BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat
pembangunan nasional dicapai dengan berhasilnya salah satu sektor yakni
pembangunan kesehatan dan juga dipengaruhi oleh terkendalinya pertumbuhan
penduduk. Sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan bangsa
menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur, proses pertumbuhan penduduk harus
dipantau dan dikendalikan salah satunya dengan pengadaan program Keluarga
Berencana (KB).
Program KB nasional bertujuan ganda yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia
sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk.
Dalam upaya menjunjung keberhasilan Program KB Nasional yaitu tercapainya kondisi
pertumbuhan penduduk seimbang.
Gerakan KB tahap kedua sekarang ini sedang berusaha
meningkatkan mutu para pelaksana, pengelola dan peserta KB disemua lini
lapangan di pedesaan baik di kota
maupun di desa. Begitu juga dengan para akseptor KB diharapkan memiliki
pengetahuan yang cukup tentang alat kontrasepsi yang digunakannya (Hartanto,
2002).
Tujuan Gerakan KB Nasional ialah mewujudkan keluarga
kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang
sejahtera melalaui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.
Sasaran gerakan KB Nasional ialah :
- Pasangan Usia Subur dengan prioritas PUS muda dengan paritas rendah
- Generasi muda
- Pelaksana dan pengelola KB
- Sasaran wilayah (Manuaba, 1998)
1.2. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1.
Pengertian Kontrasepsi Suntik
(KB Suntik)
2.
Jenis Kontrasepsi Suntik (KB
Suntik)
3.
Mengetahui Cara Kerja
Kontrasepsis Suntik (KB Suntik)
4.
Mengetahui Keuntungan dan Efek
Samping Puenggunaan Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
5.
Mengetahui Cara Pemberian
Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik)
6.
Mengetahui Kontra Indikasi
Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal
jenis KB suntikan ini di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,
harganya relatif murah dan aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu
untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak
hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai
pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk
penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
2.2. JENIS KB SUNTIK
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia
antara lain:
1.
Suntikan / bulan ; contoh :
cyclofem
2.
Suntikan / 3 bulan ; contoh :
Depoprovera, Depogeston.
2.3. CARA KERJA
a.
Menghalangi ovulasi (masa subur)
b.
Mengubah lendir serviks
(vagina) menjadi kental
c.
Menghambat sperma & menimbulkan
perubahan pada rahim
d.
Mencegah terjadinya pertemuan
sel telur & sperma
e.
Mengubah kecepatan transportasi
sel telur.
Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk
mencegah kehamilan selama jangka waktu tertentu (antara 1 – 3 bulan). Cairan
tersebut merupakan hormon sistesis progesteron. Pada saat ini terdapat dua
macam suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti Depo-provera, Depo-geston,
Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua yaitu campuran progestin dan
estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini akan membuat lendir
rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke rahim. Zat ini
juga mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim)
tidak siap menerima hasil pembuahan
Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja
kontrasepsi suntik dalam dua bagian, yaitu primer dan sekunder. Mekanisme
primer adalah mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun
dan tidak terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap
gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan
proses terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda dengan pil
oral kombinasi (POK), yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung
pada kelenjar hipofise. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan
keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium
menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering
stroma menjadi oedematous. Dengan pemakaian jangka lama, endometrium dapat
menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya terdapat
sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan
tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan
berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental
dan sedikit sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder
ini juga membuat endometium kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah
dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi kecepatan transport ovum di
dalam tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan
mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut
juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa
pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada
penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan
berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit
hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.
2.4. KEUNTUNGAN
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang
paling baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin,
1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali
Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah),
memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian
dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat
kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak
diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis
baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen
tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan
darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta
tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali
hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak
menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2
atau 3 bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan
dapat digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
2.5. KERUGIAN DAN EFEK SAMPING
a.
Gangguan haid. Siklus haid
memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak
haid sama sekali.
b.
Tidak dapat dihentikan
sewaktu-waktu
c.
Permasalahan berat badan
merupakan efek samping tersering
d.
Terlambatnya kembali kesuburan
setelah penghentian pemakaian
e.
Terjadi perubahan pada lipid
serum pada penggunaan jangka panjang
f.
Pada penggunaan jangka panjang
dapat menurunkan densitas tulang
g.
Pada penggunaan jangka panjang
dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi,
sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan
terjadi karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat
kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi
kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga
mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek
sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan
menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau
berikatan dengan air, sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung
mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi
pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron. Vagina menjadi
kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan hubungan seksual, dan
jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau
disfungsi seksual pada wanita.
2.6. INDIKASI
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika
klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah
mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini
juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi
setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi
pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa
menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan
kontrasepsi suntik.
2.7. KONTRA INDIKASI
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan
kontra indikasi pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB
suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan
jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker
payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu
yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah
yang tidak jelas dari vagina, sakit
kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan
penggunaan KB suntik ini
2.8. CARA PEMBERIAN
a.
Waktu Pemberian
·
Setelah melahirkan : hari ke 3
– 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
·
Setelah keguguran : segera
setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil
lagi)
·
Dalam masa haid : Hari pertama
sampai hari ke-5 masa haid
b.
Lokasi Penyuntikan
·
Daerah bokong/pantat
·
Daerah otot lengan atas
2.9. INTERAKSI OBAT :
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan
eliminasi dari medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi
medroxyprogesterone dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas
medroxyprogesterone.
2.10. CARA PENYIMPANAN
Disimpan dalam suhu 20-25°C
BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN DAN SARAN
Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk
mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada
pemakai KB suntik hanya sekitar 0.3 kehamilan dari 100 pemakai pada tahun
pertama pemakaian. ( 1 dari 333 pemakai masih bisa hamil)
Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi
terjadinya ovulasi / masa subur dengan menghentikan keluarnya sel telur dari
indung telur.Lendir vagina pun menjadi lebih kental sehingga mempersulit sperma
untuk masuk ke dalam rahim. Dengan demikian kontrasepsi suntik mencegah
terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
DAFTAR PUSTAKA
PROHEALTH,
http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/11/19/kontrasepsi-suntik/
Rahardja, Kirana, 2007, Obat-obat
Penting ed.6, 717, PT. Elex Media Computa, Jakarta
Saifuddin, A.B., 2006, Buku panduan
Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58, Yayasan Bina Pustaka sarwono
Prawirohardjo, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar