Jumat, 11 November 2011

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil

Tujuan Instruksional Umum :
Setelah dilakukan perkuliahan selama 100 menit, mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami mengenai asuhan keperawatan pada ibu hamil.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah dilakukan perkuliahan selama 100 menit, mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami mengenai :
1. Istilah dalam kehamilan
2. Faktor factor yang mempengaruhi kehamilan
3. Perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan
4. Kebutuhan Ibu Hamil
5. Tanda Bahaya Kehamilan
6. Konsep dasar asuhan kehamilan (Prenatal care)
7. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi
A. Istilah dalam kehamilan
- Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
- Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterm. Berat janin antara 1000 sampai 2500 gram atau tua kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu.
- Partus post maturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang diperkirakan.
- Gravida adalah orang yang sedang hamil.
- Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali.
- Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup.
- Multipara adalah seorang wanita yang beberapa kali melahirkan bayi yang dapat hidup (Prawirohardjo, 1999).
B. Faktor factor yang mempengaruhi kehamilan
1. Faktor Fisik
a. Status kesehatan
1) kehamilan pada usia tua
a) Segi negatif kehamilan di usia tua
- Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat mempengaruhi proses kelahiran (kontraksi uterus).
- Pada usia lebih dari 35 tahun, kualitas sel telur sudah mulai menurun sehingga pada proses pembuahan kemungkinan terjadi gangguan yang akan mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin (IUGR) yang bisa berakibat bayi berat lahir rendah (BBLR).
b) Segi positif kehamilan di usia tua
- Kepuasan peran sebagai ibu
- Merasa lebih siap
- Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik
- Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
- Mampu mengambil keputusan
- Karier baik, status ekonomi lebih baik
- Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
- Periode menyusui lebih lama
- Toleransi pada kehamilan lebih besar
2) Kehamilan multiple
Pada kehamilan multiple biasanya kondisi ibu lebih lemah. Halini disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus ditanggung ibu, baik dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi, oksigen, dll.
Pada kehamilan multiple biasanya mengindikasikan adanya beberapa penyulit pada proses persalinannya sehingga diperlukan persalinan operatif (SC).
Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam merawat bayi akan sering terjadi karena konsentrasi ibu dua kali lipat daripada bayi tunggal.
3) Kehamilan dengan HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, maka janin akan menjadi sangat rentan terhadap penularan selama proses kehamilannya karena virus HIV kemungkinan akan ditransfer melalui plasenta.
Pada penderita HIV, salam perjalanan penyakitnya akan mengalami penurunan kondisi tubuh jika tidak mendapatkan penanganan dan pemantauan yang adekuat dari petugas kesehatan.
Selain adanya pengaruh fisik terhadap ibu dan bayi, hal hal lain yang tidak kalah pentingnya dan harus dipertimbangkan oleh tenaga kesehatan ketika memberikan asuhan adalah kondisi psikologis ibu yang kemungkinan akan mengalami kehilangan, cemas, depresi, dilema serta khawatir akan kesehatan bayinya.
b. Status Gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan persiapan fisik ibu dalam menghadapi persalinan dengan aman. Selain itu pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi kesehatan bayi dan ibu terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk menyusui.
c. Gaya hidup
Beberapa gaya hidup yang dapat menrugikan kesehatan ibu hamil dan harus dihindari adalah kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan kendaraan
bermotor, dll. Gaya hidup ini akan menganggu kesejahteraan bayi yang dikandung karena kebutuhan istirahat mutlak diperlukan.
d. Perokok/Alkoholik
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan dirinya dan bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang diisap melalui rokok dapat ditransfer melalui plasenta kedalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan merokok berat kita harus waspada akan risiko keguguran, kelahiran prematur, BBLR bahkan kematian janin.
e. Kehamilan yang tidak diharapkan/kehamilan diluar nikah
Jika kehamilan tidak diharapkan maka secara otomatis ibu akan membenci kehamilannya sehingga tidak ada keinginan dari ibu untuk melakukan hal hal positif yang dapat meningkatkan kesehatan janinnya.
Pada kasus ini perlu kita waspadai risiko adanya keguguran, prematur bahkan kematian janin. Yang harus diperhatikan lagi adalah kesiapan ekonomi. Ketidaksiapan ibu akan menyebabkan postpartum blues.
2. Faktor Psikologis
a. Stressor internal
Merupakan stressor yang berasal dari dalam diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi dalam kandungan yang akan terlihat nantinya ketika bayi sudah dilahirkan. Kepribadian anak akan tergantung dari kondisi stres yang dialami ibu ketika hamil.
b. Stressor eksternal
Merupakan pemicu stres yang berasal dari luar. Misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan luar, dll.
c. Dukungan keluarga
Pada setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukanb adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi. Untuk ibu ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
d. Kekerasan pada masa lalu
Kekerasan yang mungkin dialami ibu pada masa lalu/masa kecil akan sangat mempengaruhi kepribadian ibu dan akan mempengaruhi kepribadian bayi yang dikandung. Untuk itu tenaga kesehatan harus bisa menempatkan diri sebagai teman atau pendamping tempat bersandar bagi pasien dalam masalah kesehatan. Klien dengan riwayat ini akan cenderung berkepribadian tertutup.
e. Partner abuse
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai membahayakan kesehatan ibu dan bayi yang dikandung. Efek psikologis yang muncul adalah gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu waktu pasien akan mengalami perasaan terancam yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
3. Faktor lingkungan, sosial dan budaya
a. Kebiasaan, adat istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus bijaksana dalam menyikapi keadaan ini jangan sampai menyinggung ”kearifan lokal” yangg sudah berlaku di daerah tersebut.
b. Fasilitas kesehatan
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menentukan kualitas pelayanan kepada ibu hamil dan akan sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI).
c. Status ekonomi
Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil.
d. Kekerasan dalam kehamilan
Terjadinya kekerasan dalam kehamilan akan sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Tekanan psikologis yang dialami ibu hamil akan membawa dampak yang sangat tidak baik bagi bayinya. Jika ibu mengalami depresi kemungkinan keinginan untuk merawat bayi juga akan menurun sehingga sebagai tenaga kesehatan perlu waspada terhadap adanya penyulit dan komplikasi tersebut.
e. Tingkat pendidikan
Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan kualitas perawatan bayi sangat berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu.
f. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahian yang lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja.
C. Konsep dasar asuhan kehamilan (Prenatal Care)
Tiga komponen dasar perawatan prenatal adalah :
1. Pengkajian risiko kehamilan
2. meningkatkan kesehatan
3. Intervensi medis dan psikososial
Perawatan kehamilan yang tidak adekuat bisa mengakibatkan berat badan bayi lahir rendah dan meningkatkan kejadian prematuritas. Adanya korelasi yang kuat antara dua kejadian di atas dengan peningkatan angka morbiditas bayi.
Tujuan Asuhan Kehamilan antara lain :
1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental serta sosial ibu dan bayi.
3. menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan komplikasi yang terjadi selama kehamilan.
4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat baik ibu maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI Eksklusif berjalan normal.
6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Standar Asuhan Kehamilan
Kunjungan antenatal care (ANC) minimal :
1. Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 – 13 minggu).
2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 – 27 minggu)
3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 – 40 minggu)
Pelayanan standar adalah 7T yaitu
a. Timbang berat badan.
b. Ukur Tekanan darah.
c. Ukur Tinggi fundus uteri.
d. Pemberian imunisasi TT lengkap.
e. Pemberian Tablet besi (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan dengan dosis
f. satu tablet setiap harinya.
g. Lakukan Tes Penyakit Menular Seksual (PMS).
h. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Kunjungan Prakonsepsi
Idealnya kunjungan pertama dilakukan selama konsepsi dengan riwayat kesehatan yang lengkap dan pemeriksaan fisik, misalnya DM, IMS, merokok, minum minuman keras , dll yang mungkin berakibat negatif pada kehamilan ibu. Ibu dianjurkan mengkonsumsi asam folat dosis 400mg/hari untuk mengurangi risiko defek tabung neural.
Kunjungan Prenatal Pertama
Tujuan pemeriksaan ibu pada kunjungan prenatal pertama adalah sebagai berikut :
1. Untuk memastikan kehamilan
2. Untuk pemeriksaan kesehatan fisik ibu hamil
3. Untuk mengkaji pertumbuhan dan perkembangan janin
4. Untuk mengevaluasi kebutuhan psikososial ibu dan keluarganya
5. Untuk mengkaji kebutuhan konseling dan pembelajaran
6. untuk menyusun rencana perawatan guna meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.
D. Perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan
PERUBAHAN PERAN SELAMA KEHAMILAN
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut.
1. Tahap antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita harnil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.
2. Tahap honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerirna peran barunya dengan cara mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
3. Tahap stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stab dalam penerimaan peran barunya. la akan melakukan akti vitas-aktivitas yan bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentan informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serf hal yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
4. Tahap akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkii “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER I (PERIODE PENYESUAIAN)
1. Ibu merasa tidak sehat dari kadang merasa benci dengan kehamilannya.
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekadar untuk meyakinkan dirinya.
4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan saksama.
5. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya.
6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER II (PERIODE KESEHATAN YANG BAIK)
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
3. Merasakan gerakan anak.
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5. Libido meningkat.
6. Menuntut perhatian dan cinta.
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.
8. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu.
9. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER III (PERIODE PENANTIAN DENGAN PENUH KEWASPADAAN)
1. Rasa tidak nyaman tirabul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisikyang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka fsensitif).
8. Libido menurun.
ADAPTASI YANG DIALAMI OLEH AYAH
Selama masa kehamilan ayah juga mengalami adaptasi peran yang cukup menimbulkan stres tersendiri.
1. Surnber stres ayah
a. Masalah keuangan.
b. Kondisi yang tidak diinginkan selama hamil.
c. Cemas bayinya tidak sehat/tidak normal
d. Khawatir tentang nyeri istrinya saat melahirkan.
e. Peran setelah melahirkan.
f. Perubahan hubungan dengan istri, keluarga, dan teman-temannya.
g. Kemampuan sebagai orangtua.
2. Perubahan psikologis ayah
Perubahan psikologis yang dialami oleh ayah dalam rangka pencapaian penerimaan peran barunya sejalan dengan fase-fase yang dialami oleh ibu. Secara umum ayah yang stres menyukai anak-anak, senang berperan sebagai ayah, dan senang mengasuh anak, percaya diri dan mampu menjadi ayah, serta senang membagi pengalamannya tentang kehamilan dan melahirkan dengan pasangannya.
a. Trimester I
1). Memberitahu keluarga, teman, dan relasi.
2). Sering bingung terhadap perubahan istrinya, meliputi perubahan perasaan dan tubuhnya. la memperhatikan kebutuhan istrinya yang mudah lelah dan menurunnya keinginan untuk berhubungan seksual.
3). Saat ini, anaknya adalah bayi yang “potensial”. Ayah sering dibayangkan berinteraksi dengan anaknya yang sudah berusia 5 atau 6 tahun, walaupun kehamilan istrinya belum kelihatan.
b. Trimester II
1). Peran ayah saat ini masih samar-samar, tetapi kebingungan atas keterbatasannya menurun dengan melihat dan merasakan gerakan fetus.
2). Merasa lebih nyaman dengan dapat melihat anaknya pada USG.
3). Khawatir tentang pembagian peran antara mencari nafkah dan membantu istri mengurus anak. Pada tahap ini kadang timbul konflik pada pasangan mengenai bagaimana ia akan menjadi ayah,
c. Trimester III
1). Persiapan yang nyata terlihat untuk kelahiran bayinya.
2). Terlibat dalam kelas bersama, mendampingi istri saat memeriksakan kehamilannya.
3). Timbul rasa takut.
4). Timbul pertanyaan dalam benak, “Seperti apa menjadi orangtua?” atau “Dapatkah ia membantu istrinya selama proses persalinan?”
5). Timbul rasa tidak percaya, seperti apakah ia akan benar-benar mempunyai anak?
PERSIAPAN SAUDARA KANDUNG (SIBLING)
Sibling Rivalry adalah rasa persaingan diantara saudara kandung akibat kelahiran anak berikutnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2 – 3 tahun. Sibling rivalry ini biasanya ditunjukkan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya, menangis, menarik diri dari lingkungannya, menjauh dari ibunya atau melakukan kekerasan pada adiknya.
Untuk mencegah sibling rivalry ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut :
1. Jelaskan pada anak tentang posisinya
2. Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya
3. Ajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi sejak masih dalam kandungan
4. Ajak anak untuk melihat benda benda yang berhubungan dengan kelahiran bayi.
E. Kebutuhan ibu hamil
Diet Makanan
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutiak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca-persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan kelebihan makanan—karena beranggapan pemenuhan makan untuk dua orang—akan berakibat kegemukan, pre-eklampsi, janin terlalu besar, dan sebagainya
Status gizi ibu yang kurang baik sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab utama dari berbagai persoalan kesehatan yang serius pada ibu dan bayi, yang berakibat terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, serta kematian neonatal dan prenatal
Pengaruh suplementasi multigizi mikro (MGM) dan Fe-folat terhadap status gizi makro ibu hamil dengan menggunakan penambahan berat badan hamil (PBBH) sebagai indikator, masih sangat sedikit. Padahal, PBBH merupakan indikator utama yang menentukan hasil kehamilan, di samping berat badan prahamil (BBpH).
Berat badan sebelum hamil, PBBH, dan indeks massa tubuh (IMT) masih merupakan indikator yang banyak dipakai untuk menentukan status gizi ibu. Rendahnya PBBH yang diperburuk oleh rendahnya berat badan sebelum hamil dan otomatis rendahnya IMT ditengarai akan meningkatkan risiko kehamilan, seperti BBLR, kelahiran prematur, dan komplikasi pada saat melahirkan.
PBBH yang terlalu tinggi berisiko terhadap komplikasi kehamilan seperti hipertensi ,diabetes, dan pre-eklampsi, komplikasi waktu melahirkan, serta makrosomia. Untuk menghindari risiko tersebut, ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi sebelura ketika, dan setelah kehamilan, karena rerata PBBH yang dianjurkan di negara berkembang adaJah 12,5 kilogram.
Kebutuhan energi
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari. Tambahan energi ini bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada trimester I kebutuhan energi nieningkat untuk organogenesis atau pembentukan organ-organ penting janin, dan jumlah tambahan energi ini terus nieningkat pada trimester II dan III untuk pertumbuhan janin.
Protein.
Ibu hamil mengalarni peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%. Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi 12% per hari atau 75-100 gram.
Bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan nilai biologi yang tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu, dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologinya rendah jadi cukup sepertiga bagian saja.
Zat Besi.
Anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh karena itu perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi zat besi selama hamil dan setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil nieningkat sebesar 300% (1.040 nig selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia postpartum.
Pemantauan konsumsi suplemen zat besi perlu juga diikuti dengan pemantauan cara minum yang benar karena hal ini akan sangat memengaruhi efektivitas penyerapan zat besi. Vitamin C dan protein hewani merupakan elemen yang sangat membantu dalam penyerapan zat besi, sedangkan kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat (terkandung dalam kacang- kacangan) akan mengbambat penyerapan zat besi. Namun; demikian bukan berarti zat makanan yang menghambat penyerapan zat besi tidak prmanfaat bagi tubuh. Zat-zat ini tetap dikonsumsi naraun jangan diminum bersamaan igan tablet zat besi. Berilah jarak waktu kurang lebih dua jam dari pemberian zat besi.
Meskipun begitu besar manfaat dari suplemen zat besi, tetapi tetap perlu :rhatikan bahwa mengonsumsi zat besi yang berlebihan kurang baik, karena tablet |i terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam serum. Oleh karena itu asupan zat Si dari makanan adalah yang terbaik.
Asam Folat.
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya |ningkat dua kali lipat selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam metabolisme lal makanan menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, tumbuhan sel, dan pembentukan heme. Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat ^nderita anemia megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada ibu harail akan terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin (spina bifida).
Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli, sayur berdaun hijau (bayam, asparagus), dan kacang-kacangan (kacang kering, kacang kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur. Oleh karena asam folat tidak stabil dalam pemanasan, maka dianjurkan untuk memakan sayuran dalam keadaan mentah dengan dicuci sebelumnya agar sisa pestisida dan cacing hilang. Oleh karena ada kekhawatiran asam folat tidak dapat terpenuhi hanya dari asupan makanan, maka Widya Karya Pangan Nasional menganjurkan untuk pemberian suplemen asam folat dengan besaran 280,660, dan 470 mikrogram untuk trimester I, II, dan III. Asam folat sebaiknya diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari pertama setelah kehamilan karena sumsum tulang belakang dan otak dibentuk pada rainggu pertama kehamilan.
Kalsium.
Metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang sangat berarti. Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsiun adalah susu dan hasil olahannya, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati, seperti sayuran warna hijau tua dan lain-lain.
Selain beberapa zat gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, ada beberapa makanan yang harus dihindari karena kemungkinan akan dapat membahayakan ibu dan pertumbuhan janin. Makanan yang tidak sehat atau berbahaya bagi janin di antaranya adalah sebagai berikut.
• Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosis tinggi yang bersifat teratogenik (menyebabkan cacat pada janin).
• Makanan mentah atau setengah matang karena risiko toksoplasma.
• Ikan yang mengandung metil merkuri dalam kadar tinggi seperti hiu, marlin; yang dapat mengganggu sistem saraf janin.
• Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, cokelat, kola dibatasi 300 mgper hari. Efek yang dapat terjadi di antaranya adalah insomnia (sulit tidur), refluks, dan frekuensi berkemih yang meningkat.
• Vitamin A dalam dosis > 20.000-50.000 lU/hari dapat menyebabkan kelainafl bawaan.
Obat-obatan
Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar berindikasi untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari. Penatalaksanaan keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada pencegahan dan perawatan saja.
Dalam pemberian terapi, dokter biasanya akan sangat memperhatikan reaksi obat terhadap kehamilan, karena ada obat tertentu yang kadang bersifat kontra dengan kehamilan.
Lingkungan yang Bersih
Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang sehat dan aman adalah adanya lingkungan yang bersih, karena kemungkinan terpapar kuman dan zat tobik yang berbahaya bagi ibu dan janin akan terminimalisasi. Lingkungan bersih di sini adalah termasuk bebas dari polusi udara seperti asap rokok.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Cuno S.P.M. Uiterwaal, pemimpin penelitian dan professor yang berkerja sama dengan klinik epidemiologi di Medical Center University di Utrecht menemukan bahwa orangtua perokok dapat membahayakan kesehatan anak mereka, termasuk sistem kardiovaskular mereka yang dapat dideteksi sejak awal kehamilannya. Karbon monoksida yang terdapat dalam rokok akan dapat dengan bebas menembus plasenta dan mengurangi kemampuan Hb dalam mengikat oksigen. Nikotin merangsang hormon adrenergik yang menyebabkan vasokonstriksi menyeluruh, terutama mengurangi perfusi uterus dan mempersempit arteri tali pusat. Ibu hamil sebagai perokok aktif ataupun terpapar asap rokok {perokok pasif) akan terkena dampak yang sama.
Pakaian
Messkipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa
aspek kenyamanan dalam berpakaian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini.
- Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.
- Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
- Pakailah bra yang menyokong payudara.
- Memakai sepatu dengan hak yang rendah.
- Pakaian dalam yang selalu bersih.
Istirahat dan Rekreasi
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Pada trimester akhir Kamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri.
Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil bepergian adalah sebagai berikut.
- Hindari pergi ke suatu tempat yang ramai, sesak, dan panas, serta berdiri terlalu lama di tempat itu karena akan dapat menimbulkan sesak napas sampai akhirnya jatuh pingsan (sinkop).
- Apabila bepergian selama kehamilan, maka duduk dalam jangka waktu lama ha; dihindari karena dapat menyebabkan peningkatan risiko bekuan darah vena dal (deep vein thrombosis) dan tromboflebitis selama kehamilan.
- Wanita hamil dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam dalam sehari dan hai berhenti selama 2 jam lalu berjalan selama 10 menit.
- Stocking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam jangka waktu lama di mobil atau pesawat terbang.
- Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk tersebut diletakkan di bawah perut ketika kehamilan sudah besar.
Kebersihan Tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang menempel di kulit meningkatkan kelembapan kulit dan memungkinkan menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme. Jika tidak dibersihkan (dengan mandi), maka ibu hamil akan sangat mudah untuk terkena penyakit kulit.
Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan perawatan kebersihan adalat daerah vital, karena saat hamil terjadi pengeluaran sekret vagina yang berlebihan Selain dengan mandi, mengganti celana dalam secara rutin minimal dua kali sehar sangat dianjurkan.
Perawatan Payudara
Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan menyambut kelahiran sang bayi dalam proses menyusui.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara adalah sebagai berikut :
- Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunaka: busa, karena akan mengganggu penyerapan keringat payudara.
- Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara.
- Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan menyebabka iritasi. Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa lalu bilas dengan ai hangat.
- Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara berarti produksi ASI sudah dimulai.
Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi.
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan pada kantong kemih.
Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan nenyebabkan dehidrasi.
Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini.
- Sering abortus dan kelahiran prematur.
- Perdarahan per vaginam.
- Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan.
- Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauteri.
Persiapan Persalinan
Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya jika ibu dan keluarga. mempersiapkan persalinan sejak jauh hari sebelumnya. Ini dimaksudkan agar jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan atau persalinan maju dari hari perkiraan, semua perlengkapan yang dibutuhkan sudah siap.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk persalinan adalah sebagai berikut.
- Biaya dan penentuan tempat serta penolong persalinan.
- Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan jika terjadi sut komplikasi yang membutuhkan rujukan.
- Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya.
- Surat-surat fasilitas kesehatan (misalnya ASKES, jaminan kesehatan dari terapj kerja, Kartu Sehat, dan lain-lain).
- Pembagian peran ketika ibu berada di RS (ibu dan mertua, yang menjaga am lainnya—jika bukan persalinan yang pertama).
Selain beberapa hal di atas, yang tak kalah penting untuk dipersiapkan dari ibu adalah pemahaman akan tanda-tanda pasti persalinan antara lain :
- Rasa sakit atau mulas di perut dan menjalar ke perut bagian bawah sampai ke pinggang bagian belakang, yang disebut sebagai kontraksi.
- Kontraksi ini terjadi secara teratur dan semakin lama semakin sering dengan intensitas yang meningkat Minimal tiga kali dalam 10 menit dengan durasi 30-40 detik.
- Adanya pengeluaran per vagina berupa sekret yang berwarna merah muda disertai lendir.
- Kadang dijumpai pengeluaran air ketuban yang terjadi secara spontan (selapu ketuban pecah) dengan ciri-ciri adanya pengeluaran air ketuban seketika dalam jumlah banyak atau keluarnya air ketuban sedikit-sedikit tetapi dalam waktu yang lama. Hal ini disebut sebagai ketuban rembes karena selaput ketuban robek. Perlu ditekankan kepada ibu dan keluarga untuk dapat membedakan antara pengeluaran air seni dengan air ketuban, karena perbedaan konsistensinya sangat tipis, terutama jika air ketuban sudah terserap dalam kain.
Ketidaknyamanan dan Cara mengatasinya
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi.
F. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda Bahaya Ibu dan Janin Masa Kehamilan Muda
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah sesuatu yang normal jika hanya terjadi disekitar waktu pertama haidnya terlambat dan perdarahan hanya sedikit (spooting). Jika perdarahan yang terjadi banyak dan dalam waktu beberapa hari maka harus dicurigai adanya kejadian yang lain yang harus segera ditindaklanjuti.
Beberapa diagnosis perdaharan pervaginan pada masa kehamilan :
a. Kehamilan ektopik
b. Kemungkinan abortus (abortus Imminens, abortus inkomplet, abortus komplet)
c. Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar uterus. Tuba Fallopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik (>90%).
Tanda dan gejala Kehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik terganggu
- Gejala kehamilan awal (flek/perdarahan yang ireguler, mual, pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina dan serviks, pelunakan serviks, pembesaran uterus, frekuensi BAK yang meningkat).
- Nyeri pada abdomen dan pelvis
- Kolaps dan kelelahan
- Denyut nadi cepat dan lemah (110x/menit atau lebih).
- Hipotensi
- Hipovolemia
- Abdomen akut dan nyeri pelvis
- Distensi Abdomen
- Nyeri Lepas
- Pucat
d. Mola Hidatidosa, merupakan proliferasi abnormal dari vili khorialis.
2. Hipertensi Gravidarum
Hipertensi dalam kehamilan termasuk hipertensi karena kehamilan dan hipertensi kronik (meningkatnya tekanan darah sebelum usia kehamilan 20 minggu. Hipertensi dalam kehamilan sering ditandai dengan nyeri kepala, kejang dan hilangnya kesadaran. Kejadian lain yang bisa mengakibatkan kejang adalah epilepsi, malaria, trauma kepala, meningitis dan ensefalitis.
a. Tekanan diastolik merupakan indikator untuk prognosis pada penanganan hipertensi dalam kehamilan.
b. Tekanan diastolik mengukur tekanan tahanan perifer dan tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi pasien.
c. Jika tekanan diastolik >90mmHg pada dua pemeriksaan berjarak 4 jam atau lebih, diagnosisnya adalah hipertensi. Pada keadaan urgen, tekanan diastolik 110 mmHg dapat dipakai sebagai dasar diagnosis, dengan jarak waktu pengukuran < 4 jam.
1) Jika hipertensi pada kehamilan >20 minggu, pada persalinan, atau dalam 48 jam sesudah persalinan, diagnosisnya adalah hipertensi dalam kehamilan.
2) Jika hupertensi terjadi pada kehamilan < 20 minggu, diagnosisnya adalah hipertensi kronik.
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalahs ebagai berikut :
a. Hipertensi (tanpa proteinuria atau edema).
b. Preeklamsia ringan
c. Preeklamsia berat
d. Eklamsia
3. Nyeri Perut bagian Bawah
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang merupakan gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus.
Diagnosis banding nyeri perut :
1) Kista Ovarium
2) Apendisitis
3) Sistisis
4) Pielonefritis akut
5) Kehamilan ektopik
Tanda Bahaya Ibu dan Janin Masa Kehamilan Lanjut
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai bayi dilahirkan dinamakan perdarahan intrapartum sebelum kelahiran. Perdarahan pada akhir kehamilan, perdarahan tidak normal adalah merah, banyak dan kadang kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan seperti ini bisa berarti plasenta previa atau abrubiso plasenta.
Diagnosis perdarahan antepartum
Tanda & gejala Utama
Faktor predisposisi
Penyulit lain
Diagnosis
- Perdarahan tanpa nyeri, usia gestasi > 22 minggu.
- Darah segar/kehitaman dengan bekuan.
- Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktifitas fisik, kontraksi braxton hiks atau koitus
- Grande multipara
- Syok
- Perdarahan setelah koitus
- Tidak ada kontraksi uterus
- Bagian terendah janin tidak masuk PAP
- Kondisi janin normal atau gawat janin
Plasenta previa
- Perdarahan dengan nyeri intermitten atau menetap
- Warna darah kehitaman dan
- Hipertensi
- Versi luar
- Trauma abdomen
- Polihidramnion
- Gemelli
- Defisiensi gizi
- Syok yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar
- Anemia berat
- Melemah atau
Solutio plasenta
cair, tetapi mungkin ada bekuan ada bekuan jika solusio relatif baru
- Jika ostium terbuka, terjadi perdarahan berwarna merah segar.
hilangnya gerak janin
- Gawat janin/hilangnya DJJ
- Uterus tegang dan nyeri
- Perdarahan intrabdominal dan atau vaginal
- Nyeri hebat sebelum perdarahan dan syok, yang kemungkinan hilang setelah terjadi regangan pada perut bawah
- Riwayat SC
- Partus lama atau lewat waktu
- Disproporsi kepala
- Kelainan letak/presentasi
- Persalinan traumatik
- Syok atau takikardi
- Adanya cairan bebas intrabdominal
- Hilangnya gerak DJJ
- Bentuk uterus abnormal atau konturnya tidak jelas.
- Nyeri raba/tekan dinding perut dan bagian bagian janin mudah dipalpasi
Ruptura Uteri
- Perdarahan berwarna merah
- Uji pembekuan darah tidak menunjukkan adanya bekuan darah setelah tujuh menit.
- Rendahnya faktor pembekuan darah, fibrinoen, trombosit, fragmentasi sel darah merah.
- Solusio plasenta
- Janin mati dalam rahim
- Eklamsia
- Emboli air ketuban
- Perdarahan gusi
- Gambaran memar bawah kulit
- Perdarahan dari tempat tusukan dan jarum infus
Gangguan pembekuan darah
2. Sakit Kepala yang hebat dan menetap
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum terjadi dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal selama kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat dan menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami kehilangan penglihatan yang menjadi kabur dan bayang bayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah salah satu gejala dari preeklamsia.
3. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, penyakit radang pelvis, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsio plasenta, ISK dll.
Diagnosis banding nyeri abdomen pada kehamilan lanjut :
a. Kemungkinan persalinan preterm
b. Solutio plasenta
c. Ruptura uteri
d. Amnionitis
e. Sistitis
f. Pielonefritis
g. Apendisitis
h. Matritis
i. Abses pelvis
j. Peritonitis
k. Kista ovarium
4. Bengkak pada muka dan tangan
Hampir setengah dari ibu ibua hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah istirahat atau meletakkan kaki lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka, tangan, tidak hilang dengan istirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik lainnya. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau preeklamsia.
5. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 dan ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak palings edikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
G. Pendidikan Kesehatan
Tujuan pemberian edukasi adalah :
1. Fasilitasi pemahaman mengenai status kesehatan pasien, pilihan perawatan kesehatan dan konsekuensinya.
2. Mendorong partisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
3. Meningkatkan kemungkinan untuk mengikuti rencana perawatan.
4. Memaksimalkan ketrampilan
5. Membantu perawatan berkelanjutan
6. Meningkatkan gaya hidup sehat.
Faktor Faktor yang mempengaruhi edukasi antara lain :
1. Usia
Pada tingkat masing masing usia memiliki pendekatan emosi dan psikologisnya berbeda beda sesuai dengan tingkat emosinya masing masing.
2. Tingkat pendidikan
Berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman.
3. Status sosial ekonomi
Termasuk didalamnya family dan social support.
4. Status perkawinan
Tingkat perhatian pada single parents akan berbeda dengan partnered mother.
5. Budaya
6. Agama
7. Paritas
8. Ketertarikan pasien dan keluarga
TRIMESTER CONCERN
TRIMESTER 1 (Mgg 1 – Mgg 13)
Pada trimester ini akan didapat reaksi orang tua terhadap kehamilan mengenai perubahan kehidupan sehari hari, siapa yang merawat bayi dan kebutuhan akan mutual support. Pada trimester ini yang menjadi perhatian utama adalah
• Mual muntah
• Efek obat obatan pada fetus
• Perubahan gambaran diri
• Reaksi keluarga
• Kebutuhan nutrisi
• Tes genetik
Pendidikan tentang perawatan diri
Menjaga kesehatan merupakan aspek penting dalam perawatan prenatal. Partisipasi pasien dalam hal ini menjamin adanya laporan dini tentang respons yang tidak diharapkan dalam kehamilan. Perawat sebagai pengajar, memberi pasien informasi yang diperlukan menaati tindakan tindakan yang berkaitan dengan perawatan kesehatan.
Calon ibu memerlukan informasi tentang banyak hal. Selama pemeriksaan kesehatan pertama, wanita mungkin telah menunjukkan suatu kebutuhan untuk belajar aktivitas merawat diri, seperti mencegah infeksi saluran kemih, dan latihan kegel.
Mencegah Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih bisa asimptomatik. Baik simptomatik atau tidak, infeksi saluran kemih berisiko, baik ibu maupun bagi janin. Pencegahan infeksi ini sangatlah penting. Pengertian wanita dan penggunaan tindakan tindakan hygiene umum perlu dikaji. Sebelum membuat rencana perawatan, perawat perlu mengidentifikasi perasaan atau ide tentang budaya, etnik, agama, atau faktor faktor lain yang mempengaruhi praktik kesehatan.
Wanita perlu mempelajari bahwa setiap wanita harus selalu nelakukan gerakan membersihkan dari depan ke belakang setiap kali selesai berkemih atau buang air besar dan harus menggunakan tissue yang bersih setiap kali melakukannya. Membersihkan dengan mengelap dari belakang ke depan akan membawa bakteri dari daerah rektum ke muara uretra dan meningkatkan risiko infeksi. Sebaiknya gunakan tissue yang lembut dan menyerap air, lebih disukai yang berwarna putih dan tidak diberi wewangian karena tissue yang kasar, diberi wewangian, atau yang bergambar bisa menimbulkan iritasi. Wanita harus sering mengganti pelapis atau pelindung celana dalam. Wanita sebaiknya mengenakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun. Wanita sebaiknya tidak mengenakan celana ketat atau jeans ketat untuk waktu yang lama. Panas dan kelembaban di daerah genetalia, yang terbentuk akibat penggunaan pakaian ketat dapat mempermudah pertumbuhan bakteri.
Beberapa wanita tidak mendapat cukup makanan dan cairan. Setelah mengemukakan makanan pilihannya, perawat harus menganjurkan agar wanita ini meminum 8 dampai 12 gelas cairan setiap hari. Yogurt dab susu asam juga bisa membantu mencegah infeksi saluran kemih atau vagina.
Perawat harus memberitahukan cara berkemih yang sehat. Ibu hamil harus sering berkemih yang sehat. Mereka harus cukup minum agar produksi air kemihnya cukup dan jangan sengaja mengurangi minum untuk menjarangkan berkemih. Apabila perasaan ingin berkemih muncul, jangan diabaikan. Menahan berkemih akan membuat bakteri di dalam kandung kemih berlipat ganda. Ibu hamil harus merencanakandi muka untuk berkemih jika ia akan memasuki keadaan dimana ia tidak akan dapat berkemih untuk jangka waktu yang lama misal dalam kendaraan bepergian jauh. Ia harus selalu berkemih sebelum berangkat tidur dimalam hari. Bakteri bisa masuk sewaktu melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu ibu hamil dianjurkan untuk berkemih sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual dan minum banyak air untuk meningkatkan produksi kemihnya.
Latihan Kegel
Latihan kegel (latihan dasar penggul) memperkuat otot otot di sekitar organ reproduksi dan memperbaiki tonus otot otot tersebut. Banyak wanita tidak mengenali otot otot di dasar panggul sampai sampai mereka diberi tahu bahwa inilah otot otot yang dipakai ketika mereka berkemih dan melakukan hubungan seksual dan oleh karena itu otot otot ini dapat dikendalikan secara sadar. Karena otot otot dasar panggul melingkari jalan keluar bayi, sangatlah penting otot otot ini dilatih karena otot yang terlatih dapat meregang dan berkontraksi dengan baik selama proses melahirkan.
Untuk membantu otot otot dasar panggul kembali ke fungsi normal, latihan kegel harus dilakukan setelah melahirkan. Latihan kegel memperkuat otot otot ini dan memperbaiki tonus otot. Apabila dilakukan secara teratur, latihan ini membantu mencegah prolaps uterus dan stres inkontinensia di kemudian hari.
Berikut ini mengenai latihan kegel :
Latihan
Otot otot yang menghentikan aliran kemih adalah otot otot pubokoksigis. Melakukan latihan kegel sewaktu berkemih membantu ibu hamil untuk mengetahui apakah ia telah benar melakukan latihannya. Apabila ia dapat menghentikan aliran kemihnya, berarti tonus ototnya baik.
Setelah ibu hamil mengetahui dengan benar tempat otot otot tersebut, latihan kegel dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Lambat : kencangkan otot, tahan sampai hitungan ketika dan lemaskan.
2. Cepat : kencangkan otot dan lemaskan secepat mungkin.
3. Dorong keluar, tarik ke dalam : tarik ke atas seluruh dasar panggul seakan akan sedang mencoba menarik air masuk ke dalam vagina. Kemudian dorong keluar seakan akan mencoba mengeluarkan air tersebut. Latihan ini juga menggunakan otot otot abdomen.
Pelaksanaan
Latihan ini darus dilakukan beberapa kali dalam sehari supaya efektif. Latihan ini harus dilakukan setiap hari seumur hidup wanita tersebut. Latihan ini dapat dilakukan 10 kali untuk setiap kali latihan dan dilakukan sedikitnya tiga kali sehari. Waktu yang baik untuk melakukan latihan ini ialah saat sedang berjalan ke kamar kecil, tetapi tambahan latihan diwaktu yang lain akan lebih baik.
Pengajaran Tambahan
Informasi lain yang juga dibutuhkan oleh pasien adalah masalah diet, latihan fisik, tidur, kebiasaan buang air besar, merokok, ingesti alkohol, pemakaian obat obatan, dan hubungan seksual. Tidaklah mungkin mengajarkan semua hal yang dibutuhkan oleh ibu hamil dan keluarganya sekaligus dalam satu kunjungan setelah ia didiagnosis hamil. Ibu bisa diberikan catatan kecil yang sudah disipkan sebelumnya, yang bisa dibaca oleh ibu hamil di rumah.
Jadwal Perawatan
Pada kunjungan pertama, wanita hamil akan senang bila diberitahukan jadwal kunjungan berikutnya. Kebanyakan ibu perlu datang berkunjung setiap selang waktu empat minggu sampai usia kandungannya 20 minggu, kemudian setiap dua minggu sekali sampai minggu ke 36 dan sejak minggu ke 37 sampai melahirkan jadwal kunjungan menjadi setiap minggu.
Tanda Komplikasi Potensial
Salah satu tanggungjawab utama tenaga kesehatan yang terlibat dalam perawatan ibu hamil ialah menyadarkan ibu tentang tanda dan gejala yang berpotensi menimbulkan komplikasi pada kehamilan.
Tanda komplikasi potensial pada trimester pertama :
• Muntah berat, kemungkinan penyebab adalah hiperemesis gravidarum
• Menggigil, demam, kemungkinan disebabkan oleh infeksi.
• Rasa terbakar sewaktu berkemih, kemungkinan disebabkan oleh infeksi
• Diare, kemungkinan disebabkan oleh infeksi.
• Kram perut, perdarahan dari vagina, kemungkinan disebabkan oleh abortus spontan, keguguran.
Trimester II (Mgg 14 – Mgg 26)
Adanya perubahan pada pasangan terhadap penerimaan kehamilan dan persiapan untuk kelahiran. Adapun yang menjadi perhatian utama pada masa ini adalah :
♦ Kenaikan BB
♦ Ketidaknyamanan
♦ Aktivitas seksual
Trimester III (Mgg 27 – Mgg 38/40)
Perhatian utama selama masa ini adalah :
- Persiapan melahirkan
- Persiapan menyusui
- Perawatan bayi baru lahir.
H. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat Obstetri
Memberikan intormasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini.
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan.
d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan taksiran persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).
Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus Naegle, yaitu Hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
Contoh:
HPHT 30 Agustus 2004 berarti TP tanggal 6 Juni 2005. Aturan Naegle lebih akurat dilakukan pada ibu dengan siklus menstruasi yang teratur dengan 28 hari, kurang akurat pada ibu dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin.
Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut.
b. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
c. Penyakit pada niasa kanak-kanak dan imunisasi.
d. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
e. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
f. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberkulosis.
g. Riwayat dan perawalan anemia.
h. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
i. Jumlah konsumsi katein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringanlainnya,
j. Merokok (Jumlah batang per hari).
k. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma.
l. Alergi dan sensitif dengan obat.
m. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
n. Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis (menahun/terus–menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.
o. Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkoholakanberpengaruh pada keraampuankeluarga untuk menghadapa kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami komplikasi pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat terjadi.
Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Tanda Vital
1). Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
2). Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
3). Pernapasan
Frekuesi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
4). Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6 °C. Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b. Sistem Kardiovaskuler
Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum
Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
c. Sistem Muskuloskeletal
1). Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
2). Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
3). Pengukuran pelviks •
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
4). Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
d. Sistem neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan
e. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku ber warna merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
f. Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
g. Sistem Gatsrointestinal
Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi.
Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.
h. Sistem Urinarius
Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.
Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih
yang biasa terjadi pada ibu hamil.
i. Sistem reproduksi
1). Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
2). Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum.
3). Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.
2. Diagnosa Keperawatan
Trimester 1
a. Kecemasan
b. Nyeri
c. Gangguan Nutrisi
d. Perubahan pola seksual
Trimester 2
a. Nyeri
b. Gangguan gambaran diri
c. Perubahan proses keluarga
d. Kecemasan
e. Perubahan pola seksual
Trimester 3
a. Nyeri
b. Pola nafas tidak efektif
c. Perubahan pola tidur
d. Intoleransi aktivitas
e. Perubahan pola seksual
Daftar Pustaka :
- Ilyas, Jumarni. 1994. Asuhan keperawatan Perinatal. Jakarta. EGC
- Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar dasar Keperawatan Maternitas. Ed 6. Jakarta. EGC
- Bobak. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Ed 4. Jakarta. EGC.
- Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika. Jakarta
- Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Salemba Medika. Jakarta
- Bandiyah, Siti. 2009. Kehamilan, Persalinan dan gangguan kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar