BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tali
pusat terbentuk sejak awal kehamilan. Setelah embrio terbentuk, yaitu pada
minggu ke 5, tali pusat sudah bisa terlihat melalui pemeriksaan USG, yang
tampak sebagai benang tipis diantara embrio dan plasenta. Itu lah yang akan
menjadi cikal bakal tali pusat. Seiring janin berkembang, tali pusat bertambah
panjang dan diameternya juga bertambaha lebar karena ia memulai tugasnya
menjadi selang dan makanan buat janin.
Adanya
lilitan tali pusat di leher dalam kehamilan menurutnya, pada umumnya tidak
menimbulkan masalah. Namun dalam proses persalinan dimana mulai timbul
kontraksi rahim dan kepala janin mulai turun dan memasuki rongga panggul, maka
lilitan tali pusat menjadi semakin erat dan menyebabkan penekanan atau kompresi
pada pembuluh-pembuluh darah tali pusat. Akibatnya, suplai darah yang
mengandung oksigen dan zat makanan ke janin akan berkurang, yang mengakibatkan
janin menjadi sesak atau hipoksia. Kemungkinan sebab lilitan tali pusat pada
janin :
- Usia kehamilan Kematian bayi pada trimester pertama atau kedua sering disebabkan karena puntiran tali pusat secara berulang-ulang ke satu arah. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tersumbat total. Karena dalam usia kehamilan tersebut umumnya bayi masih bergerak dengan bebas. Hal tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami kekurangan oksigen.
- Polihidramnion kemungkinan bayi terlilit tali pusat semakin meningkat.
- Panjangnya tali pusat dapat menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi rata-rata 50 sampai 60 cm. Namun, tiap bayi mempunyai panjang tali pusat berbeda-beda. Panjang pendeknya tali pusat tidak berpengaruh terhadap kesehatan bayi, selama sirkulasi darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tidak terhambat.
B. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Setelah berhasilnya penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memberikan penanganan tentang lilitan tali pusat.
2.
Tujuan
Khusus
·
Dapat menjelaskan tanda-tanda bayi terlilit tali
pusat
·
Dapat menyebutkan penyebab terjadinya lilitan
tali pusat
·
Dapat menjelaskan cara mengatasi lilitan tali
pusat
C. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, maka dapat memberikan manfaat serta
pengetahuan yang berguna bagi mahasiswa, khususnya Mahasiswa Akademi
Kebidanan dalam memahami tentang perawatan dan pemotongan tali pusat pada bayi
baru lahir.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Lilitan Tali Pusat
Tali
pusat sangatlah penting. Janin bebas bergerak dalam cairan amnion, sehingga
pertumbuhan dan perkembangannya berjalan dengan baik. Gerakan janin dalam rahim
yang aktif pada tali pusat yang panjang besar kemungkinan dapat terjadi lilitan
tali pusat. Tali pusat dapat membentuk lilitan sekitar badan, bahu, tungkai
atas / bawah, leher. Keadaan ini dijumpai pada air ketuban yang berlebihan,
tali pusat yang panjang, dan bayinya yang kecil.
Sebenarnya
lilitan tali pusat tidaklah terlalu membahayakan namun, menjadi bahaya ketika
memasuki proses persalinan dan terjadi kontraksi rahim (mules) dan kepala janin
turun memasuki saluran persalinan. Lilitan tali pusat bisa menjadi semakin erat
dan menyebabkan penurunan utero-placenter, juga menyebabkan penekanan /
kompresi pada pembuluh-pembuluh darah tali pusat. Akibatnya suplai darah yang
mengandung oksigen dan zat makanan ke bayi menjadi hipoksia.
Lilitan tali pusat dileherpun tidak harus berujung
sesar, tapi proses persalinan dipantau ketat pada kala I, observasi denyut
jantung. Bila denyut jantung terganggu, persalinan diakhir dengan bedah sesar.
Karena jika dipaksa lahir dengan normal, bisa berdampak buruk pada janin.
Jika lilitan tali pusat baru ditemukan setelah kepala
bayi lahir, dilepaskan dulu dengan dikenorkan, atau kalai lilitan erat dengan
hati-hati dijepit dan dipotong dekat leher bayi baru kemudian persalinan bayi
dilanjutkan.
Bayi terlilit
tali pusat karena :
- Pada usia kehamilan sebelum 8 bulan umumnya kehamilan janin belum memasuki bagian atas panggul. Pada saat itu ukuran bayi relative kecil dan jumlah air ketuban berlebihan ( polihidramnion) kemungkinan bayi terlilit tali pusat.
- Tali pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi rata-rata 50 – 60 cm, namun tiap bayi mempunyai tali pusat bebeda-beda. Dikatakan panjang jika melebihi 100 cm dan dikatakan pendek jika kurang dari 30 cm.
Penyebab bayi
meninggal karena tali pusat :
- Puntiran tali pusat secara berulang-ulang kesatu arah. Biasanya terjadi pada trimester pertama dan kedua. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali pusat terhambat total. Karena dalam usia kehamilan umumnya bayi bergerak bebas.
- Lilitan tali pusat pada bayi terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan, hal tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami hipoksia / kekurangan oksigen.
Tanda- tanda
bayi terlilit tali pusat :
1.
Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu,
namun bagian terendah janin (kepala / bokong) belum memasuki bagian atas rongga
panggul.
2.
Pada janin letak sungsang / lintang yang menetap
meskipun telah dilakukan usaha memutar janin (versi luar / knee chest position) perlu dicurigai pula adanya lilitan tali pusat.
3.
Tanda penurunan DJJ dibawah normal, terutama pada saat
kontraksi.
Cara
mengatasinya :
- Memberikan oksigen pada ibu dalam posisi miring. Namun, bila persalinan masih akan berlangsung lama dengan DJJ akan semakin lambat (Bradikardia), persalinan harus segera diakhiri dengan operasi Caesar.
- Melalui pemeriksaan teratur dengan bantuan USG untuk melihat apakah ada gambaran tali pusat disekitar leher. Namun tidak dapat dipastikan sepenuhnya bahwa tali pusat tersebut melilit leher janin atau tidak. Apalagi untuk menilai erat atau tidaknya lilitan. Namun dengan USG berwarna (Coller Doppen) atau USG tiga dimensi, dan dapat lebih memastikan tali pusat tersebut melilit atau tidak dileher, atau sekitar tubuh yang lain pada janin, serta menilai erat tidaknya lilitan tersebut.
Dalam pimpinan persalinan terutama
kala dua observasi, DJJ sangatlah penting segera setelah his dan refleks
mengejan. Kejadian distress janin merupakan indikasi untuk menyelesaikan
persalinan sehingga bayi dapat diselamatkan. Jika tali pusat melilit longgar
dileher bayi, lepaskan melewati kepala bayi namun jika tali pusat melilit erat
dileher, lakukan penjepitan tali pusat dengan klem di dua tempat, kemudian
potong diantaranya, kemudian lahirkan bayi dengan segera. Dalam situasi
terpaksa bidan dapat melakukan
pemotongan tali pusat pada waktu pertolongan persalinan bayi.
B. Kelainan Tali Pusat
Panjang pukul rata tali pusat berkisar antara 55
hingga 60 cm (Obstetri Patologi). Kelainan ukuran biasanya ditandai jika
panjangnya kurang dari 50 cm dan lebih dari 70 cm. Tali pusat terpendek yang
pernah ditemui adalah 2,5 cm. sedangkan yang terpanjang sekitar 300 cm.
Tali pusat dapat pendek absolut ialah karena ukurannya
memang mutlak, tapi biasanya juga pendek relatif. Artinya panjangnya cukup
tetapi menjadi pendek karena adanya lilitan tali pusat. Tak semua kelainan tali
pusat berdampak bukura pada janin. Bahayanya jika suplai makanan dan oksigen
kejanin terhambat oleh kelainan ini.
Tali pusat terlalu pendek atau terlalu panjang tidak
berpengaruh terhadap pemberian makanan dan oksigen pada janin. Akan tetapi,
tali pusat yang terlalu pendek atau terlalu panjang dan melilit dapat
mempersulit proses persalinan. Karena pada saat persalinan, janin yang sudah
turun ke jalan larih biasanya naik lagi karena tertahan tali pusat setiap kali
janin akan turun tali pusat semakin kuat menahannya. Ini biasanya terlihat
selama proses persalinan, dengan tidak terjadi kemajuan pada penurunan janin.
Pada keadaan yang lebih gawat lagi dapat terjadi solusio plasenta.
Tali pusat terlalu
pendek dapat menimbulkan :
- Hernia umbilikalis
- Solusio plasenta
- Partus lama
- Inversio uteri
C. Tali Pusat Pendek atau Melilit Dileher
Janin
Tali pusat bermuara di plasenta dan berujung pada pusat janin. Manfaat
paling penting dari tali pusat adalah sebagai jembatan penghubung antara ibu
dan janin. Karena dari plasenta dirahim ibu, tersedia semua nutrisi, darah dan
oksigen yang siap disalurkan lewat tali pusat kejanin. Termasuk faktor
kekebalan atau imunologi dari ibu. Infeksi bakteri tertentu, juga parasit dan
virus dapat pula ikut masuk ke janin melalui tali pusat.
Karena fungsinya sebagai selang penghantar makanan dan oksigen ke janin
sehingga tali pusat menjadi vital bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Kelainan tali pusat misalnya terjadi hambatan, dapat mengganggu aliran makanan
dan oksigen kejanin bisa mengakibatkan janin gagal berkembang bahkan berakhir
dengan kematian.
Lilitan tali pusat umumnya terjadi sebelum kehamilan cukup besar. Paling
seiring pada trimester kedua dimana bayi masih bisa bergerak dengan aktif dan
leluasa. Bila terjadi dileher, di bahu atau dilengan, jika lilitan tali pusat
berkali-kali. Sementara tali pusatnya tidak panjang, maka bisa berdampak batuk
pada bayi, sebab saat lilitan tali pusat dapat diketahui lewat pmeriksaan USG,
tapi lilitan tali pusat tidak bisa dilepas tapi dipantau saja dan beritahu ibu.
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN (INC)
I.
Pengkajian
A. IDENTITAS
Nama : Ny. E Nama Suami : Tn. H
Umur : 32 Tahun Umur : 32 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Batang Kuis Alamat : Jl. Batang Kuis
B. ANAMNESA
Pada
tanggal : 16 Oktober 2011 Pukul : 10.00 wib
1)
Keluhan utama : Nyeri yang sampai ke pinggang
2)
Riwayat Kehamilan ini : G : 2 P : 1 AB : 0
2.1 Riwayat
menstruasi
HPHT :
29 januari 2011
TTP : 05 nopember 2011
Menarhce : 13 Tahun
Lamanya :
8 hari
Banyaknya : 4 X ganti doek
Konsistensi
:
Encer
2.2
Pergerakan
fetus dirasakan pertama kali : 20 minggu
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : 10-20 x/i
2.3
Keluhan yang
dirasakan pada kehamilan ini
Rasa
lelah :
ada
Mual dan
muntah yang lama : tidak ada
Nyeri perut : ada
Panas menggigil : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
2.4 Tanda-tanda
persalinan
Kontraksi : ada
Kekuatan : ada
2.5 Pengeluaran
pervaginam
Lendir campur darah : ada
Warna : kemerahan
2.6 Riwayat
imunisasi
TT 2 x à TT I : 7 bulan TT II :
8 bulan
2.7 Buang air
besar dan buang air kecil terakhir :
BAB
: 1x sehari BAK
: 7 x sehari
2.8 Pola makan
dan minum teratur :
2.9 Pola tidur
: Malam : ± 7 jam Siang : ± 1 jam
3)
Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
no
|
Tgl/Thn Persalinan
|
Tempat Pertolongan
|
Umur Kehamilan
|
Jenis Persalinan
|
Penolong
|
Penyakit Lainnya
|
Anak
|
|||
JK
|
BB
|
PB
|
Keadaan
|
|||||||
1
|
2006
|
Klinik
|
36
minggu
|
spontan
|
Bidan
|
-
|
♀
|
2500
|
49
|
sehat
|
2
|
H
|
A
|
M
|
I
|
L
|
|
I
|
N
|
I
|
|
C. PEMERIKSAAN UMUM
I.
Keadaan umum :
Stabil
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan
emosional : Stabil
II. Tanda
vital
TD : 110/80 mmHg Pols :75x/i
Temp : 360 C RR : 20x/i
III. TB : 160 cm BB : 57 kg
D. PEMERIKSAAN FISIK
I.
Muka
Kelopak
mata : Tidak ada oedem palpebra
Konjungtiva :
Tidak ikterus
Sklera : merah jambu
II. Mulut dan
gigi :
Lidah dan
geraham : Tidak ada stomatitis
Gigi :Tidak ada yang
berlubang
III. Kel.
Thyroid : tidak ada
Pembesaran : tidak ada
IV. Kel. Getah
bening: tidak ada
Pembesaran : tidak
ada
V. Dada : Simetris
Jantung : normal
Payudara :simetris
Puting
susu :menonjol
Simetris : Ya
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
Rasa nyeri :
ada
Lain-lain :tidak ada
VI. Punggung
dan pinggang
Posisi
tulang belakang : Lordosis
Pinggang : normal
VII. Ekstremitas
atas dan bawah :
Oedema :
tidak ada
Kekakuan
otot dan sendi : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Varices : tidak ada
Refleks : Ka (+) Ki(+)
VIII.
Abdomen Bekas
luka operasi : tidak ada
Konsistensi :
Benjolan :tidak ada
Pembesaran
hati : tidak ada
Strie : alba
Linea : Nigra
Kandung
kemih : kosong
E. PEMERIKSAAN KEBIDANAN
I.
Palpasi uterus :
TFU : 32 cm
Kontraksi : 140x/i
Fetus : Letak : Kepala
: Posisi : Membujur
Presentasi :
Kepala
Pergerakan :
ada
Penurunan :
1/5
TBJ : (30-11) x 155 = 3355 gram
II. Auskultasi
DJJ : ada
Frekuensi :136x/i
Punctum
max :
Kuadran kiri bawah pusat
III. Ano-genital
(Inspeksi)
Perineum : menonjol
Vulva : Warna : hiperpigmentasi
Luka : tidak ada
Varices :
tidak ada
Fistula : ada
Pengeluaran
pervaginam : ada
Warna : merah
Konsistensi :
cukup
Jumlah :250 cc
Kelenjar
Bartholini : tidak ada
pembesaran
Anus :tidak
ada pembesaran
IV. Pemeriksaan
dalam, atas indikasi :
Oleh : Bidan Pukul : 12.45 wib
Dinding
vagina : Lunak
Pembukaan
serviks : 10 cm
Portio :
Menipis
Posisi
Portio : anteflexi
Penurunan
bagian terendah : 0/5
Konsistensi : keras
Ketuban : utuh
Presentase
fetus : kepala
Posisi : membujur
V.
Panggul Luar : Distancia Spinarum kanan dan kiri :26
cm
Distancia Kristarum kanan dan kiri :28 cm
Konjugata eksterna :
18 cm
Lingkar panggul :80
cm
VI. Pemeriksaan
laboratorium
Darah : Hb :
-
Urine : Protein :
-
Glukosa : -
F. IDENTIFIKASI DIAGNOSA,MASALAH DAN KEBUTUHAN
DIAGNOSA : Ibu multigravida, ibu inpartu
fase aktif kala I,usia kehamilan 36 minggu 6 hari,Intra uterin,PU-KI,persentase
kepala,janin hidup, janin tunggal
MASALAH : Ibu meringis kesakitan karena rasa
nyeri yang sampai ke pinggang
DATA DASAR : - adanya kontraksi 3x dalam 10/i
- Ibu
meringis kesakitan
- Ibu tampak
gelisah
KEBUTUHAN : Informasi hasil
pemeriksaan
Support mental
Pemberian nutrisi dan cairan
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Terjadinya
partus lama
TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi
dengan dokter jika ada komplikasi
PERENCANAAN
1.
Jelaskan pada ibu keadaan kehamilannya saat ini.
a.
Jelaskan pada ibu kemungkinan akan terjadi penyulit
dalam persalinan.
b.
Jelaskan pada ibu bahwa persalinan itu akan berjalan
dengan baik.
2.
Lakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan
menggunakan partograf
a.
Kontraksi uterus setiap 10 menit.
b.
Pemantauan DJJ tiap 30 menit
3.
Pemantauan keadaan umum ibu.
4.
Persiapan alat-alat untuk pertolongan persalinan dan
ruangan untuk persalinan yang bersih dan nyaman.
5.
Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.
a.
Anjurkan pada ibu untuk mencari posisi yang nyaman.
b. Anjurkan
pada ibu untuk BAK ke kamar mandi
c.
Libatkan keluarga dan suami untuk memberikan dukungan
psikologis.
6.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu.
G. PELAKSANAAN.
I.
Jelaskan pada ibu keadaan kehamilannya saat ini.
v
Jelaskan pada ibu kemungkinan akan terjadi
penyulit dalam persalinan.
v
Jelaskan pada ibu bahwa persalinan itu akan
berjalan dengan baik.
II.
Lakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan
partograf
v
Kontraksi uterus setiap 10 menit.
v
Pemantauan DJJ tiap 30 menit
v
Pemantauan keadaan umum ibu.
a. TD : 120/80 mmhg
b. Nadi :
80x / menit
c. Pernapasan :
20x / menit
d. Suhu :
370 C
III.
Mempersiapkan alat-alat untuk pertolongan persalinan
dan ruangan untuk persalinan yang bersih dan nyaman.
H. ALAT_ALAT PARTUS
1. BAK INSTRUMEN, berisi :
a.
Partus Set
A 2
pasang handscone
A 2
pasang arteri klem
A 1
buah gunting tali pusat
A 1
benang tali pusat
A 1
buah ½ koher
A 1
buah alas bokong steril
A Kain
kassa steril secukupnya
b.
Heacting Set
A 1
pasang handscone
A 1
buah nald powder
A 1
buah nald hecting
A 1
buah pinset anatomis
A 1
buah pinset Cirurguis
A Benang
cut gut
A Kain
kassa steril secukupnya
c. Emergency Set
A Kateter
nelaton
A Slim
secher
A Gunting
episiotomi
2.
PERLENGKAPAN IBU,BAYI DAN PENOLONG:
A Kaca
mata
A Masker
A Penutup
kepala
A Celemek
A Under
head
A Handuk
ibu
A Gurita,
baju & popok bayi
A Kain
bedong bayi
A Sarung
A Baju
ibu
A Doek
A Celana
dalam ibu
3. PERSIAPAN OBAT-OBATAN, yaitu :
A Oxitosin
10 UI
A Lidocain
1%
A Infus
set
A Spuit
3 dan 10 cc
A Kapas
alkohol pada tempatnya
4.
ALAT-ALAT NON STERIL, yaitu :
A Nierbekken
A Korentang
dalam tempatnya
A Kain
berisi kapas cebok
A Kain
berisi chlorin 0,5%
A Kom
berisi larutan DTT
A Piring
plasenta
A Sarung
tangan rumah tangga
A Semprot
chlorin 0,1%
A Pispot
A Tempat
sampah basah
A Tempat
sampah kering
A Tempat
sampah tajam
A Monoral
A Washlap
A Sepatu
boot
A Handuk
good morning
A Stetoskop
A Tensi
meter
A Temperatur
5.
ALAT-ALAT RESUSITASI, yaitu :
A Sungkup
A Mukus
A
1
botol besar berisi air untuk mengukur tekanan 30 ml
A 1
botol kecil berisi air untuk mengukur tekanan 20 ml
A Kassa
steril
A Meja
resusitasi
A Ganjalan
kepala
a.
Memberikan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.
v
Menganjurkan pada ibu untuk mencari posisi yang
nyaman,yaitu miring kiri/kanan untuk mengurangi nyeri
v
Menganjurkan pada ibu untuk BAK ke kamar mandi
v
Libatkan keluarga dan suami untuk mmberikan
dukungan psikologis.
b.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu.
v
Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum
I. EVALUASI
v
Ibu tampak kurang mendapat penjelasan tentang
hasil pemeriksaan
v
Alat-alat pertolongan persalinan dan alat-alat
resusitasi bayi sudah siap
v
Ibu merasa nyaman ditempatkan diruangan yang
bersih
v
Ibu bersedia miring ke kiri
v
Ibu mengerti dan melaksanakan teknik relaksasi
yang diajarkan
v
Ibu ditemani oleh keluarga
v
Pukul 11.30 pembukaan lengkap, ketuban pecah
spontan, vulva membuka, perineum menonjol, ibu mengatakan sepertinya ingin BAB,
penurunan kepala 0/5 teraba lilitan tali pusat, his teratur dan sering.
v
Ibu mengatakan merasa nyeri saat ada kontraksi.
DATA PERKEMBANGAN KALA II
Pukul : 11.20 Wib
I.
PENGKAJIAN
Data Subjektif :
v
Ibu mengatakan ingin BAB
v
Ibu mengeluh mules semakin kuat
Data Objektif
v
His
kuat 3x/10 menit dengan durasi 40 detik
v
Tekanan anus
v
Perineum menonjol
v
Vulva membuka
v
Pembukaan lengkap
v
Portio tidak teraba lagi
v
Penurunan kepala 0/5
v
Posisi UUK kiri depan
II.
IDENTIFIKASI
DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa : Ibu
inpartu kala II
Data Dasar : - His
ada, frekuensi 3x/10 menit
VT :
v
Pembukaan serviks 10 cm
v
Portio tidak teraba lagi
v
Tekanan pada anus
v
Perineum menonjol
v
Vulva membuka
v
Ketuban dipecahkan, warna jernih
Masalah : kepala
bayi telah lahir tetapi terdapat lilitan tali pusat dileher bayi
Data Dasar : kepala
telah tampak di vulva tetapi ibu mengatakan tidak kuat lagi untuk mengedan
Kebutuhan : support mental
III.
ANTISIPASI
MASALAH POTENSIAL
Kala II Memanjang
IV.
TINDAKAN SEGERA
Asuhan
Persalinan dengan lilitan tali pusat
V.
PERENCANAAN
1.
Informasikan tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan
keluarga
2.
Berikan support mental pada ibu
3. Berikan cairan dan nutrisi yang cukup
sesuai kebutuhan ibu
4. Berikan infomed concent pada keluarga dan
suami
5. Anjurkan ibu mengatur posisi yang menurut
ibu nyaman
6. lakukan penanganan bayi baru lahir
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal
:16 Oktober 2011 Pukul :
11.20 wib
v
Menginformasikan keadaan ibu dan hasil pemeriksaan
bahwa ibu sedang berada pada proses persalinan, kepala bayi telah lahir tetapi
bahu belum lahir
TD : 120/90 mmHg
Pols : 85 x/mnt
RR : 26 x/mnt
Temp : 37 0C
v
Memberikan
support mental untuk meyakinkan ibu bahwa proses persalinan akan berjalan
normal
v
Memberikan
cairan dan nutrisi yang cukup dengan memberi teh manis sebanyak 200 cc sesuai
kebutuhan ibu
v
Memberikan
infomed concent pada ibu dan suami agar menyetujui tindakan yang akan
dilakuakan
v
Menganjurkan
pada ibu untuk mengatur posisi yang menurut ibu nyaman
v
Penanganan
bayi
·
Melakukan
penilaian Apgar
·
Setelah
seluruh badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu pada lengan tangan kanan
sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong, nilai bayi, kemudian
letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan
(ekstensi) bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat yang
memungkinkan.
·
Segera
mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.
·
Berikan
bayi pada ibu untuk disusukan, kemudian kita melihat apakah ada anak kedua
·
Kemudian
ibu disuntik Oxytosin 10 IU/IM.
·
Menjepit
tali pusat diantara kedua klem menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus
ke bayi.
·
Melakukan
pengurutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem kedua kira-kira 2 cm dari
klem pertama.
·
Memegang
tali pusat diantara jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua
klem
·
Mengganti
pembungkus bayi dengan kain bersih dan kering
·
Membungkus bayi hingga kepala
VII.
EVALUASI
Tanggal
: 16 Oktober 2011 Pukul
: 11.30 Wib
1. Bayi
lahir spontan, aterm, LBK, segera menangis, air ketuban jernih, bayi sehat,
tidak asfiksia, dan kelainan kongenital tidak ada
2. Keadaan umum ibu baik, ibu memasuki kala
III
3. Plasenta belum lahir, TFU setinggi pusat,
kontraksi uterus baik, volume perdarahan ± 150 cc
4. Sudah dilakukan bonding attachment,
tanda-tanda hipotermi tidak ada
5. Bayi
belum disusukan oleh ibunya
6. Keadaan
janin baik
Bayi lahir pukul : 11.30 WIB
BB : 2000 gr
PB : 48 cm
JK : Laki-laki
DATA PERKEMBANGAN KALA III
Pukul : 11.40 Wib
I.
PENGKAJIAN
Data Subjektif : Ibu mengeluh rasa mules
Data Objektif :
1.
Keadaan umum ibu baik
Vital Sign :
TD : 120/90 mmHg
Pols : 85 x/menit
RR : 26 x/menit
Temp : 36,5 0C
2.
TFU :
Setinggi pusat
3. Tali pusat memanjang, sedikit semburan
darah, kontraksi uterus baik, uterus globuler
4.
Konsistensi uterus :
Keras
5.
Kontraksi uterus : Adekuat
6.
Perdarahan :
± 100 cc
7. Laserasi jalan lahir : ada
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN
KEBUTUHAN
Diagnosa : Ibu
parturen Kala III
Data Dasar : - Tali pusat memanjang
- Sedikit semburan darah yang tiba-tiba
- Kontraksi
uterus baik
Masalah : Perut
ibu mules
Data Dasar :
Ibu mengeluh perutnya sakit
Kebutuhan : Lahirkan
plasenta
III.
ANTISIPASI
MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.
TINDAKAN
SEGERA
Pemberian
Oxytosin 10 IU/IM
V.
PERENCANAAN
Tanggal
:16 Oktober 2011 Pukul
:11.40 Wib
1. Letakkan (dekatkan) piring
penampung plasenta
2. Kaji tanda-tanda pelepasan plasenta
3. Lakukan manajemen aktif kala III
4. Massase perut ibu
5.lakukan penghectingan laserasi jalan
lahir
6. Awasi perdarahan
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal
:16 Oktober 2011 Pukul
: 11.45Wib
1. Meletakkan piring penampung
plasenta ke dekat ibu
2.
Mengkaji
tanda-tanda pelepasan plasenta
v
Tali pusat bertambah panjang
v Adanya
semburan darah secara tiba-tiba
v
Uterus globuler
v
Konsistensi uterus keras
3. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis dan menekan di atas simpisis ke
arah dorso kranial dan tangan kanan menarik tali pusat sejajar dengan lantai
4.
Memassase perut ibu dengan tangan kiri,
sementara tangan kanan memeriksa kelengkapan plasenta
5.
Melakukan penjahitan pada perineum
6.
Mengawasi
terjadinya perdarahan
VII.
EVALUASI
Tanggal
:16 Oktober 2011 Pukul
: 11.45Wib
1. Plasenta sudah lahir lengkap
2. TFU 2 jari di bawah pusat
3. Kontraksi uterus baik
DATA PERKEMBANGAN KALA IV
Pukul : 11.50 Wib
I.
PENGKAJIAN
Data Objektif :
v
Ibu mengatakan rasa nyeri kembali lagi
Data Subjektif :
v
Plasenta sudah lahir - Perdarahan ± 100 cc
v
Kontraksi
uterus baik - TFU 2
jari di bawah pusat
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN
KEBUTUHAN
Diagnosa : Ibu parturient Kala IV
Data Dasar : -
Plasenta sudah lahir lengkap
- TFU 2 jari di bawah psuat
- Kontraksi
uterus baik
Masalah : Ibu
lelah
Data Dasar :
Ibu baru selesai melahirkan
Kebutuhan : - Beri
nutrisi dan cairan
- Istirahat
III.
ANTISIPASI
MASALAH POTENSIAL
PPH
IV.
TINDAKAN
SEGERA
Observasi
keadaan umum ibu
V.
PERENCANAAN
1.
Informasikan
observasi keadaan umum ibu
2.
Observasi keadaan ibu
3. Bersihkan ibu dari darah
4. Beri nutrisi dan cairan pada ibu
5. Pindahkan ibu ke ruang nifas
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal
: 16 oktober 2011 Pukul
: 12.05Wib
1.
Menginformasikan pada ibu dan keluarga tentang hasil
tindakan yang telah dilakukan yaitu bayi
telah dilahirkan beserta plasentanya.
2.
Mengobservasi keadaan ibu 2 jam kala IV di mana pada 1
jam pertama 1 x 15 menit 2 jam kedua 1 x 30 menit dengan memantau perdarahannya
dan kontraksi uterus ada
3. Membersihkan ibu dengan mengelap darah
dengan air DTT dan memakaikan bajunya beserta doeknya
4.
Memindahkan ibu ke ruang nifas
5.
Memberikan ibu makanan dan minuman sesuai
kebutuhan
VII.
EVALUASI
Pukul
:14.00 Wib
1.
Keadaan umum ibu baik, vital sign :
TD : 130/90 mmHg
Pols : 80 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 37 0C
2.
Perdarahan ± 100 cc dan cairan dan nutrisi telah
terpenuhi
3.
Ibu telah dibersihkan
4.
Ibu telah
dipindahkan ke ruangan nifas
5.
Hasil
semuanya dicatat ke dalam partograf
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebenarnya
lilitan tali pusat tidaklah terlalu membahayakan namun, menjadi bahaya ketika
memasuki proses persalinan dan terjadi kontraksi rahim (mules) dan kepala janin
turun memasuki saluran persalinan. Lilitan tali pusat bisa menjadi semakin erat
dan menyebabkan penurunan utero-placenter, juga menyebabkan penekanan /
kompresi pada pembuluh-pembuluh darah tali pusat. Akibatnya suplai darah yang
mengandung oksigen dan zat makanan ke bayi menjadi hipoksia.
B. Saran
1.
Bagi para pembaca makalah ini, apabila memiliki minat
untuk menulis/meneliti tentang penelitian ini, penulis harapkan dapat meneliti
lebih dalam lagi mengenai penelitian ( dalam penulisan isi makalah)
2.
Penulis harapkan makalah ini merupakan rintisan bagi
penulisan makalah ( penelitian lain yang lebih lanjut/dalam )
3.
Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, penulis
harapkan agar pembaca mencari solusi dari kekurangan makalah ini dengan
menambah referensi bacaan dari yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam,
1998, Sinopsis Obstetri, EGC :
Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-SP ; Jakarta
Oxorn Harry, 1996. Patologi dan Fisiologi Persalinan, YEM ; Jakarta
Conectique. com >> Pregnancy : Waspadai , Janin
Terlilit Pusat
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Jakarta.
EGC.
Manuaba, Ida Bagus, 1998, Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan, Jakarta. EGC
Sastrawinata, Sulaiman, 1987, Obstetri Patologi, Fakultas Kedokteran UNPAD, Jakarta.
Wiknjo Sastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar