PENDAHULUAN
Pengaruh kehamilan pada ibu sangat bergantung pada dukungan sosialnya, jika kehamilan ini disertai dengan kesadaran bahwa bayi yang dikandungnya itu didambakan oleh dirinya maupun suaminya maka akan disambut dengan gembira, demikian pula dengan lingkungan keluarga dan sahabat yang lebih luas merupakan dukungan sosial yang ideal. Namun tidak semua ibu memiliki susana ideal seperti di atas dan tidak semua ibu mempunyai hubungan yang labil, erat, kokoh danbaik dengan orang tuanya sendiri dan keluarga (Farerr,1999).
Pengaruh kehamilan pada ibu sangat bergantung pada dukungan sosialnya, jika kehamilan ini disertai dengan kesadaran bahwa bayi yang dikandungnya itu didambakan oleh dirinya maupun suaminya maka akan disambut dengan gembira, demikian pula dengan lingkungan keluarga dan sahabat yang lebih luas merupakan dukungan sosial yang ideal. Namun tidak semua ibu memiliki susana ideal seperti di atas dan tidak semua ibu mempunyai hubungan yang labil, erat, kokoh danbaik dengan orang tuanya sendiri dan keluarga (Farerr,1999).
Kehamilan yang pertama
adalah suatu yang sangat penting bagi perempuan dibandingkan dengan
kehamilan kedua dan ketiga atau seterusnya. Kehamilan pertama, biasanya
peremuan banyak mengalami kekhawatiran, takut bercampur was-was, juga
bahagia. Kecemasan ibu yang sedang hamil biasanya sekitar hamilnya, masa
kelahiran, capeknya. Juga bahagia ketika para tetangga dan kawan
memberikan ucapan selamat dan doa aas kehamilannya (Al-Atiq,2007).
Oleh karena itu, terpenting bagi ibu yang hamil adalah adanya dukungan
dan motivasi dari orang disekelilingnya demi mebesarkan hati dan
membantunya. Yang sangat berpengaruh baginya adalah suaminya. Kehamilan
pertama juga penting bagi para bidan. Kemungkinan ada hal-hal yan dapat
terjadi, seperti; naiknya kadar gula, tekanan darah dan lain-lain. Dan
hal ini lebih banyak dijumpai pada kehamilan pertama. Untuk mendapatkan
kesehatan yang terbaik, ibu hamil mestinya rutin memeriksakan
kandungannya sehingga dapat dimonitoring, evaluasi, mengantisipasi serta
menyelesaikan permasalahan kesehatan yang dialaminya. Disamping itu
juga ia dapat berkonsultasi demi menentramkan dan membesarkan hatinya
dalam menghadapi persalinan secara normal (Al-Atiq,2007).
Tidak
semua Ibu menyadari bahwa aspek fisik dan psikis adalah dua hal yang
terkait saling mempengaruhi. Jika kondisi fisiknya kurang baik ,maka
proses berfikir, suasana hati, tindakan yang bersangkutan dalam
kehidupan sehari-hari akan terkena imbas negatifnya. Suasana hati yang
tidak menentu dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak
jantung, tekanan darah, produksi adrenalin, aktifitas kelenjar keringat,
reaksi asam lambung, seperti marah, gelisah dan merasa malas
(Al-Atiq,2007).
Menurut Pearce (1999), kecemasan adalah emosi
yang paling sering dialami, berupa kekhawatiran atau rasa takut tidak
dapat menghindari diri dari hal-hal yang mungkin berbahaya. Suasana hati
yang kelam dan emosi yang meledak dapat mempengaruhi detak jantung,
mudah marah, gelisah, pening, mual, atau merasa malas (adelaar,2005).
Sedangkan menurut Gunarsa (1995), kecemasan adalah rasa khawatir, takut
yang tidak jelas sebabnya.
Kehamilan merupakan suatu kebahagiaan
bagi wanita hamil dan suaminya. Tetapi kehamilan juga dapat menjadi
suatu kekhawatiran bagi mereka. Kekhawatiran yang dirasakan oleh wanita
hamil pada trimester pertama, kedua dan ketiga memiliki ciri-ciri
tersendiri sesuai dengan masalah yang dirasakan pada saat kehamilannya.
Kekhawatiran ini selain mempengaruhi dirinya juga mempengaruhi janin
yang dikandungnya. Dan untuk mengatasi rasa kecemasan dan kekhawatiran
yaitu dengan mendengar keluhan dan mengetahui perasaan yang dialami,
menjelaskan keadaan yang dialaminya, memberikan motivasi, menganjurkan
untuk selalu memeriksakan kehamilannya secara teratur, menganjurkan
untuk beristirahat secara teratur (Adelaar,2005).
Berdasarkan
uraian di atas, menunjukan adanya Ibu primigravida yang mengeluh dan
merasa cemas dengan kehamilannya. Kecemasan tersebut dialami oleh Ibu
primigravida, hal ini merupakan pengelaman baru. Sejauh mana keluhan Ibu
primigravida dan upaya apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
Menajemen Asuhan Kebidanan
Menurut Varney (1997), penatalaksanaan menajemen kebidanan sebagai proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode mengorganisasikan fikiran dan tindakan melibatkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
Menurut Varney (1997), penatalaksanaan menajemen kebidanan sebagai proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode mengorganisasikan fikiran dan tindakan melibatkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
Langkah-langkah
penatalaksanaan menurut Varney yaitu: Pertama: melakukan pengumpulan
informasi yang berkaitan secara akurat dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data tersebut dapat dilakukan dengan cara Anamnesia yang
meliputi biodata bertujuan memperjelas identitas pasien, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan sekarang dan riwayat
psikososial untuk mendapatkan informasi tentang keluhan-keluhan yang
biasa dialami oleh ibu dan kekhawatiran khusus yang muncl akibat adanya
perubahan fisiologis maupun psikologi, pemeriksaan fisik sesuai dengan
kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital jga pemeriksaan khusus yang
meliputi pemeriksaan inspeksi untuk mengamati penampilan ibu, emosi
serta sikap. Palpasi yaitu pemeriksaan dengan meraba. Auskultasi
bertujuan untuk mengetahui usia kehamilan, keadaan janin dalam
kandungan, dan mendorong menentukan posisi anak. Perkusi yaitu
pemeriksaan dengan cara mengetuk (patella) dengan tujuan mengetahui
refleks Patella positif atau negatif (Ibrahim,1996).
Kedua: melakukan interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah. Berdasarkan interpretasi data yang akurat atas data-data yang telah dkumpulkan. Ketiga: mengidentifikasi masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi. Keempat: berdasarkan data yang telah diidentifikasi maka petugas kesehatan (bidan) menetapkan kebutuhan serta tindakan yang harus dilakukan. Bidan memberikan bimbingan atau konseling mengenai ha yang berkaitan dengan perubahn selama masa kehamilan. Pada tahapan ini, kerjasama ibu dan bidan, pendekatan dan perhatian sangat diperlukan agar semua dapat berjalan dengan lancar. Dan pada fase ini, bidan perlu melakukan konsultasi.
Kedua: melakukan interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah. Berdasarkan interpretasi data yang akurat atas data-data yang telah dkumpulkan. Ketiga: mengidentifikasi masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi. Keempat: berdasarkan data yang telah diidentifikasi maka petugas kesehatan (bidan) menetapkan kebutuhan serta tindakan yang harus dilakukan. Bidan memberikan bimbingan atau konseling mengenai ha yang berkaitan dengan perubahn selama masa kehamilan. Pada tahapan ini, kerjasama ibu dan bidan, pendekatan dan perhatian sangat diperlukan agar semua dapat berjalan dengan lancar. Dan pada fase ini, bidan perlu melakukan konsultasi.
Kelima:
melakukan penyusunan secara menyeluruh rencana (intervensi) asuhan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Pada langkah ini, informasi data
yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Adapun rencana asuhan (intervensi)
yang dbuat peneliti antara lain; mendengar keluhan, menjelaskan keadaan
yang dialami, memberikan motivasi, menganjurkan agar melakukan
pemeriksaan secara teratur, menganjurkan untuk beristirahat teratur,
pemeriksaan laboratorium, memberikan informasi tentang perubahan fisik
dan psikologis. Keenam: penatalaksanaan langsung asuhan dengan efisien
dan aman. Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh sepert yang telah
diuraikan dilaksanakan secara efisien dan aman. Penelitian melakukan
kegiatan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
Ketujuh:
mengevaluasi tahap asuhan yang telah diberikan, apa benar-benar sudah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan
dalam diagnosa dan masalah. Langkah ini bertujuan mengevaluasi dan
mengetahui sejauh mana manajemen kebidanan yang sudah dilakukan oleh
peneliti pada pasien.
METODE
Metode penelitian yang digunakan dapat dikategorikan dalam penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk menggambarkan objek yang diteliti yaitu seorang ibu primigravida dengan kecemasan yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas CH.M. Tiahahu. Alat atau instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dan data adalah format pengkajian pada ibu hamil. Dan untuk mengumpulkan data yaitu melakukan observasi dengan melihat, mengamati secara langsung kemudian kenginterpretasikan, disamping itu juga dengan wawancara dan pemeriksaan fisik.
Metode penelitian yang digunakan dapat dikategorikan dalam penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk menggambarkan objek yang diteliti yaitu seorang ibu primigravida dengan kecemasan yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas CH.M. Tiahahu. Alat atau instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dan data adalah format pengkajian pada ibu hamil. Dan untuk mengumpulkan data yaitu melakukan observasi dengan melihat, mengamati secara langsung kemudian kenginterpretasikan, disamping itu juga dengan wawancara dan pemeriksaan fisik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil menajemen asuhan kebidanan pada ibu primigravida dengan kecemasan, maka terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan. Dengan menerapkan menajemen asuhan kebidanan diharapkan bidan dapat memperhatikan kebutuhan dasar manusia berupa bio, psiko, sosial, budaya dan spiritual. Akan tetapi tingkat kebutuhanya berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Dalam melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada ibu primigravida dengan kecemasan, peneliti melakukan cara komprehensif yang meliputi: pengumpulan data, interpretasi data, identifikasi diagnosa/masalah potensial, tindakan segera atau kolaborasi, intervensi, implimentasi dan evaluasi.
Berdasarkan hasil menajemen asuhan kebidanan pada ibu primigravida dengan kecemasan, maka terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan. Dengan menerapkan menajemen asuhan kebidanan diharapkan bidan dapat memperhatikan kebutuhan dasar manusia berupa bio, psiko, sosial, budaya dan spiritual. Akan tetapi tingkat kebutuhanya berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Dalam melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada ibu primigravida dengan kecemasan, peneliti melakukan cara komprehensif yang meliputi: pengumpulan data, interpretasi data, identifikasi diagnosa/masalah potensial, tindakan segera atau kolaborasi, intervensi, implimentasi dan evaluasi.
Pengumpulan data merupakan langkah
awal yang menentukan langkah selanjutnya. Langkah ini dilakukan dengan
mengmpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan ibu.
Data ini diperoleh melalui wawancara, observasi, serta pemeriksaan
fisik. Data yang diperoleh berupa data subyektif dan obyektif. Data
subyektif yaitu ibu mengatakan merasa cemas dengan kehamilannya, karena
takut akan persalnan yang akan dihadapinya kelak. Data objektif yaitu
wajah ibu terlihat cemas, tidak bergairah, lesu, letih, gelisah, mudah
marah, pening, mual dan muntah yang sesuai dengan teori. Apabila data
yang diperoleh secara akurat maka akan diinterpretasikan data-data
tersebut. Pada tahap ini tidak terlalu mengalami hambatan atau kesulitan
karena adanya sifat kooperatif dari keluarga dan ibu sendiri memberikan
informasi serta adanya kerjasama antara bidan di ruangan yang membantu
dalam mengumpulkan data.
Interpretasi data dengan melakukan
observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik pada ibu, maka pada langkah
ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa dan masalah yang aktual
berdasarkan interpretasi data yang benar. Dalam penelitian terhadap ibu
yang dimulai dengan pengkajian data sampai dengan dilakukan pemeriksaan
fisik, ditemukan ibu primigravida dengan kecemasan sedang yang berhungan
dengan kekhawatiran dalam menghadapi persalinannya kelak.
Identifikasi diagnosa dan masala poensial. Berdasarkan diagnosa masalah
yang telah diidentifikasikan, sehingga pada langkah ini memerlukan
antisipasi bila memungkinkan dilakukan pemecahan sambil melakukan
pengamatan terhadap ibu hamil dan diharapkan dapat bersiap-siap bila
memang dianosa dan masalah potensial ini benar-benar akan terjadi.
Tindakan segera atau kolaborasi. Pada langkah ini bidan melakukan
tindakan segera berdasarkan data yang telah diidentifikasi, menetapkan
kebutuhan terhadap masalah. Pada tahap ini, perlu menjelaskan tentang
proses kemajuan persalinan. Kerjasama antar ibu dan bidan melalui
pendekatan dan perhatian serta simpati semuanya berjalan dengan lancar
melalui penerapan konseling yang diberi.
Dalam menyusun rencana
asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan dari diagnosa atau masalah
yang telah diidentifikasi, maka pada langkah ini bidan melakukan asuhan
secara menyeluruh. Tujuan perencanaan untuk mengurangi dan mencegah
masalah pada ibu primigravida dengan kecemasan. Masalah dalam kasus ini
adalah gangguan rasa nyaman sehubungan dengan persalinan yang
dihadapinya. Rencana tindakan yang dlakukan leh bidan adalah memberikan
konseling mengenai keadaan yang dialami oleh diri ibu sesuai dengan
keluhan yang disampaikan oleh ibu, disamping itu juga memberikan
motivasi dan dorongan.
Implementasi. Pelaksanaan merupakan
rangkaian perencanaan yang telah diuraikan pada langkah sebelumnya
secara efisien. Perencanaan ini dilakukan oleh peneliti dan ibu itu
sendiri. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan atau implementasi ini
adalah bahwa peneliti tidak setiap hari bersama ibu sehingga tidak dapat
mengikuti perkembangan ibu dengan baik. Untuk mengatasi rasa cemas
yaitu peneliti memberikan penjelasan tentang proses kemajuan persalinan,
melalui konseling, sehinga ibu dapat memahami serta melaksanakannya
secara kooperatif.
Evaluasi. Hasil implementasi yang dilakukan
oleh peneliti mulai dari hari pertama mendapat ibu primigravida dengan
kecemasan yaitu implementasi dilakukan pada setiap kunjungan ulang.
Dalam tahap ini, tidak mengalami kesulitan karena implementasi yang
diberikan dapat dilakukan dengan baik dan ibu mengatakan puas dengan
informasi yang disampaikan serta tidak tampak lagi wajah yang cemas,
berkeringat, serta tenang, sehingga ibu bersedia untuk melakukan setiap
anjuran yang diberikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah peneliti melakukan asuhan kebidanan pada ibu primigravida dengan kecemasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah;
1. Tahap pengumpulan data dasar dilakukan dengan berbagai metode yang dala penelitian ini dilakukan metode observasi, wawancara serta pemeriksaan fisik. Data yang didapat berupa data subjektif dan daa objektif yang diperoleh dari pasien dan keluarga pasien.
2. Interpretasi data untu mengidentifikasi diagnosa dan masalah, semua data diperoleh secara akurat dan menyeluruh maka sangat membantu menegakkan diagnosa yang dalam penelitian ini diagnosa berdasarkan data yang terkumpul yaitu ibu primigravida dengan kecemasan sedang yang berhubungan dengan kekhawatiran dalam menghadapi persalinan nanti
3. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial, pada tahap ini peneliti melakukan pemecahan secara cermat dan memeprhatikan masalah potensial yang timbul berdasarkan data yan diperoleh, maka dalam penelitian ini diagnosa potensial adalah kecemasan berat
4. menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera terhadap masalah potensial yang dalam penelitian ini peneliti melakukan konseling
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh agar setiap tindakan dapat berlangsung dengan efisien dan sistematis dan tidak terjadi kesalahan
6. Pelaksanaan aspek intervensi sebagaian dilakukan oelh peneliti dan sebagain lagi dilakukan oleh ibu serta selalu melibatkan keluarga ntuk tetap mendampingi, membantu dan memberi support
7. Mengevaluasi, berhasil karena asuhan kebidanan dilakukan secara profesional dan ibu sebagai pasien dalam penelitia ini responden mengatakan puas dengan pemberian konseling yang disampaikan sehingga pada kunjungan ulang ibu mengatakan bersedia untuk melakukan setiap anjuran yang diberkan serta tidak tampak lagi terlihat di wajah ibu yang cemas dan gelisah
Saran yang dapat diberikan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sebaai berikut :
1. Hendaknya bagi pihak yang berkompeten agar memberikan pelayanan secara proffesional sesuai dengan kebutuhan pasien. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kebidanan maka diharapkan agar semua bidan membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan yang luas.
2. Dalam melaksanakan pelayanan terhadap pasien bukan saja memberikan pengobatan tetapi juga harus dapat memberikan pendidikan kesehatan atau informasi kepada ibu-ibu hamil sehingga mereka dapat memahami secara benar setiap tindakan yang diberikan maupun setiap pengobatan serta konseling setiap kali melakukan kunjungan
Setelah peneliti melakukan asuhan kebidanan pada ibu primigravida dengan kecemasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah;
1. Tahap pengumpulan data dasar dilakukan dengan berbagai metode yang dala penelitian ini dilakukan metode observasi, wawancara serta pemeriksaan fisik. Data yang didapat berupa data subjektif dan daa objektif yang diperoleh dari pasien dan keluarga pasien.
2. Interpretasi data untu mengidentifikasi diagnosa dan masalah, semua data diperoleh secara akurat dan menyeluruh maka sangat membantu menegakkan diagnosa yang dalam penelitian ini diagnosa berdasarkan data yang terkumpul yaitu ibu primigravida dengan kecemasan sedang yang berhubungan dengan kekhawatiran dalam menghadapi persalinan nanti
3. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial, pada tahap ini peneliti melakukan pemecahan secara cermat dan memeprhatikan masalah potensial yang timbul berdasarkan data yan diperoleh, maka dalam penelitian ini diagnosa potensial adalah kecemasan berat
4. menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera terhadap masalah potensial yang dalam penelitian ini peneliti melakukan konseling
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh agar setiap tindakan dapat berlangsung dengan efisien dan sistematis dan tidak terjadi kesalahan
6. Pelaksanaan aspek intervensi sebagaian dilakukan oelh peneliti dan sebagain lagi dilakukan oleh ibu serta selalu melibatkan keluarga ntuk tetap mendampingi, membantu dan memberi support
7. Mengevaluasi, berhasil karena asuhan kebidanan dilakukan secara profesional dan ibu sebagai pasien dalam penelitia ini responden mengatakan puas dengan pemberian konseling yang disampaikan sehingga pada kunjungan ulang ibu mengatakan bersedia untuk melakukan setiap anjuran yang diberkan serta tidak tampak lagi terlihat di wajah ibu yang cemas dan gelisah
Saran yang dapat diberikan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sebaai berikut :
1. Hendaknya bagi pihak yang berkompeten agar memberikan pelayanan secara proffesional sesuai dengan kebutuhan pasien. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kebidanan maka diharapkan agar semua bidan membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan yang luas.
2. Dalam melaksanakan pelayanan terhadap pasien bukan saja memberikan pengobatan tetapi juga harus dapat memberikan pendidikan kesehatan atau informasi kepada ibu-ibu hamil sehingga mereka dapat memahami secara benar setiap tindakan yang diberikan maupun setiap pengobatan serta konseling setiap kali melakukan kunjungan
DAFTAR PUSTAKA
Adelaar, BS, 2005, Trauma kehamilan dan pengaruhnya pada janin,infoibu.com
Farerr,H,1999, Perawatan Maternitas edisi 2, bukukedokteran, EGC,Jakarta
Gunarsa,D.S,1995, Psikologi keperawatan, PT.Gunung Muvia, Jakarta
Al-Atiq,2007,hamil tanpa masalah, Baityannati,wordpress.com
Ibrahim S, Christina,Perawatan kebidanan,Bharatara,Jakarta
Pearce John,1990, Kekhawatiran dan ketakutan, bina rupa aksara, Jakarta
Adelaar, BS, 2005, Trauma kehamilan dan pengaruhnya pada janin,infoibu.com
Farerr,H,1999, Perawatan Maternitas edisi 2, bukukedokteran, EGC,Jakarta
Gunarsa,D.S,1995, Psikologi keperawatan, PT.Gunung Muvia, Jakarta
Al-Atiq,2007,hamil tanpa masalah, Baityannati,wordpress.com
Ibrahim S, Christina,Perawatan kebidanan,Bharatara,Jakarta
Pearce John,1990, Kekhawatiran dan ketakutan, bina rupa aksara, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar