BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Metode kontrasepsi sempurna belum dapat diciptakan oleh
manusia. Setiap metoda kontrasepsi memiliki keuntungan dan kerugian masing-
masing. Terkadang seorang wanita mencoba berbagai macam alat kontrasepsi
sebelum menemukan metoda kontrasepsi yang cocok dan memuaskan. Bidan perlu
memberikan pertimbangan-pertimbangan yang membantu seorang wanita memilih
metoda yang paling memenuhi kebutuhan mereka.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:
1.
Keamanan
2.
Perlindungan terhadap penyakit
menular seksual
3.
Efektifitas
4.
Pilihan pribadi dan
kecendrungan
5.
Education needed
6.
Efek samping
7.
Pengaruh pada kepuasan seksual
8.
Ketersediaan
9.
Biaya
10.
Agama dan kepercayaan
11.
Budaya
12.
Informed consent
Metoda kontrasepsi
a.
Tujuan penggunaan kontrasepsi
Dalam keluarga berencana, penggunaan metoda kontrasepsi menjadi sangat penting
dengan tujuan
1.
Menunda kehamilan
2.
Menjarangkan kehamilan
3.
Meniadakan kehamilan (
mengakhiri kesuburan )
Jenis-jenis metoda kontrasepsi Beberapa jenis metoda
kontrasepsi yang dapat dipakai adalah :
1.
Metoda biologi/alamiah
2.
Metoda kimiawi
3.
Metoda mekanik
4.
Metoda pembedahan
Metode keluarga berencana alami telah banyak digunakan
di masa lalu oleh berbagai kelompok agama seperti penganut Katolik Roma..
Metode ini dilakukan dengan mengamati perubahan tubuh tertentu yang menandai
ovulasi. Dari informasi ini, pasangan dapat memilih pantang coitus dan
menggunakannya sebagai metode keluarga berencana mereka, atau menggunakan masa
subur ini untuk emlakukan koitus untuk meningkatkan kehamilan, yang disebut
sebagai kesadaran kesuburan.
Metode keluarga berencana alami sebelumnya disebut
pantang berkala, masa aman dan metode irama. Baru belakangan ini metode
tersebut dipromosikan kepada wanita sebagai suatu metode kesadaran terhadap
kesuburan, dan seiring makin banyak wanita menunda kehamilan, metode ini
menjadi pilihan yang semakin popular. Pada tahun 1930, Ogino di Jepang dan pada
tahun 1933, Knaus di Australia, menemukan bahwa konsepsi berlangsung di antara
siklus menstruasi, dan masa dari ovulasi ke masa menstruasi berikutnya selalu
sama tanpa mempertimbangkan siklus tersebut.
Dengan menggunakan informasi ini mereka mengembangkan
metode kalender. Pada masa ini metode perubahan lender serviks diperhatikan
oleh Seguy dan Vimeux. Pada tahun 1947 Ferin mula-mula memperhatikan bahwa suhu
tubuh seorang wanita berubah pada saat ovulasi. Namun, temuan ini todak
digunakan sampai tahun 1964. Drs. John dan Evelyn Billings menggunakan temuan
ini untuk merumuskan mtode Billings,
saat ini dikenal dengan metode serviks. Sebagai seorang bidan tugas kitalah
untuk mengubah pola masyarakat yang dulunya tidak menggunakan kontrasepsi
menjadi menggunakan kontrasepsi. Apalagi kontrasepsi alamiah ini mudah
diterapkan. Di sini akan dibahas resume mengenai kontrasepsi alamiah dengan
suhu basal.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
1.
Memenuhi tugas mata kuliah
Pelayanan KB
2.
Mengetahui Pengertian kontrasepsi
alamiah dengan suhu basal
3.
Mengetahui Tujuan pencatatan
suhu basal
4.
Mengetahui keuntungan dan
kerugian metode suhu basal
5.
Mengetahui efek samping dan
efetifitas metode suhu basal
6.
Dan mengatahui faktor yang
mempengaruhi metode suhu basal
BAB 2
ISI
2.1. Pengertian Suhu Basal
Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi segera
setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas apa-apa.
2.2. Tujuan Pencatatan
Suhu Basal
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan
terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina,
atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5
menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada
waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat
kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah
terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4
hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada
suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi
progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi
kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga
tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya
korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi
kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi
kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka
korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh
tetap tinggi.
2.3. Suhu Basal Sebagai Kontrasepsi
Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu
tubuhnya setiap hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi suhu
basal ( BBt / basal body temperature ) akan sedikit turun dan akan naik sebesar
( 0,2 – 0,4 ° C ) dan menetap sampai masa ovulasi berikutnya.
Hal ini terjadi karena setelah ovulasi hormone
progesterone disekresi oleh korpus luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal
wanita naik, Aturan perubahan suhu:
- Mengukur suhu pada waktu yang hampir sama setiap pagi ( sebelum bangkit dari tempat tidur ) dan mencatat suhu ibu pada kartu yang telah disediakan oleh instruktur KBA.
- Memakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal, rendah. Mengabaikan suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
- Menarik garis pada 0,05°C – 0,1°Cdi atas suhu tertinggi dari 10 suhu 10 hari tersebut. Ini dinamakan garis pelindung ( cover line ) atau garis suhu.
- Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga berturut-turut suhu berada di atas garis pelindung tersebut
Catatan :
- Jika salah satu dari 3 suhu tersebut di bawah garis pelindung (cover line ) selama perhitungan 3 hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan menunggu sampai 3 hari berturu-turut suhu tersebut di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
- Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal ibu. Ibu dapat berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan bersenggama sampai hari pertama haid berikutnya.
2.4. Kerugian
- Membutuhkan motivasi
- Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami
- Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, ganggiuan tidur, stress, alcohol dan obat-obatan, misalnya aspirin
- Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal
- Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehinggamempersulit untuk mencapai kehamilan
- Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah mendeteksi pasca ovulasi.
2.5. Keuntungan
- Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur
- Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi ovulasi
- Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender serviks
- Berada dalam kendali wanita
- Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan
2.6. Efek Samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress
atau frustasi. Hal ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita
sewaktu senggama.
2.7. Efektifitas
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita
pertahun. Daya guna pemakaian adalah 20 – 30 kehamilan per 100 tahun – wanita.
Daya guna dapat ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan, misalnya
kontom atau obat spermisida di samping pantang berkala.
2.8. Faktor yang
Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh
Adapun faktor yang mempengaruhi keandalan metode suhu
basal tubuh antara lain:
- Penyakit.
- Gangguan tidur.
- Merokok dan atau minum alkohol.
- Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.
- Stres.
- Penggunaan selimut elektrik.
2.9. Petunjuk Bagi
Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh
Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:
- Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur).
- Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
- Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
- Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
- Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
- Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
- Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak subur).
- Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh labih panjang dari metode ovulasi billings.
- Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan dan Saran
Suhu tubuh wanita dewasa menjadi rendah dan tinggi
secara reguler setiap kali setelah masa ovulasi. Suhu tubuh kita akan tetap
rendah hingga masa ovulasi, kemudian menjadi tinggi setelah masa ovulasi. Akan
turun menjadi lebih rendah lagi setelah menstruasi.
Khusus untuk wanita, ini cara bagaimana mengetahui suhu
basal tubuh yang ideal. Bagi pria, terutama suami, ini juga tips dan trik yang
harus dikuasai, karena dengan menghafal setiap perubahan suhu basal sang istri,
bisa memprediksi kapan sang istri berada pada masa subur.
Perbedaan antara suhu tinggi dan rendah kurang dari
1°C. Suhu tubuh yang diukur untuk mengecek masa-masa rendah dan tingginya suhu
tubuh merupakan suhu basal tubuh.
Suhu basal tubuh idealnya diukur di dalam mulut segera
saat kita bangun tidur setiap pagi. Jika kita merekam suhu basal tubuh hingga
beberapa bulan, kita akan melihat perubahan yang unik. Dari perubahan suhu
basal tubuh tersebut, kita dapat memprediksi masa ovulasi dan menstruasi kita,
kemudian kita dapat mengontrol kelahiran. Jika menstruasi kita tidak teratur
kita bisa mendapatkan saran yang tepat berdasarkan rekaman/record suhu basal
tubuh kita dari dokter kita.
Caranya penggunaannya adalah dengan mengukur suhu basal
tubuh kita setiap pagi secara reguler, segera waktu kita bangun tidur, sebelum
kita melakukan kegiatan apapun, bergerak ataupun stretching.
Alat ukur tersebut (seperti thermometer biasa)
dimasukkan ke dalam mulut diletakkan di bawah lidah bagian paling ujung
kanan/kiri kemudian, mulut kita tutup selama pengukuran berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Everett, Suzanne. 2004. BUku Saku
Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta : EGC. Sifudin, Abdul Bari. 2006.
Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Wiknjosastro, Hanifa. 2006.
Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar