Rabu, 09 November 2011

MAKALAH ASI


BAB I
PENDAHULUAN

Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan  tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan tekhnologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini.
ASI adalah hak setiap bayi/anak dan menyusui merupakan kewajiban setiap ibu, itu sudah sering kita dengar!.  Tetapi sadarkah kita bahwa memberikan ASI itu adalah juga hak setiap ibu, hak setiap perempuan.  Sesungguhnya, setiap perempuan sudah memiliki cikal bakal payudara semenjak ia masih berada di dalam rahim ibu.  Begitu ia lahir, saluran-saluran air susunya pun sudah terbentuk. Dengan kata lain, Tuhan telah memberikan ’kemampuan’ untuk menyusui kepada setiap perempuan, bahkan sejak ia belum terlahir ke dunia.  Ini berarti menyusui (memberikan ASI) adalah HAK ASASI bagi setiap ibu.
ASI itu satu- satunya makanan bayi sampai bayi berumur 6 bulan dan merupakan makanan terbaik.Bukan susu sapi (susu formula), bukan pisang Pencernaan bayi 0-6 bulan cuma siap nerima ASI, makanya kenapa ada anjuran dari WHO untuk memberikan ASI eksklusif yang artinya tanpa tambahan air putih, madu, pisang, sufor, air teh dll). Jangan khawatir deh soal gizi, pasti cukup kok. Komposisi ASI tuh udah top , khusus buatan tangan tuhan untuk hambanya, jadi udah pasti sempurna dan sesuai sama kebutuhan tubuh manusia.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1 DEFENISI ASI ( AIR SUSU IBU )
Air susu ibu atau ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat.  ASI diproduksi karena pengaruh hormon prolactin dan oxytocin setelah kelahiran bayi. ASI pertama yang keluar disebut kolostrum atau jolong dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi melawan penyakit. Bila ibu tidak dapat menyusui anaknya, harus digantikan oleh air susu dari orang lain atau susu formula khusus. Susu sapi tidak cocok untuk bayi sampai berusia 1 tahun.
ASI adalah makanan alamiah untuk bayi anda. ASI mengandung nutrisi-nutrisi dasar dan elemen, dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat Memberikan ASI kepada bayi anda bukan saja memberikan kebaikan bagi bayi tapi juga keuntungan untuk ibu.

2.2 KEUNTUNGAN UNTUK BAYI:
  • ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi anda. Dengan komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat.
  • ASI mudah dicerna oleh bayi.
  • Jarang menyebabkan konstipasi.
  • Nutrisi yang terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi.
  • ASI kaya akan antibody(zat kekebalan tubuh) yang membantu tubuh bayi untuk melawan infeksi dan penyakit lainnya..
  • ASI dapat mencegah karies karena mengandung mineral selenium.
  • Dari suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang diberikan ASI samapi lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas. Hal ini diduga karena Asi mengandung DHA/AA.
  • Bayi yang diberikan ASI eksklusif samapi 4 bln akan menurunkan resiko sakit jantung bila mereka dewasa.
  • ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran kencing, dan juga menurunkan resiko kematian bayi mendadak.
  • Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.

2.3 KEUNTUNGAN UNTUK IBU:
  • Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang berarti mengurangi resiko perdarahan.
  • Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil.
  • Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat.
  • Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita menyusui sangat rendah.
Karena begitu besar manfaat dari ASI maka WHO dan UNICEF menganjurkan agar para ibu memberikan ASI EKSKLUSIF yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan pendamping hingga bayi berusia 6 bulan.
Begitu banyak keuntungan yang diberikan Air Susu Ibu baik untuk ibu maupun bayi. Berikanlah Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi anda sebagai hadiah terindah dalam menyambut kelahirannya.
Daftar manfaat ASI bagi bayi selalu bertambah setiap hari. Penelitian menunjukkan,  bayi yang diberi ASI secara khusus terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal itu disebabkan zat-zat kekebalan tubuh di dalam ASI memberikan perlindungan langsung melawan serangan penyakit. Sifat lain dari ASI yang juga memberikan perlindungan terhadap penyakit adalah penyediaan lingkungan yang ramah bagi bakteri ”menguntungkan” yang disebut ”flora normal”. Keberadaan bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus dan parasit berbahaya. Tambahan lagi, telah dibuktikan pula bahwa terdapat unsur-unsur di dalam ASI yang dapat membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit menular dan membantunya agar bekerja dengan benar.
Karena telah diramu secara istimewa, ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi. Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi yang masih rentan. Karena itulah bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembahan organ.
Air susu ibu yang memiliki bayi prematur mengandung lebih banyak zat lemak, protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi. Bahkan telah dibuktikan bahwa fungsi mata bayi berkembang lebih baik pada bayi-bayi prematur yang diberi ASI dan mereka memperlihatkan kecakapan yang lebih baik dalam tes kecerdasan. Selain itu, mereka juga mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya.
Salah satu hal yang menyebabkan ASI sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang baru lahir adalah kandungan minyak omega-3 asam linoleat alfa. Selain sebagai zat penting bagi otak dan retina manusia, minyak tersebut juga sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Omega-3 secara khusus sangat penting selama masa kehamilan dan pada tahap-tahap awal usia bayi yang dengannya otak dan sarafnya berkembang secara nomal. Para ilmuwan secara khusus menekankan pentingnya ASI sebagai penyedia alami dan sempurna dari omega-3.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan para ilmuwan Universitas Bristol mengungkap bahwa di antara manfaat ASI jangka panjang adalah dampak baiknya terhadap tekanan darah, yang dengannya tingkat bahaya serangan jantung dapat dikurangi. Kelompok peneliti tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan yang diberikan ASI disebabkan oleh kandungan zat gizinya. Menurut hasil penelitian itu, yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran Circulation, bayi yang diberi ASI berkemungkinan lebih kecil mengidap penyakit jantung. Telah diungkap bahwa keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang mencegah pengerasan pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan sedikit natrium (yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak mengalami penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara manfaat ASI bagi jantung.
Selain itu, kelompok penelitian yang dipimpin Dr. Lisa Martin, dari Pusat Kedokteran Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat, menemukan kandungan tinggi hormon protein yang dikenal sebagai adiponectin di dalam ASI. 5 Kadar Adiponectin yang tinggi di dalam darah berhubungan dengan rendahnya resiko serangan jantung. Kadar adiponectin yang rendah dijumpai pada orang yang kegemukan dan yang memiliki resiko besar terkena serangan jantung. Oleh karena itu telah diketahui bahwa resiko terjadinya kelebihan berat badan pada bayi yang diberi ASI berkurang dengan adanya hormon ini. Lebih dari itu, mereka juga menemukan keberadaan hormon lain yang disebut leptin di dalam ASI yang memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. Leptin dipercayai sebagai molekul penyampai pesan kepada otak bahwa terdapat lemak pada tubuh. Jadi, menurut pernyataan Dr. Martin, hormon-hormon yang didapatkan semasa bayi melalui ASI mengurangi resiko penyakit-penyakit seperti kelebihan berat badan, diabetes jenis 2 dan kekebalan terhadap insulin, dan penyakit pada pembuluh nadi utama jantung.

2.4 FAKTA TENTANG "MAKANAN PALING SEGAR" [ASI]
Full hygiene may not be established in water or foodstuffs other than mother’s milk. Fakta tentang ASI tidak berhenti hanya sampai di sini. Peran penting yang dimainkannya terhadap kesehatan bayi berubah seiring dengan tahapan-tahapan yang dilalui bayi dan jenis zat-zat makanan yang dibutuhkan pada tahapan tertentu. Kandungan ASI berubah guna memenuhi kebutuhan yang sangat khusus ini. ASI, yang selalu siap setiap saat dan selalu berada pada suhu yang paling sesuai, memainkan peran utama dalam perkembangan otak karena gula dan lemak yang dikandungnya. Di samping itu, unsur-unsur seperti kalsium yang dimilikinya berperan besar dalam perkembangan tulang-tulang bayi.
Meskipun disebut sebagai susu, cairan ajaib ini sebenarnya sebagian besarnya tersusun atas air. Ini adalah ciri terpenting, sebab selain makanan, bayi juga membutuhkan cairan dalam bentuk air. Keadaan yang benar-benar bersih dan sehat mungkin tidak bisa dimunculkan pada air atau bahan makanan, selain pada ASI. Namun ASI – sedikitnya 90% adalah air – , memenuhi kebutuhan bayi akan air dalam cara yang paling bersih dan sehat.

2.4.1 Asi Dan Kecerdasan
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan otak pada bayi yang diberi ASI lebih baik daripada bayi lain. Penelitian pembandingan terhadap bayi yang diberi ASI dengan bayi yang diberi susu buatan pabrik oleh James W. Anderson – seorang ahli dari Universitas Kentucky – membuktikan bahwa IQ [tingkat kecerdasan] bayi yang diberi ASI lebih tinggi 5 angka daripada bayi lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini ditetapkan bahwa ASI yang diberikan hingga 6 bulan bermanfaat bagi kecerdasan bayi, dan anak yang disusui kurang dari 8 minggu tidak memberikan manfaat pada IQ.

2.4.2 Apakah Asi Dapat Memerangi Kanker?
Berdasarkan hasil seluruh penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa ASI, yang dibahas dalam ratusan tulisan yang telah terbit, melindungi bayi terhadap kanker. Hal ini telah diketahui, walaupun secara fakta mekanismenya belum sepenuhnya dipahami. Ketika sebuah protein ASI membunuh sel-sel tumor yang telah ditumbuhkan di dalam laboratorium tanpa merusak sel yang sehat mana pun, para peneliti menyatakan bahwa sebuah potensi besar telah muncul. Catharina Svanborg, Profesor imunologi klinis di Universitas Lund, Swedia, memimpin kelompok penelitian yang menemukan rahasia mengagumkan ASI ini.8 Kelompok yang berpusat di Universitas Lund ini menjelaskan kemampuan ASI dalam memberikan perlindungan melawan beragam jenis kanker sebagai penemuan yang ajaib.
Awalnya, para peneliti memberi perlakuan pada sel-sel selaput lendir usus yang diambil dari bayi yang baru lahir dengan ASI. Mereka mengamati bahwa gangguan yang disebabkan oleh bakteri Pneumococcus dan dikenal sebagai pneumonia berhasil dengan mudah dihentikan oleh ASI. Terlebih lagi, bayi yang diberi ASI mengalami jauh lebih sedikit gangguan pendengaran dibandingkan bayi yang diberi susu formula, dan  menderita jauh lebih sedikit infeksi saluran pernapasan. Pasca serangkaian penelitian, diperlihatkan bahwa ASI juga memberikan perlindungan melawan kanker. Setelah menunjukkan bahwa penyakit kanker getah bening yang teramati pada masa kanak-kanak ternyata sembilan kali lebih sering menjangkiti anak-anak yang diberi susu formula, mereka menyadari bahwa hasil yang sama berlaku pula untuk jenis-jenis kanker lainnya. Menurut hasil penelitian tersebut, ASI secara tepat menemukan keberadaan sel-sel kanker dan kemudian membunuhnya. Adalah zat yang disebut alpha-lac (alphalactalbumin), yang terdapat dalam jumlah besar di dalam ASI, yang mengenali keberadaan se-sel kanker dan membunuhnya. Alpha-lac dihasilkan oleh sebuah protein yang membantu pembuatan gula laktosa di dalam susu.
2.4.3 Berkah Tanpa Tara Ini Adalah Karunia Allah
Ciri menakjubkan lain dari ASI adalah fakta bahwa ASI sangat bermanfaat bagi bayi apabila disusui selama dua tahun. 10 Pengetahuan penting ini, hanya baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan, telah diwahyukan Allah empat belas abad silam di dalam ayat-Nya:  ”Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan..." (QS, Al Baqarah, 2:233)
Sang ibu bukanlah yang memutuskan untuk membuat ASI, sumber zat makanan terbaik bagi bayi yang lemah yang memerlukan makanan di dalam tubuhnya. Sang ibu bukan pula yang menentukan beragam kadar gizi yang dikandung ASI. Allah Yang Mahakuasa-lah, Yang mengetahui kebutuhan setiap makhluk hidup dan memperlihatkan kasih sayang kepadanya, Yang menciptakan ASI untuk bayi di dalam tubuh sang ibu.

2.4.4 Asi Adalah Sumber Prebiotik Pertama
ASI disebut memiliki efek prebiotik karena pemberian ASI dapat membuat bakteri baik di dalam usus bayi berkembang optimal dan memberi perlindungan terhadap tubuh bayi yang baru lahir.
Penelitian membuktikan bahwa ASI adalah sumber prebiotik pertama terbaik yang dapat diperoleh oleh bayi pada awal kehidupannya. ASI membuat bakteri baik di dalam usus bayi sehingga mendominasi sistem pencernaan. Meningkatnya jumlah bakteri baik di dalam usus besar bayi memberikan perlindungan terhadap tubuh bayi.

2.4.5 Asi Eksklusif 6 Bulan
WHO, Uniceff dan juga Department Kesehatan RI melalui SK Menkes tahun 2004. Telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan. Mari dukung dan publikasikan program ASI Ekslusif 6 bulan. Pasang banner dukungan dan publikasi di web/blog anda:
Mengapa ASI Ekslusif Harus 6 Bulan? Penundaan pemberian makanan padat sampai bayi berusia 6 bulan berlaku bagi bagi yang mendapatkan ASI, ASI eksklusif dan juga susu formula.
  1. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia berusia enam bulan  ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi. Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindunginya bayi dari diare, sudden infant death syndrome/SIDS - sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang biasa terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan.  Organisasi Kesehatan Dunia – WHO mengatakan: “ASI adalah suatu cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi… Evaluasi pada bukti-bukti yang telah ada menunjukkan bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah cara yang paling optimal dalam pemberian makan kepada bayi. ” Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng daripada yang tersedia didalam ASI – pada titik inilah, nutrisi tambahan bisa diperoleh dari sedikit porsi makanan padat. Bayi-bayi tertentu bisa minum ASI hingga usia 12 bulan atau lebih – selama bayi anda terus menambah berat dan tumbuh sebagaimana mestinya, berarti ASI anda bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik.
  2. Menunda pemberian makanan padat memberikan perlindungan yang lebih baik pada bayi terhadap berbagai penyakit Meskipun bayi terus menerima imunitas melalui ASI selama mereka terus disusui, kekebalan paling besar diterima bayi saat dia diberikan ASI eksklusif. ASI memiliki kandungan 50+ faktor imunitas yang sudah dikenal, dan mungkin lebih banyak lagi yang masih tidak diketahui. Satu studi memperlihatkan bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan+ mengalami infeksi telinga 40% lebih sedikit daripada bayi yang diberi ASI ditambah makanan tambahan lain. Probabilitas terjadinya penyakit pernapasan selama masa kanak-kanak secara signifikan berkurang bila bayi diberikan ASI eksklusif setidaknya selama 15 minggu dan makanan pada tidak diberikan selama periode ini. (Wilson, 1998). Lebih banyak lagi studi yang juga mengaitkan tingkat eksklusivitas ASI dengan meningkatnya kesehatan (lihat faktor imunitas pada susu manusia dan Resiko pemberian makanan instan).
  3. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem penernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang Biasanya bayi siap untuk makan makanan padat, baik secara pertumbuhan maupun secara psikologis, pada usia 6 – 9 bulan. Bila makanan padat sudah mulai diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan (gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi dll). Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Asam lambung dan pepsin dibuang pada saat kelahiran dan baru dalam 3 sampai 4 bulan terakhir jumlahnya meningkat mendekati jumlah untuk orang dewasa. Amilase, enzim yang diproduksi oleh pankreas belum mencapai jumlah yang cukup untuk mencernakan makanan kasar sampai usia sekitar 6 bulan. Dan enzim pencerna karbohidrat seperti maltase, isomaltase dan sukrase belum mencapai level oranga dewasa sebelum 7 bulan. Bayi juga memiliki jumlah lipase dan bile salts dalam jumlah yang sedikit, sehingga pencernaan lemak belum mencapai level orang dewasa sebelum usia 6-9 bulan.
  4. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar sistem yang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat berkembang dengan baik Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bayi sudah siap untuk menerima makanan padat termasuk ::
    • Bayi dapat duduk dengan baik tanpa dibantu.
    • Reflek lidah bayi sudah hilang dan tidak secara otomatis mendorong makanan padat keluar dari mulutnya dengan lidah.
    • Bayi sudah siap dan mau mengunyah.
    • Bayi sudah bisa “menjumput”, dimana dia bisa memegang makanan atau benda lainnya dengan jempol dan telunjuknya. Menggunakan jari dan menggosokkan makanan ke telapak tangan tidak bisa menggantikan gerakan “menjumput”.
    • Bayi kelihatan bersemangat untuk ikut serta pada saat makan dan mungkin akan mencoba untuk meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut. Sering kali kita mengatakan bahwa salah satu tanda bahwa bayi sudah siap untuk menerima makanan padat adalah bila bayi terus menerus ingin menyusu (kelihatan tidak puas setelah diberikan ASI/susu)-walaupun dia tidak sedang dalam keadaan sakit, akan tumbuh gigi , mengalami perubahan rutinitas atau mengalami pertumbuhan yang tiba-tiba. Meskipun demikian, sulit untuk menentukan apakah peningkatan kebutuhan untuk menyusui itu berhubungan dengan kesiapan bayi untuk menerima makanan padat. Banyak (bahkan sebagian besar) bayi usia 6 bulan yang mengalami pertumbuhan yang tiba-tiba, tumbuh gigi dan mengalami berbagai perkembangan – dalam satu waktu, yang pada akhirnya bisa menyebabkan meningkatnya kebutuhan untuk menyusui. Yakinkan bahwa anda melihat semua tanda-tanda kesiapan untuk menerima makanan padat sebagai suatu kesatuan, karena bila bayi hanya menunjukkan meningkatnya kebutuhan untuk menyusui, itu bukanlah tanda kesiapannya untuk menerima makanan padat.
  5. Menunda pemberian makanan padat mengurangi resiko alergi makanan Berbagai catatan menunjukkan bahwa memperpanjang pemberian ASI eksklusif mengakibatkan rendahnya angka insiden terjadinya alergi makanan (lihat Referensi alergi dan Resiko Pemberian Makanan Instan). Sejak lahir sampai usia antara empat sampai enam bulan, bayi memiliki apa yang biasa disebut sebagai “usus yang terbuka”. Ini berarti bahwa jarak yang ada di antara sel-sel pada usus kecil akan membuat makromolekul yang utuh, termasuk protein dan bakteri patogen, dapat masuk ke dalam aliran darah. Hal ini menguntungkan bagi bayi yang mendapatkan ASI karena zat antibodi yang terdapat di dalam ASI dapat masuk langsung melalui aliran darah bayi, tetapi hal ini juga berarti bahwa protein-protein lain dari makanan selain ASI (yang mungkin dapat menyebabkan bayi menderita alergi) dan bakteri patogen yang bisa menyebabkan berbagai penyakit bisa masuk juga. Dalam 4-6 bulan pertama usia bayi, saat usus masih “terbuka”, antibodi (slgA) dari ASI melapisi organ pencernaan bayi dan menyediakan kekebalan pasif, mengurangi terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi. Bayi mulai memproduksi antibodi sendiri pada usia sekitar 6 bulan, dan penutupan usus biasanya terjadi pada saat yang sama.
  6. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangan zat besi Pengenalan suplemen zat besi dan makanan yang mengandung zat besi, terutama pada usia enam bulan pertama, mengurangi efisiensi penyerapan zat besi pada bayi. Bayi yang sehat dan lahir cukup bulan yang diberi ASI eksklusif selama 6-9 bulan menunjukkan kecukupan kandungan hemoglobin dan zat besi yang normal. Dalam suatu studi (Pisacane, 1995), para peneliti menyimpulkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 7 bulan (dan tidak diberikan suplemen zat besi atau sereal yang mengandung zat besi) menunjukkan level hemoglobin yang secara signifikan lebih tinggi dalam waktu satu tahun dibandingkan bayi yang mendapat ASI tapi menerima makanan padat pada usia kurang dari tujuh bulan. Para peneliti tidak berhasil menemukan adanya kasus anemia di tahun pertama pada bayi yang diberikan ASI eksklusif selama tujuh bulan dan akhirnya menyimpulkan bahwa memberikan ASI eksklusif selama tujuh bulan mengurangi resiko terjadinya anemia.
  7. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari resiko terjadinya obesitas di masa datang. Pemberian makanan padat terlalu dini sering dihubungkan dengan meningkatnya kandungan lemak dan berat badan pada anak-anak. (Untuk contoh, lihat Wilson 1998, von Kries 1999, Kalies 2005)
  8. Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk mejaga kesediaan ASI mereka Berbagai studi menunjukkan bahwa pada bayi makanan padat akan menggantikan prosi susu dalam menunya – makanan tersebut tidak menambah total asupan pada bayi. Makin banyak makanan padat yang dimakan oleh bayi, maka makin sedikit susu yang dia serap dari ibunya, dan makin sedikit susu yang diserap dari ibu berarti produksi ASI juga makin sedikit. Bayi yang makan banyak makanan padat atau makan makanan padat pada umur yang lebih muda cenderung lebih cepat disapih.
  9. Menunda makanan padat membantu memberi jarak pada kelahirn bayi Pemberian ASI biasanya sangat efektif dalam mencegah kehamilan terutama bila bayi anda mendapatkan ASI eksklusif dan semua kebutuhan nutrisinya dapat dipenuhi melalui ASI..
  10. Menunda pemberian makanan padat membuat pemberiannya menjadi lebih mudah Bayi yang mulai makan makanan padat pada usia yang lebih besar dapat makan sendiri dan lebih kecil kecendurangan untuk mengalami alergi terhadap makanan.
 
2.5 MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)
2.5.1 Defenisi
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai usia 4 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat usia bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini.

2.5.2 Kapan Mulai Memberi Makanan Pendamping Asi?
Praktek memberikan pisang pada bayi-bayi muda (dianggap bayi tidak puas dengan pemberian ASI) seringkali kita jumpai di Indonesia. Banyak pula yang berakhir tragis karena pisang tersebut menyumbat saluran cernanya, yang istilah kedokterannya disebut phytobezoar sehingga harus diatasi dengan tindakan bedah.
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini menyimpulkan, sebaiknya Makanan Pendamping (MP) ASI diberikan paling cepat pada usia 4-6 bulan. Hal ini sesuai dengan anjuran WHO untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Alasan pemberian MP ASI mulai 4-6 bulan, adalah :
  • Kematangan saluran cerna bayi umumnya terjadi pada usia 4-6 bulan.
  • Hilangnya refleks menjulurkan lidah pada usia 4-6 bulan.
  • Kematangan mekanisme menelan.
  • Kemampuan bayi untuk duduk.
  • Pertumbuhan gigi geligi.
  • Kemampuan bayi untuk meniru pengasuhnya.


2.5.3 Memperkenalkan Makanan Pendamping Asi Setelah Bayi Berusia 6 Bulan
Pakar ASI dan pakar kesehatan menyatakan bahwa Anda harus menunggu sampai bayi Anda berusia 6 bulan untuk memperkenalkan makanan padat, dengan kata lain, pemberian makanan padat  harus dimulai pada usia 6 bulan, bukan pada usia 4 bulan
Telah banyak penelitian yang dilakukan dalam beberapa tahun belakangan ini, dan sebagian besar organisasi kesehatan telah memperbaharui rekomendasi mereka dan mendukung hasil riset tersebut.  Sayangnya, banyak penyedia jasa kesehatan belum memperbaharui rekomendasi mereka pada para orang tua, dan banyak sekali buku-buku yang masih ketinggalan jaman, sehingga masih banyak yang merekomendasikan pengenalan makanan padat di usia 4 bulan.
Organisasi-organisasi di bawah ini merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif (tanpa ada tambahan cereal, jus atau makanan lainnya) pada semua bayi selama 6 bulan pertama dalam hidup mereka (bukan pada usia 4 – 6 bulan):
1.      World Health Organization – Organisasi Kesehatan Dunia
2.      UNICEF – Organisasi PBB yang mengurus masalah anak-anak
3.      US Department of Health & Human Services – Departemen Kesehatan AS
4.      American Academy of Pediatrics – Organisasi Dokter Anak di AS
5.      American Academy of Family Physicians – Organisasi Dokter Keluarga di AS
6.      American Dietetic Association – Asosiasi Diet AS
7.      Australian National Health and Medical Research Council – Badan Kesehatan Nasional Australia
8.      Royal Australian College of General Practitioners – Organisasi Dokter Umum Australia
9.      Health Canada – Organisasi Kesehatan Kanada

 2.5.4 Mengapa Perkenalan Makanan Pendamping Asi Harus Dimulai Pada
          Usia 6 Bulan?
Penundaan pemberian makanan padat sampai bayi berusia 6 bulan berlaku bagi bagi yang mendapatkan ASI, ASI eksklusif dan juga susu formula.
1.      ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia berusia enam bulan
ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk dicerna.  ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi.  Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindunginya bayi dari diare, sudden infant death syndrome/SIDS - sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang biasa terjadi.
Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan.  Organisasi Kesehatan Dunia – WHO mengatakan: “ASI adalah suatu cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi… Evaluasi pada bukti-bukti yang telah ada menunjukkan bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah cara yang paling optimal dalam pemberian makan kepada bayi. ”
Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng daripada yang tersedia didalam ASI – pada titik inilah, nutrisi tambahan bisa diperoleh dari sedikit porsi makanan padat.  Bayi-bayi tertentu bisa minum ASI hingga usia 12 bulan atau lebih – selama bayi anda terus menambah berat dan tumbuh sebagaimana mestinya, berarti ASI anda bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik.

2.5.5 Mengenalkan Jenis Makanan Pendamping Asi
Mulailah dengan 1 jenis rasa setiap mengenalkan jenis makanan baru. Jangan mencampurkan beberapa jenis makanan sebelum diketahui pasti bahwa bayi dapat mentoleransi masing-masing jenis makanan tersebut.
Umumnya bayi cenderung menyukai rasa manis, sebab itu jika ingin memberikan sayuran, mulailah dengan rasa yang manis misalnya wortel atau ubi manis. Jika bayi tidak menyukai sayuran, sebaiknya tetap konsisten diberikan karena dalam beberapa kali pemberian, bayi akan mulai menyukainya.
Mulailah dengan tekstur yang halus kemudian lebih kasar. Perpindahan refleks tergantung pada ketrampilan bayi. Refleks muntah (gag reflex) terjadi jika bagian pertengahan lidah dirangsang mundur ke bagian belakang lidah setelah usia 6 bulan, sehingga memungkinkan bayi mengkonsumsi tekstur makanan yang lebih kasar.

2.5.6 Bagaimana Cara Memulainya ?
Makanan diberikan pertama kali dengan menggunakan ibu jari sebagai sendoknya. Perhatikan reaksi bayi, ada yang langsung membuka mulut, dan ada pula yang mengeluarkan makanan yang diberikan. Hal ini berarti refleks menjulurkan lidahnya belum hilang atau bayi belum beradaptasi dengan rasa baru. Cobalah berulang kali sampai bayi terampil mengkonsumsi tekstur makanan baru tersebut.
Ketrampilan bayi untuk menelan makanan, sangat ditunjang dengan memberikan rangsangan yang tepat untuk saraf pengecapan.
Jika mengenalkan makanan yang manis, sebaiknya diletakkan di ujung lidah, sedangkan untuk sayur mayur di bagian tengah lidah.

2.5.7 Berapa Banyak Makanan Pendamping Asi Harus Diberikan ?
Coba terlebih dulu sesendok teh MP ASI, untuk mengetahui reaksi bayi. Jika tampaknya menyukai makanan tersebut, boleh ditambahkan lagi bertahap sampai jumlah yang dianjurkan untuk usianya (± 2-3 sendok makan).
Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru.
Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia menyukai pisang tetapi esok hari lebih menyukai apel.
Jangan memaksa bayi untuk makan, karena menyebabkan waktu makan akan menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan untuknya.
Tanda-tanda bayi tidak ingin makan lagi, bayi menutup mulutnya dan menghindari sendok yang diberikan.

2.5.8 Jadwal Pemberian Makanan Pendamping Asi
Jadwal makan bayi sebaiknya disesuaikan dengan jadwal makan keluarga yaitu, 3x makanan pokok (sarapan pagi, makan siang, makan malam), 2x makanan selingan (jam 10.00 dan 16.00), serta 3x ASI (saat bagun pagi, sebelum tidur siang dan malam).
Pengenalan MP ASI tentu saja ada resikonya, antara lain intoleransi atau alergi terhadap jenis makanan baru.
Gejalanya dapat berupa, rasa tidak nyaman di perut yang membuat bayi rewel. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sebaiknya mencoba jenis makanan baru dilakukan pada pagi hari.

2.5.9 Kiat Pemberian Makan
Makanan bayi dan anak haruslah memenuhi syarat sebagai berikut :
  • Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai umur. Kebutuhan energi bayi dan anak relatif lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa, karena pertumbuhannya yang pesat. Kebutuhan energi sehari anak pada tahun pertama ± 80-120 kkal/kg berat badan.
  • Setiap 3 tahun, pertambahan umur kebutuhan energi turun ± 10 kkal/kg berat badan (Barnes & Curran, 1996). Selain air, zat gizi yang diperlukan oleh tubuh kita dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (vitamin dan mineral).

Penyajian disesuaikan dengan pola menu seimbang
Pola makanan orang Indonesia umumnya memasok 60-70% energi total dari karbohidrat, 15-20% dari lemak, selebihnya 10-25% dari protein. Secara umum makanan dikelompokkan menjadi :
  1. Kelompok susu yang mengandung protein dengan nilai biologis tinggi, kalsium, fosfor, riboflavin, vitamin A dan D (jika difortifikasi).
  2. Kelompok daging dan telur yang mengandung protein bernilai biologis tinggi, zat besi, vitamin B dan A (dari hati dan telur).
  3. Kelompok sayuran dan buah-buahan yang mengandung vitamin C, provitamin A dari sayur dan buah yang berwarna hijau dan kuning, trace element, serat.
  4. Kelompok serealia (sumber karbohidrat) mengandung protein nabati, mineral, serat dan vitamin B.
Menu seimbang harus mencakup keempat kelompok makanan tersebut, tentu saja disesuaikan dengan bahan makanan, kebiasaan makan, dan selera makan. Bentuk & porsi makan disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan kemampuan makan bayi/anak
Biasanya anak sudah dapat mengkonsumsi makanan padat, jika refleks menjulurkan lidahnya sudah hilang, sudah dapat menegakkan kepalanya, dan enzim pencernaannyapun sudah cukup matang untuk dapat mengkonsumsi makanan padat. Anak sudah dapat mengkonsumsi makanan berserat, jika ketrampilan mengunyah dan menelannya sudah berkembang. Demikian pula jumlah makanan harus ditingkatkan porsinya secara bertahap sesuai dengan isi lambung bayi atau anak.

2.6 PEMBERIAN MAKANAN ANAK UMUR 0-24 BULAN YANG BAIK DAN
BENAR
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan bayi/anak menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 5 tahap :
a. Makanan bayi umur 0 – 4 bulan
b. Makanan bayi umur 4 – 6 bulan
c. Makanan bayi umur 6 – 9 bulan
d. Makanan anak umur 9 – 12 bulan
e. Makanan anak umur 12 – 24 bulan
Pada situasi khusus seperti anak sakit atau ibu bekerja, pemberian makanan bayi/anak perlu penanganan secara khusus.

2.6.1 Makanan Bayi Umur 0 – 4 Bulan
1.      Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif ) Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
2.      Berikan kolostrum  Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.
3.      Berikan ASI dari kedua payudara Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke payudara lainnya, ASI diberikan 8 – 10 kali setiap hari.

INGAT !
• Berikan kolostrum
• Berikan ASI Eklusif

2.6.2 Makanan Bayi Umur 4 – 6 Bulan
1.      Pemberian ASI diteruskan, diberikan dari kedua payudara secara bergantian
2.      Bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus karena bayi sudah memiliki reflek mengunyah. Contoh MP-ASI berbentuk halus antara lain : bubur susu, biskuit yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. Berikan untuk pertama kali salah satu jenis MP-ASI, misalnya pisang lumat. Berikan sedikit demi sedikit mulai dengan jumlah 1-2 sendok makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa hari secara tetap, kemudian baru dapat diberikan jenis MP-ASI yang lainnya.
3.      Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI dimanfaatkan seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk cairan diberikan dengan sendok, jangan sekali-kali menggunakan botol dan dot. Penggunaan botol dan dot berisiko selain dapat pula menyebabkan bayi/anak mencret itu dapat mengakibatkan infeksi telinga.
4.      Memberikan MP-ASI dengan botol dan dot untuk anak baduta sambil tiduran dapat menyebabkan infeksi telinga tengah, apabila MP-ASI masuk keruang tengah.
5.      Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau bayi sulit menerima, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit dengan sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan tersebut.

INGAT !
• Teruskan pemberian ASI
• Berikan ASI lebih dulu, baru MP-ASI
• Berikan makanan lumat halus 1-2 x sehari

2.6.3 Makanan Bayi Umur 6 – 9 Bulan
1.      Pemberian ASI diteruskan
2.      Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu, bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari. (cara membuat terlampir).
3.      Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak kelapa/margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, disamping memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vit A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.
4.      Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit sbb :
·        Pada umur 6 bulan – beri 6 sendok makan
·        Pada umur 7 bulan – beri 7 sendok makan
·        Pada umur 8 bulan – beri 8 sendok makan
·        Pada umur 9 bulan – beri 9 sendok makan
“ Bila bayi meminta lagi, ibu dapat menambahnya”

2.6.4 Makanan Bayi Umur 9 - 12 Bulan
1.      Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap. Karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga, bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, lambat laun mendekati bentuk dan kepadatan makanan keluarga.
2.      Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo, buah, dll. usahakan agar makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.
3.      Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan. Campurkanlah ke dalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran secara berganti-ganti (terlampir). Pengenalan berbagai bahan makanan sejak usia dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang sehat dikemudian hari.
INGAT !
• Teruskan pemberian ASI
• Berikan makanan lunak 3 kali sehari dengan takaran yang cukup
• Berikan makanan selingan 1 kali sehari
• Perkenalkan bayi dengan beraneka ragam bahan makanan

2.6.5 Makanan Anak Umur 12 – 24 Bulan
1.      Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang, tetapi merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
2.      Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.
3.      Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan Makanan. Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti dengan: tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit, dll.
4.      Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.

INGAT !
• Teruskan pemberian ASI
• Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
• Berikan makanan selingan 2 kali sehari
• Gunakan beraneka ragam bahan makanan setiap harinya.

Memperhatikan kebersihan individu dan lingkungan
Kebiasaan memberi makan anak sambil berjalan di luar rumah dan kebiasaan mengudap tentu saja tidak dianjurkan karena alasan kebersihan.

2.7 Contoh Menu Sehari Mp-Asi Lokal (Seluruh Indonesia) 
Untuk tumbuh kembang optimal, anak membutuhkan asupan gizi yang cukup. Bagi bayi usia 0-6 bulan, pemberian ASI saja sudah cukup, namun bagi bayi diatas 6 bulan diperlukan makanan selain ASI yaitu berupa makanan pendamping ASI (MP-ASI).  MP-ASI harus mengandung zat gizi sesuai kebutuhan. Untuk itu, diperlukan pengetahuan dan keterampilan ibu untuk menyediakan MP-ASI yang tepat dan bermutu sesuai dengan kemampuan dan ketesediaan bahan makanan setempat. Oleh karena itu, diperlukan resep – resep MP-ASI sebagai acuan bagi ibu.   Beberapa persyaratan pembuatan MP-ASI di bawah ini yang perlu diperhatikan :
1.      Bahan makanan mudah diperoleh
2.      Mudah diolah
3.      Harga terjangkau
4.      Dapat diterima sasaran dengan baik
5.      Kandungan zat gizi memenuhi kecukupan gizi sasaran
6.      Mutu protein dapat memacu pertumbuhan fisik ( Protein Eficiency Ratio/PER lebih besar atau sama dengan 70% mutu casein, setara dengan  > 1,75 )
7.      Jenis MP-ASI disesuaikan dengan umur sasaran
8.      Bebas dari kuman penyakit, pengawet, pewarna, dan racun
9.      Memenuhi nilai sosial, ekonomi, budaya, dan agama
Selain itu beberapa zat gizi yang yang terkait erat dengan tumbuh kembang anak yang perlu diperhatikan antara lain :

KEPADATAN ENERGI/DENSITAS
Tidak kurang dari 0,8 Kal per gram 

PROTEIN
Tidak kurang dari 2 gr per seratus Kalori dan tidak lebih dari 5.5 gr per seratus Kal dengan mutu protein tidak kurang dari 70% Kasein standar. Nilai Protein Energi % mempunyai range antara 10 - 18  

LEMAK
Kandungan Lemak mempunyai range antara 1,5 gr – 4,5 gr per seratus Kal
Berikut beberapa contoh, bahan, cara membuat dan komposisi kandungan zat gizi yang terkandung pada makanan pengganti ASI ( Air Susu Ibu ) yang baik untuk bayi dan anak :
1. FORMULA KANJI RUMBI
Bahan :
Beras 60  gram 6 sdm
Udang 25 gram 2 sdm 
Daging ayam 25 gram 2  sdm
Gula 5 gram 0,5 sdm 
Minyak 5 gram 0,5 sdm
Santan 5  gram 0,5 sdm
Wortel 25 gram 2 jari telunjuk
Seledri, Bawang merah, ba    
wang putih, bawang prei,     secukupnya
jahe, pala, cengkeh, ketum    
bar, garam, air     
   
Cara Membuat
1.      Beras dimasak sampai lunak, masukkan udang, daging ayam yang sudah dihancurkan.
2.      Campur semua bahan masak terus sambil diaduk rata diatas api sedang.
 
Komposisi Zat Gizi :
Hasil 400 g
Energi 310 Kal
Protein  13,5 g
Lemak 7,5 g
NDpE % 7,4 
Densitas 0,8 
PER 2,1 
Fe 0,4 mg
Zn 0,3 mg

2. FORMULA KACANG HIJAU KUNING TELUR
Bahan
Tepung beras 35  gram 5 sdm
Kacang Hijau 40 gram 4 sdm peres
Kuning telur 30 gram 2  butir
Gula 15 gram 1,5 sdm peres
Minyak 5 gram 0,5 sdm
Garam 1 gram 1/4 sdt
Air secukupnya    
   
Cara Membuat
1.      Kacang hijau direbus dengan 800 cc air hingga lunak lalu dihancurkan (disaring)
2.      Campur semua bahan tambahkan air 50 cc aduk rata dan masak diatas api sedang hingga matang.
 
Komposisi Zat Gizi :
Hasil 340 g
Energi 463 Kal
Protein  16,5 g
Lemak 17,4 g
Protein Energi % 14,3 
NDpE % 8,1 
Densitas 1,6 
PER 2,2 
Fe 1,1 mg
Zn 0,7 mg

3. FORMULA KOLE-KOLE
Bahan
Tepung beras 35  gram 5 sdm
Kacang Hijau 50 gram 5  sdm peres
Susu 10 gram - -
Minyak 5 gram 0,5 sdm
Garam 1 gram ¼ sdt
Air secukupnya    

Cara Membuat
1.      Kacang hijau direbus dengan 800 cc air hingga lunak lalu dihaluskan (disaring dengan saringan kawat)
2.      Campur semua bahan tambahkan air 50 cc aduk rata dan masak diatas api sedang hingga matang.
    
Komposisi Zat Gizi :
Hasil 320 g
Energi 427 Kal
Protein  16,3 g
Lemak 8,4 g
Protein Energi % 15,2 
NDpE % 8,3 
Densitas 1,3 
PER 2,4 
Fe 1.0 mg
Zn 0,6 mg

4. FORMULA PINDANG IKAN
Bahan
Beras 60 gram 5 sdm peres
Ikan lele/Mujaer (lainnya) 30 gram 1  ekor kecil
Minyak 5 gram 1/2 sdm  
Tomat 20 gram 1 buah kecil
Bawang merah   1 siung
Bawang putih   1 siung
Daun salam - - 1 lembar
Daun bawang - - 1 pohon
Garam 2 gram 1/2 sdt
Air secukupnya    
  
Cara Membuat
1.      Beras dicuci bersih 
2.      Tumis bumbu yang sudah dirajang halus kecuali salam dengan minyak
3.      Ikan dibersihkan beri cuka, dikukus diambil dagingnya
4.      Campurkan seluruh bahan, tambahkan garam dan 2,5 gelas air 
5.      Aduk merata, kemudian tim dengan api kecil selama 1,5 jam 

Komposisi Zat Gizi :
Hasil 310 g
Energi 295 Kal
Protein  10,40 g
Lemak 6,8 g
Protein Energi % 14,1 
NDpE % 9,3 
Densitas 0,9 
PER 3,1 
Fe 0,5 mg
Zn 0,3 mg

5. FORMULA AYAM TEMPE
Bahan
Beras 60 gram 5 sdm peres
Hati Ayam 15 gram 1/3 pasang
Tempe 15 gram ½ kotak k.api
Bayam 20 gram 1 ikat kecil
Garam 1 gram ¼ sdt
Minyak 5 gram ½ sdm
Air secukupnya    
   
Cara Membuat
1.      Beras dicuci bersih 
2.      Hati ayam dan tempe dicincang halus
3.      Campurkan seluruh bahan, tambahkan garam dan 2 gelas air
4.      Masak dengan api sedang hingga mengental, terakhir masukkan bayam yang sudah dicincang halus
5.      Aduk merata hingga matang
6.      Diblender atau disaring
   

Komposisi Zat Gizi :
Hasil 284 g
Energi 264 Kal
Protein  10,2 g
Lemak 6.9 g
Protein Energi % 15,4 
NDpE % 8,2 
Densitas 0,9 
PER 2,7 
Fe 2,8 mg
Zn 0,4 mg

6. FORMULA JAGUNG  BOSE
Bahan
Tepung jagung pipil 30 gram 3 sdm
Daging ikan 30 gram 1 ekor kecil
Daun sawi 20 gram 1 ikat kecil 
Gula pasir 10 gram 1 sdm 
Minyak 5 gram ½  sdm
Garam 1 Gram 1 Sdt
Air Secukupnya    
   
Cara Membuat
1.      Ikan dibersihkan dan dilumuri jeruk mipis kemudian direbus dengan 1 gelas air hingga matang lalu diambil dagingnya dan dihancurkan
2.      Sawi hijau diiris halus
3.      Campurkan semua bahan, buat adonan tambahkan air
4.      Masak diatas api sedang hingga matang
5.      Haluskan atau disaring

Komposisi Zat Gizi :
Hasil 265 g
Energi 214 Kal
Protein  8,7 g
Lemak 6,9 g
Protein Energi % 16,63 
NdpE % 10,3 
Densitas 0.8 
PER 3,0 
Fe 0,6 mg
Zn 0,3 mg

7. FORMULA JAGUNG PIPIL IKAN GILING
Bahan
Jagung muda 100 gram 10 sdm
Ikan kembung 5 gram 0.5 sdm
Tempe 40 gram 2  kotak korek api
Kangkung 20 gram 2 ikat
Wortel 20 gram 2 batang
Tomat 20 gram 1/2 butir
Minyak 10 gram 1 sdm
Garam 1  gram ¼  sdt
Air secukupnya    
 
Cara Membuat
1.      Jagung diparut lalu ditimbang
2.      Ikan dibersihkan beri cuka, dikukus lalu dihaluskan 
3.      Wortel diparut, kangkung diiris halus
4.      Tempe dipotong kecil- kecil, direbus  ± 15 menit lalu dihaluskan, tomat potong-potong kecil 
5.      Semua bahan dicampur didalam panci tambahkan air, kemudian di masak diatas api hingga matang.
6.      Disaring.
   
Komposisi Zat Gizi :
Hasil 390 g
Energi  383 Kal
Protein  13,45 g
Lemak 13,07 g
Protein Energi % 14 
NDpE % 8,5 
Densitas  
PER 2,4 
Fe 0,6 mg
Zn 0,6 mg

8. FORMULA TELUR 
Bahan
Beras 50 gram 4 sdm
Telur ayam  25 gram ½  butir
Bayam 25 gram 1 ¼  ikat kecil
Minyak 5 gram ½  sdm
Garam 1 gram ¼  sdt
Air secukupnya    
    
Cara Membuat
1.      Beras dicuci bersih, tambahkan 2 gelas air dan masak menjadi bubur 
2.      Telur diorak arik dengan minyak, masukkan kedalam bubur tambahkan garam
3.      Terakhir masukkan bayam yang telah dirajang halus, masak terus dengan api kecil hingga matang.
4.      Haluskan dengan blender atau disaring
    
Komposisi Zat Gizi :
Hasil 347 g
Energi 271 Kal
Protein  7,01 g
Lemak 8,2 g
Protein Energi % 10,3 
NDpE % 8,5 
Densitas 0,8 
PER 3,1 
Fe 1,4 mg
Zn 0,3 mg

9. FORMULA UBI MERAH
Bahan
Ubi merah 150 gram 1 ½ sdm
Daging giling 30 gram 3 sdm
Kacang kedelai 10 gram 1 sdm
Wortel 60 gram 6 btg
Minyak 10 gram 1 sdm
Garam 2 gram ½ sdt
Air    
  
Cara Membuat
1.      Kedelai direbus  ± 30 menit, dibuang kulitnya lalu dihaluskan .
2.      Ubi merah dipotong- potong kecil .
3.      Wortel diparut   
4.      Daging giling ditumis kemudian dihaluskan .
5.      Campur semua bahan, tambahkan air lalu di tim sampai masak dan disaring .
    
Komposisi Zat Gizi :
Hasil 370 g
Energi 371 Kal
Protein  11,24 g
Lemak 13,63 g
Protein Energi % 12,13 
NDpE % 7,4 
Densitas  
PER 2,3 
Fe 0,5 mg
Zn 0,8 mg

10. FORMULA  GANGAN WALUH BALAMAK
Bahan
Beras 60 gram 5 sdm peres
Ikan lele, mujair (lainnya) 30 gram 1  ekor kecil
Minyak 5 gram ½ sdm  
Labu kuning 25 gram 1 kotak k.api
Garam 2 gram ½  sdt
Air secukupnya    
   
Cara Membuat
1.      Beras dicuci 
2.      Ikan dibersihkan beri cuka, dikukus ambil dagingnya
3.      labu kuning dipotong kotak-kotak
4.      Campur semua bahan, tambahkan garam dan 2 gelas air 
5.      Aduk merata, kemudian ditim dengan api sedang  ± 1,5 jam
    
Komposisi Zat Gizi :
Hasil 356 g
Energi 297 Kal
Protein  10,34 g
Lemak 6,72 g
Protein Energi % 13,94 
NDpE % 9,1 
Densitas 0,8 
PER 2,9 
Fe 0,3 mg
Zn 0,3 mg

11. FORMULA BUBUR JALO
Bahan
Beras  100 gram 10 sdm
Ikan 30 gram 1 ptg sdg
Labu kuning 30 gram 1  ptg sdg
Kangkung 40 gram 2 ikat sdg
Gula  10 gram 1 sdm
Minyak 10 gram 1 sdm
Bawang merah 2 gram 2 siung sdg
Garam 2 gram ½ sdt
Air secukupnya    
    
Cara Membuat
1.      Ikan dibersihkan, beri cuka, ambil dagingnya kemudian potong – potong kecil
2.      Beras dimasak dengan ikan sampai hancur 
3.      Masukkan labu kuning yang sudah dipotong – potong kecil , irisan kangkung, gula, minyak, garam, bawng merah yang sudah dihluskan, masak terus hingga matang
4.      Disaring
Komposisi Zat Gizi :
Hasil 528 g
Energi 452 Kal
Protein  15,04 g
Lemak 18,7 g
Protein Energi % 13,3 
NDpE % 8,5 
Densitas 0,9 
PER 2,7 
Fe 0,2 mg
Zn 0,4 mg

 
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberian MP-ASI yang baik dan benar kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan terutama dari keluarga miskin merupakan salah satu upaya memulihkan status gizi bayi dan anak. Pemberian MP-ASI dengan menggunakan bahan makanan lokal diharapkan memiliki dampak positif terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menyediakan MP-ASI secara mandiri yang pada gilirannya akan meningkatkan keadaan gizi sasaran.
Untuk keberhasilan pelaksanaan pemberian MP-ASI diperlukan pemahaman dari seluruh pihak yang terlibat, kerjasama yang erat di antara pelaksana dan pengelola serta kesungguhan masyarakat dan keluarga untuk memberikan MP-ASI lokal kepada anaknya secara baik dan benar.
Oleh karena itu apabila seluruh komponen yang terlibat dalam pemberian MP-ASI  melaksanakan tugas dan fungsi secara baik, maka kegiatan pemberian MP-ASI akan memberikan andil yang sangat besar bagi upaya memulihkan status gizi bayi dan anak dari keluarga miskin. Dengan dilaksanakannya pedoman pemberian MP-ASI lokal ini secara baik dan benar, maka  akan diperoleh hasil yang optimal.

 
DAFTAR PUSTAKA

  1. Why Delay Solid Foods? http://www.kellymom.com/nutrition/solids/delay-solids.html
  2. http://www.kellymom.com/nutrition/solids/solids-when.html
  3. http://www.scribd.com/doc/4906473/PEDOMAN-UMUM-PEMBERIAN-makanan-pendamping-ASI
  4. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071205191334AAT5W6T


Referensi :

  1. Barness LA. Introduction of supplemental foods to infants. Dalam: Lebenthal Ed. Textbook of Gastroenterology and Nutrition. 2ed. New York; Raven, 1989: 339-43.
  2. Barness LA, Curran JS. Nutrition. Dalam: Behrman, Vaughn, Eds. Nelson’s Textbook of Pediatrics. Philadelphia; Saunders, 1996: 164-5.
  3. Eastham EJ, Lichanco T, Grady I, Walker WA. Antigenicity of infant formulas. J Pediatr 1978:93:561-4
  4. Illingwoth RS, Lister J. The critical or sensitive period, with special reference to certain feeding problems in infant and children. J Pediatr 1964: 65:839.
  5. http://www.sehatgroup.web.id/articles/isiArt.asp?artID=152

Tidak ada komentar:

Posting Komentar