dan mungkin meminta Anda untuk menjalani tes darah yang bisa menunjukkan bila Anda mengidap preeklamsia. Dokter juga dapat melakukan beberapa tes, termasuk diantaranya: pemeriksaan ginjal, fungsi pembekuan darah, pemeriksaan dengan USG untuk melihat pertumbuhan janin, dan pemindaian dengan alat Doppler untuk mengukur efisiensi aliran darah ke plasenta. Pengobatannya: Pengobatan yang dilakukan tergantung pada seberapa dekat tanggal perkiraan kelahiran. Bila Anda sudah dekat dengan tanggal perkiraan kelahiran, dan bayi Anda sudah dianggap sudah cukup berkembang, maka dokter akan menyarankan untuk mengeluarkan bayi Anda sesegera mungkin. Bila Anda mengidap preeklamsia sedang dan bayi Anda belum berkembang secara penuh, dokter mungkin akan merekomendasikan agar Anda melakukan hal-hal berikut ini: · Istirahat, berbaring pada sisi kiri tubuh agar janin tidak menindih urat darah. · Sering melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran · Mengurangi makan garam. · Minum 8 gelas air per hari   Bila Anda mengidap preeklamsia berat, dokter akan mengobatinya dengan memberikan obat-obat untuk menekan tekanan darah sampai perkembangan bayi Anda cukup untuk dapat dilahirkan dengan selamat. Sumber: Berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar