Jumat, 11 November 2011

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)

BAB  I
PENDAHULUAN

Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta merupakan hak asasi manusia.
Telah terjadi perkembangan yang berarti dalam tekhnologi kontrasepsi, misalnya transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi rendah pada pil kombinasi, atau dari AKDR inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel. Perkembangan ini telah menghasilkan pilihan lebih banyak tentang metode kontrasepsi yang lebih aman dan efektif.
Salah satu alat kontrasepsi yang akan di bahas pada makalah ini adalah tentang IUD / AKDR ( alat kontrasepsi dalam rahim ).
  
BAB II
P E M B A H A S A N

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (IUD)
Kontrasepsi untuk wanita (Contraseptive for Female)
Definisi
Adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang diletakkan dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi.
Profil
•Sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun: CuT-380A)
•Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
•Pemasangan dan pencabutan oleh tenaga medis (dokter atau bidan terlatih)
•Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
•Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular

Cara Kerja
•Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
•Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
•AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
•Menimbulkan reaksi peradangan setempat di daerah endometrium yang disertai serbukan leukosit dan sel-sel makrofag yang dapat menghancurkan sperma.
Keuntungan Kontrasepsi AKDR/IUD
•Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan)
•AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
•Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
•Tidak mempengaruhi hubungan seksual
•Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
•Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
•Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
•Dapat digunakan sampai manopouse
•Tidak ada interaksi dengan obat-obat
•Membantu mencegah kehamilan ekktopik
Kelemahan Kontrasepsi AKDR/IUD
•Efek samping umum terjadi:
perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
•Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
•Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
•Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
•Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
•Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR
•Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari
•Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas
•Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan)
•Tidakmencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal
•Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.
Yang Boleh Menggunakan
•Usia reproduktif
•Keadaan nulipara
•Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
•Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
•Setelah melahirkan dan tidak menyusui
•Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
•Risiko rendah dari IMS
•Tidak menghendaki metoda hormonal
•Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
•Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 - 5 hari senggama
•Perokok
•Gemuk ataupun kurus
Yang Tidak Diperkenankan Menggunakan
•Sedang hamil
•Perdarahan vagina yang tidak diketahui
•Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
•Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik
•Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
•Penyakit trofoblas yang ganas
•Diketahui menderita TBC pelvik
•Kanker alat genital
•Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

Waktu Pemasangan
•Setiap waktu setelah dipastikan tidak hamil
•Hari pertama sampai ke 7 siklus haid
•Postpartum : 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca salin atau setelah 6 bulan menggunakan metode amenore laktasi (MAL)
•Post abortus : segera atau 7 hari pertama
Petunjuk bagi klien/akseptor AKDR/IUD
•Kembali kontrol 4-6 minggu pasca pemasangan AKDR/IUD
•Selama bulan pertama pemakaian AKDR/IUD, periksalah AKDR/IUD secara rutin terutama setelah haid
•Setelah bulan pertama pemasangan, pemeriksaan benang hanya perlu dilakukan pasca haid saja
•Jika klien mengalami kram/kejang perut supra pubis, spotting pervaginam di antara haid atau postcoital, nyeri senggama atau pasangan mengeluhkan ketidaknyamanan selama aktivitas seksual. Segera hubungi petugas kesehatan (bidan/dokter)
•Pada AKDR/IUD jenis Copper- T 380 A, perlu dilepas dalam waktu 10 tahun pemasangan kemudian menggantinya dengan yang baru
•Klien harus kembali ke klinik, jika benang tidak teraba pada pemeriksaan sendiri, merasakan adanya bagian keras dari AKDR/IUD pada perabaan, siklus haid terganggu, adanya infeksi daerah sekitar, pengeluaran cairan pervaginam yang mencurigakan.
Cara Pemasangan 
  1. Memberi salam sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri.
  2. Anamnesa
  3. Konseling pra pemasangan AKDR/IUD
  4. Beri penjelasan pada ibu tindakan yang akan dilakukan dan beri dukungan mental agar ibu tidak cemas
  5. Mengisi formulir informed consent
  6. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan : Sarung tangan steril 2 pasang, duk steril 1 buah, ring tang 1 buah, spekulum 2 buah, penster klem 1 buah, tenakulum 1 buah, sonde uterus 1 buah, gunting benang 1 buah, 2 buah kom untuk larutan DTT dan Betadine, Kassa, Kapas, Larutan klorin, Celemek, Tempat sampah, Bengkok, Lampu sorot/ senter, meja gynekolog, AKDR/IUD dalam kemasan.
  7. Pastikan ibu telah mengosongkan kandung kemih dan mencuci kemaluannya menggunakan sabun
  8. Memasang sampiran, mengatur posisi klien secara litotomi pada meja gynekology lalu pasangkan perlak
  9. Memakai celemek
  10. Mencuci tangan dengan sabun desinfektan dan bilas di bawah air mengalir kemudian keringkan dengan handuk
  11. Menyiapkan kembali peralatan, membuka semua peralatan
  12. Memakai sarung tangan steril, memasangkan duk steril di bawah bokong ibu
  13. Melakukan inspeksi alat kelamin luar untuk memeriksa adanya ulkus, pembengkakan kelenjar bartholini
  14. Melakukan vulva higine
  15. Memasukkan spekulum untuk memeriksa keadaan portio dan sekitarnya, adanya cairan vagina, servicitis
  16. Mengusap portio dengan kapas betadine menggunakan penster klem
  17. Buka kunci spekulum, dan keluarkan spekulum dengan posisi miring, lalu rendam di larutan klorin
  18. Lakukan periksa dalam sambil tangan sebelah menekan di atas simphisis untuk  mengetahui adanya nyeri goyang atau nyeri tekan
  19. Bersihkan sarung tangan, lalu lepaskan dan masukkan dalam larutan klorin 
  20. Mencuci tangan kembali
  21. Membuka kemasan AKDR/IUD
  22. Memakai sarung tangan steril kedua
  23. Memasang spekulum yang kedua, mengusap kembali portio dengan kapas betadine menggunakan penster klem
  24. Menjepit portio dengan posisi jam 11 atau jam 1
  25. Memasukkan sonde uterus secara perlahan-lahan untuk mengukur kedalaman uterus. Ada 3 cara, yang pertama dengan melihat lendir serviks yang ada pada sonde uterus, yang kedua dengan menggunakan penster klem, dan yang ketiga dengan menggunakan jari telunjuk yang dimasukkan perlahan sampai ujung portio.  
  26. Atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai kedalaman uterus yang telah diukur dengan sonde uterus
  27. Memasukkan tabung inserter yang sudah berisi AKDR/IUD ke dalam kanalis servikalis sampai ada tahanan
  28. Memegang dan menahan tenakulum dengan satu tangan dan tangan lain menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong
  29. Mengeluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan tabung inserter setelah pendorong keluar
  30. Mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis, potong benang saat tampak keluar dari lubang tabung 3-4 cm
  31. Melepaskan tenakulum dan menekan bekas jeputan dengan kasa betadine sampai perdarahan berhenti
  32. Buka kunci spekulum, dan keluarkan spekulum dengan posisi miring, lalu rendam di larutan klorin
  33. Masukkan peralatan lain ke dalam larutan klorin
  34. Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan keringkan dengan handuk bersih
  35. Catat semua hasil tindakan Dokumentasi 
  36. Ajarkan klien bagaimana memeriksa benang AKDR/IUD dengan cara memasukkan jari tengah dan telunjuknya ke dalam vagina untuk meraba benang IUD/AKDR yang terselip di depan portio/leher rahim. Meminta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah pemasangan AKDR/IUD untuk mengamati bila terjadi rasa sakit pada perut, mual muntah atau ada indikasi lain yang memungkinkan AKDR/IUD dicabut kembali bila dengan analgesic rasa sakit tersebut tidak juga hilang.

Cara Pencabutan
  1. Memberi salam, sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri
  2. Anamnesa 
  3. Konseling pra pencabutan
  4. Mengisi formulir informed consent
  5. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan : Sarung tangan steril 2 pasang, duk steril 1 buah, ring tang 1 buah, spekulum 2 buah, penster klem 1 buah, tenakulum 1 buah, 1 buah tang buaya/aligator (Pencabut AKDR/IUD), 2 buah kom untuk larutan DTT dan Betadine, Kassa, Kapas, Larutan klorin, Celemek, Tempat sampah, Bengkok, Lampu sorot/ senter, meja gynekolog.
  6. Pastikan ibu telah mengosongkan kandung kemih dan mencuci kemaluannya menggunakan sabun
  7. Memasang sampiran, mengatur posisi klien secara litotomi pada meja gynekology lalu pasangkan perlak
  8. Mencuci tangan, memakai sarung tangan steril, pasangkan duk steril di bawah bokong ibu
  9. Lakukan pemeriksaan bimanual untuk memastikan gerakan serviks, memastikan tidak ada infeksi atau tumor
  10. Memasang spekulum vagina untuk melihat serviks
  11. Mengusap vagina dan serviks dengan kassa betadine menggunakan penster klem
  12. Menarik benang AKDR/IUD yang tampak dengan tang buaya/aligator (pencabut) secara mantap dan hati-hati untuk mengeluarkan AKDR/IUD
  13. Tunjukkan AKDR/IUD tersebut pada ibu kemudian rendam dengan larutan klorin
  14. Keluarkan spekulum
  15. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai ke dalam larutan klorin
  16. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dapat dipakai lagi
  17. Lepaskan sarung tangan lalu rendam di larutan klorin
  18. Cuci tangan
  19. Amati klien selama 5 menit sebelum diperbolehkan pulang 
  20. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalahMinta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan
  21. Jawab semua pertanyaan klien
  22. Catat semua tindakan di rekam medik tentang pencabutan

BAB  III
P E N U T U P

Dari pembahasan di atas, kesimpulan umum yang dapat diambil tentang AKDR/IUD adalah sebagai berikut :
  • AKDR merupakan alat kontrasepsi modern
  • AKDR merupakan alat kontrasepsi jangka panjang
  • AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan yang benar
  • AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan pertama
  • Kemungkinan terjadi perdarahan atau spoting beberapa hari setelah pemasangan
  • Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih banyak dan lama
  • AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk Virus AIDS
  
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Tilik “Cara Pemasangan & Pencabutan AKDR/IUD” 
Hand Out AKDR/IUD Oleh. Dra. Hafsah Rauf M.Kes
http://santibarlian.blogspot.com/2011/03/intra-uterine-devices-iud-akdr.html
http://www.pkmi-online.com/iud.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar