Osteoporosis
Wanita Lebih Cepat Mengalami Osteoporosis Daripada Pria.
Osteoporosis
adalah gangguan metabolisme tulang sehingga massa tulang berkurang.
Komponen matriks tulang, yaitu mineral dan protein berkurang. Resorpsi
terjadi lebih cepat daripada formasi tulang, sehingga tulang menjadi
tipis (Pusdiknakes, 1995).
Osteoporosis adalah
kelainan dengan penurunan massa tulang total. Pada kondisi ini terdapat
perubahan pergantian tulang homeostatic normal, kecepatan resorpsi
tulang lebih besar daripada kecepatan pembentukan tulang, yang
mengakibatkan penurunan massa tulang total (Brunner & Suddarth,
2000). Jadi, osteoporosis adalah kelainan atau gangguan yang terjadi
karena penurunan massa tulang total.
Kondisi ini menyebabkan
terjadinya pelebaran sumsum tulang dan saluran havers.’ Trabekula
berkurang dan menjadi tipis. Akibatnya, tulang mudah retak. Tulang yang
mudah terkena osteoporosis adalah vertebrata, pelipis, dan tengkorak.
Tulang
secara progresif menjadi pores, rapuh, dan mudah patah. Tulang menjadi
mudah fraktur dengan stres yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada
tulang normal. Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur kompresi.
Fraktur kompresi ganda vertebra mengakibatkan deforrnitas skelet.
Perkembangan osteoporosis sangat kompleks, meliputi faktor-faktor nutrisi, fisik, hormon, dan genetik. Tiga faktor utama yang memengaruhi osteoporosis adalah:
-
Defisiensi kalsium. Defisiensi kalsium dapat disebabkan oleh asupan
kalsium dalam makanan yang tidak adekuat sehingga mempercepat penurunan
massa tulang. Menurunnya kalsium ada hubungannya dengan bertambahnya
usia karena berkurangnya absorpsi kalsium, tidak adekuatnya asupan
vitamin D, atau penggunaan obat-obat tertentu (mis., kortikosteroid
dalam waktu yang lama).
- Kurangnya latihan fisik teratur.
Imobilisasi dapat menyebabkan menurunnya massa tulang. Olahraga atau
latihan fisik yang teratur dapat mencegah penurunan massa tulang.
-
Jenis kelamin. Hormon reproduksi memengaruhi kekuatan tulang. Pada
wanita pascamenopause, hormon reproduksi dan timbunan kalsium tulang
menurun. Hormon wanitahttp://artikelterbaru.com/kesehatan/ilmu-kedokteran/hormon-estrogen-pada-wanita-20114501.html
yang sangat menurun dalam hal ini adalah estrogen. Dengan demikian,
wanita lebih cepat mengalami osteoporosis daripada pria. Wanita usia 45
tahun memperlihatkan bukti pada sinar-X adanya osteoporosis, sedangkan
pada pria terjadi setelah usia 70 tahun. Selain tiga hal tersebut,
gangguan kelenjar endokrin dapat menyebabkan osteoporosis yaitu penyakit
Chusing, tirotoksikosis, atau hipersekresi kelenjar adrenal. Faktor
lain risiko terjadinya osteoporosis
adalah kurang terpajan sinar matahari, banyak mengonsumsi alkohol,
nikotin, dan kafein, kurang aktivitas fisik, atau adanya riwayat
keluarga dengan osteoporosis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar