BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Periode neonatal adalah periode yang sangat penting dalam kehidupan,dari penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 % kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan.kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup,bahkan kematian .misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya yang dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak,akibat selanjutnya dalah perdrahan otak,syok,beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang. Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi,periode neonatal merupakan periode yang paling kritis.pencegahan asfiksia,mempertahankan suhu tubuh bayi,terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR),pemberian air susu ibu (ASI) dalam rangka menurunkan angka kematian bayi oleh karena diare,pencegahan terhadap infeksi,pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir normal aterm.
1.2.2 Tujuan khusus
1.2.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data, baik data subjektif maupun data objektif pada bayi baru lahir normal.
1.2.2.2 Mahasiswa mampu melakukan analisa data dari hasil pengkajian data.
1.2.2.3 Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa, masalah dan diagnosa potensial yang mungkin ada.
1.2.2.4 Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan pada bayi baru lahir normal.
1.2.2.5 Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun.
1.2.2.6 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah dilaksanakan pada bayi baru lahir normal.
1.2.2.7 Mahasiswa mampu medokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal.
1.3 Pelaksanaan
Laporan studi kasus ini disusun selama melaksanakan praktek klinik di BPS Endang Mawarsih Amd.Keb. mulai tanggal 24 April 2006 sampai dengan 5 mei 2006 dan pengkajian dilaksanakan pada tanggal 25 april 2006.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
2.1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrautrine ke kehidupan extrautrine (Jumiarni, 1994).
Periode neonatal adalah periode yang sangat penting dalam kehidupan,dari penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 % kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan.kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup,bahkan kematian .misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya yang dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak,akibat selanjutnya dalah perdrahan otak,syok,beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang. Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi,periode neonatal merupakan periode yang paling kritis.pencegahan asfiksia,mempertahankan suhu tubuh bayi,terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR),pemberian air susu ibu (ASI) dalam rangka menurunkan angka kematian bayi oleh karena diare,pencegahan terhadap infeksi,pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir normal aterm.
1.2.2 Tujuan khusus
1.2.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data, baik data subjektif maupun data objektif pada bayi baru lahir normal.
1.2.2.2 Mahasiswa mampu melakukan analisa data dari hasil pengkajian data.
1.2.2.3 Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa, masalah dan diagnosa potensial yang mungkin ada.
1.2.2.4 Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan pada bayi baru lahir normal.
1.2.2.5 Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun.
1.2.2.6 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah dilaksanakan pada bayi baru lahir normal.
1.2.2.7 Mahasiswa mampu medokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal.
1.3 Pelaksanaan
Laporan studi kasus ini disusun selama melaksanakan praktek klinik di BPS Endang Mawarsih Amd.Keb. mulai tanggal 24 April 2006 sampai dengan 5 mei 2006 dan pengkajian dilaksanakan pada tanggal 25 april 2006.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
2.1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrautrine ke kehidupan extrautrine (Jumiarni, 1994).
2.1.2 Perubahan-perubahan yang terjadi segera setelah bayi lahir Sebagai akibat perubahan lingkungan dari kehidupan intrautrine ke lingkungan extrautrine, bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan teknik. Hasil perangsangan ini membuat bayi mengalami perubahan metabolik, pernapasan, sirkulasi dan lain-lain. (Jumiarni, 1994)
2.1.2.1 Gangguan matabolisme karbohidrat
Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir, diambil dari metabolisme asam lemak, sehingga kadar gula darah daoat mencapai 120 mg/100 ml. Apabila oleh sesuatu hal misalnya bayi dari ibu yang menderita diabetes mellitus (DM) dan BBLR, perubahan glukosa menjadi glokogen akan meningkat atau terjadi gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinanbesar bayi akan mengalami hipoglikemia.
Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir, diambil dari metabolisme asam lemak, sehingga kadar gula darah daoat mencapai 120 mg/100 ml. Apabila oleh sesuatu hal misalnya bayi dari ibu yang menderita diabetes mellitus (DM) dan BBLR, perubahan glukosa menjadi glokogen akan meningkat atau terjadi gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinanbesar bayi akan mengalami hipoglikemia.
2.1.2.2 Gangguan suhu tubuh
Segera bayi lahir, bayi akan berada ditempat yang suhu lingkungannya lebih rendah dari lingkungan dalam rahim. Suhu tubuh neonatus yang normal yaitu sekitar 36.5 °C sampai 37 °C. Bila bayi dibiarkan pada suhu kamar (25 °C) maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi atau penguapan, konveksi dan radiasi sebanyak 200 kal/kg BB/menit, sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya sepersepuluh dari kehilangan panas diatas, dalam waktu yang bersamaan hal ini akan menyebabkan penurunan suhu sebanyak 2 °C dalam waktu 15 menit. Keadaan ini sangat berbahaya untuk neonatus terlebih bagi bayi BBLR, bayi dapat mengalami asfiksia karena tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tersebut dengan produksi panas yang dibuat sendiri. Akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan akan meningkat dan berakibat lebih mudah terjadinya oksidosis metabolik berat sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat, selain itu hipotermi yang terjadi pada neonatus dapat menyebabkan hipoglikemia. Untuk mengurangi kehilangn panas tersebut diatas dapat ditanggulangi dengan mengatur suhu lingkungan, membungkus badan bayi dengan kain hangat, membungkus kepala bayai, disimpan ditempat tidur yang sudah dihangatkan atau dimasukkan sementara ke dalam inkubator.
Segera bayi lahir, bayi akan berada ditempat yang suhu lingkungannya lebih rendah dari lingkungan dalam rahim. Suhu tubuh neonatus yang normal yaitu sekitar 36.5 °C sampai 37 °C. Bila bayi dibiarkan pada suhu kamar (25 °C) maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi atau penguapan, konveksi dan radiasi sebanyak 200 kal/kg BB/menit, sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya sepersepuluh dari kehilangan panas diatas, dalam waktu yang bersamaan hal ini akan menyebabkan penurunan suhu sebanyak 2 °C dalam waktu 15 menit. Keadaan ini sangat berbahaya untuk neonatus terlebih bagi bayi BBLR, bayi dapat mengalami asfiksia karena tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tersebut dengan produksi panas yang dibuat sendiri. Akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan akan meningkat dan berakibat lebih mudah terjadinya oksidosis metabolik berat sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat, selain itu hipotermi yang terjadi pada neonatus dapat menyebabkan hipoglikemia. Untuk mengurangi kehilangn panas tersebut diatas dapat ditanggulangi dengan mengatur suhu lingkungan, membungkus badan bayi dengan kain hangat, membungkus kepala bayai, disimpan ditempat tidur yang sudah dihangatkan atau dimasukkan sementara ke dalam inkubator.
2.1.2.3 Perubahan sistem pernapasan.
Pernapasan normal pada neonatus pertama kali pernapasan 30 datik sesudah kelahiran. Pernapasan terjadi sebagai akibat adanya aktifitas normal dari susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya, misalnya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melawati jalan lahir. Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida pada paru-paru merangsang kemoreseptor yang terletak pada sinus karotis sehingga bayi bernapas, rangsngan dingin didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernapasan. Tekanan pada rongga dada bayi sewaktu melalui jalan lahir mengakibatkan bayi kehilangan setengah dari jumlah cairan yang ada di paru-paru (paru-paru pada bayi yang normal dan cukup bulan mengandung 80-100 ml cairan) sehingga sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara, paru-paru berkembang dan rongga dada kembali pada bentuk semula.2.1.2.4 Perubahan sistem sirkulasi Dengan berkembangnya paru-paru tekanan oksigen didalam alveoli meningkat dan tekanan karbon dioksida menurun, hal ini mengakibatkan aliran darah ke paru-paru meningkat, akaibatnya darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup. Dengan terpotongnya tali pusat, arteri dan vena umbilicalis menciut, aliran darah dari plasenta melalui vena cava superior dan foramen ovale ke aterium kiri terhenti, paru-paru mulai berfungsi. Dengan masuknya darah dari paru-paru kedalam atrium kiri tekanan di
atrium kiri menjadi lebih tinggi dari pada tekanan di atrium kanan, hal ini menyebabkan foramen menutup, sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.
Pernapasan normal pada neonatus pertama kali pernapasan 30 datik sesudah kelahiran. Pernapasan terjadi sebagai akibat adanya aktifitas normal dari susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya, misalnya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melawati jalan lahir. Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida pada paru-paru merangsang kemoreseptor yang terletak pada sinus karotis sehingga bayi bernapas, rangsngan dingin didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernapasan. Tekanan pada rongga dada bayi sewaktu melalui jalan lahir mengakibatkan bayi kehilangan setengah dari jumlah cairan yang ada di paru-paru (paru-paru pada bayi yang normal dan cukup bulan mengandung 80-100 ml cairan) sehingga sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara, paru-paru berkembang dan rongga dada kembali pada bentuk semula.2.1.2.4 Perubahan sistem sirkulasi Dengan berkembangnya paru-paru tekanan oksigen didalam alveoli meningkat dan tekanan karbon dioksida menurun, hal ini mengakibatkan aliran darah ke paru-paru meningkat, akaibatnya darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup. Dengan terpotongnya tali pusat, arteri dan vena umbilicalis menciut, aliran darah dari plasenta melalui vena cava superior dan foramen ovale ke aterium kiri terhenti, paru-paru mulai berfungsi. Dengan masuknya darah dari paru-paru kedalam atrium kiri tekanan di
atrium kiri menjadi lebih tinggi dari pada tekanan di atrium kanan, hal ini menyebabkan foramen menutup, sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.
2.1.2.5 Perubahan-perubahan lainnya
Perubahan lain yang terjadi pada neonatus yaitu mulai berfungsinya alat-alat pencernaan, hepar, ginjal dan alat lainnya.
2.2. Kosep dasar asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal
2.2.1 Pengkajian data
Tanggal : Jam : Oleh :
2.2.1.1 Data subjektif
1. Identitas
Bayi : meliputi nama bayi, umur, tanggal dan jam lahir, nomer register bayi, Berat Badan lahir dan Panjang Badan bayi serta penolong kelahiran Orang Tua : meliputi nama ibu dan nama ayah, suku bangsa ibu dan ayah, agama ibu dan ayah, pendidikan ibu dan ayah, pekerjaan ibu dan ayah serta alamat dan nomer telpon ibu dan ayah.
2. riwayat antenatal
1) riwayat penyakit dalam kehamilan
ibu klien mengatakan selama hamil tidak pernah/pernah/sedang/tidak sedang menderita penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, Asma, Hepatitis, Tuberculosa maupun penyakit berat lainnya.
Perubahan lain yang terjadi pada neonatus yaitu mulai berfungsinya alat-alat pencernaan, hepar, ginjal dan alat lainnya.
2.2. Kosep dasar asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal
2.2.1 Pengkajian data
Tanggal : Jam : Oleh :
2.2.1.1 Data subjektif
1. Identitas
Bayi : meliputi nama bayi, umur, tanggal dan jam lahir, nomer register bayi, Berat Badan lahir dan Panjang Badan bayi serta penolong kelahiran Orang Tua : meliputi nama ibu dan nama ayah, suku bangsa ibu dan ayah, agama ibu dan ayah, pendidikan ibu dan ayah, pekerjaan ibu dan ayah serta alamat dan nomer telpon ibu dan ayah.
2. riwayat antenatal
1) riwayat penyakit dalam kehamilan
ibu klien mengatakan selama hamil tidak pernah/pernah/sedang/tidak sedang menderita penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, Asma, Hepatitis, Tuberculosa maupun penyakit berat lainnya.
2) kebiasan selama hamil
ibu klien mengatakan bahwa selama hamil tidak pernah/pernah/sedang merokok,
mengkonsumsi alkohol, jamu-jamuan, narkoba maupun obat-obatan bebas .
3. riwayat natal
bayi lahir pada
tanggal : jam :
Berat Badan : Panjang Badan :
Jenis kelamin : Apgar Score :
Tunggal/gemelli :
Lama persalinan kala I : jam menit
Kala II : menit
Ketuban : jernih /keruh /mekonial
Komplikasi persalinan pada ibu : ada/tidak
Bayi : ada/tidak
Resusitasi : dilakukan/tidak
Penghisapan lendir : dilakukan /tidak
Masase fundus uteri : dilakukan /tidak
Pemberian oksigen : dilakukan /tidak
Rangsangan taktil : dilakukan /tidak
Pemberian terapi : dilakukan /tidak
3) Riwayat perinatal
Penilaian Apgar Score
Nilai
Katagori
0 1 2
Denyut Jantung
Pernapasan
Tonus otot
Refleks rangsangan
Warna kulit
Tidak ada
Tidak ada
Lembut
Tidak ada
Biru pucat
Lambat < 100 Lambat, tak teratur Sebagian extrimitas lemas Meringis Tubuh merah muda kaki dan tangan merah muda > 100
menangis, bagus
bergerak aktif
menangis dengan keras
seluruh tubuh merah muda
Ukuran antropometri
Berat badan lahir : kg
Panjang badan lahir : Cm
Lingkar kepala : SOB cm
FO cm
MO cm
Lingkar dada : cm
4) Pola nutrisi
ASI/PASI : diberikan jam setelah kelahiran
5) Pola Eliminasi
Miksi : sudah/belum
Defekasi : sudah/belum
2.2.1.2 Data objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum :
Kesadaran :
Denyut jantung : X/menit
Pernapasan : X/menit
Suhu : °C
BB : gr
PB : cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Caput succadenum : ada/tidak ada
Chepal hematoma : ada/tidak ada
Perdarahan intrakranial : ada/tidak ada
Mata : Tanda infeksi : ada/tidak ada
Konjungtivitis : ada/tidak ada
Telinga : Bentuk : Normal/tidak
Kelainan : ada/tidak ada
Hidung : Atresia choane : ada/tidak ada
Mulut : Labio/labiopalato skisis : ada/tidak ada
Leher : terdapat pembengkakan atau tidak
Dada : bentuk dada : Normal/tidak
Stridor : ada/tidak ada
Weezing : ada/tidak ada
Tali pusat : perdarahan : ada/tidak ada
Omfalocele : ada/tidak ada
Pus : ada/tidak ada
Kebersihan :
Punggung : spina bifida : ada/tidak ada
Lordosis : ada/tidak ada
Kiphosis : ada/tidak ada
Scoliosis : ada/tidak ada
Ekstrimitas : gerakan : aktif/lemas
Fraktur : ada/tidak ada
Polidaktili : ada/tidak ada
Sindaktili : ada/tidak ada
Genitalia :
Laki- laki : Testis sudah turun, bentuk penis normal
Perempuan : labia mayora menutupi labia minora
Lubang vagina : ada/tidak
Anus : ada/tidak
Reflek bayi : rooting reflek :
Sucking reflek :
Reflek moro :
Reflek palmar :
2.2.2 Assesment
2.2.2.1 Diagnosa Actual
Bayi baru lahir atau neonatus normal.
2.2.2.2 Masalah
Perubahan suhu tubuh
Ancaman terjadi hipotermia
2.2.2.3 Diagnosa potensial
infeksi tali pusat
Asfiksia
2.2.2.4 Tindakan segera
Perawatan tali pusat dengan triple dye atau betadine
Resusitasi bayi baru lahir
2.2.3 Planning
2.2.3.1 Hisap lendir dan rangsang pernapasan neonatus
Tujuan : Saluran pernapasan bebas dari lendir maupun kotoran sehingga
bayi dapat bernapas normal
Rasional : saluran papas normal
Rasional : saluran p dan kotoran akan membuat leluasa bayi
bernapas
2.2.3.2 Potong dan ikat tali pusat
Tujuan : 1. Bayi dapat bernapas sendiri dengan segera
2. Memudahkan perawatan selanjutnya
3. mencegah perdarahan umbilicalis
Rasional : tali pusat adalah penghubung antara bayi dan ibu melalui plasenta, sehingga tali pusat sudah dipotong bayi dapat bernapas sendiri dengan segera
2.2.3.3 bersihkan neonatus dari air ketuban, verniks caseosa, mekonium dan
darah
Tujuan : 1. Membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa-sisa lemak tubuh dan
kotoran lainnya.
2. merangsang peredaran darah
3. memberi rasa nyaman
4. mencegah terjadinya infeksi tali pusat
Rasional : tubuh bayi yang kering dan bersih dapat mengurangi hilangnya panas tubuh karena penguapan dan dapat mencegah terjadinya infeksi maupun hipotermi.
2.2.3.4 Jaga suhu bayi agar tetap hangat dengan cara membungkus bayi dengan
kain bersih dan kering
Tujuan :agar bayi tetap hangat dan mencegah hipotermi
Rasional : kain kering dapat menghalangi hilangnya panas tubuh bayi
2.2.3.5 lakukan kontak dini antara ibu dan bayi
tujuan : menciptakan kehangatan dan mempertahankan panas tubuh serta menciptakan ikatan batin antara ibu dan bayi rasional : tubuh ibu yang hangat dapat mempertahankan panas tubuh bayi
2.2.3.6 perawatan tali pusat dengan triple dye atau betadine
tujuan : mencegah terjadinya infeksi tali pusat
Rasional : triple dye atau betadine sebagai anti biotik
2.2.3.7 berikan vitamin K dengan dosis 0.5-1 mg IM
Tujuan : menegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada
neonatus
Rasional : Vitamin K membantu proses pembekuan darah
2.2.3.8 lakukan perawatan mata dengan memberikan eritromisin 0.5% atau
tetrasiclin 1 %
tujuan : pencegahan penyakit mata karena bakteri klamidia
Rasional : eritromisin 0.5% atau tetrasiclin 1 % dapat membunuh klamidia
2.2.3.9 penuhi kebutuhan nutrisi bayi
tujuan : pemberian nutrisi yang diperlukan oleh bayi segera setelah terpisah dari plasenta rasional ; bayi tidak lagi mendapat nutrisi dari ibu secara transplasenter karena itu membutuhkan nutrisi dari luar
2.2.4 implementasi
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun sesuai dengan kebutuhan neonatus.
2.2.5 Evaluasi
evaluasi dilakukan untuk menilai keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, bila tidak berhasil ulangi kembali proses menejemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilakukan supaya lebih baik.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian Data
Tanggal : 25 April 2006 Jam : 09.00 Oleh : Ninik Ainiyah
3.1.1 Data subjektif
1. Identitas
Nama bayi : bayi Ny. sarinah
Umur : 1 jam
Tgl lahir : 25 April 2006
Jam lahir : 08.25 BBWI
No. Register : H 554/05
Penolong : Bidan Eandang M.
Nama ibu : Ny. Sarinah Nama ayah : Tn Khudoiri
Umur : 31 thn Umur : 39 thn
Suku/bangsa : jawa/ind Suku/bangsa : jawa/ind
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMEA Pendidikan :STM
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Guru Swasta
Alamat :Tenggilis Permai B/8 Surabaya
2. Riwayat antenatal
1) Riwayat penyakit dalam kehamilan
ibu klien mengatakan selama hamil tidak pernah dan tidak menderita penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, Asma, Hepatitis, Tuberculosa maupun penyakit berat lainnya.
2) kebiasan selama hamil
ibu klien mengatakan bahwa selama hamil tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol, jamu-jamuan, narkoba maupun obat-obatan bebas .
3. riwayat natal
bayi lahir pada tanggal : 25 April 2006 jam : 08.25 BBWI
Berat Badan : 3100 gr Panjang Badan : 49 cm
Jenis kelamin : perempuan Apgar Score : 7-8
Tunggal/gemelli : Tunggal
Lama persalinan kala I : 2 jam 45 menit
Kala II : 10 menit
Ketuban : jernih
Komplikasi persalinan pada ibu : tidak ada
Bayi : tidak ada
Resusitasi : dilakukan
Penghisapan lendir : dilakukan
Masase fundus uteri : dilakukan
Pemberian oksigen : tidak
Rangsangan taktil : dilakukan
Pemberian terapi : tidak
3) Riwayat perinatal
Penilaian Apgar Score
Katagori 1 menit 5 menit
Denyut Jantung
Pernapasan
Tonus otot
Refleks rangsangan
Warna kulit
1
2
1
1
2
2
2
1
1
2
Nilai akhir 7 8
Ukuran antropometri
Berat badan lahir : 3100 gram
Panjang badan lahir : 49 Cm
Lingkar kepala : SOB 32 cm
FO 34 cm
MO 35 cm
Lingkar dada : 33 cm
4) Pola nutrisi
ASI/PASI : diberikan 1 jam setelah kelahiran
5) Pola Eliminasi
Miksi : belum
Defekasi : sudah
2.2.1.2 Data objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Denyut jantung : 136 X/menit
Pernapasan : 38 X/menit
Suhu : 37 °C
BB : 3100 gr
PB : 49 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Caput succadenum : tidak ada
Chepal hematoma : tidak ada
Perdarahan intrakranial : tidak ada
Mata : Tanda infeksi : tidak ada
Konjungtivitis : tidak ada
Telinga : Bentuk : Normal
Kelainan : tidak ada
Hidung : Atresia choane : tidak ada
Mulut : Labio/labiopalato skisis : tidak ada
Leher : tidak terdapat pembengkakan
Dada : bentuk dada : Normal
Stridor : tidak ada
Weezing : tidak ada
Tali pusat : perdarahan : tidak ada
Omfalocele : tidak ada
Pus : tidak ada
Kebersihan : cukup
Punggung : spina bifida : tidak ada
Lordosis : tidak ada
Kiphosis : tidak ada
Scoliosis : tidak ada
Ekstrimitas : gerakan : aktif
Fraktur : tidak ada
Polidaktili ; tidak ada
Sindaktili : tidak ada
Genitalia :
Perempuan : labia mayora menutupi labia minora
Lubang vagina : ada
Anus : ada
Reflek bayi : rooting reflek : baik
Sucking reflek : baik
Reflek moro : baik
Reflek palmar : baik
3.3. Assesment
3.3.1. Diagnosa Actual
Neonatus normal aterm
3.3.2. Masalah
tidak ada
3.3.3 Diagnosa potensial
tidak ada
3.4. Planing
Rencana Asuhan Rasional
1. Hisap lendir dan rangsang taktil
2. bersihkan bayi dari air ketuban,
keringkan badan bayi
3. jaga bayi agar tetap hangat
dengan membungkus bayi
dengan kain kering dan bersih
4. rawat tali pusat dengan betadine
dan kasa kering steril
5. berikan vitamin K dengan dosis
0.5 mg IM
1. saluran pernapasan bebas lendir
dan kotoran membuat bayi
leluasa bernapas
2. tubuh bayi yangbersih dan
kering membantu mengurangi
hilangnya panas tubuh karena
penguapan dan dapat mencegah
terjadinya infeksi
3. membungkus bayi mengurangi
hilangnya panas tubuh
4. mencegah infeksi tali pusat
5. mencegah defisiensi vitamin K
sehingga mencegah perdarahan
6. berikan salep mata 6. mencegah infeksi mata
3.5. Implementasi
Tgl/Jam Tindakan
25 April 05
08.25
08.30
1. menghisap lendir dan merangsang pernapasan
2. membersihkan bayi
3. menjaga suhu adar tetap hangat dengan membungkus bayi
dengan kain kering dan hangat
4. merawat tali pusat dengan betadine dan dibungkus kasa steril
5. memberikan vitamain K 0.5 mg IM
6. memberi salep mata
7. menghangatkan bayi dalam box
3.6 Evaluasi
tanggal 25 April 2006 jam 11.00
S : bayi tampak tidur tenang
O : KU bayi : baik
Denyut jantung : 136 x/menit
Pernapasan : 34 x/menit
Tali pusat : tidak ada pendarahan, terbungkus kasa steril
BAB : Belum
BAK : belum
ASI/PASI : Diberikan
A : Neonatus normal aterm
P : Anjurkan ibu memberikan ASI pada bayinya
Anjurkan ibu kontrol ulang keadaan bayinya dan pemberian imunisasi
ibu klien mengatakan bahwa selama hamil tidak pernah/pernah/sedang merokok,
mengkonsumsi alkohol, jamu-jamuan, narkoba maupun obat-obatan bebas .
3. riwayat natal
bayi lahir pada
tanggal : jam :
Berat Badan : Panjang Badan :
Jenis kelamin : Apgar Score :
Tunggal/gemelli :
Lama persalinan kala I : jam menit
Kala II : menit
Ketuban : jernih /keruh /mekonial
Komplikasi persalinan pada ibu : ada/tidak
Bayi : ada/tidak
Resusitasi : dilakukan/tidak
Penghisapan lendir : dilakukan /tidak
Masase fundus uteri : dilakukan /tidak
Pemberian oksigen : dilakukan /tidak
Rangsangan taktil : dilakukan /tidak
Pemberian terapi : dilakukan /tidak
3) Riwayat perinatal
Penilaian Apgar Score
Nilai
Katagori
0 1 2
Denyut Jantung
Pernapasan
Tonus otot
Refleks rangsangan
Warna kulit
Tidak ada
Tidak ada
Lembut
Tidak ada
Biru pucat
Lambat < 100 Lambat, tak teratur Sebagian extrimitas lemas Meringis Tubuh merah muda kaki dan tangan merah muda > 100
menangis, bagus
bergerak aktif
menangis dengan keras
seluruh tubuh merah muda
Ukuran antropometri
Berat badan lahir : kg
Panjang badan lahir : Cm
Lingkar kepala : SOB cm
FO cm
MO cm
Lingkar dada : cm
4) Pola nutrisi
ASI/PASI : diberikan jam setelah kelahiran
5) Pola Eliminasi
Miksi : sudah/belum
Defekasi : sudah/belum
2.2.1.2 Data objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum :
Kesadaran :
Denyut jantung : X/menit
Pernapasan : X/menit
Suhu : °C
BB : gr
PB : cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Caput succadenum : ada/tidak ada
Chepal hematoma : ada/tidak ada
Perdarahan intrakranial : ada/tidak ada
Mata : Tanda infeksi : ada/tidak ada
Konjungtivitis : ada/tidak ada
Telinga : Bentuk : Normal/tidak
Kelainan : ada/tidak ada
Hidung : Atresia choane : ada/tidak ada
Mulut : Labio/labiopalato skisis : ada/tidak ada
Leher : terdapat pembengkakan atau tidak
Dada : bentuk dada : Normal/tidak
Stridor : ada/tidak ada
Weezing : ada/tidak ada
Tali pusat : perdarahan : ada/tidak ada
Omfalocele : ada/tidak ada
Pus : ada/tidak ada
Kebersihan :
Punggung : spina bifida : ada/tidak ada
Lordosis : ada/tidak ada
Kiphosis : ada/tidak ada
Scoliosis : ada/tidak ada
Ekstrimitas : gerakan : aktif/lemas
Fraktur : ada/tidak ada
Polidaktili : ada/tidak ada
Sindaktili : ada/tidak ada
Genitalia :
Laki- laki : Testis sudah turun, bentuk penis normal
Perempuan : labia mayora menutupi labia minora
Lubang vagina : ada/tidak
Anus : ada/tidak
Reflek bayi : rooting reflek :
Sucking reflek :
Reflek moro :
Reflek palmar :
2.2.2 Assesment
2.2.2.1 Diagnosa Actual
Bayi baru lahir atau neonatus normal.
2.2.2.2 Masalah
Perubahan suhu tubuh
Ancaman terjadi hipotermia
2.2.2.3 Diagnosa potensial
infeksi tali pusat
Asfiksia
2.2.2.4 Tindakan segera
Perawatan tali pusat dengan triple dye atau betadine
Resusitasi bayi baru lahir
2.2.3 Planning
2.2.3.1 Hisap lendir dan rangsang pernapasan neonatus
Tujuan : Saluran pernapasan bebas dari lendir maupun kotoran sehingga
bayi dapat bernapas normal
Rasional : saluran papas normal
Rasional : saluran p dan kotoran akan membuat leluasa bayi
bernapas
2.2.3.2 Potong dan ikat tali pusat
Tujuan : 1. Bayi dapat bernapas sendiri dengan segera
2. Memudahkan perawatan selanjutnya
3. mencegah perdarahan umbilicalis
Rasional : tali pusat adalah penghubung antara bayi dan ibu melalui plasenta, sehingga tali pusat sudah dipotong bayi dapat bernapas sendiri dengan segera
2.2.3.3 bersihkan neonatus dari air ketuban, verniks caseosa, mekonium dan
darah
Tujuan : 1. Membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa-sisa lemak tubuh dan
kotoran lainnya.
2. merangsang peredaran darah
3. memberi rasa nyaman
4. mencegah terjadinya infeksi tali pusat
Rasional : tubuh bayi yang kering dan bersih dapat mengurangi hilangnya panas tubuh karena penguapan dan dapat mencegah terjadinya infeksi maupun hipotermi.
2.2.3.4 Jaga suhu bayi agar tetap hangat dengan cara membungkus bayi dengan
kain bersih dan kering
Tujuan :agar bayi tetap hangat dan mencegah hipotermi
Rasional : kain kering dapat menghalangi hilangnya panas tubuh bayi
2.2.3.5 lakukan kontak dini antara ibu dan bayi
tujuan : menciptakan kehangatan dan mempertahankan panas tubuh serta menciptakan ikatan batin antara ibu dan bayi rasional : tubuh ibu yang hangat dapat mempertahankan panas tubuh bayi
2.2.3.6 perawatan tali pusat dengan triple dye atau betadine
tujuan : mencegah terjadinya infeksi tali pusat
Rasional : triple dye atau betadine sebagai anti biotik
2.2.3.7 berikan vitamin K dengan dosis 0.5-1 mg IM
Tujuan : menegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada
neonatus
Rasional : Vitamin K membantu proses pembekuan darah
2.2.3.8 lakukan perawatan mata dengan memberikan eritromisin 0.5% atau
tetrasiclin 1 %
tujuan : pencegahan penyakit mata karena bakteri klamidia
Rasional : eritromisin 0.5% atau tetrasiclin 1 % dapat membunuh klamidia
2.2.3.9 penuhi kebutuhan nutrisi bayi
tujuan : pemberian nutrisi yang diperlukan oleh bayi segera setelah terpisah dari plasenta rasional ; bayi tidak lagi mendapat nutrisi dari ibu secara transplasenter karena itu membutuhkan nutrisi dari luar
2.2.4 implementasi
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun sesuai dengan kebutuhan neonatus.
2.2.5 Evaluasi
evaluasi dilakukan untuk menilai keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, bila tidak berhasil ulangi kembali proses menejemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilakukan supaya lebih baik.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian Data
Tanggal : 25 April 2006 Jam : 09.00 Oleh : Ninik Ainiyah
3.1.1 Data subjektif
1. Identitas
Nama bayi : bayi Ny. sarinah
Umur : 1 jam
Tgl lahir : 25 April 2006
Jam lahir : 08.25 BBWI
No. Register : H 554/05
Penolong : Bidan Eandang M.
Nama ibu : Ny. Sarinah Nama ayah : Tn Khudoiri
Umur : 31 thn Umur : 39 thn
Suku/bangsa : jawa/ind Suku/bangsa : jawa/ind
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMEA Pendidikan :STM
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Guru Swasta
Alamat :Tenggilis Permai B/8 Surabaya
2. Riwayat antenatal
1) Riwayat penyakit dalam kehamilan
ibu klien mengatakan selama hamil tidak pernah dan tidak menderita penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, Asma, Hepatitis, Tuberculosa maupun penyakit berat lainnya.
2) kebiasan selama hamil
ibu klien mengatakan bahwa selama hamil tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol, jamu-jamuan, narkoba maupun obat-obatan bebas .
3. riwayat natal
bayi lahir pada tanggal : 25 April 2006 jam : 08.25 BBWI
Berat Badan : 3100 gr Panjang Badan : 49 cm
Jenis kelamin : perempuan Apgar Score : 7-8
Tunggal/gemelli : Tunggal
Lama persalinan kala I : 2 jam 45 menit
Kala II : 10 menit
Ketuban : jernih
Komplikasi persalinan pada ibu : tidak ada
Bayi : tidak ada
Resusitasi : dilakukan
Penghisapan lendir : dilakukan
Masase fundus uteri : dilakukan
Pemberian oksigen : tidak
Rangsangan taktil : dilakukan
Pemberian terapi : tidak
3) Riwayat perinatal
Penilaian Apgar Score
Katagori 1 menit 5 menit
Denyut Jantung
Pernapasan
Tonus otot
Refleks rangsangan
Warna kulit
1
2
1
1
2
2
2
1
1
2
Nilai akhir 7 8
Ukuran antropometri
Berat badan lahir : 3100 gram
Panjang badan lahir : 49 Cm
Lingkar kepala : SOB 32 cm
FO 34 cm
MO 35 cm
Lingkar dada : 33 cm
4) Pola nutrisi
ASI/PASI : diberikan 1 jam setelah kelahiran
5) Pola Eliminasi
Miksi : belum
Defekasi : sudah
2.2.1.2 Data objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Denyut jantung : 136 X/menit
Pernapasan : 38 X/menit
Suhu : 37 °C
BB : 3100 gr
PB : 49 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Caput succadenum : tidak ada
Chepal hematoma : tidak ada
Perdarahan intrakranial : tidak ada
Mata : Tanda infeksi : tidak ada
Konjungtivitis : tidak ada
Telinga : Bentuk : Normal
Kelainan : tidak ada
Hidung : Atresia choane : tidak ada
Mulut : Labio/labiopalato skisis : tidak ada
Leher : tidak terdapat pembengkakan
Dada : bentuk dada : Normal
Stridor : tidak ada
Weezing : tidak ada
Tali pusat : perdarahan : tidak ada
Omfalocele : tidak ada
Pus : tidak ada
Kebersihan : cukup
Punggung : spina bifida : tidak ada
Lordosis : tidak ada
Kiphosis : tidak ada
Scoliosis : tidak ada
Ekstrimitas : gerakan : aktif
Fraktur : tidak ada
Polidaktili ; tidak ada
Sindaktili : tidak ada
Genitalia :
Perempuan : labia mayora menutupi labia minora
Lubang vagina : ada
Anus : ada
Reflek bayi : rooting reflek : baik
Sucking reflek : baik
Reflek moro : baik
Reflek palmar : baik
3.3. Assesment
3.3.1. Diagnosa Actual
Neonatus normal aterm
3.3.2. Masalah
tidak ada
3.3.3 Diagnosa potensial
tidak ada
3.4. Planing
Rencana Asuhan Rasional
1. Hisap lendir dan rangsang taktil
2. bersihkan bayi dari air ketuban,
keringkan badan bayi
3. jaga bayi agar tetap hangat
dengan membungkus bayi
dengan kain kering dan bersih
4. rawat tali pusat dengan betadine
dan kasa kering steril
5. berikan vitamin K dengan dosis
0.5 mg IM
1. saluran pernapasan bebas lendir
dan kotoran membuat bayi
leluasa bernapas
2. tubuh bayi yangbersih dan
kering membantu mengurangi
hilangnya panas tubuh karena
penguapan dan dapat mencegah
terjadinya infeksi
3. membungkus bayi mengurangi
hilangnya panas tubuh
4. mencegah infeksi tali pusat
5. mencegah defisiensi vitamin K
sehingga mencegah perdarahan
6. berikan salep mata 6. mencegah infeksi mata
3.5. Implementasi
Tgl/Jam Tindakan
25 April 05
08.25
08.30
1. menghisap lendir dan merangsang pernapasan
2. membersihkan bayi
3. menjaga suhu adar tetap hangat dengan membungkus bayi
dengan kain kering dan hangat
4. merawat tali pusat dengan betadine dan dibungkus kasa steril
5. memberikan vitamain K 0.5 mg IM
6. memberi salep mata
7. menghangatkan bayi dalam box
3.6 Evaluasi
tanggal 25 April 2006 jam 11.00
S : bayi tampak tidur tenang
O : KU bayi : baik
Denyut jantung : 136 x/menit
Pernapasan : 34 x/menit
Tali pusat : tidak ada pendarahan, terbungkus kasa steril
BAB : Belum
BAK : belum
ASI/PASI : Diberikan
A : Neonatus normal aterm
P : Anjurkan ibu memberikan ASI pada bayinya
Anjurkan ibu kontrol ulang keadaan bayinya dan pemberian imunisasi
BAB 4
SIMPULAN
SIMPULAN
Tujuan utama perawatan bayi baru lahir adalah membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi dan pencegahan infeksi. Hal-hal yang perlu dipantau pada bayi yang baru lahir adalah suhu badan dan lingkungan bayi, tanda-tanda vital, berat badan bayi baru lahir, kebersihan dan perawatan kulit bayi dan perawatan tali pusat dengan antibiotik dan kasa kering steril Bayi baru lahir dinyatakan sakit atau abnormal apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda antara lain : sesak napas dengan frekuensi pernapasan ≥ 60 kali/menit, terdapat retraksi dada, bayi malas minum, suhu bayi panas atau sangat dingin, gerak bayi kurang aktif dan bayi berat badan lahir rendah (1500-
2500 gr).
2500 gr).
DAFTAR PUSTAKA
Jumiarni, Dra. 1994. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta : EGC
Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan. 2002. Manajemen kebidanan menurut
Halen Varney (1997). Jakarta : PPKC/Publik
Saifuddin, AB. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meterial dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Saifuddin, AB. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan. 2002. Manajemen kebidanan menurut
Halen Varney (1997). Jakarta : PPKC/Publik
Saifuddin, AB. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meterial dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Saifuddin, AB. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar