BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan
pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah mewujudkan Indonesia sehat 2010
yang antara lain memuat harapan agar penduduk Indonesia memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata. Untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu. Puskesmas adalah
penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama
dan juga merupakan wadah peran serta masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan dasar yang tersebar luas di seluruh pelosok tanah air.
Puskesmas
sebagai salah satu sistem penyelenggaraan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar
peningkatan kualitas manusia yang secara empirik telah dapat memeratakan
pelayanan di bidang kesehatan.
Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah tertentu.
Berdasarkan misi tersebut, Puskesmas mempunyai kewenangan dan tanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat yang secara administratif berdomisili di wilayah kerjanya. Bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas bersifat menyeluruh (Comprehensive Health Care Service), yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah tertentu.
Berdasarkan misi tersebut, Puskesmas mempunyai kewenangan dan tanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat yang secara administratif berdomisili di wilayah kerjanya. Bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas bersifat menyeluruh (Comprehensive Health Care Service), yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Oleh
sebab itu pelayanan kesehatan yang baik memiliki peranan penting untuk
memberikan kepuasan terhadap pasien. Pelayanan yang berkualitas adalah harapan
pelanggan/pasien untuk tetap memilih suatu tempat pelayanan medis (klinik,
Rumah Sakit, Balai Pengobatan, puskesmas dan sebagainya) untuk kebutuhan
layanan medis. Akan tetapi kualitas dan nilai pelanggan pada umumya belum
sepenuhnya diperhatikan oleh pihak puskesmas, sedangkan pemberian kualitas dan
nilai jasa yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan pemasaran jasa
untuk meningkatkan loyalitas pelanggan atau pasien.
Aspek kualitas dan nilai pelayanan harus dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi petugas dan dari sisi pasien. Dari sisi petugas, kualitas pelayanan berarti keleluasaan dalam melakukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien sesuai dengan standar teknis yang berlaku. Dari sisi pasien, Pelayanan kesehatan dianggap berkualitas jika sesuai dengan harapannya.
Berdasarkan studi pendahuluan tersebut penulis tertarik untuk melakukan peninjauan mengenai ” KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS CIBUNGUR TAHUN 2009”.
Aspek kualitas dan nilai pelayanan harus dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi petugas dan dari sisi pasien. Dari sisi petugas, kualitas pelayanan berarti keleluasaan dalam melakukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien sesuai dengan standar teknis yang berlaku. Dari sisi pasien, Pelayanan kesehatan dianggap berkualitas jika sesuai dengan harapannya.
Berdasarkan studi pendahuluan tersebut penulis tertarik untuk melakukan peninjauan mengenai ” KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS CIBUNGUR TAHUN 2009”.
B. Tujuan Penyusunan Makalah
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Cibungur tahun
2009.
2.
Tujuan Khusus
Penyusunan makalah ini
di lakukan untuk mengetahui:
a.
Mengetahui kompetensi teknis kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan kesehatan.
b.
Mengetahui akses terhadap pelayanan
pelanggan terhadap pelayanan kesehatan.
c.
Mengetahui efektifitas kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan kesehatan.
d.
Mengetahui episiensi kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan kesehatan.
e.
Mengetahui kontinuitas kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan kesehatan.
f.
Mengetahui keamanan kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan kesehatan.
g.
Mengetahui hubungan antar manusia
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan.
h. Mengetahui
kenyamanan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Defini Kepuasan
Kepuasan
menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas, merasa senang, perihal (hal yang
bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan dapat diartikan
sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan
mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa.
Menurut
Oliver (dalam Supranto, 2001) mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan
harapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja
yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan
akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan sangat puas.
Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat puas harapan
pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya
serta janji dan informasi dari berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia
lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan memberi komentar yang baik
tentang perusahaan tersebut.
Menurut Kotler (1988) kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi kepuasan atau ketidak puasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan. Upaya untuk mewujudkan kepuasan pelanggan total bukanlah hal yang mudah, Mudie dan Cottom menyatakan bahwa kepuasan pelanggan total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu (Tjiptono, 1997).
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas individu karena antara harapan dan kenyataan dalam memakai dan pelayanan yang diberikan terpenuhi.
Menurut Kotler (1988) kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi kepuasan atau ketidak puasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan. Upaya untuk mewujudkan kepuasan pelanggan total bukanlah hal yang mudah, Mudie dan Cottom menyatakan bahwa kepuasan pelanggan total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu (Tjiptono, 1997).
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas individu karena antara harapan dan kenyataan dalam memakai dan pelayanan yang diberikan terpenuhi.
B. PENGERTIAN KEPUASAN PASIEN
Memahami
kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal penting yang
mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat
berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian
terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan
memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman
buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit
harus menciptakan dan mengelola suatu system untuk memperoleh pasien yang lebih
banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.
Namun
upaya untuk perbaikan atau kesempurnaan kepuasan dapat dilakukan dengan
berbagai strategi oleh perusahaan untuk dapat merebut pelanggan. Junaidi (2002)
berpendapat bahwa kepuasan konsumen atas suatu produk dengan kinerja yang
dirasakan konsumen atas poduk tersebut. Jika kinerja produk lebih tinggi dari
harapan konsumen maka konsumen akan mengalami kepuasan.
Hal
yang hampir serupa dikemukakan oleh Indarjati (2001) yang menyebutkan adanya
tiga macam kondisi kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen berkaitan dengan
perbandingan antara harapan dan kenyataan, yaitu jika harapan atau kebutuhan
sama dengan layanan yang diberikan maka konsumen akan merasa puas. Jika layanan
yang diberikan pada konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau
harapan konsumen maka konsumen menjadi tidak puas. Kepuasan konsumen merupakan
perbandingan antara harapan yang dimiliki oleh konsumen dengan kenyataan yang
diterima oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen dengan
kenyataan yang diterima oleh konsumen pada saat mengkonsumsi produk atau jasa.
Konsumen
yang mengalami kepuasan terhadap suatu produk atau jasa dapat dikategorikan ke
dalam konsumen masyarakat, konsumen instansi dan konsumen individu. Dalam
penelitian ini peneliti menitikberatkan pada kepuasan pasien. Pasien adalah
orang yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan dan
perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga
kesehatan (Prabowo, 1999). Sedangkan Aditama (2002) berpendapat bahwa pasien
adalah mereka yang di obati
dirumah sakit.
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas individu karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam menerima jasa pelayanan kesehatan
.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas individu karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam menerima jasa pelayanan kesehatan
.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien
Menurut
pendapat Budiastuti (2002) mengemukakan bahwa pasien dalam mengevaluasi
kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor,
antara lain :
1.
Kualitas produk atau jasa
Pasien akan merasa puas
bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk atau jasa yang digunakan
berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas poduk atau jasa dipengaruhi
oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas poduk atau jasa yang sesungguhnya dan
komunikasi perusahaan terutama iklan dalam mempromosikan rumah sakitnya.
2.
Kualitas pelayanan
Memegang peranan
penting dalam industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas
jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
3.
Faktor emosional
Pasien yang merasa
bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap konsumen bila dalam hal ini
pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai pandangan “rumah sakit mahal”,
cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
4.
Harga
Harga merupakan aspek
penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas guna mencapai kepuasan
pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang
dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai
harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi
berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.
5.
Biaya
Mendapatkan produk atau
jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan, cenderung puas terhadap jasa
pelayanan tersebut.
Tjiptono (1997) kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, yaitu :
Tjiptono (1997) kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, yaitu :
a.
Kinerja (performance)
Pendapat pasien
terhadap karakteristik operasi dari pelayanan inti yang telah diterima sangat
berpengaruh pada kepuasan yang dirasakan. Wujud dari kinerja ini misalnya :
kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa
pengobatan terutama keperawatan pada waktu penyembuhan yang relatif cepat,
kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang diberikan yaitu dengan
memperhatikan kebersihan, keramahan dan kelengkapan peralatan rumah sakit.
b.
Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan
(features)
Merupakan karakteristik
sekunder atau karakteristik pelengkap yang dimiliki oleh jasa pelayanan,
misalnya : kelengkapan interior dan eksterior seperti televisi, AC, sound
system, dan sebagainya.
c.
Keandalan (reliability),
Sejauh mana kemungkinan
kecil akan mengalami ketidak puasan atau ketidak sesuaian dengan harapan atas
pelayanan yang diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh
perawat didalam memberikan jasa keperawatannya yaitu dengan kemampuan dan
pengalaman yang baik terhadap memberikan pelayanan keperawatan dirumah sakit.
d.
Kesesuaian dengan spesifikasi
(conformance to spesification),
Yaitu sejauh mana karakteristik
pelayanan memenuhi standart-standart yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya
: standar keamanan dan emisi terpenuhi seperti peralatan pengobatan.
e.
Daya tahan (durability),
Berkaitan dengan
beberapa lama produk tersebut digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis
maupun umur ekonomis dalam penggunaan peralatan rumah sakit, misalnya :
peralatan bedah, alat transportasi, dan sebagainya.
f.
Service ability
Meliputi kecepatan,
kompetensi, serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan
oleh perawat dengan memberikan penanganan yang cepat dan kompetensi yang tinggi
terhadap keluhan pasien sewaktu-waktu.
g.
Estetika,
Merupakan daya tarik
rumah sakit yang dapat ditangkap oleh panca indera. Misalnya : keramahan
perawat, peralatan rumah sakit yang lengkap dan modern, desain arsitektur rumah
sakit, dekorasi kamar, kenyamanan ruang tunggu, taman yang indah dan sejuk, dan
sebagainya.
h.
Kualitas yang dipersepsikan (perceived
quality),
Citra dan reputasi
rumah sakit serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang diterima
pasien terhadap rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah
sakit daripada rumah sakit lainnya dan tangggung jawab rumah sakit selama
proses penyembuhan baik dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit
dalam keadaan sehat.
Sementara itu ahli lain Moison, Walter dan White (dalam Haryanti, 2000) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu :
Sementara itu ahli lain Moison, Walter dan White (dalam Haryanti, 2000) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu :
a.
Karakteristik produk,
Produk
ini merupakan kepemilikan rumah sakit yang bersifat fisik antara lain gedung
dan dekorasi. Karakteristik produk rumah sakit meliputi penampilan bangunan
rumah sakit, kebersihan dan tipe kelas kamar yang disediakan beserta
kelengkapannya.
b.
Harga,
Yang
termasuk didalamnya adalah harga produk atau jasa. Harga merupakan aspek
penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas guna mencapai kepuasan
pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang
dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai
harapan yang lebih besar.
c.
Pelayanan,
Yaitu
pelayanan keramahan petugas rumah sakit, kecepatan dalam pelayanan. Rumah sakit
dianggap baik apabila dalam memberikan pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan
pasien maupun orang lain yang berkunjung di rumah sakit. kepuasan muncul dari
kesan pertama masuk pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan.
Misalnya :
pelayanan
yang cepat, tanggap dan keramahan dalam memberikan pelayanan keperawatan.
d.
Lokasi,
Meliputi
letak rumah sakit, letak kamar dan lingkungannya. Merupakan salah satu aspek
yang menentukan pertimbangan dalam memilih rumah sakit. Umumnya semakin dekat
rumah sakit dengan pusat perkotaan atau yang mudah dijangkau, mudahnya
transportasi dan lingkungan yang baik akan semakin menjadi pilihan bagi pasien
yang membutuhkan rumah sakit tersebut.
e.
Fasilitas,
Kelengkapan
fasilitas rumah sakit turut menentukan penilaian kepuasan pasien, misalnya
fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat parkir, ruang tunggu yang
nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun hal ini tidak vital menentukan
penilaian kepuasan pasien, namun rumah sakit perlu memberikan perhatian pada
fasilitas rumah sakit dalam penyusunan strategi untuk menarik konsumen.
f.
Image
Yaitu
citra, reputasi dan kepedulian rumah sakit terhadap lingkungan. Image juga
memegang peranan penting terhadap kepuasan pasien dimana pasien memandang rumah
sakit mana yang akan dibutuhkan untuk proses penyembuhan. Pasien dalam
menginterpretasikan rumah sakit berawal dari cara pandang melalui panca indera
dari informasi-informasi yang didapatkan dan pengalaman baik dari orang lain
maupun diri sendiri sehingga menghasilkan anggapan yang positif terhadap rumah
sakit tersebut, meskipun dengan harga yang tinggi. Pasien akan tetap setia
menggunakan jasa rumah sakit tersebut dengan harapan-harapan yang diinginkan
pasien.
g.
Desain visual
Meliputi
dekorasi ruangan, bangunan dan desain jalan yang tidak rumit. Tata ruang dan
dekorasi rumah sakit ikut menentukan kenyamanan suatu rumah sakit, oleh karena
itu desain dan visual harus diikutsertakan dalam penyusunan strategi terhadap
kepuasan pasien atau konsumen.
h.
Suasana,
Meliputi
keamanan, keakraban dan tata lampu. Suasana rumah sakit yang tenang, nyaman,
sejuk dan indah akan sangat mempengaruhi kepuasan pasien dalam proses
penyembuhannya. Selain itu tidak hanya bagi pasien saja yang menikmati itu akan
tetapi orang lain yang berkunjung ke rumah sakit akan sangat senang dan
memberikan pendapat yang positif sehingga akan terkesan bagi pengunjung rumah
sakit tersebut.
i.
Komunikasi,
Yaitu
tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan keluhan-keluhan dari
pasien. Bagaimana keluhan-keluhan dari pasien dengan cepat diterima oleh
penyedia jasa terutama perawat dalam memberikan bantuan terhadap keluhan
pasien. Misalnya adanya tombol panggilan didalam ruang rawat inap, adanya ruang
informasi yang memadai terhadap informasi yang akan dibutuhkan pemakai jasa
rumah sakit seperti keluarga pasien maupun orang yang bekunjung di rumah sakit.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor kepuasan pasien adalah : kualitas jasa, harga, emosional, kinerja, estetika, karakteristik produk, pelayanan, lokasi, fasilitas, komunikasi, suasana, dan desain visual.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor kepuasan pasien adalah : kualitas jasa, harga, emosional, kinerja, estetika, karakteristik produk, pelayanan, lokasi, fasilitas, komunikasi, suasana, dan desain visual.
D. Aspek – Aspek Yang Mempengaruhi
Kepuasan Pasien
Menurut
Griffith (1987) ada beberapa aspek-aspek yang mempengaruhi perasaan puas pada
seseorang yaitu :
1.
Sikap pendekatan staf pada pasien yaitu
sikap staf terhadap pasien ketika pertama kali datang di rumah sakit
2.
Kualitas perawatan yang diterima oleh
pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh pemberi layanan kepada pasien,
seberapa pelayanan perawatan yang berkaitan dengan proses kesembuhan penyakit
yang diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama berada dirumah
sakit.
3.
Prosedur administrasi yaitu berkaitan
dengan pelayanan administrasi pasien dimulai masuk rumah sakit selama perawatan
berlangsung sampai keluar dari rumah sakit. Waktu menunggu yaitu berkaitan
dengan waktu yang diperbolehkan untuk berkunjung maupun untuk menjaga dari
keluarga maupun orang lain dengan memperhatikan ruang tunggu yang memenuhi
standar-standar rumah sakit antara lain : ruang tunggu yang nyaman, tenang,
fasilitas yang memadai misalnya televisi, kursi, air minum dan sebagainya.
4.
Fasilitas umum yang lain seperti
kualitas pelayanan berupa makanan dan minuman, privasi dan kunjungan. Fasilitas
ini berupa bagaimana pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan pasien seperti
makanan dan minuman yang disediakan dan privasi ruang tunggu sebagai sarana
bagi orang-orang yang berkunjung di rumah sakit.
5.
Fasilitas ruang inap untuk pasien yang
harus rawat. Fasilitas ruang inap ini disediakan berdasarkan permintaan pasien
mengenai ruang rawat inap yang dikehendakinya.
6.
Hasil treatment atau hasil perawatan
yang diterima oleh pasien yaitu perawatan yang berkaitan dengan kesembuhan
penyakit pasien baik berapa operasi, kunjungan dokter atau perawat. Ingkat
kepuasan antar individu satu dengan individu lain berbeda. Hal ini terjadi
karena adanya pengaruh dari faktor jabatan, umur, kedudukan sosial, tingkat
ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, sikap mental dan kepribadian (Sugiarto,
1999).
Kepuasan pasien atau konsumen berdasarkan teori-teori diatas tidak hanya dipengaruhi oleh jasa yang dihasilkan oleh suatu rumah sakit semata, tetapi juga dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan oleh petugas rumah sakit baik dokter, perawat, dan karyawan-karyawan lainnya.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pada pasien adalah sebagai berikut :
Kepuasan pasien atau konsumen berdasarkan teori-teori diatas tidak hanya dipengaruhi oleh jasa yang dihasilkan oleh suatu rumah sakit semata, tetapi juga dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan oleh petugas rumah sakit baik dokter, perawat, dan karyawan-karyawan lainnya.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pada pasien adalah sebagai berikut :
1.
Sikap pendekatan staf pada pasien yaitu
sikap staf terhadap pasien ketika pertama kali datang di rumah sakit.
2.
Kualitas perawatan yang diterima oleh
pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh pemberi layanan kepada pasien,
seberapa pelayanan perawatan yang berkaitan dengan proses kesembuhan penyakit
yang diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama berada dirumah
sakit.
3.
Prosedur administrasi yaitu berkaitan
dengan pelayanan administrasi pasien dimulai masuk rumah sakit selama perawatan
berlangsung sampai keluar dari rumah sakit.
4.
Fasilitas – fasilitas yang disediakan
rumah sakit yaitu fasilitas ruang inap, kualitas makanan atau kios-kios penjual
makanan yang terjamin kesehatannya, privasi dan waktu kunjungan pasien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitiaan
terhadap responden mengenai Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Kesehatn Di
Puskesmas Cibungur secara umum menggambarkan hasil sebagai berikut:
1.
Kompetensi teknis kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Cibungur tahun 2009 mengenai
kenyamanan ruang pemeriksaan meningkatkan kinerja pelayanan. Untuk pelayanan
petugas perlu dilakukan peningkatan kepentingan dan kinerja.
2.
Akses kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan kesehatan di Puskesmas Cibungur tahun 2009, didapatkan bahwa keadaan
ekonomi dan jarak ketempat pelayanan kesehatan tidak terlalu penting dan
kinerjanya tidak ada masalah.
3.
Efektifitas kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan kesehatan di Puskesmas Cibungur tahun 2009, didapatkan kesembuhan
setelah berobat perlu ada peningkatan dalam kinerja dan kepentingan sedangkan
untuk jarak berobat ke penyembuhan tidak terlalu penting bagi pasien namun
kinerja petugas tidak terlalu baik.
4.
Episiensi kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan kesehatan di Puskesmas Cibungur tahun 2009, didapatkan hasil mengenai
mengantri dan menunggu lama untuk memperoleh pemeriksaan tidak terlalu penting
dan tidak ada masalah.
5.
Kontinuitas kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan kesehatan di Puskesmas Cibungur tahun 2009. Mengenai pemberian surat
rujukan dan pemeriksaan laboratorium perlu dalakukan peningkatan baik
kepentingan ataupun kinerja.
6.
Keamanan kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan kesehatan di Puskesmas Cibungur tahun 2009. Mengenai petugas
melakukan cuci tangan didapatkan hasil bahwa perlu ada peningkatan baik dalam
kinerja atapun kepentingan sedangkan kesetrilan alat-alat karakteristiknya
tidak terlalu penting dan tidak ada masalah.
7.
Hubungan antar manusia kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Cibungur tahun 2009.
Mengenai petugas bersedia mendengarkan keluhan didapatkan hasil bahwa masih
perlu ditingkatkan dalam hal kepentingan dan kinerja. Sedangkan kejelasan
informasi tidak terlalu penting tetapi kinerjanya tidak terlalu bagus.
8.
Kenyamanan kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan kesehatan di Puskesmas Cibungur tahun 2009. Mengenai kebersihan dan
kenyamanan ruang tunggu menjadi prioritas utama untuk meningkatkan kinerja dan
kepentingan pelayanan.
B. Saran
1.
Puskesmas
Penilaian pelanggan
terhadap Puskesmas Cibungur secara umu sudah baik namun untuk menambah kepuasan
bagi pasien alangkah baiknya selalu menjaga kualitas yang sudah baik namun
tetap memperbaiki yang masih kurang, serta meningkatkan kuantitas dan kualitas
pelayanan dalam berbagai hal.
2.
Instansi
Sebagai bahan masukan
dan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai seberapa jauh kepuasan pasien terhadap
pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Cibungur, serta sebagai bahan bacaan di
Perpustakaan.
3.
Peneliti Selanjutnya
Hendaknya dapat melakukan
penelitian lebih lanjut dan dalam kurun waktu yang lebih lama serta menggunakan
metode yang berbeda dan lebih jelas agar mudah dimengerti oleh responden serta
untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Rukiah, Ai
Yeyeh S.Si.T, “ Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan)”, Jakarta: Trans Info
Media, 2010.
Prawirohardjo,
Sarwono, “Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal “,
Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar