A. Definisi
kehamilan multipel (multiple pregnancy) adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Sering
disebut juga sebagai kehamilan kembar (twin pregnancy) – sebenarnya
istilah ini lebih tepat untuk kehamilan dengan dua janin.
Istilah
: dua janin – gemelli / “kembar” / twintiga janin – triplet / “kembar
tiga”empat janin –quadruplet/ “kembar empat”lima janin – quintiplet /
“kembar lima”, dan seterusnya.
Hukum hellin
perbandingan antara kehamilan kembar dan tunggal adalah 1 : 89 dan
lanjutan kuadratnya. (kembar tiga = 1 : 89 pangkat 2, kembar empat = 1 :
89 pangkat 3, dan seterusnya).
Kembar siam / kembar dempet (pagus)
adalah kehamilan multipel (umumnya dua janin) di mana ada bagian tubuh
satu janin yang masih menempel / bersatu dengan bagian tubuh janin
lainnya. Disebabkan pemisahan embrio / segmentasi yang terhambat dan
tidak sempurna.
B. Jenis kehamilan kembar
kehamilan kembar dizigotik / multizigotik
terjadi dari dua telur (di) atau lebih (multi) yang dibuahi, kemudian
masing-masing tumbuh menjadi janin lengkap. Insidens (kehamilan dari dua
telur) sekitar 60% dari seluruh kehamilan kembar. Disebut juga kembar
fraternal, kembar binovular / multiovular, kembar heterolog.
Anak-anak jenis kelaminnya dapat sama atau berbeda, karakteristik fisik umumnya berbeda.
Plasenta
dan selaput janin : masing-masing anak memiliki korion dan amnionnya
sendiri, namun plasenta mungkin terpisah masing-masing atau tumbuh
menjadi satu (2 amnion, 2 korion, 2 atau 1 plasenta) kehamilan kembar
monozigotik terjadi dari satu telur. Disebut juga kembar identik, kembar
uniovular, kembar homolog. Insidens sekitar 30% dari seluruh kehamilan
kembar. Kedua anak jenis kelamin sama, ukuran antropologiknya sama,
rupanya mirip, dapat sama persis atau bayangan cermin, sidik jari dan
telapak tangan sama. Mungkin salah satu kidal karena area dominan
korteks serebrinya berlawanan dari saudaranya. Plasenta dan selaput
janin, tergantung pada usia saat terjadinya segmentasi.
C. Faktor predisposisi / etiologi
1. Faktor
distribusi (bangsa, hereditas, umur, paritas) hanya berpengaruh
sedikit, hampir tidak berbeda bermakna di antara populasi.
2. Faktor
obat induksi ovulasi; profertil, clomid, hormon gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.
3. Faktor keturunan
4. Faktor lain yag belum diketahui.
Kehamilan berasal dari lebih dari satu telur (umumnya dua telur) dapat terjadi pada :
1. Pemakaian
obat-obatan induksi ovulasi (clomiphen, hormon gonadotropin)
menyebabkan terjadi pematangan lebih dari satu folikel dalam setiap
siklus.
2. Prosedur
fertilisasi in vitro, di mana beberapa embrio yang dibuahi
diimplantasikan dalam uterus, jika semua berkembang dengan baik maka
terjadi pertumbuhan lebih dari satu.
Kehamilan berasal dari satu telur terjadi :
akibat adanya kerja faktor penghambat (inhibiting factor) pada masa
awal pertumbuhan embrio intrauterin, mempengaruhi segmentasi selanjutnya
pada berbagai tingkatan.
D. Pertumbuhan janin
Berat
badan masing-masing janin lebih ringan daripada janin pada kehamilan
tunggal pada umur kehamilan yang sama (mulai tertinggal sejak usia di
atas 30 minggu, perbedaan berat pada persalinan dapat sampai 1000-1500
g).
Penyebabnya diperkirakan adalah regangan berlebihan uterus sehingga sirkulasi plasenta menurun.
Distribusi
nutrisi / sirkulasi antara kedua janin juga kemungkinan tidak sama,
tergantung pada daerah implantasi plasenta pada dinding uterus,
pertumbuhan plasenta, pembagian daerah pada kedua plasenta, dan
lain-lain. Jika ketidakseimbangan ini sangat berat, dapat terjadi
kelainan bawaan sampai kematian pada satu janin yang kurang mendapat
sirkulasi baik.
Diagnosis kehamilan kembar.
1. Anamnesis
§ Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan
§ Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
§ Uterus lebih cepat membesar
§ Pernah hamil kembar atau ada riwayat kehamilan kembar.
2. Inspeksi dan palpasi
§ Pada pemeriksaan petama dan ulangan ada kesan uterus lebih besar dan lebih cepat tumbuhnya dari biasa.
§ Gerakan-gerakan janin terasa lebih sering.trbb
§ Teraba ada 2 balotemen.
3. Auskultasi
Terdengar
dua denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan
perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyutan permenit atau bila dihitung
bersamaan terdapat selisih 10.
4. Rontgen foto
Tampak gambaran 2 janin
5. Ultrasonografi
Bila tampak 2 janin atau dua jantung yang berdenyut yang telah dapat ditentukan pada tentukan pada triwulan i.
6. Elektrokardiogram total
Terdapat gambaran 2 ekg yang berbeda dari kedua janin.
7. Reaksi kehamilan
Karena
pada hamil kembar umumnya plasnta besar atau ada 2 plasenta, maka
produksi hcg akan tinggi, jadi transisi reaksi kehamilan bisa positif,
kadang-kadang sampai 1/200. Hal ini dapat dikacaukan dengan mola
hidatidosa.
Kesimpulan : mortalitas / risiko maternal maupun perinatal meningkat pengaruh terjadap ibu dan janin.
1) Terhadap ibu
a. Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zatzat lainnya.
b. Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar
c. Frekuensi pre eklamsia dan eklamsia lebih sering
d. Karena uterus yang membesar ibu mengeluh sesak nafas, sering miksi, serta terdapat edema dan varises pada tungkai dan vulva.
e. Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan post partum, dan solutio plasenta sesudah anak pertama lahir.
2) Terhadap janin
a. Usia
kehamlan bertambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada usia
kehamilan kembar; 25 % pada gemelli, 50% pada triplet, 75% pada
quadriplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi
kemungkinan bayi prematur lebih tinggi.
b. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solutio plasenta, maka angka kematian bayi kedua tinggi.
c. Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka kematian bayi.
E. Penanganan selama kehamilan
1. Pembesaran perut dapat ditahan dengan memakai korset, tetapi jangan terlalu kencang sampai menyulitkan ibu bernapas.
2. Perjalanan jauh dan koitus dihindari, dapat menjadi predisposisi partus preterm
3. Koreksi
anemia ibu dengan obat hematinik dan nutrisi tinggi protein / mineral,
karena anemia ibu berpengaruh buruk pada oksigenasi janin, terlebih pada
kehamilan kembar.
F. Penanganan selama persalinan
1. Persiapan
resusitasi dan perawatan intensif neonatus, karena bayi yang akan lahir
memiliki berat badan lahir rendah dan kemungkinan juga premature.
2. Persiapan transfusi ibu.
3. Penting : penilaian letak/ interposisi antara kedua anak intrauterin, untuk menentukan rencana persalinan dan prognosis.
Jika
anak pertama letak memanjang, persalinan pervaginam biasa. Setelah anak
pertama lahir, dilakukan penilaian ulang (pemeriksaaan abdomen maupun
vaginal) untuk menilai letak dan keadaan anak kedua..
Batas waktu kelahiran anak kedua antara 5 – 15 menit sesudah anak pertama.
Jika terlalu cepat, trauma persalinan pada anak kedua lebih besar
(setelah ikut stress pada waktu anak pertama lahir, harus mengalami lagi
stress pada persalinannya sendiri). Jika terlalu lama, dapat terjadi
hipoksia.
Beberapa kepustakaan menganjurkan penundaan pemotongan tali pusat(delayed clamping)
setelah lahir anak pertama, atau darah dari potongan tali pusat anak
pertama diurut kembali ke arah plasenta, untuk memberi tambahan pada
anak kedua yang masih berada di dalam. Namun manfaat hal-hal ini masih
kontroversial.
Jika
janin kedua lintang, ukuran janin yang lebih kecil memungkinkan untuk
versi atau ekstraksi sehingga tetap dapat lahir pervaginam.
1. Mungkin anak pertama lintang atau sungsang dan anak kedua memanjang (terjadi posisi saling mengunci / interlocking)
2. Mungkin terjadi prolaps tali pusat (risiko tinggi karena bayi kecil)
3. Mungkin ada plasenta previa
4. Pada
kembar monoamniotik, dapat terjadi saling melilit / kusut pada tali
pusat janin (dapat terlilit / terkait dengan ekstremitasnya sendiri atau
saudaranya, atau dengan tali pusat saudaranya).
Sumber: Mochtar, Rustam.1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar