Kamis, 08 Desember 2011

Nifas ASI TIDAK KELUAR BAYI TIDAK MAU MENYUSU

LANDASAN TEORITIS

Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini merupakan titik awal yang penting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini di dasari oleh peran hormon pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin. Hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin untuk terus memproduksi ASI. Kosongnya simpanan ASI mengakibatkan semakin besar produksinya untuk mengisi ketika “lumbung” ASI yang kosong dan hornon prolaktin akan terus tinggi dalam peredaran darah. Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada setengah jam persalinan, hormon prolaktin akan turut dan sulit merangsang sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih. (Hubertin Sri. 2004)
Faktor pendukung yang menyebabkan produksi ASI berkurang atau ASI tidak keluar saat ibu menyusui :
1.      Perasaan / emosi (psikologis ibu)
Perasaan ibu dapat menghambat dan meningkatkan pengeluaran oksitoksin. Seperti perasaan takut, gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan mempengaruhi refleks oksitoksin yang akhirnya menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya perasaan ibu yang bahagia, senang, bangga, memeluk dan mencium bayinya dapat meningkatkan pengeluaran ASI.
2.      Dukungan suami  maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk menyusui.
3.      Isapan bayi yang tidak sempurna atau puting susu yang sangat kecil. Hal ini membuat produksi hormon prolaktin dan hormon oksitoksin akan terus menurun dan produksi ASI akan terhenti.
4.      Cara menyusu ang tidak tepat, tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar yang akan menurunkan produksi ASI.
5.      Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi akan menyebabkan daya isap berkurang, karena bayi mudah merasa kenyang bayai akan malas menghisap puting susu.
6.      Penggunaan dot dan empongan dapat mengurangi daya isap bayi.
7.      Ibu perokok berat produksi ASI-nya akan berkurang demikian pula dengan pil KB yang mengandung estrogen tinggi akan menurunkan produksi ASI.
8.      Ibu yang asupan nutrisinya kurang dan sedikit minum.

Adakalanya bayi enggan atau menolak untuk menyusu,  kaji bagaimana cara ibu memposisikan dan menggendong bayi payudara, mendorong kepala bayi ke payudara dapat mengakibatkan bayi menolak untuk disusui. (Riordan Jan. 2000)

Penyebab lain dari bayi yang enggan menyusu adalah :
1.      Bayi pilek, sehingga waktu menyusu sulit bernafas.
2.      Bayi sariawan, sehingga nyeri waktu menghisap.
3.      Bayi ditinggal lama karena ibu sakit / bekerja.
4.      Bayi bingung puting.
5.      Bayi dengan tali lidah pendek.
6.      Tekhnik menyusu yang salah.
7.      ASI yang kurang lancar.
8.      Pemberian makanan tambahan terlalu dini.
9.      Adanya faktor saat kelahiran, misalnya : asfeksia, ikterus.

Bayi tidak mau menyusu, mengakibatkan air susu terbendung pada payudara. Sejak hari ketiga setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi. Rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang dengan cepat menjadi bendungan, pada bendungan, payudara terisi sangat penuh, dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena dan limfatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dengan alveoli meningkat. Payudara menjadi bengkak dan edematus. (Sarwona Prawiroharjo. 2001)

Tanda payudara terbendung
1.      Membesar
2.      Membengkak terlihat mengkilat
3.      Puting susu teregang dan menjadi rata.
4.      ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut
5.      Kadang-kadang menjadi demam dan hilang dalam 24 jam

Penatalaksanaan
1.      Menjelaskan kepada ibu dan suami keadaan ibu saat ini
Memberitahu kepada ibu dan suami sehingga ibu mengetahui bagaimana keadaan kesehatan ibu sehingga ibu dapat menjaga kesehatannya secara optimal untuk mencapai keadaan prima
2.      Jelaskan pada ibu cara mengurangi nyeri sebelum dan sesudah menyusui.
Mengurangi nyeri sebelum meneteki dengan kompres hangat pada dada.
Mengurangi nyeri setelah meneliti dengan kompres dingin pada dada.
3.      Jelaskan pada ibu tentang post natal breask care.
Agar laktasi tetap lancar dan terhindar dari kesulitan dalam menyusui maka perawatan payudara sangat perlu dilakukan.
Dengan tangan yang sudah dilicinkan dengan sedikit minyak lakukan pengurutan dengan 3 macam cara :
1)      Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara kemudian urut arah atas, samping, ke bawah dan melintang hingga tangan menyangga payudara.
2)      Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari tangan saling dirapatkan, sisi kelingking tangan mengurut payudara kiri dan pangkol ke arah puting demikian pula dengan payudara kanan.
3)      Telapak tangan menopang payudara seperti pada cara ke 2 kemudian jari tangan kanan dikepalkan, dengan buku-buku jari tangan kanan mengurut dari pangkal ke arah puting lakukan pengurutan berturut-turut 30 kali.
4)      Rangsang payudara dengan air hangat dan air dingin yang mengompres.

4.      Jelaskan pada ibu cara menyusui yang benar.
Menyusui bayi dengan posisi menempel yang baik, dengarkan suara menelan yang aktif dapat meningkatkan suplai ASI. Susui bayi di tempat tenang dan nyaman.
5.      Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya.
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, yang memberikan gizi dan kalori yang di perlukan bayi, sehingga bayi mendapatkan kenaikan BB, secara normal. Dengan menyusui bayi ibu lebih cepat memulihkan keadaanya, mencegah terjadi Ca. Mamae, lebih meningkatkan ikatan ibu dan bayi.
6.      Anjurkan ibu untuk menggunakan BH yang  menopang payudara.
7.      Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur dan buah.
8.      Anjurkan ibu untuk banyak minum
9.      Beri obat
Paracetamol mampu mengurangi nyeri dan panas tubuh ibu.


ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
DENGAN ASI TIDAK KELUAR, BAYI TIDAK MAU MENYUSU
TERHADAP  Ny. D DI BPS PERMATA BUNDA METRO
TAHUN 2007

I.              Pengumpulan Data Dasar (13 Oktober 2007)
1.      Anamnese
Nama                : Ny. D                          Nama            : Tn. A
Umur                : 23 tahun                      Umur             : 25 tahun
Agama              : Islam                           Agama          : Islam
Pendidikan       : SMA                           Pendidikan    : SMA
Suku                 : Jawa                            Suku              : Jawa
Pekerjaan          : IRT                             Pekerjaan      : Wiraswasta
Alamat              : Kampung Baru           Alamat          : Kampung Baru
                           24 Metro                                             24 Metro

2.      Keluhan Utama
Ibu post partum 3 hari yang lalu tanggal 11 Oktober 2007 mengeluh bayinya tidak mau menyusu, kemudian ibu mengeluh badannya panas, payudaranya bengkak, terasa nyeri, tegang dan ASI tidak keluar

3.      Riwayat Persalinan Lalu
a.       Status GPA                                  : G1P0A
b.      Usia kehamilan saat persalinan     : 37 minggu
c.       ANC selama kehamilan                : 6x di bidan
d.      Tempat persalinan                         : BPS
e.       Ditolong oleh                                : bidan
f.       Keadaan ibu dan bayi                   : ibu (baik), bayi asfiksia ringan
g.      Cara persalinan                             : spontan, pervaginam
Ibu melahirkan tanggal 11 Oktober 2007 pukul 09.30 WIB

Kala I
Lamanya 13,5 jam, Blood Slym sudah ada

Kala II
Lamanya 30 menit, tidak ada laserasi jalan lahir. Jumlah perdarahan 250 cc. Jenis kalamin laki-laki, berat badan 2800 gram, panjang badan 48 cm, APGAR Score 6-7, bayi lahir dengan Asfiksia ringan anus ada, tidak ada cacat dan kelainan

Kala III
Lamanya 10 menit, plasenta lahir lengkap berat plasenta 500 gram panjang tali pusat 40 cm, diameter plasenta 15 cm, jumlah perdarahan 100 cc

Kala IV
Berlangsung normal, kontraksi uterus baik, jumlah perdarahan 100 cc tidak ada hecting perineum
TD    : 110/70 mmHg                                   Pols     : 80 x / menit
RR   : 20 x / menit                                       Temp   : 370 C

4.      Pola istirahat dan kebutuhan dasar
a.       Istirahat
1)      Sebelum melahirkan
Ibu mengatakan tidur + 8-9 jam sehari
Ibu mengatakan tidur siang 1 jam
2)      Setelah melahirkan
Ibu mengatakan tidur + 6-8 jam sehari
Ibu mengatakan tidur siang 2 jam
b.      Nutrisi
1)      Sebelum melahirkan
Ibu makan 3x sehari dengan nasi, lauk sayur dengan porsi sedang
Ibu minum 6-8 gelas sehari
2)      Setelah melahirkan
Ibu makan 2x sehari dengan nasi, lauk sayur dengan porsi sedang
Ibu minum 6-8 gelas sehari
c.       Eliminasi
1)      Sebelum melahirkan
BAK                        : 5-6x sehari                 BAB    : 1x sehari
2)      Setelah melahirkan
BAK                        : 4-5x sehari                 BAB    : 1x sehari
d.      Personal Hygiene
1)      Sebelum melahirkan
Ibu mandi 2x sehari, keramas dua hari sekali serta ganti baju 2x sehari.
2)      Setelah melahirkan
Ibu mandi 2x sehari, keramas satu kali sehari serta ganti baju 2x sehari
e.       Aktifitas
1)      Sebelum melahirkan
Ibu hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga namun hanya yang ringan saja
2)      Setelah melahirkan
Ibu dapat melakukan kegiatan sehari-hari, mengurus bayi dan dirinya sendiri tanpa dibantu

5.      Data psikologis
a.       Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya
b.      Ibu merasa cemas dengan keadaannya saat ini
c.       Ibu merasa kebutuhan ASI anaknya tidak terpenuhi

6.      Pemeriksaan
a.       Pemeriksaan umum
Keadaan umum                          : baik
Kesadaran                                  : compos mentis
TD                                              : 120/80 mmHg
Pols                                            : 80 x / menit
RR                                             : 20 x / menit
Temp                                          : 37,50 C
b.      Pemeriksaan fisik
Rambut                      : Hitam, bersih, tidak ada rontok, tidak ada ketombe
Wajah                         :  Cloasma gravidarum tidak ada, oedema tidak ada
Mata                           :  Fungsi penglihatan baik, conjungtiva merah, sklera tidak interik
Telinga                       :  Fungsi pendengaran baik, kebersihan baik, tidak ada serumen, daun telinga simetris
Mulut                         :  Fungsi pengecapan baik, kebersihan cukup, tidak claries dentis dan stomatitis
Hidung                       :  Septum nasal simetris, tidak ada polip, fungsi penciuman baik
Dada                          :  Tidak terdengar ronchi, whezing, mur-mur, suara nafas bersih dan teratur, payudara simetris, puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi areola mamae, ASI tidak mau keluar, payudara keras dan menegang kanan dan kiri
Abdoment                  :  Tidak terdapat luka operasi, tidak ada pembesaran yang abnormal. TFU pertengahan antara simfisis dan pusat kontraksi uterus baik
Genetalia                    :  Tidak ada oedema dan varices, pengeluaran pervaginam lochea rubra, tidak ada luka bekas jahitan, anus tidak terdapat haemoroid
Ekstermitas atas         :  Fungsi pergerakan baik, simetris kiri, kanan, jari-jari tangan lengkap
Ekstermitas bawah     :  Fungsi pergerakan baik, simetris kiri, kanan, tidak ada oedema, tidak ada varices

II.           Interprestasi Data Dasar
1.      Diagnosa
Ibu post partum hari ke 3 dengan ASI tidak keluar, bayi tidak mau menyusu.
Dasar :
a. ASI tidak keluar
               b. Payudara bengkak dan nyeri
c. Suhu 37,50 C

2.      Masalah
1)      Gangguan Pemenuhan ASI
Dasar :
a.       ASI tidak keluar
b.      Jika payudara disusukan terasa nyeri
2)      Cemas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar