BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana
adalah suatu sistem untuk mengatur dan merencanakan kapan dan berapa jumlah
anak yang diinginkan dalam sebuah pernikahan. Hal ini sangat dianjurkan dan
memang banyak manfaat yang dirasakan, kuantitas sedikit tapi lebih bermutu itu
lebih baik dari pada kuantitas banyak tapi mutunya kurang. Penggunaan KB dapat
memplaning masa depan anak dan juga tentang gizi anak tentunya lebih terjamin
karena sudah ada perencanaannya.
Di Indonesia keluarga
berencana mulai dikenal pada tahun 1953 pada waktu itu sekelompok ahli
kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat mulai membantu masyarakat, untuk
menggunakan alat kontrasepsi. Namun demikian di Indonesia pemilihan cara
kontrasepsi tentu saja yang mempunyai efektivitas tinggi, aman, murah dan
praktis. Tapi sampai saat ini belum ada kontrasepsi yang sempurna dan sangat
ideal bagi semua pihak, memilih salah satu cara kontrasepsi bagaimanapun jauh
lebih baik daripada tidak memakai kontrasepsi sama sekali.
Ada berbagai macam jenis alat KB yang digunakan di Indonesia, salah satunya adalah KB kalender. Di Indonesia, sistem KB ini sangat populer serta umunya lebih disukai. Malahan selama puncak krismon (1997-1998) diperkirakan terjadi peningkatan jumlah pengikut yang luar biasa akibat turunnya daya beli dan akses masyarakat terhadap alat kontrasepsi lainnya.
Ada berbagai macam jenis alat KB yang digunakan di Indonesia, salah satunya adalah KB kalender. Di Indonesia, sistem KB ini sangat populer serta umunya lebih disukai. Malahan selama puncak krismon (1997-1998) diperkirakan terjadi peningkatan jumlah pengikut yang luar biasa akibat turunnya daya beli dan akses masyarakat terhadap alat kontrasepsi lainnya.
Dalam program BKKBN, KB
alamiah digunakan untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan atau
kesuburan, salah satu alta kontrasepsi yang efektif bisa menunda atau menjarangkan
kehamilan adalah dengan menggunakan KB Alamiah Metode Kalender. Namun angka
kegagalan akseptor KB alamiah khusus metode kalender masih tinggi. Penyebabnya
ada berbagai faktor, diantaranya faktor pendidikan, sosial ekonomi, pekerjaan,
pemahaman masa subur, keuntungan dan kerugian metode kalender, serta cara
pelaksanaan dari metode kalender.
Hasil penelitian ini
menunjukkan pengetahuan akseptor KB Alamiah metode kalender yang meliputi
tentang pengertian metode kalender 67,6 % dikategorikan baik, pemahaman masa
subur 64,6 % dikategorikan kurang, pengetahuan tentang keuntungan metode
kalender 60 % dikategorikan baik, pengetahuan tentang kerugian metode kalender
67,6 % dikategorikan kurang, pengetahuan tentang pelaksanaan metode kalender
76,9 % dikategorikan kurang. Kesimpulan dari hasil penelitian secara
keseluruhan tentang gambaran pengetahuan akseptor KB alamiah metode kalender
secara umum termasuk kategori kurang (57,1%).
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui tentang KB kalender
2.
Untuk
mengetahui penggunaan KB kalender
3.
Untuk
mengetahui keuntungan dan kelemahan KB kalender
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Sejak dahulu orang
sudah dipercaya akan adanya hari-hari subur dan tidak subur bagi wanita, karena
itu cara metode kalender mempunyai sejarah yang sudah tua pemakaiannya sebagai
kontrasepsi zaman dulu. Metode kalender hanya dapat memprediksi kapan masa
subur dalam siklus menstruasinya sehingga kemungkinan besar bisa hamil.
Metode kalender atau
pantang berkala merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling
tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna)
dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan
pada siklus haid/menstruasi wanita. Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi
tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa
ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat
terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian
kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender.
Metode kalender atau
pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh
pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada
masa subur/ovulasi.
KB sistem kalender adalah usaha untuk mengatur kehamilan dengan menghindari hubungan badan selama masa subur seorang wanita. Sebab pembuahan memang hanya terjadi pada saat masa subur, atau lebih tepatnya 12-24 jam setelah puncak masa subur (sel telur dilepas). 12-24 jam ini dari masa hidup sel telur rata-rata.
Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar. Dengan penggunaan sistem kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat merencanakan setiap kehamilannya. Berbeda dengan sistem kontrasepsi lainnya, sistem kalender menjanjikan aneka kelebihan dan karena itu banyak yang lebih menyukainya.
KB sistem kalender adalah usaha untuk mengatur kehamilan dengan menghindari hubungan badan selama masa subur seorang wanita. Sebab pembuahan memang hanya terjadi pada saat masa subur, atau lebih tepatnya 12-24 jam setelah puncak masa subur (sel telur dilepas). 12-24 jam ini dari masa hidup sel telur rata-rata.
Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar. Dengan penggunaan sistem kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat merencanakan setiap kehamilannya. Berbeda dengan sistem kontrasepsi lainnya, sistem kalender menjanjikan aneka kelebihan dan karena itu banyak yang lebih menyukainya.
B. Cara KB kalender
Prinsip kerja metode
kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita dalam siklus haidnya
mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali sebulan, dan biasanya terjadi
beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang. Sel
telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani selama 48-72 jam, jadi
suatu konsepsi mungkin akan terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari sebelum
ovulasi. Hendaknya sebelum memakai cara para pemakai harus diberikan penerangan
medik yang jelas tentang cara ini.
1.
Pre ovulatory infertility phase (masa
tidak subur sebelum ovulasi).
2.
Fertility phase (masa subur).
3.
Post ovulatory infertility phase (masa
tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.
Menghitung masa subur dengan siklus haid dan melakukan pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender merupakan salah satu cara atau metode kontrasepsi alami (Kb alami) dan sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan cara tidak melakukan sanggama pada masa subur.
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.
Menghitung masa subur dengan siklus haid dan melakukan pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender merupakan salah satu cara atau metode kontrasepsi alami (Kb alami) dan sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan cara tidak melakukan sanggama pada masa subur.
Sebelum menggunakan
metode ini, tentunya pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Siklus
masa subur pada tiap wanita tidak sama. Untuk itu perlu pengamatan minimal 6
kali siklus menstruasi. Berikut ini cara mengetahui dan menghitung masa subur :
1)
Bila siklus haid teratur (28 hari) :
a.
Hari pertama dalam siklus haid dihitung
sebagai hari ke-1
b. Masa
subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid
Contoh :
Contoh :
Seorang isteri mendapat haid mulai
tanggal 9 Januari. Tanggal 9 Januari ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari
ke-12 jatuh pada tanggal 20 januari dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24
Januari. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Januari hingga tanggal 24
Januari. Pada tanggal-tanggal tersebut suami isteri tidak boleh bersanggama.
Jika ingin bersanggama harus memakai kondom atau sanggama terputus (senggama
dimana tidak mengeluarkan sperma didalam).
2)
Bila siklus haid tidak teratur :
a. Catat
jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6 siklus). Satu siklus haid
dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari pertama haid
berikutnya, catat panjang pendeknya.
b. Masukan
dalam rumus; jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18.
Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur.
c. Jumlah
hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari
terakhir masa subur.
Contoh :
Seorang isteri mendapat haid dengan
keadaan : siklus terpendek 26 hari dan siklus terpanjang 32 hari (mulai hari
pertama haid sampai haid berikutnya) Perhitungannya : 26-18 = 8 dan 32–11 = 21.
jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-8 sampai ke 21 dari hari pertama haid.
Pada masa ini suami isteri tidak boleh bersanggama. Jila ingin bersanggama
harus memakai kondom atau sanggama terputus.
Kontrasepsi dengan menggunakan sistem kalender dapat menghindari risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi. Bagi keluarga yang kesulitan untuk mendapatkan alat kontrasepsi sangat cocok untuk menggunakan metode kontrasepsi ini selain tidak memerlukan biaya juga tidak perlu mencari tempat pelayanan kontrasepsi. Menggunakan sistem kalender perlu kerjasama yang baik antara suami istri karena metode ini perlu kemauan dan disiplin pasangan dalam menjalankannya. Masa berpantang yang cukup lama akan mengakibatkan pasangan tidak bisa menanti sehingga melakukan hubungan pada waktu masih berpantang. Tapi bukan masalah bila saja pasangan membiasakan menggunakan kondom pada saat subur.
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
Kontrasepsi dengan menggunakan sistem kalender dapat menghindari risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi. Bagi keluarga yang kesulitan untuk mendapatkan alat kontrasepsi sangat cocok untuk menggunakan metode kontrasepsi ini selain tidak memerlukan biaya juga tidak perlu mencari tempat pelayanan kontrasepsi. Menggunakan sistem kalender perlu kerjasama yang baik antara suami istri karena metode ini perlu kemauan dan disiplin pasangan dalam menjalankannya. Masa berpantang yang cukup lama akan mengakibatkan pasangan tidak bisa menanti sehingga melakukan hubungan pada waktu masih berpantang. Tapi bukan masalah bila saja pasangan membiasakan menggunakan kondom pada saat subur.
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
1. Penentuan
masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran
reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
2. Anggapan
bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan
sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum
dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
3. Penentuan
masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
4. Kurangnya
pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis
mukus/lendir serviks yang menyertainya.
5. Anggapan
bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi.
Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.
C. Keuntungan dan kerugian KB kalender
1. Keuntungan
Ditinjau dari segi ekonomi : KB
kalender dilakukan secara alami dan tanpa biaya sehingga tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk membeli alat kontrasepsi.
a.
Dari segi kesehatan : sistem kalender
ini jelas jauh lebih sehat karena bisa dihindari adanya efek sampingan yang
merugikan seperti halnya memakai alat kontrasepsi lainnya (terutama yang berupa
obat).
b.
Dari segi psikologis : yaitu sistem
kalender ini tidak mengurangi kenikmatan hubungan itu sendiri seperti bila
memakai kondom misalnya. Meski tentu saja dilain pihak dituntut kontrol diri
dari pasangan untuk ketat berpantang selama masa subur.
2. Kerugian
Kemungkinan kegagalan yang jauh
lebih tinggi. Ini terutama bila tidak dilakukan pengamatan yang mendalam untuk
mengetahui dengan pasti masa subur, karena tidak ada yang bisa menjamin
ketepatan perhitungan sebab masa suburpun terjadi secara alami, selain itu
kedua pasangan tidak bisa menikmati hubungan suami istri secara bebas karena
ada aturan yang ditetapkan dalam sistem ini. Masa berpantang yang cukup lama
dapat membuat pasangan tidak bisa menanti dan melakukan hubungan pada waktu
berpantang.
Kerugian lain dari KB kalender adalah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit untuk ditentukan, ovulasi umumnya terjadi 14 ±2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Dengan demikian pada wanita dengan haid yang tidak teratur, saat terjadi ovulasi, sulit atau sama sekali tidak dapat diperhitungkan. Selain itu, ada kemungkinan bahwa pada wanita dengan haid teratur oleh salah satu sebab (misalnya karena sakit) ovulasi tidak datang pada saat semestinya.
Kerugian lain dari KB kalender adalah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit untuk ditentukan, ovulasi umumnya terjadi 14 ±2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Dengan demikian pada wanita dengan haid yang tidak teratur, saat terjadi ovulasi, sulit atau sama sekali tidak dapat diperhitungkan. Selain itu, ada kemungkinan bahwa pada wanita dengan haid teratur oleh salah satu sebab (misalnya karena sakit) ovulasi tidak datang pada saat semestinya.
D. Indikasi
Metode ini mudah
dilaksanakan, tetapi dalam prakteknya sukar menentukan pada saat ovulasi dengan
tetap. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur, lagi pula dapat
terjadi variasi, lebih-lebih setelah persalinan dan pada tahun-tahun menjelang
menopaus.
E. Efektivitas
Bagi wanita dengan
siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita yang siklus
haidnya tidak teratur. Angka kegagalan berkisar antara 6 – 42. Metode kalender
akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan
metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal,
masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan
minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih
efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan
penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif
tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka
kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
KB sistem kalender adalah usaha untuk
mengatur kehamilan dengan menghindari hubungan badan selama masa subur seorang
wanita.
2.
Prinsip kerja metode kalender ini
berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi
(subur) hanya satu kali sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum
atau sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang. Sel telur dapat hidup
selama 6-24 jam, sedangkan sel mani selama 48-72 jam, jadi suatu konsepsi
mungkin akan terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi.
3.
Keuntungan dari metode ini yaitu tidak
memerlukan biaya, tidak menimbulkan efek samping, dan tidak mengurangi
kenikmatan saat berhubungan karena pengaruh kondom.kelemahan metode ini yaitu
sering terjadi ketidakakuratan dalam perhitungan masa subur dan juga membatasi
suami istri untuk berhubungan karena aturan yang ada.
B.
Saran
Menggunakan sistem
kalender perlu kerjasama yang baik antara suami istri karena metode ini perlu
kemauan dan disiplin pasangan dalam menjalankannya. Masa berpantang yang cukup
lama akan mengakibatkan pasangan tidak bisa menanti sehingga melakukan hubungan
pada waktu masih berpantang. Tapi bukan masalah bila saja pasangan membiasakan
menggunakan kondom pada saat subur.
DAFTAR
PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis
Obstetri. Jakarta : EGC.
Notodiharjo, Riono. 2002. Reproduksi,
Kontrasepsi, dan Keluarga Berencana :
Metode KB tanpa bantuan obat-obatan dan
peralatan.
Varney, Helen. 2006. Asuhan Kebidanan.
Jakarta : EGC.
Wikhjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu
Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Wikhjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar