Konseling
Konseling
adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara
klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih
solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi
yang sedang dihadapi.
Tujuan Konseling KB
Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal:
- Menyampaikan informasi dari pilihan pola reproduksi.
- Memilih metode KB yang diyakini.
- Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif.
- Memulai dan melanjutkan KB.
- Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang tersedia.
Prinsip Konseling KB
Prinsip konseling KB meliputi: percaya diri / confidentiality; Tidak memaksa / voluntary choice; Informed consent; Hak klien / clien’t rights dan Kewenangan / empowerment.
Keuntungan Konseling KB
Konseling
KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada pelaksana
kesehatan maupun penerima layanan KB. Adapun keuntungannya adalah:
- Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya.
- Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.
- Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif.
- Membangun rasa saling percaya.
- Mengormati hak klien dan petugas.
- Menambah dukungan terhadap pelayanan KB.
- Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.
Hak Pasien
Pasien sebagai calon maupun akseptor KB mempunyai hak sebagai berikut:
a) Terjaga harga diri dan martabatnya.
b) Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya kerahasiaan.
c) Memperoleh informasi tentang kondisi dan tindakan yang akan dilaksanakan. d) Mendapat kenyamanan dan pelayanan terbaik.
e) Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan.
f) Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan.
Proses Konseling KB dan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal dalam pelayanan kesehatan menggunakan :
- Motivasi
- Edukasi / pendidikan
- Konseling
Motivasi
Motivasi
pada pasien KB meliputi: Berfokus untuk mewujudkan permintaan, bukan
pada kebutuhan individu klien; Menggunakan komunikasi satu arah;
Menggunakan komunikasi individu, kelompok atau massa.
Pendidikan KB
Pelayanan
KB yang diberikan pada pasien mengandung unsur pendidikan sebagai
berikut: Menyediakan seluruh informasi metode yang tersedia; Menyediakan
informasi terkini dan isu; Menggunakan komunikasi satu arah atau dua
arah; Dapat melalui komunikasi individu, kelompok atau massa;
Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.
Konseling KB
Konseling
KB antara lain: Mendorong klien untuk mengajukan pertanyaan; Menjadi
pendengar aktif; Menjamin klien penuh informasi; Membantu klien membuat
pilihan sendiri.
Peran Konselor KB
Proses
konseling dalam praktik pelayanan kebidanan terutama pada pelayanan
keluarga berencana, tidak terlepas dari peran konselor. Tugas seorang
konselor adalah sebagai berikut:
- Sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk membuat pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
- Memberi informasi yang obyektif, lengkap, jujur dan akurat tentang berbagai metode kontrasepsi yang tersedia.
- Membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses pembuatan Persetujuan Tindakan Medik.
Ciri Konselor Efektif
- Memperlakukan klien dengan baik.
- Berinteraksi positif dalam posisi seimbang.
- Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan.
- Mampu menjelaskan berbagai mekanisme dan ketersediaan metode konstrasepsi.
- Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan kondisinya.
Perubahan Pada Konseling Akseptor KB
Tidak
semua akseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan alat
kontrasepsi. Ada juga yang mengalami perubahan baik secara fisiologis
maupun psikologis setelah penggunaan alat kontrasepsi. Perubahan
fisiologis yang sering terjadi adalah akibat dari efek samping
penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Misalnya pusing, BB bertambah,
timbul flek-flek di wajah, gangguan menstruasi, keputihan, gangguan
libido, dll. Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan
atau ketakutan akan keluhan-keluhan yang terjadi, kegagalan dalam
pemakaian alat kontrasepsi.
Pelaksanaan
komunikasi bagi akseptor KB yaitu terfokus pada KIE efek samping
kontrasepsi dan cara mengatasinya, cara kerja dan penggunaan alat
kontrasepsi.
Konseling dan Persetujuan Tindakan Medik
Maksud
dari konseling dan persetujuan tindakan medik adalah untuk mengenali
kebutuhan klien, membantu klien membuat pilihan yang sesuai dan memahami
tujuan dan risiko prosedur klinik terpilih.
GONOREA
Kuman
penyebabnya adalah Neisseria gonorrhoeae. Ada masa tenggang selama 2
-10 hari setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.
Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah. Gejala
pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing, keluarnya nanah
kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak bengkak. Pada
perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa
sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna
kekuningan.
Akibat
penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa
kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat
diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang
dapat menyebabkan kebutaan.
Penyakit
Gonorea telah dikenal sejak lama dan sampai saat ini masih merupakan
maslah, terutama karena dijumpai 30-50% kasus dengan strain yang
resisten terhadap pengobatan (Penicillinase Producing Neisseria
Gonorrhoeae =PPNG) dan sering infeksi terjadi bersama dnegan
mikroorganisme lain seperti Chlaamydia. Di Amerika Serikat 0,5-7%
wanita hamil didapatkan menderita gonorea. Meningkatnya kasus gonorea
dalam kehamilan, koriomnionitis dan terjadinya sepsis pada neonatus.
Penyakit
yang diderita di luar kehamilan biasanya terbatas pada bagian bawah
saluran urogenital, seperti di uretra, serviks, glandula peri-uretralis,
dan glandula Bartholini. Dapat pula terjadi penjalaran ke atas,
melintasi endometrium, dan menyebabkan endosalpingitis, bahkan
pelvioperitonitis. Apabila kuman-kuman gonorea masuk ke dalam aliran
darah, dapat timbul arthritis dan endokarditis. Salpingitis gonorrhoika
sering menyebabkan kemandulan.
Gonorea
dalam kehamilan biasanya dijumpai dalam bentuk menahun, dan 60-80%
kasus adalah asimptomatik sehingga ia tidak mengetahui bahwa menderita
penyakit, ada kalanya terjadi peningkatan dalam kehamilan yang dapat
disertai kolpitis dan vulvitis, atau infeksi laten mejadi nyata. Sering
pula oftalmia neonatorum menjadi petunjuk pertama bahwa ibu menderitaa
gonorea. Adanya poliartitis dalam kehamilan trimester kedua dan ketiga
harus dipikirkan adanya kemungkinan atritis gonoroika.
Apabila
terjadi infeksi dalam kehamilaan lebih dari 4 minggu, jalannya penyakit
tidak berbeda ddari infeksi di luar kehamilan. Dalam hal ini maupun
pada penyait menahun, penjalaran ke atas dapat terjadi setelah abortus
dan partus, yang dapat menyebabkan endometritis, endosalpingitis, dan
pdlvioperitonis pascaabortus, dan dalam nifas. Karena itu, tidak jarang
dijumpai kemandulan dengan satu anak (one child sterility) pada penderita atau bekas penderita gonorea.
Diagnosis gonorea akut dalam kehamilan tidak sulit bila dijumpai:
1. gejala-gejala
klinik, seperti disuria, uretritis, servisitis, flour albus berupa
nanah encer agak kuning atau kuning-hijau, dan kadang-kadang
Bartholinitis akut atau vulkolpitis dan
2. pemeriksaan laboratorium dnegan sediaan apus getah uretra dan getah kanalis servikalis yang dipulas dengan Methylene blue
atau menurut Gram: terdapat banyak sel nanah dan banyak diplokkokus
intra- dan ekstraseluler. Apabila hasilnya negative atau meragukan, maka
sebaiknya dilakukan pembiakan. Juga pada gonorea kronik pemeriksaan
apus saja tidak mempunyai arti banyak pembiakan merupakan cara
pemeriksaan yang paling baik.
Tidak boleh dilupakan bahwa suami juga diperiksa, dan koitus dilarang selama suami istri belum sembuh benar.
Konjugtivitis gonorika neonatorum (blenorrhoea neonnatorum),
bukan penyakit congenital, melainkan infeksi terjadi dalam persalinan
waktu kepala melewati jalan lahir, dan mata bayi bersentuhan dengan
bagian-bagian yang mengandung gonokokkus.
Pengobatan
dengan Penisillin biasanya memberi hasil memuaskan, kecuali dalam
kasus-kasus yang resisten. Yang dianjurkan ialah Procaine penicillin G
dalam larutan air sekali suntik sebanyak 4,8 juta satuan, kanan dan kiri
separuh-separuh. Jhonson dan kawan-kawan, (1970) melaporkan hasil yang
baik dengan pemberian Ampisillin per orak dalam dosis tunggal sebanyak
3,5 g.
Apabila
penderita tidak tahan penicillin, dapat diberikan eritomisin 4 kali
sehari 0,5 g selama 5-10 hari, atau suntika kanamisin dalam
dosis tunggal ( 1 g kanan dan 1 g kiri), seperti dilaporkan oleh
Shapiro dan Lorentz (1970). Kanamisin tidak mempunyai pengaruh pada
sifilis. Pilihan obat lainnya adalah Ceftriaxone 250 mg
intramuskulus dosis tunggal (Centers for Disease Control, Atlaanta).
Setiap pengobatan harus memperhatikan pula adanya kemungkinan infeksi
sifilis dan Chlamydia.
Pemeriksaan klinik dan laboratorium perlu diulang 3 hari atau lebih setelah pengobatan selesai. Apabila penyakitnya kambuh, maka penderita harus diobati lagi, dengan dosis 2 kali lipat.
Untuk
mencegah kemungkinan blenorrhea neonatorum semua neonatus kedua matanya
harus diberi salep Erythromycin atau Chloromycetin. Seorang ibu yang menderita gonoroe dapat tetap menyusui bayinya.
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
TANGGAL PENGKAJIAN : 10 Oktober 2010
JAM : 09.00 WIB
I. DATA SUBJEKTIF
A. BIODATA
Nama Istri : Ny. Henny. W Nama Suami : Tn. Derman
Umur : 30 Tahun Umur : 34 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Suka Jadi Alamat : Suka Jadi
Telpon : - Telpon : -
B. ALASAN DATANG
Ibu merasa perut mules, takut BAB karena ada luka jahitan.
C. DATA KEBIDANAN
a. RIWAYAT HAID
· Menarche : 13 Tahun
· Siklus : 28 Hari
· Lamanya : 5 Hari
· Banyaknya : 3 x ganti softek/hari
· Warnanya : Merah Kehitaman
· Baunya : Tidak Berbau
· Dismenorhoe : (-)
b. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU
No
|
Tahun Partus
|
Tempat Partus
|
Penolong
|
Jenis Persalinan
|
Penyulit
|
B A Y I
|
NIFAS
|
ASI. E
|
KET
| ||
JK
|
BB
|
TB
|
YA/TDK
| ||||||||
|
2000
2006
Skrg
|
RSUD
RSUD
RSUD
|
Bidan
Bidan
Bidan
|
Spontan
Spontan
Spontan
|
Tidak
Tidak
Tidak
|
♂
♀
♀
|
3600 g
3200 g
3800 g
|
49 cm
48 cm
48 cm
| |
Ya
Ya
Ya
| |
D. DATA/RIWAYAT PERKAWINAN
1. Status Perkawinan : Kawin
2. Usia Waktu Kawin : 19 Tahun
3. Perkawinan Ke Berapa : 1
4. Lama Perkawinan Sekarang : ± 11 Tahun
E. DATA KESEHATAN
1. Penyakit Yang Pernah Diderita
§ Menahun : Tidak ada
§ Menular : Tidak ada
§ Keturunan : Tidak ada
§ Riwayat Operasi : Tidak ada
2. Penyakit Yang Sedang Diderita
§ Menahun : Tidak ada
§ Menular : Tidak ada
§ Keturunan : Tidak ada
3. Penyakit Yang Diderita Keluarga
§ Menahun : Tidak ada
§ Menular : Tidak ada
§ Keturunan : Tidak ada
F. RIWAYAT KB
a. Pernah Mendengar Tentang KB : Ya
b. Pernah Menjadi Akseptor : Ya
v Jenis Kontrasepsi Yang Pernah Dipakai : Suntik KB
v Berapa Lama : 4 Tahun
v Alasan Berhenti : Ingin Punya Anak Lagi
G. RIWAYAT PERSALINAN TERAKHIR
v Tempat persalinan : RSUD
v Jenis Persalinan : Spontan
v Melahirkan anak ke : 3
v Komplikasi/kelainan : Tidak
v Placenta : Utuh
- Spontan/dilahirkan dengan tangan : Spontan
- Lengkap/tidak : Lengkap
v Perineum :
- Utuh :
- Episiotomi :
- Robekan : Ya
Perineum derajat/di mukosa vagina
jahitan jelujur dengan benang catgut
v Perdarahan total : ± 400 cc
v Tindakan lain :
- Infus cairan : -
- Transfusi darah : -
v Keadaan Bayi
- Lahir tanggal : 01 Oktober 2010 Jam : 15.00 WIB
- BB : 3600 gr
- TB : 49 cm
- JK : Perempuan
- Nilai Apgar : 8/9
- Cacat Bawaan : Tak
H. DATA PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
v Tanggapan ibu dan keluarga terhadap masa nifas : Mengerti
v Pengetahuan ibu dan keluarga tentang masa nifas : Paham
v Pengambilan keputusan : Cepat + Tanggap
v Ketaatan ibu beribadah : Mat –
v Ibu tinggal bersama : Suami + Anak
v Adakah Keluarga lain yang tinggal serumah : Tidak ada
I. POLA KEBUTUHAN SEHARI-HARI
a. NUTRISI
· Porsi Makan Sehari-hari : 3 x sehari
· Jenis : Makan Pokok
· Makanan Pantang : Tidak ada
· Pola Minum : Sering ± 10 gelas
· Masalah : Tidak ada
b. ELEMINASI
a. BAK
- Frekuensi : 4 x sehari
- Jumlah : ± 400cc
- Warna : Kuning
- Keluhan : Tak
b. BAB
- Frekuensi : -
- Jumlah : -
- Warna : -
- Keluhan : Takut BAB karena ada robekan
c. POLA ISTIRAHAT
- Tidur Siang : Sekali-kali
- Tidur Malam : ± 7 Jam
- Keluhan : Tak
d. POLA AKTIVITAS
- Olahraga : Tidak
- Pekerjaan : Pekerjaan rumah tangga
e. PERSONAL HYGIENE
- Mandi 2 x sehari
- Sikat gigi 2 x sehari
II. DATA OBYEKTIF
A. PEMERIKSAAN UMUM
§ Keadaan Umum : Sadar
§ Kesadaran : Baik
§ TB : 165
§ BB : 67
§ Vital Sign
v TD : 120/80
v N : 84 r/mt
v S : 370 C
v RR : 24 r/mt
B. PEMERIKSAAN KEBIDANAN
1. INSPEKSI
v Kepala
- Warna Rambut : Hitam
- Kulit Kepala : Bersih
- Ada Luka/Tidak : Tidak
v Muka
- Segar/Pucat : Segar
- Cloesma : Tidak
- Oedema : Tidak
v Mata
- Sklera : Merah Muda
- Conjungtiva : Putih
v Hidung
- Kebersihan : Bersih
- Stomatitis : Tidak
- Caries : Ada sedikit
v Leher
- Pembesaran Kelenjar Thyroid : Tidak
- Pembesaran Kelenjar Jugularis : Tidak
v Dada
- Mamae, Simetris/Tidak : Simetris
- Puting Susu, Menonjol/Tidak : Menonjol
- Areola, Pigmentasi/Tidak : Pigmentasi
- Benjolan Ada/Tidak : Tidak
- ASI +/- :
v Abdomen
- Pembesaran Simetris/Tidak : Simetris
v Genetalia, Oedema/Tidak : Tidak
Ø Pengeluaran Lochea :
- Warna : Rubra
- Jumlah : I socc
- Konsistensi : Cair
- Bau : Amis
Ø Perineum
- Bekas Jahitan Episiotomi : Ya
- Oedema, Hematoma : Tidak ada
Ø Keadaan Anus
- Haeoroid, Ada/Tidak : Tidak ada
v Extrimitas
Ø Atas
- Oedema/Tidak : Tidak ada
- Cacat/Tidak : Tidak ada
Ø Bawah
- Oedema/Tidak : Tidak ada
- Cacat/Tidak : Tidak ada
- Varises/Tidak : Varises
2. Palpasi
- Uterus Tfu : 3 jr/6 pst
- Kontraksi : Baik
- Konsistensi : Keras
3. Pemeriksaan Penunjang
- Urine : Tidak
- Darah : hb 11 gr %
III. ANALISIS DATA
1. Diagnosa : Ibu P3 Ao Post Partum 6 Jam
2. Masalah : Ibu merasa takut BAB sehubungan jahitan perineum
IV. PERENCANAAN
- Meningkatkan jumlah cairan yang diminum
- Meningkatkan jumlah serat dalam makanan
- Mengkonsumsi buah-buahan
- Perawatan luka perineum
- Pemberian antibiotika amoxiline 3 x 500 mg oral
- Memberi tahu ibu tentang bahaya pada masa nifas, yaitu seperti demam, perdarahan perpagina dan sakit kepala yang hebat
- Memberikan konsling perawatan tali pusat dan merawat bayi sehari-hari
- Memberi tahu tentang perawatan payudara
V. EVALUASI
S : Ibu minum banyak
: Ibu mengonsumsi makanan yang mengandung serat
: Ibu bisa merawat luka perineum
: Ibu sudah makan antibiotik
: Ibu tahu tentang menyusui dini
: Ibu tahu tentang tanda bahaya masa nifas
: Ibu tahu tentang perawatan bayi
: Ibu tahu tentang cara perawatan payudara
O : KU : Baik
Kesadaran : composmetis
Ibu sudah tidak takut BAB
TD : 110/70 mmhg
N : 84 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 360 C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar