BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Colostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu
hubungan buatan antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut.
Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah,
Thiodorer Schrock, MD, 1983).
Colostomi dapat berupa secostomy, colostomy transversum,
colostomy sigmoid, sedangkan colon accendens dan descendens sangat jarang
dipergunakan untuk membuat colostomy karena kedua bagian tersebut terfixir
retroperitoneal.
Colostomy pada bayi dan anak hampir selalu merupakan
tindakan gawat darurat, sedang pada orang dewasa merupakan keadaan yang
pathologis. Colostomy pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara.
- Indikasi Colostomy
- Indikasi colostomy yang permanen
Pada penyakit usus yang ganas seperti carsinoma pada
usus. Kondisi infeksi tertentu pada colon.
- Komplikasi Colostomy
Prolaps merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari
permukaan kulit. Prolaps dapat dibagi 3 tingkatan:Penonjolan seluruh dinding
colon termasuk peritonium kadang-kadang sampat loop ilium. Adanya strangulasi
dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan
Prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor
Peristaltik usus meningkat, fixasi usus tidak sempurna, mesocolon yang panjang,
tekanan intra abdominal tinggi, dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah
serta kemungkinan omentum yang pendek dan tipis.
1.2. Tujuan
Tujuan pada pembahasan dalam makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui pengertian
penutupan colostomy
2.
Rencana Keperawatan
terintegrasi:
3.
Pengkajian Data Dasar
4.
Diangosa keperawatan
5.
Diagonsa
6.
Kriteria evaluasi
7.
Diagnosa
8.
Perawatan Kolostomi (Mengganti
Kantong Kolostomi)
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Tutup kolostomi merupakan suatu rangkaian tindakan
pembedahan pada post kolostomi sementara. Perjalanan dan riwayat tindakan. Klien
yang mengalami kelainan pada usus seperti: obstruksi usus, kanker kolon,
kolitis ulceratif, penyakit Divertikuler
akan dilakukan pembedahan
yang disebut dengan kolostomi yaitu lubang dibuat dari
segmen kolon (asecenden, transversum dan sigmoid). Lubang tersebut ada yang
bersifat sementara dan permanen.
Kolostomi asenden dan transversum bersifat sementara ,
sedangkan kolostomi sigmoid bersifat permanen. Kolostomi yang bersifat
sementara akan dilakukan penutupan .Berdasarkan lubang kolostomi dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu:
- Single barreled stoma, yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau ditutup.
- Double barreled, biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung dari kolon yang direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma. Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.
- Kolostomi lop-lop, yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat ditempat dengan glass rod. Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada dinding abdomen, lubang dibuat di permukaan terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada klien dengan post
kolostomi:
- Irigasi diperlukan untuk mengatur defekasi
- Pembersihan usus diperlukan sebelum pemeriksaan kontras barium saluran GI.
2.2. Rencana Keperawatan
terintegrasi:
1.
Perawatan pascaoperasi
2.
Ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit
3.
Terapi intra vena
4.
Imobilitas
5.
Nyeri.
2.3. Pengkajian Data Dasar
1.
Pemeriksaan fisik terhadap
daerah penutupan kolostomi:
- Keadaan luka
- tanda kemerahan
- pengeluaran cairan
- Adanya pembengkakan dan menutup sempurna
2.
Pemeriksaan daerah rektum:
- Pengeluaran feses
- Kecemasan
- Nyeri
2.4. Diangosa keperawatan
1.
Nyeri berhubungan dengan perlukaan
skunder operasi penutupan kolostomi
2.
Cemas berhubungan dengan
ancaman terhadap disfungsi rektum
3.
Resiko tinggi terhadap
komplikasi : infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan
2.5. Diagonsa:
1.
Nyeri berhubungan dengan
perlukaan skunder operasi penutupan kolostomi Tanda-tandaSubyektif :
- Mengungkapkan ketidaknyamanan, dan nyeri daerah perut.Obyektif
- Merintih, menangis
- Melindungi sisi nyeri
- Nadi meningkat
- Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan daerah abdomen
Tanda-tanda
1.
Subyektif :
·
Mengeluh deman
·
Mengekuh nyeri
·
Mengeluh kaku
2.
Obyektif :
·
SDP > 10.000/mm3
·
Suhu > 37,2Kriteria
evaluasi:
·
Suhu < 37,2- SDP <
10.000/mm3
·
Tidak terdapat tanda-tanda
radang :
a)
Panas
b)
Kemerahan
c)
Bengkak
d)
kekakuan daerah perut.
2.6. Kriteria evaluasi:
- Mengungkapkan tidak ada nyeri
- Tidak merintih
- Menangis
- Ekspresi wajah rileks
TABEL 1
TABEL2
2.7. Diagnosa :
Cemas berhubungan dengan ancaman disfungsi rektum
Tanda-tanda:Subyektif
:
·
Mengeluh takut kalau anusnya
tidak bisa berfungsi normal
·
Melaporkan perasaan
gugupObyektif
·
Ekspresi wajah tegang
·
Nadi meningkat.
2.8. Kritria evaluasi-2 :
- Ekspresi wajah rileks
- Cemas dan gugup berkurang
- Mengungkapkan pemahaman tentang proses pemulihan fungsi rektum.
TABEL 3
2.9. Perawatan Kolostomi
(Mengganti Kantong Kolostomi)
Persiapan alat:
- Sarung tangan
- Handuk mandi
- Air hangat
- Sabun mandi
- Tissue
- –>Kantong colostomy
- Bengkok/plastik keresek untuk tempat sampah
- Kassa
- Vaselin
- Spidol
- Plastik untuk guide size (mengukur stoma)
- Gunting
Pelaksanaan :
- Dekatkan alat-alat ke klien
- Pasang selimut mandi
- Dekatkan bengkok ke dekat klien
- Pasang sarung tangan
- Buka kantung lama
- Bersihkan stoma dan kulit sekitar stoma dengan sabun atau air hangat
- Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa
- Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar feces yang keluar lagi tidak mengotori kulit yang sudah dibersihkan
- Ukur stoma dengan guide size untuk memilih kantung stoma yang sesuai
- Pasang kantong stoma
- Pastikan kantong stoma merekat dengan baik dan tidak bocor
- Buka sarung tangan
- Bereskan alat-alat dan Cuci tangan
TABEL 4
DAFTAR PUSTAKA
Buku Bacaan
- Perry,potter.2005.Fundamental Keperawatan.Eds 4 jakarta : EGC
- Perry,Peterson,Potter.2005. Keterampilan dan Prosedur Dasar.Eds 5 jakarta : EGC
- Kusyati,eni.2006,Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar.jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar