BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
WHO memperkirakan 10% kelahiran hidup mengalami komplikasi perdarahan pasca persalinan. Komplikasi paling sering dari perdarahan pasca persalinan adalah anemia. Jika kehamilan terjadi pada seorang ibu yang telah menderita anemia maka perdarahan pasca persalinan dapat memperberat keadaan anemia dan dapat berakibat fatal.
Infeksi juga merupakan penyebab penting kematian dana kesakitan ibu. Insidensi infeksi nifas sangat berhubungan dengan praktik tidak bersih pada waktu persalinan dan masa nifas. Infeksi menular seksual dalam kehamilan merupakan faktor resiko untuk sepsis, infeksi HIV/AIDS berhubungan dengan peningkatan insiden sepsis. Sepsis yang resisten terhadap antibiotik sering terjadi pada ibu-ibu dengan HIV positif demikian pula infeksi pasca seksio sesarea.
Eklamsia secara global terjadi pada 0,5% kehahiran hidup dan 4,5% hipertensi dan kehamilan. Preklamsia memperngaruhi banyak organ vital pasca konpulsi pada eklamsia dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hati, edema paru, perdarahan serebral dan ablasia retina.
Persalinan macet merupakan 8% penyebab kematian ibu secara global. Komplikasi yang dapat terjadi adalah vistula vesikovaginalis dan atau rektovaginalis. Disamping itu dapat terjadi komplikasi yang berhubungan dengan spesis, terutama jika terjadi ketuban pecah dini komplikasi lain adalah ruptura uteri yang dapat mengakibatkan perdarahan dan sock bahkan kematian.
Persalinan lain merupakan pula penyebab kematian janin. Janin meninggal karena tekanan berlebihan pada plasenta dan tali pusat. Kematian janin dapat menjadi hingga terjadi koagulasi intra vaskular disseminata dengan akibat perdarahan, syok dan kematian. Insiden aborsi tidak nyaman secara global adalah sekitar 20 juta per tahun atau 1 diantara 10 kehamilan atau satu aborsi tidak aman dengan 7 kelahiran hidup. Lebih dari 90% aborsi tidak aman terjadi berupa sepsi, perdarahan, trauma genital, dan abdominal. Perforasi uterus, dan keracunan bahan aborsi pasien kematian dapat terjadi karena gangguan gas dan gagal ginjal akut. Komplikasi jangka panjang aborsi tidak aman adalah nyeri panggul menahan, penyakit rdang panggul, oklusi tuba, dan invertilitas sekunder. Dapat juga terjadi kehamilan ektopik, persalinan prematur, atau abortus spontan pada kehamilan berikutnya.
Kementerian kesehatan pada 2011 akan menanggung seluruh biaya persalinan mulai dari sebelum, saat, hingga setelah persalinan bagi ibu yang telah hamil asalkan proses persalinan dilakukan di rumah sakit kelas III atau puskesmas.
Kemenkes meluncurkan program jaminan persalinan untuk menekan angka kematian ibu bersalinan. Saat ini kemenkes mencatat jumlah kematian ibu masih diatas 228 orang per 100 ribu penduduk jumlah ibu masih sangat tinggi dengan program ini kita berharap bisa menolong hingga 118/100 ribu penduduk ”kata Supriyantoro”. Mekanisme pemberian jaminan persalinan ini diberikan seperti jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dana yang dikeluarkan untuk program ini diperkirakan mencapai 2,3 triliun rupiah.
Menurut survey persalinan di rumah bersalin Sumarni Am.Keb pada tahun 2010 sebanyak 6,9% dari usia 20 sampai 30 tahun dan dari usia < 30 tahun sebanyak 2,1%. Dan yang bersalin di rumah bersalin Sumarni pada tahun 2010 primi : 15 orang, multi para : 13 orang ibu, para : 2 orang ibu. Penelitian yang didapat pada tahun 2010 yang dilakukan di Rumah Bersalin Sumarni dengan sampel 30 pasien. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti ”Pengumpulan data pasien inpartu di Rumah Bersalin Sumarni Am.Keb pada tahun 2010.” 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui banyaknya ibu inpartu di Rumah Bersalin Sumarni Amkeb pada tahun 2010. 1.3.2 Tujuan Khusus Untuk mengetahui banyaknya ibu inpartu di Rumah Bersalin Sumarni Am.Keb apakah prematur, aterm atau postdet. 1.4 Manfaat Penelitian Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti khususnya hal-hal pengumpulan data pasien inpartu.
Infeksi juga merupakan penyebab penting kematian dana kesakitan ibu. Insidensi infeksi nifas sangat berhubungan dengan praktik tidak bersih pada waktu persalinan dan masa nifas. Infeksi menular seksual dalam kehamilan merupakan faktor resiko untuk sepsis, infeksi HIV/AIDS berhubungan dengan peningkatan insiden sepsis. Sepsis yang resisten terhadap antibiotik sering terjadi pada ibu-ibu dengan HIV positif demikian pula infeksi pasca seksio sesarea.
Eklamsia secara global terjadi pada 0,5% kehahiran hidup dan 4,5% hipertensi dan kehamilan. Preklamsia memperngaruhi banyak organ vital pasca konpulsi pada eklamsia dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hati, edema paru, perdarahan serebral dan ablasia retina.
Persalinan macet merupakan 8% penyebab kematian ibu secara global. Komplikasi yang dapat terjadi adalah vistula vesikovaginalis dan atau rektovaginalis. Disamping itu dapat terjadi komplikasi yang berhubungan dengan spesis, terutama jika terjadi ketuban pecah dini komplikasi lain adalah ruptura uteri yang dapat mengakibatkan perdarahan dan sock bahkan kematian.
Persalinan lain merupakan pula penyebab kematian janin. Janin meninggal karena tekanan berlebihan pada plasenta dan tali pusat. Kematian janin dapat menjadi hingga terjadi koagulasi intra vaskular disseminata dengan akibat perdarahan, syok dan kematian. Insiden aborsi tidak nyaman secara global adalah sekitar 20 juta per tahun atau 1 diantara 10 kehamilan atau satu aborsi tidak aman dengan 7 kelahiran hidup. Lebih dari 90% aborsi tidak aman terjadi berupa sepsi, perdarahan, trauma genital, dan abdominal. Perforasi uterus, dan keracunan bahan aborsi pasien kematian dapat terjadi karena gangguan gas dan gagal ginjal akut. Komplikasi jangka panjang aborsi tidak aman adalah nyeri panggul menahan, penyakit rdang panggul, oklusi tuba, dan invertilitas sekunder. Dapat juga terjadi kehamilan ektopik, persalinan prematur, atau abortus spontan pada kehamilan berikutnya.
Kementerian kesehatan pada 2011 akan menanggung seluruh biaya persalinan mulai dari sebelum, saat, hingga setelah persalinan bagi ibu yang telah hamil asalkan proses persalinan dilakukan di rumah sakit kelas III atau puskesmas.
Kemenkes meluncurkan program jaminan persalinan untuk menekan angka kematian ibu bersalinan. Saat ini kemenkes mencatat jumlah kematian ibu masih diatas 228 orang per 100 ribu penduduk jumlah ibu masih sangat tinggi dengan program ini kita berharap bisa menolong hingga 118/100 ribu penduduk ”kata Supriyantoro”. Mekanisme pemberian jaminan persalinan ini diberikan seperti jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dana yang dikeluarkan untuk program ini diperkirakan mencapai 2,3 triliun rupiah.
Menurut survey persalinan di rumah bersalin Sumarni Am.Keb pada tahun 2010 sebanyak 6,9% dari usia 20 sampai 30 tahun dan dari usia < 30 tahun sebanyak 2,1%. Dan yang bersalin di rumah bersalin Sumarni pada tahun 2010 primi : 15 orang, multi para : 13 orang ibu, para : 2 orang ibu. Penelitian yang didapat pada tahun 2010 yang dilakukan di Rumah Bersalin Sumarni dengan sampel 30 pasien. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti ”Pengumpulan data pasien inpartu di Rumah Bersalin Sumarni Am.Keb pada tahun 2010.” 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui banyaknya ibu inpartu di Rumah Bersalin Sumarni Amkeb pada tahun 2010. 1.3.2 Tujuan Khusus Untuk mengetahui banyaknya ibu inpartu di Rumah Bersalin Sumarni Am.Keb apakah prematur, aterm atau postdet. 1.4 Manfaat Penelitian Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti khususnya hal-hal pengumpulan data pasien inpartu.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus kontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta dengan lengkap. Ibu inpartu jika berkontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada serviks. Persalinan (inpartu) adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri/plasenta) yang dapat hidup (viable) kedunia luar dari dalam rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lahir. Cara persalinan dibagi menjadi dua yaitu : 1. Partus biasa (Normal atau Spontan) Adalah proses lahirnya bayi presentasi letak kepala (LBK) dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat atau penolong istimewa, berlangsung kurang 24 jam. 2. Partus luar biasa (abnormal) Adalah persalinan pervagina dengan bantuan alat-alat (seperti, cuman, versi ekstraksi vacum dekapatasi, embriotomi) atau melalui dinding abdomen secio caesarea (SC) Menurut tuanya umur kehamilan adalah : a. Abortus (Keguguran) Adalah terhentinya kelahiran sebelum janin dapat hidup (viable) dengan BBL (500 – 100 gram dan tuanya kehamilan < 20 – 28 minggu) b. Partus Prematurus Adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28 – 36 minggu. Janin hidup prematur dengan BBL 100 – 2500 gram. c. Partus Post Maturus (Serotinus) Adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih waktu yang diperkirakan janin disebut post matur. 2.2 Tahap Persalinan Ada 4 tahap (Kala) A. Kala I (Kala Pembukaan) – pembukaan serviks membuat sampai 10 cm secara klinis. Inpartu (partus mulai) ditandai dengan timbulnya his, keluarnya lendir bercampur darah (blood show), lendir ini berasal dari kanalis serviks. Karena serviks mulai membuka (delatasi) dan mendatar (effacement) dan darahnya kapiler sekitar karnalis. Servikalis karena adanya pergeseran-pergeseran katika serviks, mendatar dan membuka. Kala I (pembukaan) ini dibagi 2 fase yaitu : 1. Fase laten (selama 6 – 8 jam) Adalah pembukaan berlangsung sangat lambat mencapai ukuran diameter 3 cm atau 4 cm. 2. Fase aktif (ada 3 fase) Adalah pembukaan berlangsung selama 6 jam mulai dari pembukaan 4 – 10 cm. Fase aselerasi adalah berlangsung 2 jam, pembukaan 3 -4 cm. Fase dilatasi maksimal (sleady) adalah berlangsung 2 jam, pada pembukaan 4 – 9 cm. Fase deselerasi adalah pembukaan menjadi lambat selama 2 jam pembukaan 9 – 10 cm. Perbedaan Primi Gravida dan Multi Gravida Primi Gravida Multi Gravida - Oftium uteri internum (AUI) membuka lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar (affecement) mempis oftium eksternum(OVE) membuka (dilatasi) - Berlangsung selama 12 -13 jam. - Oftium uteri internum sudah sedikit terbuka. Umumnya OVI dan OVE (pempisan/pendataran dan membuka) bila berlangsung secara bersamaan. - Berlangsung 6 – 7 jam Ketuban akan pecah dengan sendirinya bila pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum pembukaan 5 cm disebut ketuban pecah dini (Kpd). B. Kala II (Kala pengeluaran janin) Kontraksi his menjadi lebih kuat, cepat dan lebih lama, panggul => bersamaan dengan his ibu akan merasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul (secara reflektoris) menimbulkan rasa ngedan.
Adanya tekanan pada tectum membuat ibu seperti mau buang air besar dengan tanda anus terbuka, vulva membuka perineum menonjol/menegang => tidak lama kemudian kepala janin tidak akan masuk lagi di luar his => dengan adanya his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan sub acuput di bawah simpisis dan dahi, muka, dagu melewati prenium setelah istirahat sebentar kontraksi his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota tubuh bayi seluruhnya. Kala II pada primi berlangsung 1 ½ - 2 jam dan multi ½ - 1 jam.
C. Kala III (Kala uri/pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat atau setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 x sebelumnya. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya (endometrium) biasanya dalam 5 – 30 menit setelah bayi lahir dan keluarnya spontan tekanan dari atas simpisis atau fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah kira-kira 100 – 200 cc.
D. Kala IV (pengawasan)
Mulai dari lahirnya plasenta (setelah bayi dan plasenta lahir) yang lamanya 2 jam. Tujuannya adalah untuk mengawasi ada pendarahan post partum (PPTI : post partum haemorrabagie) 1 jam pertama dilakukan tahap 15 menit sekali. Hal-hal penting diawasi adalah vital sign, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan.
Adanya tekanan pada tectum membuat ibu seperti mau buang air besar dengan tanda anus terbuka, vulva membuka perineum menonjol/menegang => tidak lama kemudian kepala janin tidak akan masuk lagi di luar his => dengan adanya his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan sub acuput di bawah simpisis dan dahi, muka, dagu melewati prenium setelah istirahat sebentar kontraksi his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota tubuh bayi seluruhnya. Kala II pada primi berlangsung 1 ½ - 2 jam dan multi ½ - 1 jam.
C. Kala III (Kala uri/pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat atau setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 x sebelumnya. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya (endometrium) biasanya dalam 5 – 30 menit setelah bayi lahir dan keluarnya spontan tekanan dari atas simpisis atau fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah kira-kira 100 – 200 cc.
D. Kala IV (pengawasan)
Mulai dari lahirnya plasenta (setelah bayi dan plasenta lahir) yang lamanya 2 jam. Tujuannya adalah untuk mengawasi ada pendarahan post partum (PPTI : post partum haemorrabagie) 1 jam pertama dilakukan tahap 15 menit sekali. Hal-hal penting diawasi adalah vital sign, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan.
2.3 Persiapan Alat Persalinan Normal
a. Partus set
=> Hands cound kanan dan kiri
=> ½ kocher
=> Stand doek steril
=> Gunting tali pusat
=> Arteri klem (cirurgis dan pean)
=> Kasa
=> Benang tali pusat
=> Umbili card cord
=> Hands cound 1 pasang
b. Hecting set
=> Pingset anatomis dan cirurgis
=> Nald folder
=> Nald Hecting
=> Kasa steril
=> Tampon secukupnya
=> Hands cound 1 pasang
=> Neorbeken 2 buah
=> Untuk catheter
c. Emergency
=> Ceunting episiotomi
=> Arteri klem
=> Catheter
=> Alat-alat infus
=> Hands cound 1 pasang
d. Alat-alat lain :
=> Piring plasenta
=> Doek steril alas alcohol
=> Bethadine
=> Counting hecting
=> Air DTT
=> Kacep yang sudah di DTT
=> Under bad
=> Spuit 3 cc atau 2 cc
e. Obat-obatan
=> Oksitosin
=> Matergin
=> Lidocoin
2.4 Manajemen Asuhan Kebidanan pada Persalinan Normal
I. Pengumpulan Data
a. Identifikasi
b. Anamnese
II. Identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
a. Diagnosa
b. Masalah
c. Kebutuhan
III. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
IV. Kebutuhan akan tindakan segera
V. Perencanaan
VI. Pelaksanaan
VII.Evaluasi
Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam Keterangan = 5/5
Kepala diatas PAP, mudah digerakkan. = 4/5
H I - III Sulit digerakkan, bagian terbesar kepala belum masuk panggul = 3/4
H II - III Bagian terbesar kepala belum masuk panggul = 2/5
H III – IV + Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul = 1/5
H III - IV Kepala di dasar panggul = 0/5
H IV Di Perineum
BAB III
HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
No. N a m a Umur (Tahun) Alamat Partus Pekerjaan Tanggal Partus BB (Gram) PB (Cm)
1 Siti Darmawiyah 23 Sei Rotan Dsn. II Ke II Karyawan 5 Januari 2010 2900 46
2 Siti Rohana 34 Sei Rotan Dsn. III Ke II Wiraswasta 6 Januari 2010 3000 43
3 Sumestri 23 Jl. Nusantara IBG No. 8 Ke II Wiraswasta 7 Januari 2010 3900 49
4 Nurwati 32 Sei Rotan Pasar 10 Ke II PNS 14 Januari 2010 3100 43
5 Wahidah 36 Sei Rotan Dsn. VII Ke II Guru 14 Januari 2010 2900 49
6 Dewi Angraini 23 Sei Rotan Dsn. VIII Ke I Wiraswasta 16 Januari 2010 3300 47
7 Linda 22 Sei Rotan Dsn. II Ke I Karyawan 16 Januari 2010 3200 48
8 Sri 25 Sei Rotan Dsn. V Ke III Karyawan 10 Pebruari 2010 4400 46
9 Susilawati 35 Pasar VII Ke II Wiraswasta 11 Pebruari 2010 3400 48
10 Suspita 23 Pasar VII Ke I Karyawan 13 Pebruari 2010 2900 45
11 Murwati 34 Batang Kuis Ke IV B.K Bengkel 6 Maret 2010 3000 46
12 Tri Wirda 22 Gg. Abadi 25 B Ke I Wiraswasta 30 Maret 2010 3600 47
13 Fitri Rahma Dani 23 Sei Rotan Dsn. VIII Ke I Wiraswasta 30 Maret 2010 3400 49
14 Liana 27 Jl. Utomo Bakaran Batu Ke II Karyawan 1 April 2010 3600 48
15 Susilawati 20 Sei Rotan Dsn. I Ke I Wiraswasta 8 April 2010 3000 50
16 Kurnia Lestari 24 B. Kama Bt. Dsn II Ke I Wiraswasta 14 Mei 2010 2700 47
17 Nur Aini 21 Sei Rotan Gg. Abadi Dsn. I Ke I Wiraswasta 18 Mei 2010 2300 50
18 Erma Wati 20 Sei Rotan Gg. Keluarga Ke I Wiraswasta 1 Juni 2010 3600 48
No. N a m a Umur (Tahun) Alamat Partus Pekerjaan Tanggal Partus BB (Gram) PB (Cm)
19 Sri Rezeki Hafriani 23 Pasar 10 Gg. Iklas Ke II Karyawan 3 Juni 2010 3200 46
20 Fitri Sartika Lubis 28 Bakaran Batu Ke I Wiraswasta 1 Juli 2010 3600 49
21 Fitri Sartika 21 Sei Rotan Dsn. I Ke I Wiraswasta 1 Juli 2010 2700 45
22 Tika 21 Pasar XI Ke I Karyawan 1 Agustus 2010 3000 46
23 Anisa 31 Gg. Satria Ke III Karyawan 1 Agustus 2010 3600 48
24 Depi 20 Sei Rotan Dsn. II Ke I PNS 1 September 2010 3000 49
25 Idar 26 Bakaran Batu Ke II Wiraswasta 2 September 2010 3200 50
26 Siska 20 Pasar 9 Ke III Wiraswasta 2 Oktober 2010 3500 46
27 Nani Wijaya 35 Sei Rotan Dsn. II Ke II Wiraswasta 6 Oktober 2010 4000 50
28 Heni 21 Dusun III Ke I Wiraswasta 2 Nopember 2010 3500 49
29 Nurul Asma 21 Sei Rotan Dsn. I Ke I Wiraswasta 4 Nopember 2010 3600 48
30 Serli 20 Jl. Pasar 10 Ke I Karyawan 1 Desember 2010 3000 48
31 Muhani 29 Dsn. II Gg. Mandiri Ke III Wiraswasta
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang Pengumpulan Data Pasien Inpartu di Rumah Bersalin Sumarni AmKeb tahun 2010 maka didapat kesimpulan dari penelitian tersebut :
1. Gambaran pengetahuan pengumpulan data pasien inpartu di Rumah Bersalin Sumarni AmKeb pada tahun 2010 berdasarkan umur dapat dilihat bahwa mayoritas responden untuk umur 20 – 30 tahun sebanyak 23 responden (6,9%) dan minoritas responden untuk umur < 30 tahun sebanyak 7 responden (2,1%).
2. Gambaran pengetahuan tentang pengumpulan data pasien inpartu di Rumah Bersalin Sumarni AmKeb pada tahun 2010 berdasarkan partus dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang primi gravida sebanyak 15 responden (4,5%), mayoritas responden yang multi gravida sebanyak 13 responden (3,9%) dan minoritas responden yang multi para sebanyak 2 responden (0,6%).
4.2 Saran
1. Bagi mahasiswi
Diharapkan bagi mahasiswi kesehatan khususnya jurusan kebidanan agar meningkatkan pengetahuan tentang asuhan persalinan yang aman serta selalu berusaha untuk memberi informasi kepada sesama tenaga kesehatan.
2. Bagi Rumah Bersalin Sumarni AmKeb.
Diharapkan pada Rumah Bersalin Sumarni AmKeb meningkatkan pelayanan dan sarana untuk menambah informasi pengetahuan bagi bidan terutama tentang Asuhan Persalinan Normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar