Jumat, 18 November 2011

UTONIA UTERI


logoakbidBAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adapun yang melatarbelakangi makalah ini yang membahas mengenai “ Atonia Uteri” adalah agar kita dapat mengetahui apa itu atonia uteri dan bagaimana cara penatalaksanaan pada atonia uteri. Makalah ini dibuat agar mahasiswa lebih memahami lagi tentang pengertian, penyebab, dan cara penanganan atonia uteri.
B. Rumusan Masalah
1.                    Menjelaskan tentang pengertian atonia uteri
2.                    Menjelaskan factor penyebab terjadinya atonia uteri
3.                    Menjelaskan cara penanganan atau penatalaksanaan atonia uteri
C. Tujuan Penulisan
1.        Mengetahui dan memahami tentang atonia uteri
2.        Menambah pengetahuan tentang atonia uteri
3.        Dapat mengetahui mengenai pengertian, etiologi, factor penyebab, dan juga penatalaksanaan atonia uteri.

 
BAB II
ISI

A. Landasan Teori Persalinan Dengan Atonia Uteri
Perdarahan Post Partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir. Pada kasus perdarahan terutama perdarahan post partum, Atonia Uteri menjadi penyebab lebih dari 90% perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam 24 jam setelah kelahiran bayi (Ripley, 1999).
Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Apri, 2007).
Atonia uteri (relaksasi otot uterus) adalah Uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). (JNPKR, Asuhan Persalinan Normal, Depkes Jakarta ; 2002).

B. Faktor Penyebab Terjadinya Atonia Uteri
Beberapa faktor Predisposisi yang terkait dengan perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh Atonia Uteri, diantaranya adalah :
1.      Uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan, diantaranya :
·            Jumlah air ketuban yang berlebihan (Polihidramnion)
·            Kehamilan gemelli
·            Janin besar (makrosomia)
2.      Kala satu atau kala 2 memanjang
3.      Persalinan cepat (partus presipitatus)
4.      Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin
5.      Infeksi intrapartum
6.      Multiparitas tinggi

Atonia Uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan, dengan memijat uterus dan mendorongnya ke bawah dalam usaha melahirkan plasenta, sedang sebenarnya belum terlepas dari uterus.
Menurut Roestman (1998), faktor predisposisi terjadinya Atonia Uteri adalah :
1.      Umur : umur yang terlalu muda atau tua
2.      Paritas : sering dijumpai pada multipara dan grademultipara
3.      Obstetri operatif dan narkosa
4.      Uterus terlalu diregang dan besar, pada gemeli, hidramnion, atau janin besar
5.      Kelainan pada uterus seperti mioma uteri
6.      Faktor sosio ekonomi yaitu malnutrisi

C. Manifestasi Klinis
1.      Uterus tidak berkontraksi dan lembek
2.      Perdarahan segera setelah anak lahir (post partum primer)

D. Pencegahan Atonia Uteri
Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko perdarahan pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi. Manajemen aktif kala III dapat mengurangi jumlah perdarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi darah.
Kegunaan utama oksitosin sebagai pencegahan atonia uteri yaitu onsetnya yang cepat, dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani seperti ergometrin. Pemberian oksitosin paling bermanfaat untuk mencegah atonia uteri. Pada manajemen kala III harus dilakukan pemberian oksitosin setelah bayi lahir. Aktif protokol yaitu pemberian 10 unit IM, 5 unit IV bonus atau 10-20 unit per liter IV drip 100-150 cc/jam.
Analog sintetik oksitosin, yaitu karbetosin, saat ini sedang diteliti sebagai uterotonika untuk mencegah dan mengatasi perdarahan pospartum dini. Karbetosin merupakan obat long-acting dan onset kerjanya cepat, mempunyai waktu paruh 40 menit dibandingkan oksitosin 4-10 menit. Penelitian di Canada membandingkan antara pemberian karbetosin bolus IV dengan oksitosin drip pada pasien yang dilakukan operasi sesar. Karbetosin ternyata lebih efektif dibanding oksitosin.

E. Penatalaksanaan Atonia Uteri
1.      Masase Fundus Uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik)
2.      Pemijatan merangsang kontraksi uterus sambil dilakukan penilaian kontraksi uterus.
3.      Bersihkan bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina dan lubang serviks.
4.      Bekuan darah dan selaput ketuban dalam vagina dan saluran serviks akan dapat menghalang kontraksi uterus secara baik.
5.      Pastikan bahwa kantung kemih kosong
Kandung kemih yang penuh akan dapat menghalangi uterus berkontraksi secara baik.
6.      Hentikan perdarahan dengan Kompresi Bimanual Internal (KBI) selama 5 menit
v  Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan tangan (dengan cara menyatukan kelima ujung jari) melalui introitus ke dalam vagina ibu.
v  Periksa vagina dan serviks, jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri langsung bersihkan, mungkin hal ini yang menyebabkan uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh.
v  Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior tekan dinding anterior uterus ke arah tangan luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus ke arah depan sehingga uterus ditekan dari arah depan dan belakang.
v  Tekan kuat uterus diantara kedua tangan. Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta) di dinding uterus dan juga merangsang myometrium untuk berkontraksi.
v  Evaluasi keberhasilan :
a.       Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama 2 menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dari dalam vagina dan pantau kondisi ibu secara ketat selama kala IV.
b.      Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa ulang perenium, vagina, dan seviks, apakah terjadi laserasi.Jika demikian,segera lakukan penjahitan untuk menghentikan perdarahan.
7.      Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanul eksternal :
v  Letakkan satu tangan pada dinding abdomen dan dinding depan korpus uteri dan diatas simpisis pubis.
v  Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan dinding belakang korpus uteri ,sejajar dengan dinding depan korpus uteri.Usahakan memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.
v  Lakukan kompresi uterus dengan cara saling mendekatkan tangan depan belakang agar pembuluh darah di dalam anyaman myometrium dapat dijepit secara manul.Cara ini dapat menjepit pembuluh darah uterus dan membantu uterus untuk berkontraksi.
8.      Kompresi aorta abdominalis
v  Raba arteri femoralis dengan ujung jari tangan kiri, pertahankan posisi tersebut, genggam tangan kanan kemudian tekankan pada daerah umbilikus, tegak lurus dengan sumbu badan, hingga mencapai kolumna vertebralis, penekanan yang tepat, akan menghentikan atau sangat mengurangi denyut arteri pemoralis. Lihat hasil kompresi dengan memperhatikan perdarahan yang terjadi.
9.      Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 600 -1000 mcg per rectal.Jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan hipertensi karna ergometrin dapat menaikkan tekanan darah.
10.  Pasang infuse dengan jarum ukuran 16 atau 18, berikan infuse RL 500 + 20 unit oksitosin guyur dalam waktu 10 menit.
11.  Pakai sarung tangan steril dan ulangi KBI.
12.  Jika uterus berkontraksi pantau ibu secara seksama selama persalinan kala IV Dan jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, segera rujuk ibu dan dampingi ibu ketempat rujukan.
13.  Lanjutkan infus RL + 20 unit oksitosin dalam 500 cc / jam hingga tiba ditempat rujukan atau menghabiskan 1,5 liter infus.Kemudian berikan 125 cc / jam. Jika tidak tersedia cairan yang cukup , berikan 55cc kedua dengan kecepatan sedang dan berikan minum untuk rehidrasi.

Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia uteri terjadi karena kegagalan mekanisme ini.
Perdarahan pospartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang memvaskularisasi daerah implantasi plasenta. Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium tersebut tidak berkontraksi.

F.   Manajemen Atonia Uteri ( Penatalaksanaan)
1.                  Resusitasi
Apabila terjadi perdarahan pospartum banyak, maka penanganan awal yaitu resusitasi dengan oksigenasi dan pemberian cairan cepat, monitoring tanda-tanda vital, monitoring jumlah urin, dan monitoring saturasi oksigen. Pemeriksaan golongan darah dan crossmatch perlu dilakukan untuk persiapan transfusi darah.
2.      Masase dan kompresi bimanual
Masase dan kompresi bimanual akan menstimulasi kontraksi uterus yang akan menghentikan perdarahan.
Pemijatan fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (max 15 detik)
 Ä Jika uterus berkontraksi
Evaluasi, jika uterus berkontraksi tapi perdarahan uterus berlangsung, periksa apakah perineum / vagina dan serviks mengalami laserasi dan jahit atau rujuk segera
 Ä Jika uterus tidak berkontraksi maka :
Bersihkanlah bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina & lobang serviks
Pastikan bahwa kandung kemih telah kosong
­Lakukan kompresi bimanual internal (KBI) selama 5 menit.
·         Jika uterus berkontraksi, teruskan KBI selama 2  menit, keluarkan tangan perlahan-lahan dan pantau kala empat dengan ketat.
·          Jika uterus tidak berkontraksi, maka : Anjurkan keluarga untuk mulai melakukan kompresi bimanual eksternal; Keluarkan tangan perlahan-lahan; Berikan ergometrin 0,2 mg LM (jangan diberikan jika hipertensi); Pasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan 500 ml RL + 20 unit oksitosin. Habiskan 500 ml pertama secepat mungkin; Ulangi KBI
·         Jika uterus berkontraksi, pantau ibu dengan seksama selama kala empat
Jika uterus tidak berkontraksi maka rujuk segera
3. Uterotonika
Oksitosin merupakan hormon sintetik yang diproduksi oleh lobus posterior hipofisis. Obat ini menimbulkan kontraksi uterus yang efeknya meningkat seiring dengan meningkatnya umur kehamilan dan timbulnya reseptor oksitosin. Pada dosis rendah oksitosin menguatkan kontraksi dan meningkatkan frekwensi, tetapi pada dosis tinggi menyebabkan tetani. Oksitosin dapat diberikan secara IM atau IV, untuk perdarahan aktif diberikan lewat infus dengan ringer laktat 20 IU perliter, jika sirkulasi kolaps bisa diberikan oksitosin 10 IU intramiometrikal (IMM). Efek samping pemberian oksitosin sangat sedikit ditemukan yaitu nausea dan vomitus, efek samping lain yaitu intoksikasi cairan jarang ditemukan.
Metilergonovin maleat merupakan golongan ergot alkaloid yang dapat menyebabkan tetani uteri setelah 5 menit pemberian IM. Dapat diberikan secara IM 0,25 mg, dapat diulang setiap 5 menit sampai dosis maksimum 1,25 mg, dapat juga diberikan langsung pada miometrium jika diperlukan (IMM) atau IV bolus 0,125 mg. obat ini dikenal dapat menyebabkan vasospasme perifer dan hipertensi, dapat juga menimbulkan nausea dan vomitus. Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan hipertensi.
Uterotonika prostaglandin merupakan sintetik analog 15 metil prostaglandin F2alfa. Dapat diberikan secara intramiometrikal, intraservikal, transvaginal, intravenous, intramuscular, dan rectal. Pemberian secara IM atau IMM 0,25 mg, yang dapat diulang setiap 15 menit sampai dosis maksimum 2 mg. Pemberian secara rektal dapat dipakai untuk mengatasi perdarahan pospartum (5 tablet 200 µg = 1 g). Prostaglandin ini merupakan uterotonika yang efektif tetapi dapat menimbulkan efek samping prostaglandin seperti: nausea, vomitus, diare, sakit kepala, hipertensi dan bronkospasme yang disebabkan kontraksi otot halus, bekerja juga pada sistem termoregulasi sentral, sehingga kadang-kadang menyebabkan muka kemerahan, berkeringat, dan gelisah yang disebabkan peningkatan basal temperatur, hal ini menyebabkan penurunan saturasi oksigen. Uterotonika ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan kelainan kardiovaskular, pulmonal, dan disfungsi hepatik. Efek samping serius penggunaannya jarang ditemukan dan sebagian besar dapat hilang sendiri. Dari beberapa laporan kasus penggunaan prostaglandin efektif untuk mengatasi perdarahan persisten yang disebabkan atonia uteri dengan angka kesuksesan 84%-96%. Perdarahan pospartum dini sebagian besar disebabkan oleh atonia uteri maka perlu dipertimbangkan penggunaan uterotonika ini untuk mengatasi perdarahan masif yang terjadi.

 
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN
( I N C )

I.                   Pengkajian

A.    IDENTITAS

Nama               : Ny. I                          Nama Suami    : Tn. R
Umur               : 26 tahun                    Umur               : 29 Tahun
Suku/Bangsa   : Jawa/Indonesia         Suku/Bangsa   : Jawa/Indonesia
Agama             : Islam                         Agama             : Islam
Pendidikan      : SMA                         Pendidikan      : S1
Pekerjaan         : IRT                            Pekerjaan         : Wiraswasta
Alamat                        : Jl. Bandar setia          Alamat                        : Jl. Bandar setia

B.     ANAMNESA

Pada tanggal               : 15-10-2011    Pukul : 06.00 Wib
1)      Keluhan utama      :
Keluar lendir bercampur darah disertai nyeri abdomen yang menjalar sampai ke pinggang
2)      Riwayat Kehamilan ini
G6    P5    Ab0
2.1    Riwayat menstruasi
HPHT             : 09-01-2011
TTP                : 16-10-2011
Menarche       : 12 tahun
Lamanya        : 7 Hari
Banyaknya     : 2-3 x ganti doek                   
Konsistensi     : Encer
Dismenorhoe: tidak Ada
Siklus : 28 hari
2.2          Pergerakan fetus dirasakan pertama kali :
-      Umur kehamilan 16 minggu
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : Ada, >20 kali dalam sehari
2.3    Keluhan yang dirasakan pada kehamilan ini
-      Rasa Lelah                                   : Ada
-      Mual dan muntah yang lama        : tidak Ada
-      Nyeri perut                                   : Tidak ada
-      Panas menggigil                           : Tidak ada
-      Lain-lain                                       : Tidak ada

2.4      Tanda-tanda persalinan

Kontraksi        : Ada,  sejak pukul 10.00 Wib
Kekuatan         : Adekuat
Frekuensi         : 4 x dalam 10 menit
Lamanya         : 20 detik
            Pengeluaran pervaginam
Lendir campur darah  : Ada
Warna                         : Merah jambu
            Riwayat imunisasi
TT 2 x à        TT I     : 20-06-2011
                       TT II    : 20-07-2011
                      Pola Eliminasi :
BAB   : 1 x /hari
BAK  : 10 x sehari
                      Pola makan dan minum           : Teratur
                      Pola tidur        :
Malam            : 8 – 9 jam
Siang              : 1 – 2 jam
3)      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
Tgl/Thn Persalinan
Tempat Pertolongan
Umur Kehamilan
Jenis Persalinan
Penolong
Penyakit Lainnya
Anak
JK
BB
PB
Keadaan
1
06-7-2001
Klinik
Aterem
Normal
Bidan
-
Lk
2900
45
Baik
2
20-8-2003
Klinik
Aterem
Normal
Bidan
-
Pr
3000
45
Baik
3
19-2-2005
Klinik
Aterem
Normal
Bidan
-
Pr
3100
43
Baik
4
24-6-2007
Klinik
Aterem
Normal
Bidan
-
Lk
2800
43
Baik
5
13-5-2009
Klinik
Aterem
Normal
Bidan
-
Pr
3000
45
Baik
6
H
A
M
I
L

I
N
I

 C.    PEMERIKSAAN UMUM

1)      Keadaan umum                 : Baik
Kesadaran                         : CM
Keadaan emosional           : Stabil
2)      Tanda vital
TD             : 120/80 mmHg
Temp.        : 36 0C
Pols           : 80 x/i
RR             : 20 x/i
TB             : 154 cm
BB             : 58 Kg

D.    PEMERIKSAAN FISIK

1)      Muka
Kelopak mata        : Tidak ada oedema
Refleks                  : (+)
Konjungtiva          : Merah jambu
Sklera                    : Tidak ikterus
2)      Mulut dan gigi      : Lidah dan geraham   : Bersih, tidak stomatitis
  Gigi                             : Tidak ada caries
3)      Kel. Thyroid             à  Pembesaran          : Tidak ada
4)      Kel. Getah bening    à  Pembesaran          : Tidak ada

5)      Dada
Jantung                  : Tidak ada kelainan
Payudara               à Pembesaran : Ka/Ki
Putting susu          : Menonjol Ki/Ka
Simetris                 : Ya
Benjolan                : Tidak ada
Pengeluaran           : Ada Colostrum
Rasa nyeri             : Tidak ada
6)      Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang       : Lordosis
Pinggang                           : Tidak ada kelainan
7)      Ekstremitas atas dan bawah          : Oedema : Tidak ada
      Kekakuan otot dan sendi              : Tidak ada
Kemerahan                                    : Tidak ada
Varices                                          : Tidak ada
Refleks                                          : Ada, Ki/Ka
8)      Abdomen 
Bekas luka operasi            : Tidak ada
Konsistensi                        : Keras
Pembesaran hati                : Tidak ada
Strie                                   : Alba
Linea                                 : Garis kehitaman (Nigra)
Kandung kemih                : Kosong

E.     PEMERIKSAAN  KEBIDANAN

1)      Palpasi uterus 
TFU                             : 32 cm
Kontraksi                    : Ada
Fetus                           : Letak             : Membujur
                                      Posisi             : LBK
                                      Pergerakan    : Ada
                                      TBBJ             : (32-11) x 155 = 3255 gr
2)     Auskultasi
Djj                               : 136 x/i.
Frekuensi                     : (11+12+11) x 4 = 136 x/i, teratur
Punctum max              : Kuadran kanan bawah pusat
3)      Ano-genital (Inspeksi)
Perineum                     : Menonjol
Vulva  à        Warna  : Merah
Luka                            : Tidak ada
Vistula                         : Tidak ada
Varices                        : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam         : Ada
Warna  : Merah kecoklatan
Konsistensi      : Encer Jumlah: 10 cc/1x ganti doek
Kelenjar Bartholini      à        Pembengkakan            : Tidak ada
Anus                            à        Haemorhoid                : Tidak ada
4)      Pemeriksaan dalam, atas indikasi : inpartu     Pukul   : 07.30 Wib
Pembukaan                  : 5 cm
Serviks                        : Tidak teraba
Penurunan kepala        : 3/5
Ketuban                      : Utuh
Posisi Portio                : Tidak teraba
Posisi                           : LBK
5)      Panggul Luar   :
Distancia Spinarum kanan dan kiri     : 26 cm
Distancia Kristarum kanan dan kiri    : 28 cm
Konjugata eksterna                             : 20 cm
Lingkar panggul                                  : 90 cm
6)      Pemeriksaan laboratorium
Darah  : Hb                 : 12 gr%
Urine   : Protein           : Tidak dilakukan
Glukosa                       : Tidak dilakukan

 II.                IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa       : Ibu inpartu kala I fase aktif, G : 6, P : 5, Ab : 0, Usia kehamilan 39 minggu 1 hari, KDR, Janin hidup, Tunggal, Presentase kepala,   Pu-Ka.
Data Dasar    :-    Ibu mengatakan ini kehamilan pertama, Belum pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran.
-    HPHT          : 09-01-2011
-    TTP              : 16-10-2011
-    TFU             : 32 cm
-    Teraba hanya 1 bagian yang panjang dan memapan. 1 bagian yang bulat dan lembek serta 1 bagian yang bulat, keras dan melenting.
-    Bagian yang panjang dan Memapan dibagian kiri rahim/ perut ibu.
-    Bagian terbawah janin adalah bulat, keras dan melenting (kepala).
-    Punctum maximum kuadran kanan bawah pusat
Djj   : 136 x/menit
-    VT   :
Pembukaan              : 5 cm
Penurunan kepala    : Hodge III
Ketuban                   : Utuh
                                    -  His                            : 4 x / 10 Menit, Durasi : 40 detik.
Masalah        :  Nyeri pada daerah pinggang yang menjalar sampai ke pinggang
Data Dasar   :  -  Adanya his 4 x dalam 10 menit
-    Ibu meringis kesakitan
-    Ibu tampak gelisah
             Kebutuhan   : -   Informasi hasil pemeriksaan
-   Kebutuhan Cairan dan Nutrisi
                                    -   Support Mental

III.             ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.             TINDAKAN SEGERA
·        Beri oksitosin pada ibu
·        Pimpin persalinan
·        Lahirkan bayi
V.                PERENCANAAN
-      Berikan informasi tentang keadan ibu dan hasil pemeriksaan
-      Berikan support mental pada ibu
-      Berikan cairan dan nutrisi yang cukup sesuai kebutuhan ibu
-      Monitoring keadaan ibu dan janin
-      Lakukan persiapan alat persalinan
-      Ajarkan pada ibu cara meneran
VI.             PELAKSANAAN
Pukul : 07.30 Wib
1.      Menginformasikan keadaan ibu dan hasil pemeriksaan, ibu sudah menandakan akan bersalin dengan pembukaan 5 cm, ketuban belum pecah, janin baik.
Vital sign :
TD             : 120/80 mmHg
Pols           : 80 x/menit
RR             : 20 x/menit
Temp         : 36 0C
2.      Memberikan support mental untuk meyakinkan ibu bahwa proses persalinan akan berjalan normal
3.      Memberikan cairan dan nutrisi yang cukup dengan memberi teh manis sebanyak 200 cc sesuai kebutuhan ibu
4.      Menganjurkan kepada ibu cara mengedan dengan cara menarik nafas panjang dan dibatukkan
5.      Memonitor keadaan umum ibu dan janin dengan menggunakan partograf.
6.      Menyiapkan persiapan alat-alat persalinan
-      BAK INSTRUMEN, berisi :
a.      Partus Set
A 2 pasang handscone
A 2 pasang arteri klem
A 1 buah gunting tali pusat
A 1 benang tali pusat
A 1 buah ½ koher
A 1 buah alas bokong steril
A Kain kassa steril secukupnya
b.      Heacting Set
A  1 pasang handscone
A  1 buah nald powder
A  1 buah nald hecting
A  1 buah pinset anatomis
A  1 buah pinset Cirurguis
A  Benang cut gut
A  Kain kassa steril secukupnya
c.       Emergency Set
A Kateter nelaton
A Slim secher
A Gunting episiotomi
-      PERLENGKAPAN IBU,BAYI DAN PENOLONG:
A  Kaca mata
A  Masker
A  Penutup kepala
A  Celemek
A  Under head
A  Handuk ibu
A  Gurita, baju & popok bayi
A  Kain bedong bayi
A  Sarung
A  Baju ibu
A  Doek
A  Celana dalam ibu
-      PERSIAPAN OBAT-OBATAN, yaitu :
A  Oxitosin 10 UI
A  Lidocain 10%
A  Infus set
A  Spuit 3 dan 10 cc
A  Kapas alkohol pada tempatnya
-      ALAT-ALAT NON STERIL, yaitu :
A Nierbekken
A Korentang dalam tempatnya
A Kom berisi kapas cebok
A Kom berisi chlorin 0,5%
A Kom berisi larutan DTT
A Piring plasenta
A Sarung tangan rumah tangga
A Semprot chlorin 0,1%
A Pispot
A Tempat sampah basah
A Tempat sampah kering
A Tempat sampah tajam
A Monoral
A Washlap
A Sepatu boot
A Handuk good morning
A Stetoskop
A Tensi meter
A Temperatur
 
VII.          EVALUASI
Pukul : 07.50 Wib
1.      Keadaan umum ibu baik dengan vital sign :
TD             : 120/80 mmHg
Pols           : 80x/menit
RR             : 20x/menit
Temp         : 36 0C
2.      Keadaan janin baik dengan DJJ 136 x/menit
3.      Kemajuan persalinan his kuat 4 x /10 menit
4.      Kebutuhan nutrisi ibu telah terpenuhi
5.      Alat-alat persalinan ibu telah terpenuhi
6.      Alat-alat persalinan ibu telah disediakan
7.      Adanya perasaan ingin meneran
8.      Hasil monitor terlampir dalam partograf

 
 DATA PERKEMBANGAN KALA II
Pukul  : 10.00 Wib
I.                   PENGKAJIAN
Data Subjektif :
-      Ibu mengatakan ingin BAB
-      Ibu mengeluh mules semakin kuat
Data Objektif
-      His kuat 5x/10 menit dengan durasi 45 detik
-      Tekanan anus
-      Perineum menonjol
-      Vulva membuka
-      Pembukaan lengkap
-      Portio tidak teraba lagi
-      Penurunan kepala 0/5
-      Posisi UUK kanan depan

II.                IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa      :  Ibu inpartu kala II
Data Dasar   :  -  His ada, frekuensi 5x/10 menit
-    VT :
·         Pembukaan serviks 10 cm
·         Portio tidak teraba lagi
·         Tekanan pada anus
·         Perineum menonjol
·         Vulva membuka
·         Ketuban dipecahkan, warna jernih
Masalah        :  Ibu mengatakan adanya rasa nyeri, yang bertambah hebat dan menetap yang menjalar dari pinggang ke perut
Data Dasar   :  Ibu merasa kesakitan
Kebutuhan   :  Pimpin persalinan yang bersih dan aman
III.             ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.             TINDAKAN SEGERA
Asuhan Persalinan Normal
V.                PERENCANAAN
Pukul   : 10.15 Wib
-      Informasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
-      Persiapan penolong dan pastikan pembukaan lengkap
-      Persiapan pertolongan persalinan pada ibu serta pimpinan untuk mengedan
-      Setelah bayi lahir nilai apgar
-      Lakukan asuhan sayang ibu
VI.             PELAKSANAAN
1)      Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu masuk kala II (pengeluaran anak) di mana adanya tanda :
-      Dorongan meneran
-      Tekanan pada anus
-      Perineum menonjol
-      Vulva membuka
2)      Setelah memastikan perlengkapan alat pertolongan persalinan kemudian mematahkan ampul oxytosin dan memasukkan satu buah spuit sekali pakai ke dalam partus set.
3)      Menyiapkan diri untuk memberikan pertolongan persalinan dengan cara :
-      Memakai barier protective
-      Memastikan lengan dan tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dan dengan air yang mengalir dengan metode 6 langkah.
-      Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriskaan dalam.
-      Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan yang bersarung tangan, isi oxytosin dan letakkan kembali dengan partus set.
4)      Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
-      Membersihkan vulva dengan menggunakan kapas DTT dengan gerakan dari vulva dengan gerakan dari vulva ke perineum sebanyak 3 kali.
-      Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah lengkap, ketuban sudah pecah.
-      Bila selaput ketuban belum pecah, lakukan pemecahan selaput ketuban.
·         Pastikan kepala di dasar panggul, tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat.
·         Masukkan ½ kocher yang dipegang tangan kiri dengan bimbingan telunjuk hingga menyentuh selaput ketuban.
·         Saat his berkurang kekuatannya, gerakkan ujung jari tangan kanan, membimbing ujung ½ kocher mengorek selaput ketuban sampai ketuban pecah.
·         Keluarkan ½ kocher dari vagina ibu dengan tangan kiri, masukkan kedalam ember yang berisi/comp kosong.
·         Pertahankan jari tangan kanan tetap dalam vagina sehingga yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba lagi tali pusat setelah ketuban dipecahkan.
·         Keluarkan jari tangan kanan dari vagina
·         Mencelupkan tangan kanan yang bersarung keadaan larutan chlorin 0,5%.
5)      Menyiapkan pertolongan persalinan pada ibu untuk membantu proses persalinan, dengan memberitahu pembukaan sudah berlangsung dan keadaan janin baik, meminta ibu meneran jika ada his dan bila ia sudah merasa ingin meneran.
6)      Minta keluarga/suami untuk menyiapkan posisi untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia nyaman dan aman).
7)      Pimpinan meneran
-      Melakukan pertolongan persalinan, pimpin meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran :
·         Kemudian bidan membimbing ibu meneran saat ada his, ajarkan ibu untuk mengedan dengan menarik nafas kalau menghembuskannya dari mulut agar tidak terjadi tekanan pada rongga pernafasan ibu dan tidak terjadi asfiksia pada bayi.
·         Meminta bantuan keluarga untuk memberi minum saat istirahat agar tidak terjadi dehidrasi.
8)      Mempersiapkan untuk menolong kelahiran bayi
-      Saat kepala sudah tampak dan menetap di vulva dengan diamter 5-6 cm :
·         Letakkan handuk bayi di atas perut ibu
·         Meletakkan underbed di bawah bokong ibu
·         Membuka tutup bak instrumen yang berisi partus set dan kom tempat kapas suntik.
·         Memakai hand scoen
·         Memakai alas bokong segitiga
-      Lahirkan kepala
·         Saat occipito tampak di bawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum dengan mengalasi kain di bawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir atau pada saat ini minta pada ibu untuk menarik nafas pendek-pendek agar tidak terjadi ruptur perineum lahirlah UUK, UUB, dahi, mata, hidung, mulut dan dagu.
·         Mengusapkan kasa bersih pada mata, mulut dan hidung bayi dari lendir dan darah.
·         Memeriksa adanya lilitan tali pusat dari leher janin
·         Bidan menunggu hingga kepala janin seleasi melakukan putar paksi luar secara spontan lalu lakukan bipariental
-      Lahirkan bahu
·         Setelah kepala lahir dan janin melakukan putar paki luar, posisi tangan bipariental pada kepala janin, harus secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu depan lahir, kemudian tarik hati-hati sampai bahu belakang lahir.
-      Lahirkan badan dan tungkai
·         Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin. Bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawha dan keempat jadi bahu dan dada atau punggung janin.
·         Sementara tangan kiri memegang tangan dan bahu bagian atas saat badan dan lengan lahir.
·         Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menelusuri punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin, untuk memegang tungkai bawah selipkan jari tangan kiri diantara kedua kaki bayi.
-      Penanganan bayi
·         Melakukan penilaian Apgar
-      Setelah seluruh badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu pada lengan tangan kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong, nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan (ekstensi) bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat yang memungkinkan.
-      Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.
-      Menjepit tali pusat diantara kedua klem menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus ke bayi.
-      Melakukan pengurutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem kedua kira-kira 2 cm dari klem pertama.
-      Memegang tali pusat diantara jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem
-      Mengganti pembungkus bayi dengan kain bersih dan kering
-      Membungkus bayi hingga kepala
-      Berikan bayi pada ibu untuk disusukan, kemudian kita melihat apakah ada anak kedua.
-      Kemudian ibu disuntik Oxytosin 10 IU/IM.
VII.          EVALUASI
Pukul : 10.15 Wib
-      Bayi lahir spontan, aterm, LBK, segera menangis, air ketuban jernih, bayi sehat, tidak asfiksia, dan kelainan kongenital tidak ada
-      Keadaan umum ibu baik, ibu memasuki kala III
-      Plasenta belum lahir, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik, volume perdarahan ± 150 cc
-      Sudah dilakukan bonding attachment, tanda-tanda hipotermi tidak ada
-      Bayi sudah disusukan oleh ibunya
-      Keadaan janin baik
BB : 3600 gr
PB : 47 cm
JK  : Perempuan

 DATA PERKEMBANGAN KALA III
Pukul : 10.20 Wib
I.                   PENGKAJIAN
Data Subjektif :
-      Ibu mengeluh rasa mules
Data Objektif :
-      Keadaan umum ibu baik
Vital Sing :
TD             : 120/80 mmHg
Pols           : 80 x/menit
RR             : 20 x/menit
Temp         : 36,5 0C
-      TFU           : Setinggi pusat
-      Tali pusat memanjang, sedikit semburan darah, kontraksi uterus baik, uterus globuler
-      Konsistensi uterus             : Keras
-      Kontraksi uterus                : Adekuat
-      Perdarahan                        : ± 100 cc
-      Laserasi jalan lahir : Tidak ada
II.                IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa      :  Ibu parturient Kala III
Data Dasar   :  -  Tali pusat memanjang
-    Sedikit semburan darah
-    Kontraksi uterus baik
Masalah        :  Perut ibu mules
Data Dasar   : Ibu mengeluh perutnya sakit
Kebutuhan   :  Lahirkan plasenta
III.             ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-      Tidak ada
IV.             TINDAKAN SEGERA
Manajmen aktif kala III
V.                PERENCANAAN
Pukul : 10.20 Wib
-      Letakkan (dekatkan) piring penampung plasenta
-      Kaji  tanda-tanda pelepasan plasenta
-      Lakukan manajemen aktif kala III
-      Massase perut ibu
-      Awasi perdarahan
VI.             PELAKSANAAN
Pukul : 10.25 Wib
-      Meletakkan piring penampung plasenta ke dekat ibu
-      Mengkaji tanda-tanda pelepasan plasenta
·         Tali pusat bertambah panjang
·         Adanya semburan darah secara tiba-tiba
·         Uterus globuler
·         Konsistensi uterus keras
-      Meletakkan tangan kiri di atas simpisis dan menekan di atas simpisis ke arah dorso kranial dan tangan kanan menarik tali pusat sejajar dengan lantai
-      Memassase perut ibu dengan tangan kiri, sementara tangan kanan memeriksa kelengkapan plasenta
-      Mengawasi terjadinya perdarahan

VII.          EVALUASI
Tanggal : 14-10-2011                          Pukul : 10.25 Wib
1.      Plasenta sudah lahir lengkap
2.     TFU 2 jari di bawah pusat
3.     Kontraksi uterus baik
 Minta tolong keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan.
 Alasan: atoma uteri seringkali bisa diatasi dengan KBI. Jika KBI tidak berhasil dalam waktu 5 menit  diperlukan tindakan-tindakan ini.
4.      Apabila uterus berkontraksi teruskan KBI selama 3 menit. Dan bila uterus tidak berkontraksi anjurkan keluarga untuk mulai melakukan Kompresi Bimanual Eksternal (KBE).
v Letakkan satu tangan pada abdomen di depan uterus, tepat diatas simfisis pubis.
v Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korpus arteri).
v Letakkan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk melakukan kompresi pembuluh darah di dinding uterus dengan cara menekan uterus diantara kedua tangan tersebut, ini akan membantu uterus berkontraksi dan menekan pembuluh darah uterus.
5.                  Berikan injeksi metal ergometrin 0,2 mg secara IM
6.       Pasang infus RL 500 + 20 unit oksitosin secepat mungkin dan guyur.
7.       Berikan ibu makan dan minum untuk mengganti energi yang telah dikeluarkan saat persalinan.
8.       Awasi jumlah perdarahan kala IV.
9.       Awasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital ibu.

 
DATA PERKEMBANGAN KALA IV
Pukul  : 10.30 Wib
I.                   PENGKAJIAN
Data Subjektif :
1.   Ibu mengatakan senang dan bahagia atas kelahiran anaknya.
2.   Ibu mengatakan darah banyak keluar atas kelahiran anaknya.
3.   Ibu mengeluh badan terasa lemas.

Data Objektif
1.         Keadaan umum ibu     : Lemah
2.         Kesadaran                  : composmentis.
3.         Tanda-tanda vital:
TD          : 110/70 mmHg
RR          : 24x /menit
Pols        : 90x /menit
Temp      : 37,2°C
4.         Plasenta lahir spontan dan lengkap pukul 10.25 WIB.
Melakukan pemeriksaan jalan lahir, tidak terdapat robekan tetapi adanya perdarahan, uterus teraba lembek, setelah 15 detik plasenta lahir tidak berkontraksi.
5.         Perdarahan 400 cc
6.         Keadaan kandung kemih kosong.
7.         Tidak terdapat luka jalan lahir.

II.                IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa      :  Ibu parturient Kala IV
Data Dasar   :  -  Plasenta sudah lahir lengkap
-    TFU 2 jari di bawah psuat
-    Kontraksi uterus tidak baik, Uterus terasa lembek.
-    Perdarahan 400 cc.
           Masalah         : 1. Gangguan rasa nyaman
Data Dasar      : - Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri pada       perut bagian bawah.
-    Banyaknya darah yang keluar dari kemaluan ibu.
Masalah           : 2. Keterbatasan aktivitas
Data Dasar      : - Badannya terasa lemas.
-  Ibu tampak lemah
Masalah           : 3. Perdarahan kala empat
Data Dasar      : - Ibu mengeluh badannya terasa lemah.
-  Ibu mengatakan darah banyak keluar dari kemaluannya.
-  Ada pengeluaran darah yang terus mengalir dari uterus.
-  Uterus teraba lembek, kontraksi uterus tidak baik.
-  Perdarahan 400 cc
Kebutuhan   :  -  Beri nutrisi dan cairan
-    Istirahat
-    Penghentian perdarahan dengan kompresi bimanual internal (KBI), kalau tidak timbul kontraksi, lakukan kompresi bimanual eksternal (KBE).
III.             ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.             TINDAKAN SEGERA
Observasi keadaan umum ibu
V.                PERENCANAAN
Pukul : 10.40 Wib
VI.             PELAKSANAAN
Pukul : 10.35 Wib
1.      Lakukan masase Fundus Uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik).
2.      Lakukan pemijatan merangsang kontraksi uterus sambil dilakukan penilaian kontraksi uterus.
3.      Bersihkan bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina dan lubang serviks..
4.      Pastikan bahwa kantung kemih kosong.
5.      Hentikan perdarahan dengan kompresi bimanual internl (KBI) selama 3 menit.
a.       Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan tangan (dengan cara menyatukan kelima ujung jari) ke introitus dan ke dalam vagina ibu.
b.      Periksa vagina dan serviks, jika ada selaput atau bekuan darah pada kavum uteri mungkin uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh.
c.       Letakkan kepalan tangan pada forniks anterior, tekan dinding anterior uterus, sementara telapak tangan lain pada abdomen, menekan dengan kuat dinding belakang uterus kearah kepalan tangan dalam.
d.      Tekan uterus dengan kedua tangan secara kuat. Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah di dalam dinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
e.       Evaluasi keberhasilan.
v  Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama dua menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dari dalam vagina, pantau kondisi ibu secara merekat selama kala empat.
v  Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung. Periksa perineum, vagina dan serviks apakah terjadi laserasi di bagian tersebut. Segera lakukan penjahitan jika ditemukan laserasi.
v  Jika kontraksi uterus tidak terjadi dalm waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal kemudian teruskan dengan langkah-langkah penatalaksanaan atomia uteri selanjutnya.
6.      Pemberian ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 600 -1000 mcg per rectal.Jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan hipertensi karna ergometrin dapat menaikkan tekanan darah.
7.      Pasang infuse dengan jarum ukuran 16 atau 18, berikan infuse RL 500 + 20 unit oksitosin guyur dalam waktu 10 menit.
8.      Jika utesrus berkontraksi pantau ibu secara seksama selama persalinan kala IV Dan jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, segera rujuk ibu dan dampingi ibu ketempat rujukan.
9.      Lanjutkan infus RL + 20 unit oksitosin dalam 500 cc / jam hingga tiba ditempat rujukan atau menghabiskan 1,5 liter infus.Kemudian berikan 125 cc / jam. Jika tidak tersedia cairan yang cukup , berikan 55cc kedua dengan kecepatan sedang dan berikan minum untuk rehidrasi.

 BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia uteri terjadi karena kegagalan mekanisme ini. Atonia Uteri disebut juga sebagai suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (April, 2007).
Perdarahan Post Partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir. Pada kasus perdarahan terutama perdarahan post partum, Atonia Uteri menjadi penyebab lebih dari 90% perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam 24 jam setelah kelahiran bayi (Ripley, 1999).

B. SARAN
Untuk teman-teman semoga maklah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Karena dengan mempelajari makalah ini kita mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas lagi, yang sebelumnya belum kita dapatkan. banyak sekali manfaat yang kita dapatkan jika mempelajari makalah ini.
A.           Kritik Dan Saran
Adapun kritik dan saran yang dapt penulis sampaikan adalah:
  1. Lebih memperhatikan keadan umum ibu dan janin pada saat ibu akan bersalin
  2. Lebih sering memperhatikan komplikasi yang akan terjadi pada ibu dan janin
  3. Menjaga kesterilan alat dan diri untuk mengurangi terjadinya infeksi.

 DAFTAR PUSTAKA

James R Scott, et al. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih bahasa TMA Chalik. Jakarta: Widya Medika, 2002.
Obstetri fisiologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Unversitas Padjajaran Bandung, 1993.
Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetrik. Ed. 2. Jakarta: EGC, 1998.
Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana. Jakarta: EGC, 1998.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku ajar keperawatan maternitas. Alih bahasa: Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugerah. Jakarta: EGC. 2004
Heller, Luz. Gawat darurat ginekologi dan obstetric. Alih bahasa H. Mochamad martoprawiro, Adji Dharma. Jakarta: EGC, 1997.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar