BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengertian
kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi)
atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Metode dalam
kontrasepsi tidak ada satupun yang efektif secara menyeluruh. Meskipun begitu,
beberapa metode dapat lebih efektif dibandingkan metode lainnya. Efektivitas
metode kontrasepsi yang digunakan bergantung pada kesesuaian pengguna dengan instruksi.
Perbedaan keberhasilan metode juga tergantung pada tipikal penggunaan (yang
terkadang tidak konsisten) dan penggunaan sempurna (mengikuti semua instruksi
dengan benar dan tepat). Perbedaan efektivitas antara penggunaan tipikal dan
penggunaan sempurna menjadi sangat bervariasi antara suatu metode kontrasepsi
dengan metode kontrasepsi yang lain. Sebagai contoh: kontrasepsi oral sangat
efektif bila digunakan secara tepat, tetapi banyak wanita yang sering kali lupa
untuk meminum pilnya secara teratur. Sehingga penggunaan kontrasepsi oral
secara tipikal kurang efektif dibandingkan penggunaan sempurna.
Pada
kontrasepsi implan, saat implan dimasukkan ke dalam tubuh, tidak diperlukan
perlakuan apapun lagi (sehingga penggunaan implan menjadi penggunaan sempurna)
sampai tiba waktunya untuk diganti. Dalam hal ini maka penggunaan tipikal sama
saja dengan penggunaan sempurna, sampai saat penggantian implan
Seseorang
cenderung menggunakan suatu metode kontrasepsi secara tepat ketika semakin
terbiasa dengan metode kontrasepsi tersebut. Hasilnya, perbedaan efektivitas
antara penggunaan yang tipikal dengan penggunaan sempurna semakin berkurang
seiring dengan berjalannya waktu.
Program
pelayanan keluarga berencana mempunyai arti penting dalam mewujudkan keluarga
yang berkualitas. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung
jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kontrasepsi
suntik memiliki efektifitas yang tinggi bila penyuntikannya dilakukan secara
teratur dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tujuan pembuatan makalah ini
untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi suntik Depo Medroksi
Progesteron Acetate, mengetahui tingkat kepatuhan jadwal penyuntikan ulang dan
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi suntik dengan
kepatuhan jadwal penyuntikan ulang.
1.2. Tujuan
Tujuan
dari pembuatan dan pembahasan dalam makalah ini terbatas pada :
1.
Mengetahui defenisi Kontrasepsi
2.
Mengetahui kelebihan dan kekurangan menggunakan
kontrasepsi
3.
Mengetahui Jenis Kontrasepsi devo (suntik)
4.
Mengetahui defenisi kontrasepsi devo (suntik)
5.
Mengetahui yang boleh dan tidak menggunakan kontrasepsi
devo (suntik)
6.
Mengetahui cara kerja kontrasepsi devo (suntik)
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Kontrasepsi
suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,
harganya relatif murah dan aman.
Sebelum
disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya.
Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan
KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang
tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama
maksimal 5 tahun.
2.2. Jenis KB Suntik
Jenis-jenis
alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
2.2.1. Suntikan / bulan / Kombinasi : contoh : cyclofem
Suntikan kombinasi mengandung hormon esterogen dan progesteron, yang
diberikan satu bulan sekali.
Cara kerja
Pemberian
hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pematangan dan
pelepasan sel telur. Endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya
aktifitas kelenjar. Selain itu akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.
Efektifitas
Kontrasepsi
suntik adalah kontrasepsi sementara, macam-macam suntikan tersebut telah
dibuktikan sangat baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 % per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan.
Keuntungan
·
Sangat efektif (99,6%)
·
Risiko kesehatan kecil
·
Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri
·
Periksa dalam tidak dibutuhkan pada saat
pemeriksaan awal
·
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
·
Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali
suntikan Cyclofem
·
Reaksi suntik sangat cepat (<24 jam)
·
Dapat digunakan oleh wanita tua (>35 tahun),
kecuali Cyclofem
·
Mencegah kehamilan ektopik
·
Jangka panjang
·
Sangat efektif walaupun klien terlambat suntik 1
minggu dari jadwal yang telah ditentukan
·
Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin
hamil lagi, tetapi belum bersedia untuk
mengikuti sterilisasi (tubektomi).
Kerugian
·
Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan
setelah penghentian pemakaian.
·
Harus kembali ke sarana pelayanan.
·
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum
suntikan berikutnya.
·
Permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering
·
Dapat menyebabkan ketidakteraturan masalah haid
·
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan
penyakit menular seksual, hepatitis B, atau infeksi HIV.
·
Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan
keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
·
Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan
dengan obat-obat epilepsi dan obat tuberklosis.
·
Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti
serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan
timbulnya tumor hati.
·
Kemungkinan terlambat pemulihan kesuburan
setelah penghentian pemakaian.
Manfaat Kesehatan
·
Menurunnya jumlah darah haid setiap bulan,
menurunkan nyeri perut.
·
Mengurangi kemungkinan penyakit kurang darah
akibat kekurangan zat besi.
·
Mengurangi tanda atau gejala sindroma haid
·
Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang
panggul dan kanker indung telur karena progestin menyebabkan mukus serviks
menebal, sehingga memepersulit penularan infeksi dari liang senggama atau
serviks untuk mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan menyebabkan
berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium).
·
Mencegah terjadinya kanker endomertrium
·
Dapat digunakan pada wanita yang mempunyai
penyakit darah sickle cell anemia
·
Dapat meningkatkan jumlah ASI pada ibu yang menyusui.
Indikasi Kontrasepsi Suntik
1.
Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang
atau telah mempunyai cukup anak sesuai keinginan tetapi belum ingin, belum siap
atau belum bisa ikut tubektomi saat ini. Rasional : Suntikan KB adalah metoda
kontrasepsi jangka panjang, efektif, dapat digunakan untuk jangka panjang (tak
terbatas), pada pemakaian tidak menyebabkan permasalahan medis yang serius.
2.
Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi yang tidak
perlu dipakai setiap hari atau setiap bersenggama. Rasional : Suntikan Kb tidak
perlu diberikan setiap hari atau ketika akan bersenggama. Para
wanita yang menghadapi permasalahan dengan pemakaian cara-cara sederhana atau
pelupa dalam minum pil setiap hari dapat dianjurkan untuk memakai kontrasepsi
suntik. Setelah mendapatkan suntikan, maka yang dibutuhkan peserta suntik
adalah mengingat waktu suntik ulang apakah 1, 2, atau 3 bulan tergantung pada
jenis kontrasepsi uang dipakai.
3.
Klien tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung
esterogen, atau kalau meminumnya maka akan timbul gejala-gejala komplikasi
pemakaian esterogen. Rasionalnya : Biasanya komplikasi atau efek samping
disebabkan oleh komponen esterogen yang ada. Untuk itu, dapat dipakai suntikan
KB yang hanya mengandung hormon progestin, sehingga cara ini dapat dipakai
sebagai alternatif pilihan bagi peserta yang tidak tahan hormon esterogen.
4.
Klien sedang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang
sesuai. Rasionalnya : Menyusui tidak akan terpengaruh dengan pemakaian
kontrasepsi suntik progestin, bahkan pada beberapa penelitian didapatkan bahwa
pemakaian kontrasepsi suntik akan meningkatkan kuantitas ASI walaupun pemakaian
kontrasepsi hormonal bukanlah pilihan utama bagi ibu yang menyusui,
pemakaiannya tidak akan menyebabkan perubahan secara klinik baik pada perumbuhan
dan perkembangan BBL maupun pemakaian setelah 6 minggu persalinan.
Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
·
Usia reproduksi
·
Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki
anak
·
Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas
yang tinggi
·
Menyusui ASI pascapersalinan lebih dari 6 bulan
·
Pascapersalinan dan tidak menyusui
·
Anemia
·
Nyeri haid hebat
·
Haid teratur
·
Riwayat kehamilan ektopik
·
Sering menggunakan pil kontrasepsi
Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan
Kontrasepsi
·
Hamil atau diduga hamil
·
Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan
·
Perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya
·
Penyakit hati akut
·
Usia lebih dari 35 tahun yang merokok
·
Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan
tekanan darah tinggi (lebih dari 180/110 mmHg)
·
Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit
kepala atau migrain
·
Keganasan payudara
Waktu Mulai menggunakan Suntikan Kombinasi
·
Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7
hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan
·
Bila suntikan pertama diberikan setelah hari
ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari
atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
·
Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil.
·
Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui,
serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan
tidak hamil
·
Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan,
menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan, asal saja
dipastikan tidak hamil.
·
Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan
menyusui, jangan beri suntikan kombinasi.
·
Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak
menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi.
·
Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal
yang lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama
ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan
kombinasi dapat diberikan tanpa perlu menunggu haid
·
Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi
hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka
suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya
2.2.2. Suntikan/3 bulan : contoh : Depo
provera, Depogeston (Harnawati,
2008).
Cara Kerja
·
Mencegah ovulasi
·
Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma
·
Menjadikan selaput lendir rahim tipis
·
Menghambat pengangkutan gamet oleh tuba
Efektivitas
Kontrasepsi
suntik progestin memiliki efektivitas yang sangat tinggi, dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikan dilakukan sesuai jadwal dan
secara teratur.
Keuntungan
·
Sangat efektif
·
Pencegahan kehamilan jangka panjang
·
Tidak berpengaruh terhadap hubungan seksual
·
Tidak mengandung esterogen sehingga tidak
berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah
·
Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
·
Sedikit efek samping
·
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
·
Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari
35 tahun sampai perimenopause
·
Membantu mencegah kanker endometrium dan
kehamilan ektopik
·
Menurunkan kajadian penyakit jinak payudara
·
Mencegah beberapa penyebab penyakit radang
panggul
·
Menurunkan krisis anemia bulan sabit
Kekurangan
·
Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
-
Siklus haid yang memendek atau memanjang
-
Perdarahan yang banayk atau sedikit
-
Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
-
Tidak haid sama sekali
·
Klien sangat bergantung pada tempat sarana
pelayanan kesehatan
·
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum
suntikan berikutnya
·
Permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering
·
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan
infeksi menular seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV
·
Terlambatnya kembali kesuburan setelah
penghentian pemakaian
·
Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena
terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya.
Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan
Progestin
·
Usia reproduksi
·
Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan
memiliki efektivitas tinggi
·
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
·
Setelah melahirkan dan tidak menyusui
·
Setelah abortus atau keguguran
·
Perokok
·
Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg, dengan
masalah gangguan pembekuan darah atau anemia
·
Menggunakan obat untuk epilepsi atau obat
tuberklosis
·
Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang
mengandung esterogen
·
Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
·
Mendekati usia menopause
Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi
Suntikan Progestin
·
Hamil atau dicurgai hamil
·
Perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya
·
Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
·
Menderita kanker payudara
·
Diabetes melitus
Depo-provera
ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi
parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini
termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini.
Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya.
Depo-provera sangat cocok untuk program postpartum oleh karena tidak mengganggu
laktasi.
MANAJEMEN TERAPI
HOW
MUCH : 150 mg
HOW
OFTEN: 3 bulan sekali (i.m.)
HOW
LONG: bergantung pada keinginan pasien
TUJUAN
TERAPI : mencegah kehamilan
REVERSIBILITAS
: 3-18 bulan
T
½ : 50 hari
INTERAKSI OBAT :
Aminoglutethimide
(Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari medroxyprogesterone lewat
hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone dalam darah dan
memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone.
CARA PENYIMPANAN :
Disimpan
dalam suhu 20-25°C
CARA PEMBERIAN
- Waktu Pemberian
- Setelah melahirkan : 6 minggu pasca salin
- Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi)
- Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
- Lokasi Penyuntikan dengan i.m sampai daerah glutus
·
Daerah bokong/pantat
·
Daerah otot lengan atas
EFEKTIVITAS : Keberhasilannya praktis 99.7
%.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kontrasepsi
suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan
kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu
kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat
melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang
panggul dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi
suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada
hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal,
dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan.
Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara
serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena
tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan
obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali
melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan
ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3
bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan
oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
Progestin
atau medroxyprogesterone diinjeksikan oleh tenaga kesehatan setiap tiga bulan
sekali. Tersedia 2 tipe injeksi. Tipe yang pertama adalah yang disuntikkan ke
jaringan otot di lengan maupun bokong, dan tipe kedua yaitu disuntikkan di
bawah kulit. Masing-masing tipe sangat efektif.
Progestin
mengganggu siklus menstruasi. Sekitar sepertiga wanita yang menggunakan
kontrasepsi ini tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan setelah injeksi pertama.
Sedangkan sepertiga lainnya mengalami perdarahan tidak teratur dan bercak
selama lebih dari 11 hari setiap bulannya. Setelah kontrasepsi ini digunakan
selama beberapa waktu, perdarahan yang tidak teratur semakin jarang terjadi.
Setelah 2 tahun, sebanyak 70% wanita tidak akan mengalami perdarahan sama
sekali. Ketika injeksi dihentikan, menstruasi kembali teratur dalam waktu 6
bulan pada separuh wanita dan dalam waktu 1 tahun bagi tiga perempat wanita
lainnya. Kesuburan mungkin saja belum kembali seperti semula sampai satu tahun
setelah injeksi dihentikan.
Efek
samping yang bisa muncul meliputi sedikit penambahan berat badan, sakit kepala,
menstruasi tidak teratur atau tidak menstruasi, dan menurunnya kepadatan tulang
untuk sementara waktu. Biasanya, kepadatan tulang akan kembali seperti semula
setelah injeksi dihentikan. Orang yang mendapatkan suntikan kontrasepsi
hormonal, terutama remaja dan wanita muda harus mengkonsumsi suplemen kalsium
dan vitamin D setiap hari untuk membantu memelihara kepadatan tulang.
Medroxyprogesterone
tidak meningkatkan risiko penyakit kanker, termasuk kanker payudara.
Medroxyprogesteron mengurangi risiko munculnya kanker endometrial, penyakit
radang pelvis (infeksi pada organ reproduksi wanita bagian atas), dan anemia
karena kekurangan zat besi. Interaksi dengan beberapa obat jarang ditemukan.
3.2. Saran
Tersedia
suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot progesteron, tidak
terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1
atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak
berat.
KEPUSTAKAAN
Notodiharjo, Riano. 2002. Reproduksi, Kontrasepsi, dan
Keluarga Berencana. Yogyakarta : Kanisius.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 200
Saifuddin, A.B., 2006, Buku panduan Praktis pelayanan
Kontrasepsi, Pk-54-PK58, Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar