Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menekankan pentingnya penyatuan atau penggabungan pendekatan untuk
asuhan ibu dan bayi, dan menyatakan dengan jelas (dalam Panduan Praktis Asuhan
Persalinan Normal:, Geneva, Swiss, 1997) “Penundaan Pengkleman (atau tidak sama
sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam perawatan tali pusat, dan
pengkleman tali pusat secara dini merupakan intervensi yang masih memerlukan
pembuktian lebih lanjut.”
Lotus Birth adalah Setelah bayi lahir, tali pusat yang
melekat pada bayi dan plasenta dibiarkan, tanpa dijepit atau dipotong, dan
membiarkan tali pusat terlepas dari bayi secara alami. Tali pusat dan plasenta
merupakan satu unit dan satu kesatuan yang membentuk bayi. Umumnya tali pusat
terlepas secara alami tiga sampai sepuluh hari setelah kelahiran. Plasenta merupakan toko darah bagi bayi yang mengandung
sel-sel induk, besi, oksigen, hormon dan enzim. 1/3 dari total suplai darah
bayi berasal dari plasenta yang dialirkan melalui tali pusat.
Plasenta yang baru dilahirkan biasanya mengeluarkan cairan, pada kelahiran Lotus, cairan itu di tampung dan disimpan di dalam waskom atau mangkuk, selanjutnya didekatkan pada bayi. Kain yang digunakan untuk menutupi plasenta haruslah memungkinkan terjadinya pertukaran udara, sehingga plasenta tidak berbau busuk dan menjadi kering. Ada yang menggunakan garam laut untuk mempercepat proses pengeringan plasenta. Kadang-kadang ada yang mengoleskan minyak esensial, seperti lavender atau bubuk tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, dicampurkan dengan lavender sebagai anti bakteri. Kalau pengeringan plasenta tidak dilakukan secara baik, maka plasenta akan mengeluarkan bau tidak sedap. Bau tersebut dapat diatasi dengan penanaman plasenta secara langsung atau didinginkan (menyimpan dalam lemari es) setelah minggu pertama pasca persalinan. Kelahiran Lotus jarang dilakukan di rumah sakit. Lebih sering terjadi pada persalinan di rumah dan pusat-pusat kelahiran Lotus.
Sejarah Lotus Birth
Negara perintis Lotus birth adalah Amerika. Lotus birth
dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi luka
yang terbuka. Meskipun Lotus birth ini merupakan suatu fenomena yang baru, tapi
penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya Bali dan budaya suku
Aborigin Australia. Dan keputusan Lotus birth serta dampak fisiologis yang
dapat terjadi merupakan tanggung jawab dari klien yang telah memilih dan
membuat keputusan tersebut.
Primatolog Jane Goodall, adalah orang pertama untuk melakukan apapun studi jangka panjang dari simpanse di alam bebas Pada hewan Simpanse, yang merupakan mamalia dengan 99% bahan genetik hampir sama dengan manusia, juga pada prakteknya membiarkan plasenta utuh, tidak merusaknya bahkan memotongnya. Hal itu dikenal dengan fakta primatologis. Beberapa praktisi kelahiran teratai simpanse merujuk kepada praktek sebagai latihan alami bagi manusia juga.
Informasi mengenai lotus birth ini terdapat dalam ajaran Budha, Hindu, Kristen serta Yahudi.
Di Tibet dan Zen Buddhisme, istilah "kelahiran teratai" digunakan untuk menggambarkan para guru spiritual seperti Buddha Gautama dan Padmasambhava (Lien Sen-hua), menekankan mereka masuk ke dunia sebagai utuh, anak-anak kudus. Kelahiran referensi teratai juga ditemukan dalam Hinduisme, misalnya dalam kisah kelahiran Wisnu. Sampai sekarang belum ada penelitian lebih lanjut mengenai penyakit kuning dan kehilangan berat badan bayi karena tindakan Lotus birth.
Primatolog Jane Goodall, adalah orang pertama untuk melakukan apapun studi jangka panjang dari simpanse di alam bebas Pada hewan Simpanse, yang merupakan mamalia dengan 99% bahan genetik hampir sama dengan manusia, juga pada prakteknya membiarkan plasenta utuh, tidak merusaknya bahkan memotongnya. Hal itu dikenal dengan fakta primatologis. Beberapa praktisi kelahiran teratai simpanse merujuk kepada praktek sebagai latihan alami bagi manusia juga.
Informasi mengenai lotus birth ini terdapat dalam ajaran Budha, Hindu, Kristen serta Yahudi.
Di Tibet dan Zen Buddhisme, istilah "kelahiran teratai" digunakan untuk menggambarkan para guru spiritual seperti Buddha Gautama dan Padmasambhava (Lien Sen-hua), menekankan mereka masuk ke dunia sebagai utuh, anak-anak kudus. Kelahiran referensi teratai juga ditemukan dalam Hinduisme, misalnya dalam kisah kelahiran Wisnu. Sampai sekarang belum ada penelitian lebih lanjut mengenai penyakit kuning dan kehilangan berat badan bayi karena tindakan Lotus birth.
Penghormatan terhadap plasenta di berbagai budaya
Beda bangsa, daerah dan suku beda pula penanganannya terhadap
keberadaan ari-ari atau plasenta yang hadir ketika persalinan terjadi. Dalam
dunia pengobatan barat, plasenta dianggap tidak lebih dari sekedar buangan
rumah sakit, tapi mengakui adanya penanganan khusus yang diberlakukan di
berbagai belahan dunia.
Diantara
suku Navajo Indian barat daya, menjadi suatu
kebiasaan untuk menguburkan plasenta bayi di keempat sudut kuburan
keluarga
yang dianggap mulia, sebagai suatu pengikat tanah leluhur dan
masyarakat. Sementara suku Maori di Selandia Baru memiliki tradisi yang
sama yaitu
menguburkan plasenta di tanah yang masih belum tercemar. Dalam bahasa
asli
Maori kata untuk tanah dan plasenta tersebut adalah :whenua (baca:
venua).
Suku pedalaman Bolivian Aymara dan Queche meyakini bahwa
plasenta memiliki spirit tersendiri. Karenanya seorang suami harus
memperlakukan plasenta tersebut dengan mencuci dan menguburkannya pada tempat
yang terlindung dan tersembunyi. Jika ritual tersebut tidak dilakukan secara
benar, keyakinan mereka adalah ibu atau bayi akan menjadi sakit atau bahkan
mati.
Suku Ibo di Negiria dan Ghana memperlakukan plasenta sebagai kembaran dari bayi yang hidup, sementara plasenta tersebut adalah kembaran yang mati. Sehingga harus dikuburkan dengan ritual tertentu. Lain lagi di Filipina, plasenta dikuburkan dengan berbagai macam buku oleh ibunya. Ini suatu pengharapan bahwa kelak bayinya akan tumbuh menjadi anak yang pintar . Kondisi Filipina ternyata tidak berbeda jauh dengan beberapa masyarakat yang ada di Indonesia, dimana mereka menguburkan plasenta dilengkapi dengan buku, pensil dengan maksud agar kelak anak yang dilahirkan tersebut menjadi anak yang pintar. Ironis lagi di Vietnam dan China plasenta disiapkan untuk dikonsumsi oleh ibu yang habis melahirkan. Masyarakat china dan Vietnam mempercayai, bahwa ibu yang baru melahirkan seharusnya merebus sendiri plasenta bayinya, kemudian dijadikan kaldu dan meminumnya untuk memperbaiki kualitas ASI nya.
Sementara di nusantara Indonesia, Ari-ari atau plasenta sering dianggap sebagai saudara bayi yang memeliharanya selama kehamilan berlangsung, bahkan tidak jarang plasenta mendapat perhatian khusus sesuai dengan adat kebiasaaan masyarakat yang berlaku. Sebagian masyarakat memperlakukan plasenta (ari-ari) dengan tatalaksana khusus, sebagai ungkapan terimakasih karena telah memelihara bayi sampai cukup bulan serta lahir ke dunia.
Suku Ibo di Negiria dan Ghana memperlakukan plasenta sebagai kembaran dari bayi yang hidup, sementara plasenta tersebut adalah kembaran yang mati. Sehingga harus dikuburkan dengan ritual tertentu. Lain lagi di Filipina, plasenta dikuburkan dengan berbagai macam buku oleh ibunya. Ini suatu pengharapan bahwa kelak bayinya akan tumbuh menjadi anak yang pintar . Kondisi Filipina ternyata tidak berbeda jauh dengan beberapa masyarakat yang ada di Indonesia, dimana mereka menguburkan plasenta dilengkapi dengan buku, pensil dengan maksud agar kelak anak yang dilahirkan tersebut menjadi anak yang pintar. Ironis lagi di Vietnam dan China plasenta disiapkan untuk dikonsumsi oleh ibu yang habis melahirkan. Masyarakat china dan Vietnam mempercayai, bahwa ibu yang baru melahirkan seharusnya merebus sendiri plasenta bayinya, kemudian dijadikan kaldu dan meminumnya untuk memperbaiki kualitas ASI nya.
Sementara di nusantara Indonesia, Ari-ari atau plasenta sering dianggap sebagai saudara bayi yang memeliharanya selama kehamilan berlangsung, bahkan tidak jarang plasenta mendapat perhatian khusus sesuai dengan adat kebiasaaan masyarakat yang berlaku. Sebagian masyarakat memperlakukan plasenta (ari-ari) dengan tatalaksana khusus, sebagai ungkapan terimakasih karena telah memelihara bayi sampai cukup bulan serta lahir ke dunia.
Perlakuan masyarakat Bali (beragama Hindu) terhadap ari-ari.
1.
Setelah
dibersihkan dimasukkan ke dalam kelapa yang telah di belah, sebagai lambang
dunia dan isinya.
2. Diisi
duri-duri, sehingga terhindar dari gangguan, ditambahkan rempah-rempah, dan
diberi wewangian agar harum dan tidak berbau.
3. Di
bungkus kain putih dan di tanam di depan rumah; sebelah kanan untuk laki-laki,
sedangkan sebelah kiri untuk perempuan.
4.
Selama
42 hari selalu di pasang lilin (malam hari), setiap hari ari-ari tersebut
diberikan susu juga.
Perlakuan masyarakat Jawa terhadap ari-ari
1.
Setelah
ari-ari dibersihkan dimasukkan ke dalam kendi.
2.
Di
dalam kendi disertakan tulisan jawa/Abjad agar kelak nantinya bayi tersebut
pandai.
3.
Diberikan
anget-anget dan duri sehingga pandangannya tajam.
4.
Selanjutnya
di tanam di depan rumah untuk bayi laki-laki selama 42 hari, dan di belakang
rumah selama 36 hari untuk bayi perempuan.
5.
Sebagian
ada yang membuangnya ke sungai , sehingga bayi ini akan suka merantau.
Perlakuan masyarakat Nusa Tenggara Timur terhadap ari-ari
1.
Ditaruh
sekitar 3 bulan di atas perapian sampai kering.
2.
Selanjutnya
di tanam di sertai doa dan alat-tulis.
Alasan mengapa Lotus Birth dipilih:
Setiap ibu memiliki alasan sendiri. Berikut ini adalah
beberapa alasan ibu untuk memilih Lotus Birth:
1. Ibu dan keluarga tidak ingin memisahkan plasenta dari bayi
dengan cara memotong tali pusat.
2. Supaya
proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang memungkinkan
penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada waktu yang tepat.
3.
Penghormatan
terhadap bayi dan plasenta.
4. Asumsi
ibu bahwa dapat menjamin bayi mendapatkan volume darah optimal dan spesifik
yang diperlukan bagi bayi.
5. Mendorong
ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama postpartum sebagai masa
pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian penuh.
6. Mengurangi angka kesakitan bayi akibat infeksi nosokomial
dari pengunjung yang ingin bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih
memilih untuk menunggu hingga plasenta telah lepas
7.
Alasan
rohani atau emosional.
8.
Tradisi
budaya yang harus dilakukan.
9.
Tidak
khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat tali pusat.
10. Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan
sistem tertutup antara plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada luka
terbuka)
11. Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut
(adanya luka membutuhkan waktu untuk penyembuhan.sedangkan jika tidak ada luka,
waktu penyembuhan akan minimal)
Manfaat dilakukannya Lotus Birth diantaranya :
1. Tali pusat dibiarkan sehingga memungkinkan terjadinya
perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
2. Oksigen
vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi benar-benar
dapat mulai bernafas sendiri.
3.
Lotus
Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera setelah lahir.
4. Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan
terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
terlepasnya tali pusatbila tali pusat dipotong segera, 9,56 hari, ketika
berhenti berdenyut 7,16 hari, dan dibiarkan 3,75 hari.
Langkah dilakukannya Lotus Birth
Beberapa hal yang dilakukan dalam Lotus Birth diantaranya :
1.
Bila
bayi lahir, biarkan tali pusat utuh. Jika tali pusat berada sekitar leher bayi,
cukup angkat tali tersebut.
2.
Tunggu
lahirnya plasenta secara alami.
3.
Ketika
plasenta lahir, tempatkan pada mangkuk di dekat ibu..
4.
Tunggu
transfusi penuh darah dari pusat ke bayi sebelum menangani plasenta.
5.
Hati-hati
dalam mencuci plasenta yaitu dengan menggunakan air hangat dan tepuk-tepuk
sampai kering.
6.
Tempatkan
plasenta di tempat yang kering.
7.
Letakkan plasenta pada bahan yang menyerap seperti sebuah
popok atau kain kemudian letakkan dalam tas plasenta.
8.
Gendong
bayi dan beri makan sesuai kebutuhannya.
9.
Pakaikan
bayi menggunakan pakaian yang longgar.
10. bayi dapat dimandikan seperti biasa, biarkan plasenta
bersamanya.
11. Meminimalisir pergerakan bayi.
Sumber:
http://www.sarahjbuckley.com/en.wikipedia.org/wiki/Lotus_birth
http://www.lotusfertility.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar