BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu
penyakit utama pada bayi dan anak di indonesia. Diperkirakan angka kesakitan
berkisar diantara 150-430 / seribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang
sekarang telah dilaksanakan, angka kesakitan di RS dapat ditekan menjadi <
dari 3 %.
Penggunaan istilah diare sebenarnya lebih tepat dari
pada gasteroentritis, karena istilah yang disebut terakhir ini memberikan kesan
seolah-olah penyakit ini hanya disebabkan oleh infeksi dan walaupun disebabkan
oleh infeksi, lambung jarang mengalami peradangan.
Hippocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran
tinja yang tidak normal dan cair. Dibagian IKA FKUI / RSCM diare diartikan
sebagai buang air besar yang tidak normal / bentuk tinja yang encer dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi
BAB sudah lebih dari 4 kali.
Sedangkan untuk bayi
berumur > 1 bulan dan anak,
bila frekuensi sudah > 3 kali.
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui sejauhmana pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan
penanggulangan penyakit GEAD.
2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk mendapatkan gambaran yang
lebih luas tentang perawatan GEAD.
b.
Untuk membandingkan antara
teori yang di dapat dari bangku kuliah dengan praktek di Rumah Sakit.
C.
Manfaat
1.
Manfaat Bagi Masyarakat.
Mengingatkan kesadaran terhadap
perlunya pengetahuan mengenai tanda-tanda bahaya dan usaha penanggulangan
sehingga diharapkan gang / kompukasi dsapat di cegah secara dini.
2.
Manfaat Bagi Masyarakat.
Merupakan sarana untuk mengapukasikan
ilmu yang telah didapat 7 mendapatkan pengalaman nyata.
3.
Manfaat Bagi Institusi
Prodi Kebidanan Metro.
Merupakan dokumentasi dan bahan
perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi
Gastroenteritis berasal dari kata gaster à lambung dan entera à usus Gastroenteritis adalah
radang dari lambung dan usus dimana didapatkan gejala diare dengan atau tanpa
muntah. Gastroenteritis adalah pengeluaran tinja yang encer dengan frekuensi
lebih dari 4x / hari, dapat atau tidak disertai perubahan warna, darah dan
lendir.
2.2
Etiologi
Etiologi diare dapt di bagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1.
Faktor Infeksi.
a.
Infeksi Enteral yaitu infeksi
saluran pencernaan yang merupakan peny utama diare pada anak. Inflasi enternal
ini meliputi :
v Infeksi bakteri : Vigrio, E.coli, Salmonella, Shigella,
Compylobacter, Yersnia, Aeromonas dan sebagainaya.
v Infeksi virus : Enteroovirus,
(Virus echo, Coxsackie, Poliamyelitis) Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan
lain-lain
b.
Infeksi Parenteral yaitu
infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti Otitis Media Akut
(OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis, dan sebagainya.
2.
Faktor Mal aborsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : Disakarida (intoleransi
lactosa, maltosa dan
sukrosa) monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa,
dan galaktosa) pada bayi dan anak-anak yang terpenting dan tersering ialah
intoleransi laktrosa.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3.
Faktor makanan : Makanan basi, beracun,
alergi terhadap
makanan.
4.
Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas,
walaupun jarang dapat
menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.
Patogenesis Diare Akut
1.
Masuknya jasad renik yang masih
hidup kedalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
2.
Jasad renik tersebut berkembang
biak di dalam usus halus.
3.
Oleh jasad renik dikeluarkan
toksin
4.
Akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Potogenesis Diare Kronis.
Lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah infeksi
bakteri, parasit, malabsorbsi malnutrisi, dan lain-lain
Patofisiologis diare akut maupun kronis akan terjadi
1.
Kehilangan air dan elektrolit,
yang mengakibatkan terjadinya ganguan keseimbangan asam basa.
2.
Gangguan gizi sebagai akibat
kelaparan.
3.
Hipoglikemia
4.
Gangguan sirkulasi darah.
2.3
Gejala / Tanda-tanda.
1.
Mula-mula cengeng dan gelisah
2.
Suhu tubuh biasanya naik
3.
Anoreksia
4.
Timbul diare yaitu tinja cair
dan mungkin disertai lendir dan atau darah
5.
Timbul muntah dapat terjadi
sebelum atau sesudah diare.
6.
Sekitar anus dapat menjadi
lecet karena seringnya defekasi dan tinja yang
asam, dan timbullah keadaan yang disebut dengan dehidrasi dengan
tanda-tanda :
a.
Mata cekung
b.
Turgor kulit jelek
c.
BB menurun
d.
Kencing sedikit
e.
Selaput lendir bibir, mulut dan
kulit kering
f.
Timbul demam
Pemeriksaan laboraturium.
1.
Pemeriksaan tinja.
a.
Makroskopis dan Mikroskopis
b.
PH dan kadar gula dalam tinja
dengan kertas lakmus dan tablet clinetest.
c.
Bila perlu dilakukan pembikan
dan uji resitensi
2.
Pemeriksaan gangguan keseimbangan
asam basa dalam darah
3.
Pemiriksaan kadar ureum dan
kreatinin untuk mengetahui faat ginjal
4.
Pemeriksaan elektrolit terutama
kadar natrium, kalium, kalsium dan posfor dalam serum.
5.
Pemeriksaan intubasi duodenum
untuk mengetahui jenis jasad renik
Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara
mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti :
1.
Dehidrasi (ringan, sedang,
berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik).
2.
Renjatan hipovolemik
3.
Hipokalsemia (dengan gejala
meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi)
4.
Hipoglikemia
5.
Intoleransi laktosa sekunder
6.
Kejang
7.
Malnutrisi energi protein,
karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.
2.4
Pengobtan
Dasar pengobatan diare ialah :
1.
Pemberian cairan
2.
Dietetik (pemberian makanan)
3.
Obat-obatan
4.
Education = Pendidikan
kesehatan untuk ibu-ibu tentang anak-anak yang
sehat atau makanan untuk anak diare.
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang
hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung
elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung besar,
dan lain-lain).
Penatalaksanaan
1.
Atasi Dehidrasi
a.
Oralit
Pada dehidrasi ringan diberikan oralit atau pengganti oralit
sesering mungkin. Contoh pengganti oralit :
~ Air teh + 1 sendok gula + seujung sendok garam
~ Air tajin + gula + garam.
Kalau anak masih muntah diberikan oralit sedikit-dikit tapi sering
kalau tidak bisa di kirim ke RS.
b.
Pemberian Makanan Semula
c.
Kembali makanan semula secara
bertahap, setelah dehidrasi hilang.
Misal : SGM diencerkan 1/3 takaran
semula, biasanya makan nasi tim di ganti bubur dahulu.
Ø Keperluan cairan
ü Dehidrasi ringan : 150
cc / kg BB / hari
ü Dehidrasi sedang : 200
cc / kg BB / hari
ü Dehidrasi berat :
infus RL, nacl, D10 %.
→ untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun, BB 3 – 10 kg.
Ø 1 jam I :
4 ml / kg BB / jam = 10 tts / kg BB / mnt
(jika set infus 1 ml = 15
tts)
Ø 7 jam berikutnya :
12 ml / kg BB / jam = 3 tts / kg BB / mnt
(jika set infus
1 ml = 15 tts)
Ø 16 jam kemudian :
125 ml / kg BB, oralit per oral.
→ untuk anak umur 2-5 tahun, dengan BB 10 – 15 kg
Ø 1 jam I :
30 ml / kg BB / jam = 3 tts / kg BB / mnt.
(makro).
Ø 16 jam kemudian : 125 ml / kg BB oralit per oral
→ untuk anak ≥ 5 tahun, dengan BB 15 – 25 kg.
Ø 1 jam I :
20 ml / kg BB / jam = 5 tts / kg BB / mnt
(makro)
Ø 7 jam berikutnya : 10 ml / kg BB / jam = 2-3 tts / kg BB / mnt
(makro).
Ø 16 jam kemudian : 125 ml / kg BB, oralit peroral.
- Therapi
Prinsip pengobatan diare adalah
menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa atau karbohidarat lain (gula, air, tajin, dan lain-lain).
a.
Obat-obatan Anti Sekresi
o
Asetosal dosis 25 mg / hari
dengan dosis minimal 30 mg.
o
Klorpromazin dosis 0,5 – 1 mg /
kg BB / hari
b.
Obat Spasmolitik
Umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, tidak boleh
di gunakan
c.
Obat Antibiotik
Umumnya
antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas. Bila penyebab
yang jelas. Bila penyebabnya kolera dibeirkan tetrasiklin 25-50 mg / kg BB /
hari. Antibiotik juga diberikan bila terdapat penyakit penyerta, spt : OMA,
faringitis, bronkitis atau bronkopneumonia.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK
DENGAN KASUS GASTRO ENTERITIS TERHADAP By NY. ECI
DI RB NUR ANISSA HADIMULYO BARAT TAHUN 2006
I. Pengumpulan Data Dasar
Tanggal, 28 November 2006 pukul 06.30 WIB
A.
Identitas
1.
Biodata
Nama Anak : Riska
Jenis Kelamin :
Perempuan
Umur : 5
bulan
Anak Ke - :
ke – 1
Nama Ayah : Tn.
Dodi Nama
Ibu : Ny. Eci
Umur : 25
Th Umur : 23 Th
Agama : Islam
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Polri
Pekerjaan : PNS
Alamat :
Prasanti Garden Alamat :
Prasanti Garden
2.
Keluhan Utama
Ibu
mengatakan anakanya tidak mau menyusu, BAB cair sejak 3 hari yang lalu lebih
dari 10 kali.
3.
Riwayat Kesehatan
Sebelumnya
anak tidak pernah menderita sakit seperti ini dan juga belum pernah dirawat di
Rumah Sakit.
4.
Imunisasi
BCG : 1 Bulan
DPT 1 : 2 Bulan
DPT 2 : 3 Bulan
DPT 3 : 4 Bulan
Polio1 : 1 Bulan
Polio2 : 2 Bulan
Campak : Belum diimunisasi
Hept 1 : 1 Bulan
B.
Pola Kebutuhan Dasar
1.
Nutrisi
Sebelum sakit anak menyusu sebanyak + 200 cc per
hari dan setelah sakit anak menyusu + 150 cc per hari.
2.
Eliminasi
Sebelum sakit : BAK = 6-7x / hari BAB
: 1x / hari, padat, berwarna
kuning
Saat sakit : BAK = 7-8x / hari BAB
: lebih dari 10 kali / hari,
cair, berwarna kuning
3.
Personal Hygiene
~ Sebelum Sakit :
Mandi 2x / hari, pagi dan sore dengan mandi rendam
~ Saat Sakit : Mandi
2x / hari, pagi dan sore dengan mandi di lap
4.
Istirahat
~ Sebelum Sakit : Tidur malam 10-11 jam / hari, tidur siang
5-6 jam /
hari
~ Saat Sakit : Tidur
malam 8-9 jam / hari, tidur siang 4-5 jam / hari
5.
Aktivitas
Sejak
sakit anak rewel, badan lemas karena kurangnya nafsu makan siang aktivitasnya
terganggu.
- Pemeriksaan Umum
~ Keadaan Umum : Anak
tampak lemah dan gelisah
~ kesadaran :
cm
~ tanda vital :
* Pols : 120 x/m
* RR :
42 x/m
* Temp :
37 0C
* BB Sebelum Sakit : 6,8 Kg
* BB saat sakit : 6
Kg
- Pemeriksa Fisik
- Kepala
Ø UUK :
Cekung
Ø UUB :
Cembung
Ø Bentuk kepala :
Bundar
Ø Keadaan :
Rambut hitam, bersih
Ø LK :
46 cm
- Mata
Ø Bentuk Mata :
Simetis ka/ki
Ø Stabismus :
Tidak ada
Ø Konjugtiva :
Berwarna pucat
Ø Sklera :
Tidak ikterik
- Hidug
Ø Bentuk :
Simetris
Ø Lubang Hidug :
Ada terbentuk sempurna
Ø Pernafasan Kuping Hidung : Ada
Ø Keadaan :
Bersih
Ø Lendir / Sekret :
Tidak ada
- Mulut
Ø Bentuk :
Simetris
Ø Platum :
Normal
Ø Reflek :
Lemah
Ø Gusi :
Normal
Ø Bibir :
Bersih, mukosa bibir tampak kering
Ø Stoatis :
Tidak ada
Ø Caries :
Tidak ada
- Telinga
Ø Posisi :
Memanjang
Ø Bentuk :
Simetris
Ø Lubang :
Ada dan tidak ada serumen
Ø Leher :
Kepala bisa bergerak normal
- Dada
Ø Posisi :
Simetris
Ø Suara Pernafasan :
Tidak terdengar ronchi dan whezzing
Ø Tarikan Dinding Dada :
Ada
Ø Bunyi Jantung :
Lup-Dup
Ø LD :
40 cm
g.
Perut
Ø Bentuk :
Bundar
Ø Pembesaran Abnormal :
Tidak ada
h.
Punggung
Ø Tonjolan Tulang Punggung :
Tidak ada
Ø Anus :
Ada
Ø Warna Kulit Bokong :
Pucat agak kemerahan.
i.
Ekstrimitas
Ø Jari Tangan :
Lengkap tanpa cacat
Ø Jari kaki :
Lengkap tanpa cacat
Ø Pergerakan :
Ada
Ø Infus terpasang pada punggung tangan sebelah kiri
- Genetalia
Ø Jenis Kelamin :
Laki-laki
Ø Lubang Anus :
Ada
Ø Scrotum :
Sudah turun
Ø Bentuk :
Bundar
Ø Keadaan :
Bersih
Ø Testis :
2 Buah
- Laboraturium
Hb : 8,4 g/d
Eritrosit : 3,5 /ul
Leukosit : 10.200 /ul
Tr : 353.000 /ul
LED : 10 mm /jam
Ht : 23,9 %
|
MCV : 67 fl
MCH : 23,7 Ps
MCHC : 35,2 %
Bosofil : 0 %
Eusofil : 0 %
Batang : 1 %
|
Segmen : 29 %
Limfosit : 70 %
Monosit : 0 %
Golongan darah : A +
|
II.
Interpretasi Data Dasar
a.
Diagnosa : Anak umur 7 bulan dengan gastero entertis
Ds : ~
Ibu mengatakan anak BAB cair lebih dari 10 kali sejak 3
hari yang lalu.
Do : ~
Anak umur 7 bulan
~ BAB cair lebih dari 10 kali dalam
sehari, berwarna kuning
~ Anak lemah dan gelisah
~ Turgor kulit kurang
~ Mata cekung
~ Mukosa bibir kering.
b.
Masalah
Ø Gangguan Keseimbangan Cairan
Ds
: - Ibu mengatakan anaknya BAB
cairan lebih dari 10 kali jejak
3 kali sejak 3 hari yang lalu
Do : ~ BAB cair lebih dari 10 kali dalam
sehari
~ Turgor kulit kurang
~ Anak lemah dan gelisah
~ Turgor kulit kurang
~ Mata cekung
~ Mukosa bibir kering
~ Intake kurang, output banyak.
Ø Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.
Ds : - Ibu
mengatakan nafsu menyusu anaknya berkurang
Do : ~ BAB awal = 6,8 kg BB akhir = 6 kg
~ Anak tampak lemah
~ Turgor kulit kurang
~ BAB cair lebih dari 10 kali dalam sehari berwarna
kuning
c.
Kebutuhan
Ø
Nutrisi dan Cairan Elektrolit
Ds : - Ibu mengatakan anaknya BAB cairan sejak 3
hari yang lalu
d.
Anak BAB cair lebih dari 10
kali dalam sehari
e.Nafsu menyusu berkurang
Do : ~ Mukosa bibir kering
f.
Turgo kulit tidak elastis
g.
Mata cekung
III.
Identifikasi Diagnosa dan
Masalah Potensial
v Potensial kekurangan cairan / dehidrasi berat.
Ds : ~ Anak BAB cair lebih dari 10 kali dalam
sehari
~ Nafsu menyusu berkurang
Do : ~ Intake kurang, output banyak
~ Turgor kulit kembali lambat
~ Mukosa bibir kering
~ Mata cekung.
v Potensial terjadi gangguan integritas kulit disekitar anus.
Ds : ~ Anak BAB cair lebih dari 10 kali dalam sehari
Do : ~ Kulit disekitar anus kemerahan / lecet.
IV.
Kebutuhan Intervensi dan
Kolaborasi Segera
v Pasang infus D10 % 12 tts / mnt.
v Memberi terapi sesuai dengan advis dokter
Beri obat-obatan seperti ampicilin 3 x 250 mg IV, gentamicin 2 x 15
mg IV
V.
Rencana Managemen
1.
Penuhi kebutuhan nutrisi dan
cairan :
a.
Berikan mkan bubur saring
b.
Berikan susu + 200 cc / hari
c.
Berikan larutan oralit rasa
buah sebagai pengganti cairan yang hilang setiap kali habis BAB
2.
Berikan terapi cairan pada anak
:
Memasang infus D10 % 12 tts / mnt pada punggung tangan sebelah kiri
3.
Berikan terapi obat-obatan
sesuai dengan advis dokter :
- Ampicilin 3x250 mg IV / 8 jam
- Gentamicin 2x15 mg IV / 8 jam
4.
Ajarkan pada ibu cara perawatan
diare :
a. Memberikan kompres hangat bila anak panas
b. Menjaga personal hygiene anak dengan membersihkan tumbuh anak dengan
wasap air hangat dan mengganti pakaian anak apabila kotor
5.
Jelaskan pada kelurga tentang
kondisi anaknya saat ini
VI.
Implementasi
1.
Memenuhi kebutuhan nutrisi dan
cairan
ü Memberi makan bubur saring
ü Memberikan susu + 200 cc / hari
ü Memberikan larutan oralit rasa buah sebagai pengganti cairan yang
hilang setiap kali habis BAB.
2.
Memberikan terapi cairan anak
yang hilang dengan memasang infus D10 % 12 tts / mnt pada punggung tangan
sebelah kiri.
3.
Memberikan terapi obat-obatan
sesuai dengan advis dokter seperti :
v Ampicilin 3x250 mg IV / 8 jam
v Gentamicin 2x15 mg IV / 8 jam
4.
Mengajarkan pada ibu cara
perawatan diare.
v Memberikan kompres hangat bila anak panas
v Menjaga personal hygiene anak dengan membersihkan tumbuh anak dengan
wasap air hangat dan mengganti pakaian anak apabila kotor.
5.
Menjelaskan kapada keluarga
bahwa anaknya saat ini mengalami gastero enteritis / diare.
VII.
Evaluasi
1.
Ibu bersedia memenuhi kebutuhan
cairan dan nutrisi anaknya dengan memberi makanan bubur saring, susu dan
larutan oralit sebagai pengganti cairan yag hilang setiap kali habis BAB.
2.
Infus telah terpasang
3.
Pemberian terapi obat-obatan
telah di laksanakan
4.
Ibu mengerti cara perawatan
diare dengan memberikan kompres bila anak panas, menjaga personal hygiene dan
memberikan larutan gula garam kepada anaknya
5.
Ibu mengerti kondisi anaknya
saat ini
CATATAN
PERKEMBANGAN
Tanggal 30 November 2006
S : Ibu mengatakan anaknya berak cair
lebih dari 10 x sejak 3 hari yang lalu.
O : ~ Keadaan umum anak lemah, rewel
~ Kelopak mata cekung
~ Turgor kulit kurang
~ Pols = 120 x/m
~ RR = 37 x/m
~ Temp = 36 0C
~ BB = 6,8 kg
A : Gangguan pemenuhan nutrisi, cairan dan
keseimbangan cairan belum
teratasi
P : 1. Berikan terapi cairan:
- Pasang infus D10
% 12 tts / mnt
2. Berikan obat :
- Ampicilin 3x250 mg IV
- Gentamicm 2x15 mg IV
3.
Pemenuhan Istirahat
- Kurangi aktifitas
- Tidur
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 1 Desember 2006
S : Ibu mengatakan anaknya sudah tidak
berak cair lagi dan tampak sehat.
O : ~
Keadaan umum anak baik
~ Anak tidak buang air besar (BAB) cair lagi
~ Pols : 140 x/m
~ RR : 32 x/m
~ Temp : 35, 70 C
~ BB : 6 kg.
A : Gangguan pemenuhan nutrisi, cairan
dan keseimbangan cairan telah teratasi
P : 1.
Berikan obat :
- Ampicilin 3x250 mg IV
- Gentamicm
2x15 mg IV
2. Pemenuhan Istirahat
~ Kurangi
aktifitas
~ Tidur
3. Hari ini pukul 10.00 WIB Anak Pulang
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari hasil asuhan kebidanan pada kasus Gastro Entetis
pada anak yang penulis laksanakan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa :
1.
Peny GE sngat mudah
penularnnya, misalnya melalui makanan, dan minuman yang terkontominasi,
alat-alat yang dipakai secara langsung maupun melalui binatang perantara dan
juga kurang memenuhi syarat kesehatan.
2.
Dengan perawatan yang baik
penderita GE dapat diatasi dengan baik.
3.
Secara garis besar perawatan
pada peny GE yang dilakukan di RB dan RS sudah mendekati kesempurnaan.
B.
Saran
Setelah penulis menyimpulkan hasil kegiatan ini, maka
ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan, yaitu saran yang mudah-mudahan
dapat bermanfaat dalam usaha peningakatan mutu pelayanan kesehatan, adapun
saran terasebut sebagai berikut :
1.
Perawatan yang dilakukan dengan
baik, cermat dan teliti agar lebih ditingkatkan.
2.
Apabila di derah menemukan
kasus dengan gejala lesu, lemah, tidak mau makan, muntah dan berak cair,
hendaknya diperiksa ke petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan.
3.
Dalam melakukan perawatan GE
hendaknya dengan hati-hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan
alat, maka akan mempercepat proses penyembuhan.
BAB V
PENUTUP
Laporan Asuhan ini adalah untuk mengimplementasikan
teori yang diperoleh dari bangku kuliah, sehubugan mahasiswa mampu memahami dan
melaksanakan managemen kebidanan sekaligus mendokumentasikan dengan tepat.
Dalam hal ini, penulis sepenuhnya menyadari bahwa asuhan
kebidanan ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun cara penulisannya. Untuk
itu penulis megharapkan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan dan
penambahan pengetahuan di masa yang akan datang.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik material maupun
spiritual sebagai tersusunnya study kebidanan ini dan semoga mendapat imbalan
yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata, semoga Asuhan kebidanan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Amien……….
DAFTAR PUSTAKA
Wahidiyat,
Iskandar, Ilmu Kesehatan Anak I , Jakarta : FKUI, 1985.
Suryanah, Keperawatan
Anak Untuk Siswa SPK, Jakarta : EGC, 1996.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar