BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu
diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana
merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh
wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit,
tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga
karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan
dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Gunawan, 1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).
Pada tahun 1960 angka kematian balita mencapai lebih dari 200 per 1000 orang, dua kali lebih besar dari angka kematian balita di Filipina atau Thailand. Pada tahun 2005 angka tersebut turun hingga kurang dari 50 per 1000 orang, yang merupakan salah satu penurunan tertinggi yang terjadi di kawasan ini. Seorang anak yang lahir pada tahun 1940 hanya memiliki sekitar 60% kesempatan untuk mengenyam pendidikan, 40% untuk menamatkan sekolah dasar dan 15% untuk menamatkan pendidikan di sekolah menengah pertama. Sebaliknya, lebih dari 90% anak-anak yang lahir sejak tahun 1980 berhasil menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama.
Sebagian besar kemajuan yang diperoleh semata-mata berkaitan dengan peningkatan pendapatan. Pendapatan perkapita berlipat ganda antara tahun 1970 sampai dengan 1980 dan berlipat ganda lagi pada akhir tahun 1990 (sebelum terjadi krisis ekonomi tahun 1997). Salah satu analisis tentang program Keluarga Berencana Indonesia yang sangat luas menunjukkan bahwa sebagian besar pengurangan fertilitas berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jenjang . Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang .
Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya pil, suntik, susuk, tubektomi, dan vasektomi . Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi.
Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat dicari fungsi dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui definisi dari KB susuk
2. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi KB susuk
3. Mengetahui keuntungan dan kekurangan KB susuk
4. Mengetahui efektifitas Kb susuk
5. Mengetahui efek samping penggunaan KB susuk
6. Mengetahui Cara Pemasangan KB susuk
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).
Pada tahun 1960 angka kematian balita mencapai lebih dari 200 per 1000 orang, dua kali lebih besar dari angka kematian balita di Filipina atau Thailand. Pada tahun 2005 angka tersebut turun hingga kurang dari 50 per 1000 orang, yang merupakan salah satu penurunan tertinggi yang terjadi di kawasan ini. Seorang anak yang lahir pada tahun 1940 hanya memiliki sekitar 60% kesempatan untuk mengenyam pendidikan, 40% untuk menamatkan sekolah dasar dan 15% untuk menamatkan pendidikan di sekolah menengah pertama. Sebaliknya, lebih dari 90% anak-anak yang lahir sejak tahun 1980 berhasil menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama.
Sebagian besar kemajuan yang diperoleh semata-mata berkaitan dengan peningkatan pendapatan. Pendapatan perkapita berlipat ganda antara tahun 1970 sampai dengan 1980 dan berlipat ganda lagi pada akhir tahun 1990 (sebelum terjadi krisis ekonomi tahun 1997). Salah satu analisis tentang program Keluarga Berencana Indonesia yang sangat luas menunjukkan bahwa sebagian besar pengurangan fertilitas berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jenjang . Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang .
Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya pil, suntik, susuk, tubektomi, dan vasektomi . Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi.
Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat dicari fungsi dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui definisi dari KB susuk
2. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi KB susuk
3. Mengetahui keuntungan dan kekurangan KB susuk
4. Mengetahui efektifitas Kb susuk
5. Mengetahui efek samping penggunaan KB susuk
6. Mengetahui Cara Pemasangan KB susuk
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISIPEMBAHASAN
Kontrasepsi yang popular dengan nama “susuk KB” ini berisi
lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan di bawah kulit
lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku.
Levonorgestrel adalah suatu progestin yang telah banyak dipakai dalam
pik KB seperti ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung 38 mg
lovonorgestrel. Setiap hari ke enam kapsul akan melepas 50 mikro gram
levonorgestrel. Dan akan efektif sebagai kontrasepsi untuk 5 tahun
(Gunawan, 1999).
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
B. JENIS-JENIS IMPLANT
Di Indonesia dikenal beberapa jenis implan,yaitu:
• Norplan
• Implanon
• Indoplan
• Sinoplan
• Jadenna
C. INDIKASI
• Pemakaian KB yang jangka waktu lama
• Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
• Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
D. KONTRA INDIKASI
- Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
- Wanita dalam usia reproduksi
- Telah atau belum memiliki anak
- Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
- Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
- Pasca persalinan dan tidak menyusui
- Pasca keguguran
- Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
- Riwayat kehamilan ektopik
- Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell)
- Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
- Sering lupa menggunakan pil
- Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
- Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
- Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
- Miom uterus dan kanker payudara
- Ganguan toleransi glukosa
E. KELEBIHAN
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :
- Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna
- Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil
- Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun
- Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual
- Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginkan anak lagi, kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat
- Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi (GUNAWAN, 1999).
Keuntungan dari metode ini adalah:
- Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
- Tidak melakukan pemeriksaan dalam
- Bebas dari pengaruh estrogen
- Tidak mengganggu ASI
- Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
- Perdarahan lebih ringan
- Tidak menaikkan tekanan darah
- Mengurangi nyeri haid
- Mengurangi/ memperbaiki anemia
- Melindungi terjadinya kanker endometrium
- Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
- Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul
F. KEKURANGAN
- Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
- Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
- Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS
- Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
- Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)
G. EFEK SAMPING
1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.
2. Yang paling sering terjadi:
- Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
- Perdarahan bercak (spotting)
- Berkurangnya panjang siklus haid
- Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
3. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
5. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).
6. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan (Gunawan, 1999).
H. EFEKTIFITAS
Efektifitas dari pemasangan susuk adalah sebagai berikut :
• Lendir serviks menjadi kental
• Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
• Mengurangi transportasi sperma
• Menekan ovulasi
• 99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan)
I. CARA KERJAK SUSUK (IMPLANT)
Segera setelah implant dimasukkan ke bawa kulit lengan atas ekseptor, secara tetap sejumlah levenorgestrel akan dilepaskan. Keadaan inilah yang melindungi akseptor dari kehamilan, selama implant tatap berada di tempat tersebut (GUNAWAN, 1999).
J. PERSIAPAN PEMASANGAN
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
• Mamiliki pencahayaan yang cukup
• Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
• Terbebas dari debu dan serangga
• Memiliki ventilasi udara yang baik
• Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan mengalir (air kran dan lain-lain).
2. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
• Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien sangat kurang
• Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah cukup
• Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
• Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan implan.
• Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.
• Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutup
• Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi (kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
• Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant.
b. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
• Meja periksa untuk berbaling klien
• Alat penyangga lengan (tambahan)
• Batang implan dalam kantong
• kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan implan Norplant.
• Pepasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat tinggi)
• Sabun untuk mencuci tangan
• Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.
• Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
• Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
• Trokar 10 dan madrin
• Skalpel 11 atau 15
• Kassa pembalut, band aid, atau plester
• Kassa steril dan pembalut
• Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat)
• Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
• Bak/tempat instrumen (tertutup)
4. Kunci Keberhasilan Pemasangan
• Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
• Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
• Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah media lengan
• Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.
• Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan dipaksakan
• Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan pemasangan tepat dibawah kulit
• Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
• Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
• Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
• Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
K. PENATALAKSANAAN UMUM
Kapsul implan dipasang tepat di bawah kulit di atas lipat siku di daerah medial lengan atas. Untuk tempat pemasangan kapsul pilihlah lengan klien yang jarang digunakan. Pertama, cuci lengan dengan air dan sabun, kemudian usap dengan antiseptik dan suntik anestesi lokal. Buat insisin kecil hanya sekedra menembus kulit, sekitar 8 cm di atas lipat siku. Setiap kapsul dimasukkan melalui trokar khusus dan dipasang tepat di bawah kulit. Sebelum memulai tindakan, periksa kembali untuk memastikan apakah klien :
• Sedang minum obat yang dapat menurunkan efektivitas implan
• Sudah mendapat anestesi lokal sebelumnya
• Alergi terhadap obat anestesi lokal atau jenis obat lainnya
PERSIAPAN PEMASANGAN
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.
Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
TINDAKAN SEBELUM PEMASANGAN
Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
PEMASANGAN KAPSUL
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
TINDAKAN SETELAH PEMASANGAN KAPSUL
1. Menutup luka insisi
- Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
- Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
2. Perawatan klien
- Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
- Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
BILA TERJADI INFEKSI
- Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal
- Bila terjadi abses (dengan atau tanpa eksplusi kapsul) cabut semua kapsul.
PETUNJUK UNTUK MENJAGA AGAR TROKAR TETAP TAJAM
- Pemakaian yang berulang-ulang akan menyebabkan trokar menjadi tumpul. Trokar harus diperiksa dengan hati-hati setelah setiap 10 kali pemasangan.
- Setelah selesai dipakai, dipisahkan trokar dari pendorongannya. (hal ini untuk menjaga trokar agar tetap tajam).
- Bila trokar telah menjadi tumpul, harus diasah seperti mengasah pisau atau gunting dengan menggunakan batu asah yang halus.
- Pada waktu mengasahntrokar,jangan terlalu berlebihan oleh karena dapat mengubah sudut ketajamannya sehingga trokar tidak bisa dipakai lagi. Pengasahan yang berlebihan akan memperpendek trokar, mengurangi jarak ke tanda (2) dekat ujung trokar.
- Masalah lain yang ditimbulkan karena pengasahan yang erlebihan adalah pada waktu memasukkan pendorong sepenuhnya, maka ujung tumpul pendorong akan menonjol keluar melewati ujung tajam trokar. Hal ini akan menyulitkan waktu memasukkan trokar tepat di bawah kulit. Bila hal ini terjadi, tarik kembali pendorong sehingga ujung tumpulnya tidak menonjol keluar dari ujung tajam trokar.
- Setelah kira-kira 50 sampai 100 kali pemasangan , trokar harus diganti, tidak boleh diasah lagi.
PEMASANGAN IMPLAN LADENATM DAN INDOPLANT
Pemasangan implant JADENA™ dan INDOPLANT sama dengan pemasangan NORPLANT hanya berbeda dalam jumlah kapsul yang dipasang yaitu hanya 2 kapsul, kapsulnya lebih panjang dan pemberian obat anastesi cukup 1-2 ml (1% tanpa Epinefrin).
PEMASANGAN IMPLANT IMPLANON
Iserter yang digunakan telah berisi 1 (buah) kapsul di dalamnya dan hanya untuk satu kali pakai. Kemasan tersebut menyerupai alat suntik.
Langkah 1
Persiapkan tempat pemasangan dengan larutan antiseptik.
Langkah 2
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm diatas lipatan siku pada bagian dalam lengan di alur antara otot biseps dan triseps. Gunakan spidol untuk menandai dengan membuat garis sepanjang 6-8 cm.
Langkah 3
Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terdapat obat anastesi, isi alat suntik dengan 2 ml obat anastesi (1% tanpa Epinefrin) dan suntikan tepat dibawah kulit sepanjang jalur tempat pemasangan. Pemasangan anastesi juga dapat dilakukan dengan semprotan.
Langkah 4
Keluarkan insenter dari kemasannya. Regangkan kulit ditempat pemasangan dan masukan jarum insenter tepat dibawah kulit sampai masukseluruh panjang jarum insenter. Untuk melatakana jarum tepat dibawah kulit, angkat jarum insenter keatas, sehinnga kulit terangkat.
Langkah 5
Lepaskan segel insenter dengan menekan penopang pendorong insenternya.
Langkah 6
Putar pendorong insenter 90o atau 180o dengan mempertahankan pendorong insenter tetap diatas lengan.
Langkah 7
Dengan tangan yang lain sacara perlahan tarik jarum keluar dari lengan sambil tetap memperthanakan penopang insenter ditempanya. (catatan: prosedur ini berlawanan dangan suatu penyuntikan, dimana pendorong didorong dan insenter dipertahankan).
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
TINDAKAN SETELAH PEMASANGAN KAPSUL
1. Menutup luka insisi
- Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
- Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
2. Perawatan klien
- Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
- Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
BILA TERJADI INFEKSI
- Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal
- Bila terjadi abses (dengan atau tanpa eksplusi kapsul) cabut semua kapsul.
PETUNJUK UNTUK MENJAGA AGAR TROKAR TETAP TAJAM
- Pemakaian yang berulang-ulang akan menyebabkan trokar menjadi tumpul. Trokar harus diperiksa dengan hati-hati setelah setiap 10 kali pemasangan.
- Setelah selesai dipakai, dipisahkan trokar dari pendorongannya. (hal ini untuk menjaga trokar agar tetap tajam).
- Bila trokar telah menjadi tumpul, harus diasah seperti mengasah pisau atau gunting dengan menggunakan batu asah yang halus.
- Pada waktu mengasahntrokar,jangan terlalu berlebihan oleh karena dapat mengubah sudut ketajamannya sehingga trokar tidak bisa dipakai lagi. Pengasahan yang berlebihan akan memperpendek trokar, mengurangi jarak ke tanda (2) dekat ujung trokar.
- Masalah lain yang ditimbulkan karena pengasahan yang erlebihan adalah pada waktu memasukkan pendorong sepenuhnya, maka ujung tumpul pendorong akan menonjol keluar melewati ujung tajam trokar. Hal ini akan menyulitkan waktu memasukkan trokar tepat di bawah kulit. Bila hal ini terjadi, tarik kembali pendorong sehingga ujung tumpulnya tidak menonjol keluar dari ujung tajam trokar.
- Setelah kira-kira 50 sampai 100 kali pemasangan , trokar harus diganti, tidak boleh diasah lagi.
PEMASANGAN IMPLAN LADENATM DAN INDOPLANT
Pemasangan implant JADENA™ dan INDOPLANT sama dengan pemasangan NORPLANT hanya berbeda dalam jumlah kapsul yang dipasang yaitu hanya 2 kapsul, kapsulnya lebih panjang dan pemberian obat anastesi cukup 1-2 ml (1% tanpa Epinefrin).
PEMASANGAN IMPLANT IMPLANON
Iserter yang digunakan telah berisi 1 (buah) kapsul di dalamnya dan hanya untuk satu kali pakai. Kemasan tersebut menyerupai alat suntik.
Langkah 1
Persiapkan tempat pemasangan dengan larutan antiseptik.
Langkah 2
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm diatas lipatan siku pada bagian dalam lengan di alur antara otot biseps dan triseps. Gunakan spidol untuk menandai dengan membuat garis sepanjang 6-8 cm.
Langkah 3
Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terdapat obat anastesi, isi alat suntik dengan 2 ml obat anastesi (1% tanpa Epinefrin) dan suntikan tepat dibawah kulit sepanjang jalur tempat pemasangan. Pemasangan anastesi juga dapat dilakukan dengan semprotan.
Langkah 4
Keluarkan insenter dari kemasannya. Regangkan kulit ditempat pemasangan dan masukan jarum insenter tepat dibawah kulit sampai masukseluruh panjang jarum insenter. Untuk melatakana jarum tepat dibawah kulit, angkat jarum insenter keatas, sehinnga kulit terangkat.
Langkah 5
Lepaskan segel insenter dengan menekan penopang pendorong insenternya.
Langkah 6
Putar pendorong insenter 90o atau 180o dengan mempertahankan pendorong insenter tetap diatas lengan.
Langkah 7
Dengan tangan yang lain sacara perlahan tarik jarum keluar dari lengan sambil tetap memperthanakan penopang insenter ditempanya. (catatan: prosedur ini berlawanan dangan suatu penyuntikan, dimana pendorong didorong dan insenter dipertahankan).
L. CARA PENCABUTAN
METODE PENCABUTAN
Metode pencabutan unutk implant Norplant, Jadena™, Indlopant maupun
Implano sama hanya berbeda dalam jumlah yang kapsul yang terpasang.
Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit kapsul telah digunakan sejak awal 1980an. Sejak itu telah banyak dilaporkan modifikasi dari metode standar pencabutan, misalnya metode “pop out” yang dikenalkan oleh Darney dkk. Pada tahun 1992. Kenyataannya bahwa banyak yang memikirkan untuk terus menyempurnakan metode pencabutan, sedang perubahan pada metode pemasangan hanya sedikit, menunjukan dengan jelas mtode standar pencabutan tidak seluruhnya sempurna. Pengamatan ini didukung oleh pengalaman diberbagai negara. Dibandingkan pemasangan, pencabutan memerlukan kesabaran dan keahlian. Selain itu pemasangan yang tidak baik (misalnya terlalu dalam atau tidak menggunakan pola) menyebabkan pencabutan dengan metode apapun akan memakan waktu yang lama dan lebih banyak pendarahan dibanding pada waktu pemasangan.
Praptohardjo dan Wibowo (1993) melaporkan metode baru untuk pencabutan implant Norplant yaitu Teknik “U”. Perbadaaan yang besar antara tek=hnik “u” dan tehnik standar adalah :
- Posisi dari insisi kulit, dan
- Pemakaian klem pemegang implant Norplant, merupakan modifikasi klem yang digunakan unutuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 manjadi 2,2 mm.
Persiapan bahan dan alat
Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalan kondisi baik (misalnya klem harus dapat menjepti dengan kuat dan spakel harus tajam). Periksa alat dan bahan yang akan dipakai sudah dalam keadaan steril atau DTT.
Peralatan yang diperlukan unutuk setiap pencabutan adalah sebagai berikut :
- Meja periksa untuk tempat tidur klien.
- Penyangga lengan atau meja samping
- Sabun untuk mencuci tangan
- Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
- Tiga mangkok steril atau DTT (satu larutan antiseptik, satu tempat air mendidih atau steril yang berisi kapas bulat untuk membersihkan bedak pada sarung tangan dan satu lagi berisi larutan Klorin 0,5% untuk dekontaminasi kapsul yang telah dicabut).
- Sepasang sarung tangan steril/DTT.
- Larutan antiseptik
- Anastesi lokal (konsentrasi 0,1% tanpa Epinefrin ).
- Tabung suntik (5 atau 10ml ) dan jarum suntik dangan panjang 2,5 - 4 cm
Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit kapsul telah digunakan sejak awal 1980an. Sejak itu telah banyak dilaporkan modifikasi dari metode standar pencabutan, misalnya metode “pop out” yang dikenalkan oleh Darney dkk. Pada tahun 1992. Kenyataannya bahwa banyak yang memikirkan untuk terus menyempurnakan metode pencabutan, sedang perubahan pada metode pemasangan hanya sedikit, menunjukan dengan jelas mtode standar pencabutan tidak seluruhnya sempurna. Pengamatan ini didukung oleh pengalaman diberbagai negara. Dibandingkan pemasangan, pencabutan memerlukan kesabaran dan keahlian. Selain itu pemasangan yang tidak baik (misalnya terlalu dalam atau tidak menggunakan pola) menyebabkan pencabutan dengan metode apapun akan memakan waktu yang lama dan lebih banyak pendarahan dibanding pada waktu pemasangan.
Praptohardjo dan Wibowo (1993) melaporkan metode baru untuk pencabutan implant Norplant yaitu Teknik “U”. Perbadaaan yang besar antara tek=hnik “u” dan tehnik standar adalah :
- Posisi dari insisi kulit, dan
- Pemakaian klem pemegang implant Norplant, merupakan modifikasi klem yang digunakan unutuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 manjadi 2,2 mm.
Persiapan bahan dan alat
Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalan kondisi baik (misalnya klem harus dapat menjepti dengan kuat dan spakel harus tajam). Periksa alat dan bahan yang akan dipakai sudah dalam keadaan steril atau DTT.
Peralatan yang diperlukan unutuk setiap pencabutan adalah sebagai berikut :
- Meja periksa untuk tempat tidur klien.
- Penyangga lengan atau meja samping
- Sabun untuk mencuci tangan
- Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
- Tiga mangkok steril atau DTT (satu larutan antiseptik, satu tempat air mendidih atau steril yang berisi kapas bulat untuk membersihkan bedak pada sarung tangan dan satu lagi berisi larutan Klorin 0,5% untuk dekontaminasi kapsul yang telah dicabut).
- Sepasang sarung tangan steril/DTT.
- Larutan antiseptik
- Anastesi lokal (konsentrasi 0,1% tanpa Epinefrin ).
- Tabung suntik (5 atau 10ml ) dan jarum suntik dangan panjang 2,5 - 4 cm
TINDAKAN SEBELUM PENCABUTAN
Langkah 1:
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2 :
Pakai sarung tangan steril
Langkah 3 :
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai.
Langkah 4 :
Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik. Gunakan klem steril untuk memegang kasa tersebut. Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering sebelum memulai tindakan.
Langkah 5 :
Gunakan doek/kain lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebaruntuk memaparkan lokasi kapsul.
Langkah 6 :
Raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya.
Langkah 7 :
Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anastesi, isi alat
suntik dengan 3 ml obat anastesi (1% tanpa epinefrin). Masukkan jarum
tepat di bawah kulit pada tempat insisi akan dibuat, kemudian lakukan
aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah.
Suntikan sedikit obat anastesi untuk membuat gelembung kecil di bawah
kulit. Masukkan jarum secara hati-hati di bawah ujung kapsul pertama
sampai kurang lebih 1/3 panjang kapsul, tarik jarum pelan-pelan sambil
menyuntikan obat anastesi (0,5 ml) untuk mengangkat ujung kapsul. Tanpa
mencabut jarum, geser ujung jarum dan masukkan ke bawah kapsul
berikutnya. Ulangi proses ini sampai keenam ujung kapsul terangkat.
Sebelum memulai, sentuh tempat insisi dengan ujung jarum untuk
memastikan obat anstesi telah bekerja.
TINDAKAN PENCABUTAN KAPSULMetode Standar
Langkah 1 :
Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung bawah semua kapsul. Kira-kira 5 mm dari ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut sama maka insisi dibuat pada tempat insisi waktu pemasangan. Sebelum menentukan lokasi, pastikan tidak ada ujung kapsul yang berada di bawah insisi lama.
Lngkah 2 :
Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang kecil kurang lebih 4 mm dengan menggunakan scalpel.
Langkah 3 :
Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat dengan tempat insisi.
Langkah 4 :
Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung dengan lengkungan jepitan mengarah ke atas, kemudian jepit ujung kapsul dengan klem tersebut.Masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan jepitan mengarah ke kulit, teruskan sampai berada di bawah ujung kapsul dekat siku. Buka dan tutup jepitan klem untuk memotong secara tumpul jaringan parut yang mengelilingi ujung kapsul. Ulangi sampai ujung keenam kapsul bebas dari jaringan parut yang mengelilinginya. Selanjutnya, dorong ujung kapsul pertama sedekat mungkin pada luka insisi. Sambil menekan kapsul dengan jari telunjuk dan jari tengah, masukkan lagi klem lengkung sampai berada di bawah ujung kapsul, jepit kapsul di dekat ujungnya dan secara hati-hati tarik keluar melalui luka insisi.
Langkah 5 :
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-gosok pakai kasa steril untuk memaparkanujung bawah kapsul.
Langkah 6 :
Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem kedua. Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul secara pelan dan hati-hati dengan klem kedua. Kapsul akan mudah dicabut oleh karena jaringan ikat yang mengelilinginya tidak melekat pada karet silikon. Bilakapsul sulit dicabut, pisahkan secara hati-hati sisa jaringan yang melekat pada kapsul dengan menggunakan kasa.
Langkah 7 :
Pilih kapsul yang tampak paling mudah dicabut. Sebelum mengakhiri tindakan, hitung untuk memastikan keenam kapsul sudah dicabut.
Metode huruf “U”
Klem yang dipakai untuk mencabut kapsul pada teknik “U”, merupakan modifikasi klem yang digunakan untuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 menjadi 2,2 mm.
Langkah 1 :
Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 3 dan 4 kurang lebih 5 mm dari jung kapsul dekat siku.
Langkah 2 :
BUat insisi kecil (4mm) memanjang sejajar diantara sumbu panjang kapsul dengan menggunakan scalpel.
Langkah 3 :
Masukkan ujung klem pemegang implant norplant secara hati-hati melaalui luka insisi.
Langkah 4 :
Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar panjang kapsul.
Langkah 5 :
Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan jepit kapsul dengan sudut yang tepat pada sumbu panjang kapsul kurang lebih 5 mm diatas ujung bawah kapsul. Setelah kapsul terjepit, tarik kea rah insisi dan balikkan pegangan klem 180O kea rah bahu klien untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
Langkah 6 ;
Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan menggosok-gosok menggunakan kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul sehingga mudah dicabut.
Langkah 7 :
Gunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem pemegang norplant dan cabut kapsul dengan pela-pelan dan hati-hati. Taruh kapsul yang telah dicabut dalam mangkok berisi klori 0,5% untuk dekontaminasi sebelum dibuang.
Langkah 8 :
Pencabutan kapsul berikutnya adalah tampak paling mudah dicabut, gunakan teknik yang sama untuk mencabut kapsul berikutnya.
Metode “ Pop Out”
Pada tahun 1992,Darney Klaise dan Walker melaporkan metode pencabutan yang sederhana untuk mencabut seluruh kapsul norplant yang dikenal dengan metode pencabutan “pop out”. Metode ini dapat mengurangi rasa sakit maupun perdarahan dan biasanya luka insisi lebih kecil. Teknik ini akan mengurangi resiko robek pada kapsul selama tindakan pencabutan. Kerugiannya yaitu tidak bisa dilakukan bila lokasi kapsul tidak baik pada waktu dipasang. Berikut langkah-langkahnya:
Langkah 1 :
Raba ujung-ujung kapsul di daerah dekat siku untuk memilih salah satu kapsul yang lokasinya terletak di tengah-tengah dan mempunyai jarak yang sama dengan ujng kapsul lainnya.Dorong ujung bagian atas kapsul yang telah dipilih dengan menggunakan jari. Pada saat ujung bagian bawah kapsul tampak jelas di bawah kulit, buat insisi kecil (2-3 mm) diatas ujung kapsul dengan menggunakan skalpel.
Langkah 2 :
Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya pada ujung bagian bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat berada di bawah tempat insisi.
Langkah 3 :
Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai terasa menyentuh ujung kapsul. Bila perlu, potong jaringan ikat yang mengelilingi ujung kapsul sambil tetap memegang kapsul dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Langkah 4 :
Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua ibu jari sehingga ujung bawah kapsul terpapar keluar.
Langkah 5 :
Tekan sedikit ujung atas kapsul sehingga kapsul muncul pada luka insisi dan dengan mudah dapat dipegang dan dicabut. Setelah keenam kapsul berhasil dicabut dan dihitung kembali jumlahnya, luka insisi ditutup dengan kasa steril dan plester. Pembalut tekan biasanya tidak diperlukan karena teknik pop out ini tidak menyebabkan atau hanya sedikit merusak jaringan di tempat pencabutan.
PETUNJUK PENCABUTAN
- Kapsul yang sulit dicabut
Jika seluruh kapsul tidak bisa dicabut dalam waktu 20 sampai 30 menit atau klien tampak gelisah maka hentikan tindakan pencabutan, memulangkan klien dan meminta datang kembali bila luka insisi sudah benar-benar sembuh (4-6 minggu). Biasanya pada kunjungan kedua sisa kapsul tersebut akan teraba dan dapat dicabut.
- Kapsul yang tidak dapat diraba
Ada dua cara menentukan lokasi kapsul yang dipasang terlalu dalam sehingga tidak bisa diraba dengan jari yaitu dengan sinar X dan Ultrasound. Dengan sinar X, pasang pada 50 – 55 kilovolts dan 4-5 miliamper, dengan waktu pemaparan 0,03 detik. Dengan ultrasound, bayangan yang ditimbulkan oleh kapsul dapat ditentukan. Penyetelan khusus ( posisi probe ultrasound) mungkin diperlukan untuk memusatkan gambar pada ultrasound.
- Kapsul yang putus
Pencabutan akan lebih sulit jika kapsul putus. Sekali kapsul putus, maka ada kemungkina akan putus lagi setiap kali melakukan jepitan dengan klem. Biasanya diperlukan insisi baru di ujung atas kapsul sehingga sisa kapsul yang putus bisa dicabut.
TINDAKAN SETELAH PENCABUTAN
Menutup luka insisi
• Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant lagi, bersihkan tempat insisidan sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik. Gunakan klem untuk memegang kedua tepi luka insisi selama 10-15 detik untuk mengurangi perdarahan dari luka insisi, kemudian balut luka insisi.
• Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dan plester.
INTRUKSI KEPADA KLIEN UNTUK PERAWATAN LUKA DI RUMAH
• Beri tahu klien mungkin timbul memar, bengkak dan kulit kemerahan pada daerah pencabutan selama beberapa hari, keadaan ini normal.
• Jaga luka insisi agar tetap kering dan bersih minimal 48 jam.
• Bila memakai pembalut tekan jangan dibuka selama 48 jam dan band aid boleh dibuka setelah 3-5 hari.
• Klien segera melakukan pekerjaan ringan. Hindari benturan pada tempat insisi.
• Setelah sembuh, luka insisi boleh dicuci dan disentuh dengan tekanan normal.
• Segera kembali ke klinik jika timbul tanda-tanda infeksi (demam, radang) pada tempat insisi.
• Beri tahu klien kapan kembali ke klinik untuk perawatan lanjut, jika perlu.
• Beri tahu klien bahwa jaringan ikat di lengan mungkin masih tetap terasa dan akan hilang setelah beberapa bulan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN PENUTUP
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6
kapsul yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam,
kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Indikasi penggunaan KB susuk adalah
pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih berkeinginan punya anak lagi,
tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat memakai
jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant
dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan
tersebut antara lain implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam
mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna,
tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan
atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil. Implant merupakan
cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan
tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Nardho, dkk. 1999. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia. 2008. Implant Kontrasepsi untuk wanita (Contraseptive for Female). http://www.pkmi-online.com/implant.htm. Diakses 18 Desember 2010
Rayax. 2007. Alat Kontrasepsi Implant. http://rayax-alatkontrasepsiimplan.blogspot.com/2007/06/pemasangan-dan-pencabutan-implan-susuk.html. Diakses 18 Desember 2010.
Saifufuddin, A. B., dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sherli, 2006. Alat Kontrasepsi. http://bidansherly.wordpress.com/2009/04/06 /alatkontrasepsi/. Diakses 17 Desember 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar