Senin, 16 Juli 2012

BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA SEDANG

A.     PENGERTIAN
Asfiksia neonatorium adalah keadaan bayi lahir yang tidak dapat berapas secara spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Sarwono Prawirohardjo, 1992).
Asfiksia adalah kegagalan untuk memulai dan melanjutkan pernapasan secara spontan dan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau beberapa saat sesudah lahir (APN).
Asfiksia dibagi menjadi :
1)      Asfiksia Berat (Nilai APGAR 0-3)
Resusitasi aktif dalam keadaan ini harus segera dilakukan. Langkah utama ialah memperbaiki ventilasi paru-paru dengan memberikan O2 secara tekanan langsung dan berulang-ulang. Bila setelah beberapa waktu pernapasan spontan tidak timbul dan frekuensi jantung menurun maka pemberian obat-obat lain serta massase jantung sebaiknya segera dilakukan.

2)      Asfiksia ringan-sedang (Nilai APGAR 4-6)
Pernapasan aktif yang sederhana dapat dilakukan secara pernapasan kodok (frog breathing). Cara ini dikerjakan dengan melakukan pipa ke dalam jantung dan O2 dialirkan dengan kecepatan 1-2 liter dalam 1 menit. Agar saluran napas bebas, bayi diletakkan dengan kepapa dorsofleksi.
Pada pernapasan dari mulut ke mulut, mulut penolong diisi terlebih dahulu dengan O2 sebelum pernapasan. Peniupan dilakukan secara teratur dengan frekuensi 20-30 kali semenit dan diperhatikan gerakan pernapasan yang mungkin timbul. Jika terjadi penurunan frekuensi jantung dan tonus otot maka bayi dikatakan sebagai penderita asfiksia berat.

Tujuan melakukan tindakan terhadap bayi asfiksia adalah melancarkan kelangsungan pernafasan bayi yang menimbulkan sebagian besar terjadi pada waktu persalinan.

B.     PENYEBAB ASFIKSIA
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang sehingga aliran oksigen janin berkurang dan akibatnya terjadi gawat janin. Hal ini menyebabkan asfiksia bayi baru lahir.
Faktor-faktor dari keadaan ibu sebagai berikut :
a.       Preeeklampsi dan eklampsi
b.      Perdarahan abnormal
c.       Partus lama / partus macet
d.      Deman selama persalinan
e.       Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
f.        Kehamilan post matur
Dilihat dari tali pusat dapat juga menjadi penyebab terjadinya asfiksia BBL adalah sebagai berikut :
a.       Lilitan tali pusat
b.      Tali puat pendek
c.       Prolapsus tali pusat

Pada keadaan berikut, bayi mungkin mengalami asfiksia
a.       Bayi premature
b.      Persalinan sulit (letak sungsang, gemell, distosia, ekstraksi vakum, forcep)
c.       Kelainan kongenital
d.      Air ketuban bercampur mekonium

C.     DIAGNOSIS
Asfiksia yang terjadi pada bayi merupakan kelanjutan dari hipoksia janin, Dianosis hiposia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Hal ini berikut yang perlu mendapat perhatian :
a)      Denyut Jantung Janin
Frekuensi normal adalah 120 sampai 160 denyutan dalam satu menit. Selama his frekuensi ini biasanya tetapi di luar his kembali lagi ke keadaan semula. Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun di bawah sampai 100 di luar atau lebih jika teratur, hal ini merupakan tanda bahaya.

b)      Mekonium dalam air ketuban
Mekonium pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus menimbulkan kewaspadaan.

Penilaian asfiksia BBL dalam melakukan resustasi ditentukan oleh tiga aspek yang sangat penting yaitu :
  1. Pernapasan
  2. Denyut jantung
  3. Warna kulit

D.    DASAR ASUHAN BBL
Dalam setiap persalinan penatalaksanaan BBL menganut prinsip, yang penting untuk kelangsungan hidup BBL, diantaranya :
1)      Kering, Bersih dan Hangat
Sangat penting bagi semua bayi baru lahir untuk dijaga agar selalu tetap kering, bersih dan hangat untuk mencegah bayi hipotermi yang membahayakan.

2)      Bebaskan dan Bersihkan Jalan Nafas
Bersihkan jalan nafas bayi dengan mengusap mukanya dengan kain atau kasa yang bersih dari darah dan lendir segera setelah kepala bayi lahir (masih di Perineum ibu). Apabila BBL tidak bernapas atau napas megap-megap maka penghisapan lendir amat penting sebagai bagian mutlak dari langkah awal resusitasi

3)      Rangsangan Taktil
Mengeringkan tubuh bayi pada dasarnya adalah rangsangan untuk bayi adalah prosedur ini sudah vukup untuk merangsang usaha nafas.

4)      ASI
Adalah sangat penting sekali bahwa BBL segera di beri ASI dini dalam 30 menit sesudah bayi lahir dan hanya diberikan ASI saja tidak diberikan lainnya.

E.     PENATALAKSANAAN ASFIKSIA DENGAN TINDAKAN RESUSITASI BBL
Bila bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap sambil melakukan lebih awal :
1)      Beritahukan ibu dan keluarga bayinya perlu bantuan nafas
2)      Mintalah salah seorang keluarganya untuk mendampingi ibu memberi dukungan moral, menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan

Tahap I
Langkah awal perlu dilakukan dalam 30 detik langkah tersebut adalah :
1)      Jaga bayi tetap hangat
a.       Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu
b.      Bungkus bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat
c.       Pindahkan bayi ke atas kain ditempat resusitasi
2)      Atur posisi bayi
a.       Baringkanlah bayi terlentang dengan kepala didekat penolong
b.      Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi
3)      Isap Lendir
Gunakan alat penghisap lendir De Lee dengan cara sebagai berikut :
a.       Isap lendir mulut dari mulut dulu kemudian hidung
b.      Lakukan penghisapan saat alat penghisap ditarik keluar, jangan lebih dari 5 cm ke dalam mulut dan lebih dari 3 cm ke dalam hidung.
4)      Keringkanlah dan Rangsang Bayi
a.       Keringkanlah bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat membantu BBL mulai bernafas sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat membantu BBL mulai bernafas
b.      Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara
1.      Menepuk atau menyentil telapak kaki
2.      Menggosok perut, dada, punggung atau tungkai kaki dengan telapak tangan
5)      Atur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi
a.       Ganti kain yang telah basah dengan kain yang ada di bawahnya
b.      Bungkus bayi dengan kain tersebut, jangan menutupi muka, dada agar biasa memantau pernafasan bayi
c.       Atur kembali posisi kepala bayi sehingga sedikit ekstensi
6)      Lakukan Penilaian Bayi
Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, atau tidak bernafas megap-megap
a.       Bila bayi bernafas normal, berikan ibunya untuk disusui
b.      Bila bayi tidak bernafas atau megap-megap mulai lakukan ventilasi

Tahap II : Ventilasi
Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukan sejumlah volume udara ke paru-paru dengan tekanan positif untuk membawa aveoli perlu agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur.
Langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Pasang sungkup
Pasang sungkup dan pegang agar menutupi mulut dan hidung bayi
2)      Ventilasi 2 kali
a.       Lakukan tiupan dengan tekanan 30 cm air
b.      Lihatlah apakah dada bayi mengembangl. Bila dada tidak mengembang periksa posisi kepala, pastikan sudah ekstensi, periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara bocor dan periksa cairan atau ledir di mulut bila ada mengembang lakukan tahapan berikutnya.
3)      Ventilasi 20 kali dalam 30 detik
a.       Lanjutkan ventilasi tiap 20 x dalam 30 detik (dengan tekanan 20 cm air)
b.      Hentikan ventilasi setiap 30 detik
c.       Lakukanlah penelitian bayi, apakah bayi bernafas, bernafas tidak normal atau megap-megap
1.      Bila bayi normal, hentikan ventilasi dan pantau bayi dengan seksama
2.      Bila bayi tifak bernafas atau megap-megap, teruskan ventilasi 20 x dalam 30 detik, kemudian lakukan penilaian setiap 30 detik.
4)      Siapkan rujukan bila bayi belum bernafas normal sesudah 2 menit ventilasi
a.       Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan
b.      Hentilan ventilasi sesudah 20 menit tidak berhasil

Tahap III : Asuhan Pasca Resusitasi
Asuhan pasca resusitasi adalah pelayanan kesehatan pasca resusitasi, yang diberikan baik kepada bayi baru lahir ataupun ibu dan keluarga setelah resusitasi berhasil sebaiknya bidan tinggal bersama ibu dan keluarga bayi untuk memantau bayi minimal 2 jam pertama
1)      Bila pernapasan bayi dan warna kulitnya normal, berikan pada ibunya
a.       Letakkan bayi di dada ibu dan selimuti keduanya dengan kain hangat
b.      Anjurkan ibu menyusui bayinya dan membelainya
c.       Lakukan asuhan neonatal normal
2)      Lakukan pemantauan seksama terhadap bayi pasca resusitasi selama 2 jam pertama
a.       Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernafas pada bayi
1.      Terikan dinding dada ke dalam nafas megap-megap, frekuensi nafas < 30 x/menit atau > 60 x/menit
2.      Bayi kebiruan atau pucat
3.      Bayi lemas
b.      Pantau juga bayi yang berwarna pucat walaupun tampak bernafas
3)      Jagalah agar bayi tetap hangat dan kering
Tunda memandikan bayi sampai 6 sampai 24 jam
4)      Bila kondisi bayi memburuk
Perlu rujukan sesudah resusitasi


DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2002.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YPB

Mochtar Rustam, MPH. 1998.Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta EGC

Obstetri Williams. 1983. Bandung : Fakultas Kedokteran UNPAD

REPRODUKSI SEKSUALITY

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
System reproduksi dan sexsuality yang diajarkan pada perguruan tinggi kususnya pada akademi keperawatan. Suatu hal yang wajib sebab pelajaran tentang system reproduksi dan sexsuality ini Sebagai mata kuliah yang wajib bagi D III keperawatan maka dari itu kami Sebagai, penulis dan pembuat makalah ini ingin mengulasnya untuk bisa dijadikan acuan bahan pembelajaran.
Kamudian melalui makalah yang kami buat dengan sangat sedrhana dan kami kemas sedemikian rupa supaya kita semua dapat mempelajari dan memahaminya tentang apa itu system raproduksi, dan sexsuality. Agar kita semua Sebagai penerus bangga tidak terjerumus kedalam pergaulan remaja yang sangat bebas.
Oleh karena itu, kami berharap supaya kepada orang tua yang mempunyai anak remaja harus bisa memberi perhatian yang lebih kepada anaknya. Karena pada masa tersebut kondisi dimana anak itu masih labil. Dan supaya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas.

B. Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk memberikan pengetahuan dan wawasan agar kita dapat mengetahui apa ituv reproduksi serta bagaimana. Proses, reproduksi itu sendiri.
C. Ruang Lingkup
 PendidikanØ
Makalah system reproduksi dan sexsuality bisa dijadikan pembelajaran dalam pendidikan untuk menambah ilmu pengetahuan kita Sebagai mahasiswa, karena makalah ini sangat penting dalam pergaulan antar remaja supaya lebih tau lagi batas-batasan dan kehidupan bermasyarakat.
 SosialØ
Makalah yang kami buat ini dapat disosiali sasikan pada masyarakat luas yang belum mengerti yaitu masyarakat yang masih awam tentang pembelajaran system keproduksi dan sexsuality, supaya dalam melakukan hal-hal harus tau apa yang diakibatkannya.
 KesehatanØ
Setelah mengetahui semua hal tentang system keproduksi dan sexsuality kita dapat menjaga dan diharapkan kita semua mulai sekarang sadar akan kesehatan reproduksi dan bisa merawat system raproduksi kita dengan sebaik-baiknya agar tidak ada ada satu eon bagian dari system reproduksi tidak ada gangguan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reproduksi
Organ reproduksi yang membentuk apa yang dikenal sebagai traktus denetalis yang berkembang, setelah traktus urinarius. Kelainan pada laki-laki maupun perempuan sememjak lahir sudah dapat ditentukan, Tetapi sifat-sifat kelamin belum dapat dikenal, sel produksi berkembang disebelah depan ginjal yang tumbuh sebagai koloni-koloni sel kemudian membentuk kelenjar reroduksi, Perkembangan sifat terjadi pada umur 10-14 tahun.
Pada laki-laki dewasa pubertas dimulai dengan perubahan suara lebih berat, pembesaran genetalia ekdterna tampil bulu diatas muka. Pada wanita ditandai dengan menstruasi pertama ( menarche ) uterus dan vagina membesar, buah dada membesar serta jaringan ikat dan saluran darah bertambah, sifat kelamin skunder tampil, lengkung tubuh berkembang, adanya bulu ketiak dan pulbis pelvis Malabar,
Perubahan penting terjadi pada usia remaja dimana jiwa dan raganya menjadi matang.

2.2 Organ Reproduksi Wanita
Genetalia pada wanita terpisah dari uretra yang mempuyai saluran tersendiri. Alat reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian.
A. Alat Genitalia Luar
Alat genitalia luar terdiri dari:
Tundun ( Monsveneris ) Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
Labiya Mayora ( Bibir besar ) dua lipatan dari kulit diantara bagian atas labiya mayora banyak mengandung urat saraf.
Labiya Minora ( bibir kecil ) Berada sebelah dalam labiya mayora
Klitoris ( Klentit ) Sebuah jaringan erektil kecil kira-kira sebesar kacang hijau dimana dapat mengeras dan tegang ( erektil ) yang mengandung urat saraf
Vestibulum ( Serambi ) Merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil ( labiya minora ) muka belakang diatas oleh klitoris dan perineum, dalam pesti bulum terdapat muara-muara dari.
1. Liang senggama ( introetus vagina )
2. Uretra
3. Kelenjar bartolini
4. Kelenjar skene kiri dan kanan
Hymen ( Selaput Dara ) Lapisan tapis yang menutupi sebagian dari liang senggama, ditengahnya berlubang supanya kotoran menstruasi dapat mengalir kelur letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit, Konsistensi ada yang kakuk dan ada yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu ujung jari
Perineum ( Kerampang ) terletak diantara vagina dan anus panjangnya lebih kurang 4 cm.
B. Alat Genetalia Dalam /Mtesur
Suatu alat reproduksi yang berada didalam yang tak dapat dilihat kecuali dnegan jalan pembedahan. Alat genetalia bagian dalamter diri dari:
Vagina ( lubang kemaluan ) Tabung yang dilavisi membrane dari jenis epitalium bergaris khusus dialiri bnyak banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 71/2 cm. merupakan penghubung antara introitus vagina uretus. Dinding depan liang senggama ( vagina ) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina menonjol leher rahim. ( servik uteri ) yang disebut vorsio Bentuk vagina sebelah dalam berlifat-lifat disebut rugae.
Uterus ( Rahim ) Organ yang tebal, berotot berbentuk buah fir, terlatak didalam velvis antara rectum dibelakang dan kandung kemih didepan, ototnya disebut, Miometrium, Uterus terapung didalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang terus + 71/2 cm. Lebar 5 cm. Tebal 21/2 cm. Berat 50 gr. Pada rahim wanita dewasa yang pernah belum menikah ( bersalin ) panjang uterus adalah 5-8 cm. Dan beratnya 30-60 gr.
 Uterus terdiri dari :Ø
1) Fundus uteri ( dasar rahim ) Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran telur.
2) Korpus uteri. Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berpungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
3) Servik uteri. Ujung servik yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis di sebut, ostium uteri internum.
 Dinding uterus terdiri dari.Ø
1) Endromentium ( epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah ) Merupakan lapisan dalam uterus yang mempuyai arti penting dalam siklus haid. Seorang wanita pada reproduksi, pada kehamilan endomentrium akan menebal, pembuluh darah bertambah banyak hal ini diperlukan untuk memberi makanan pada janin
2) Miometrium ( lapisan otot polos ) Tersusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar pada waktu persalinan. Sesudah plasenta lahir akan mengalami pengecilan sampai keukuran normal sebelumnya.
3) Lapisan Serosa ( Peritonium Verisal ) Terdiri atas Ligamentum yang mengguatkan uterus yaitu:
a) Ligamentum kardinale kiri dan kanan, mencegah supaya uterus tidak turun.
b) Ligamentum sakro uterinum kiri dan kanan, menahan uterus supanya tidak banyak bergerak.
c) Ligamentum rotundum kiri dan kanan, menahan uterus agar tetap dalam keadaan antlovleksi.
d) Ligamentum latum kiri dan kanan, ligamentum yang meliputi tuba.
e) Ligamentum infundibulo pelvikum ligament yang menahan tuba falopi.
Fungsi uterus : Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan, sebutir ovum yang telah keluar dari ovarium dihantarkan melalui tuba uterine keuterinis, Pembuahan secara normal terjadi didalam tuba uterina, endromentium disiapkan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan ovum tertanam dalam Endromentrium, Pada waktu hamil uterus bertambah besar dindingnya menjadin tipis tetapi kuat dan besar sampai keluar pelvis masuk kedalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan janin.
Pada saat melahirkan uterus berkondraksi mendorong bayi dan plasenta keluar.
Ovarium: merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus dibawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum iantum uterus..
setiap bulan polikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan ( hari ke 14 ) siklus menstruasi.
Ovulasi yaitu pematangan folikel graaf dan mengeluarkan ovum.
Bila folikal graf robek maka terjadi pendarahan yang kemudian terjadi pengumpalan darah pada ruang folikel.
Overium mempunyai 3 fungsi:
1) Mempruduksi ovum
2) Memproduksi hormone astrogen
3) Memproduksi progesteron
Ovarium, disebut juga indung telur, didalam ovarium ini terdapat jaringan tubulus yang menghasilkan telur, ( ovum ) dan ovarium ini hanya terdapat pada wanita, letaknya didalam pelves disebelah kiri kanan uterus, membentuk, mengembangkan serta melepaskan ovum dan menimbulkan sifat-sifat ke wanitaan.
Misalnya : pelvis yang membesar, timbulnya siklus menstruasi.
Bentuknya bulat telur, beratnya 5-6 gram. Bagian dalam ovarium disebut medulla ovari dibuat dari jaringan ikat. Jaringan yang banyak mengandung kapiler darah dan serabut kafiler seraf.
Bagian luar bernama kortks ovari. Terdiri dari folikel-polikel yaitu kantong-kantong kecil yang berdinding efitalium dan berisi ovum.
Kelenjar ovarika tedapat pada wanita terletak, pada ovarium disamping kiri dan kanan uterus, menghasilkan hormone progesterone dan estrogen.
Hormone ini dapat mempengaruhi kerja uterus serta menentukan sifat-sifat kewanitaan.
Misalnya : Panggul yang besar, Panggul kecil, bahu semfit dan lain-lain.
Apabila polikel de graaf sobek maka terjadi pendarahan sehingga terjadi pengumpalan darah didalam rongga polikel sel yang berwarna kuning yang berasal dari dinding folikel tubuh masuk kedalam gumpalan itu dan membentuk korpus luteum. ( badan kuning ) Bila ovum yang keluar dibuahi maka korpus luteum tumbuh terus sampai beberapa bulan menjadi besar. Bila ovum tidak dibuahi maka korpus luteum bertahan hanya selama 12 sampai 14 hari tepat sebelum masa menstruasi berikutnya korpus luteum menjadi atropi.
Siklus Mentruasi. Perubahan yang terjadi didalam ovarium dan uterus dimana masa mentruasi berlangsung kira-kira 5 hari. Selama masa epitelium permukaan dinding uterus terlepas dan terjadi sedikit perdarahan.
Masa telah menstruasi adalah mada perbaikan dan pertumbuhan yang berlangsung sembilan hari seketika selaput terlepas untuk diperbaharui, tahap ini dikendalikan oleh estrogen, sedangkan pengendalian estrogen dikendalikan oleh FSM ( Follicle Stimulating Hormone ) terjadi pada hari 14, kemudian disusul 14 hari tahap sekretorik yang dikendalikan oleh progesterone.
Tuba Falubi. Berjalan kearah lateral kiri dan kanan Ada 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm diameter 3-8 mm.
Tuba falopi terdiri atas :
1) Parst. Interstitialis, bagian yang terdapat di dinding uterus.
2) Parst. Ismika/ismus, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya.
3) Parst. Ampularis, bagian yang terbentuk saluran leher tanpak konsepsi agak lebar.
4) Infundibulum. Bagian ujung tuba yang terbuka diseut frinbia untuk menangkap telur kemudian menyalurkan telur kedalam tuba.
Fungsi tuba uterine. Mengantarkan ovum dari ovarium k eke uterius. Menyediakan tempat untuk pembuahan, perjalanan ovum dibuahi maka terjadi kehamilan ektropik, karena ovum tidak dapat bergerak terus maka ovum tertanam dalam tempat yang abnormal, hal ini bisa berakhir 8-10 minggu.
C. Kelenjar Mamae.
Payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada wamita dan mengelurkan air susu, buah dada terletak dalam fasiia superfisialis didaerah antara sternum dan aksila, melebar dari iga kedua sampai iga ketujuh. Bagian tengah terdapat puting susu yang di kelilingi oleh areola mame yang berwarna coklat. Dekat dasar puting terdapat kelenjar montgomeri yang mrngeluarkan zat lemak supanya puting tetap lemas, putimg mempunyei lobang +_ 15-20 buah tempat saluran kelenjar susu.
Struktu mamae. Buah dada terdiri dari bahan kelenjar susu ( jaringan alveolar ) tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak, setiap lobus bermuara kedalam duktus laktiferus ( saluran air susu )
Saluran limfe sebagai fleksus halus dalam interlobuler jaringan kelenjar bergabung membentuk saluran lebih besar.
Pada perempuan perubahan dan perkembangan buah dada terjadi setelah masa remaja atau pubertas terdapat penambahan jaringan kelenjar.
Seorang wanita mulai mentruasi pertama terjadi sedikit pembesaran buah dada disebabkan pengaruh hormone estrogen dan progesteron yang dihasilkan ovarium, lama kelamaan buah dada berkembang penuh dan penimbunan lemak menimbulkan pembesaran yang tetap.
Pada masa menopause lama-kelamaan ovarium berhenti berfungsi dan jaringan buah dada mengkerut.
Laktasi. Pemgeluaran air susu terjadi 2 tahaf :
1) Sekresi air susu. Pada kehamilan minggu ke 16 milai terjadi sekresi cairan bening dalam saluran kelenjar buah dada. Yang disebut koolostrum yang kaya protein. Setelah bayi lahir pengeluaran kolostrum air susu dirangsa oleh horman prolaktin.
2) Pengeluaran air susu. Air susu mendapat rangsangan dari banyi supaya keluar secara normal tergantung isapan bayi mekanisma dalam buah dada yang berkontraksi memeras air susu keluar dari alveoli masuk dalam saluran air susu.

D. Hormon Wanita
Pada wanita terdapat Releasi Faktur ( RF ) yang dikeluarkan dari hipotalamus ke hifofisis yang merangsang pengeluaran. Follice Stimulating Hormone ( FSH ) dan Luteinizing Hormone ( LH ) ke 2 nya dikeluarkan dari hipotesis anterior. Selain ke 2 nya hormone tersebut di atas.
Estrogen mempuyai : pengaruh dapat endometrium untuk tumbuh atau berproliferasi ( ,asa prolifersi )
Progeteron mempengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi dan menyebabkan kelenjar yang berlekuk-lekuk dan berskreasi ( nasa sekreasi ).

2.3 Organ Reproduksi laki-laki
Genetalia pada laki-laki tidak terpidah pada saluran uretra, berjalan sejajar pada kelamin luar laki-laki.
Alat kelamin laiki-laki terbagi 3 bagian ialah :
1. Kelenjar, yang termasuk kelenjar ialah
a. Testis
b. Vesika seminalis
c. Kelenjar prostat
d. Kelenjar bulbouretralis
2. Kelenjar duktuli, yang termasuk kelenjar duktuli :
a. Epididimis
b. Druktus seminalis
c. Uretra
3. Bangun penyambung
a. Skrotum
b. Fenikulus supermatikus
c. Penis

A. Kelenjar
Testis. Merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormone laki-laki di bentuk.
Testosteron dihasilkan testis berkembang didalam adromen sewaktu janin dan turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk kedalam skrotum menjelang akhir kehamilan
Testis ini terletak menggantung pada urat-urat spermatic didalam skrotum, Sepanjar kelenjar yang masing-masing sebesar ayam telur tersimpan didalam skrotum masing-masing di tunika albugenia tesnis Dibelakng testis, selaput ini agak menebal sehingga membentuk suatu bagian yang disebut mediastinum testis.
Testis ini terdiri dari belahn-belahan yang bernama lobules testis. Testis juga menghasilkan hormon testoteron. Dan bekerja sebagai kelenjar endrokin.
Hormone testoteron ini berfungsi untuk menentukan sifat-sifat kejantanan
Contoh : Tumbuhnya jenggot dan jakun, suara yang membesar serta bentuk badan yang besar dan kuet.
Fungsi testis terdiri dari:
1. Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan diTubulus seminiferus.
2. Menghasilkan hormone testosterone, dilakukan oleh sel intrstial.
Kelenjar testis, bentuknya seperti telur, banyaknya 2 buah menghasilkan sel mani atau sperma.
Dikirim melalui saluran yang terdapat dibelakang buah pelir dan melewati sebelah dalam. Disebelah belakang saluran ini terdapat duktus deferns. Kelenjar testis menghasilkan hormone Follice Stimulating Hormon. ( FSH ) dan luteinizing Hormone ( LH ) Disamping itu testis terdapat menghasilkan hormone testosterone. Hormone testosterone ini disekresi oleh testis, sebagian besar berkaitan debgan protein plasma. Beredar dalam darah 15-30 menit, kemudian disekresi.
Testoren dihasilkan pada anak usia 11-14 tahun. Penmbentukan ini meningkat dengan cepat pada permulaan pubertas belangsung hampir seluruh kehidupan. Berkurangya kecepatan prosuksi setelah umur 40 tahun Pda umur 80 tahun menghasilkan testosteron lebih kurang 1/5 dari nilai puncak
Testoran meningkat kecepatan sekresinya oleh beberapa kelenjar terutama pada kelenjar sebasea.Pada wajah menimbulkan jerawat gambaran yang paling sering pubertas.
Vesika seminalis. Kelenjar yang panjang 5-10 cm. berupa kantong separti huruf S berbelok-belok, sekretnya yang alkalis bersama dengan cairan prostate merupakan bagian terbesar semen yang mengandung fruktosa yang merupakan sumber energi untuk spermatozoa, vesika seminalis bermuara pada duktus deferens pada bagian yang hamfir masuk prostas, dindinya tipis mengandung serabut otot dan mukosa terbagi menjadi ruang-ruang dan lekuk-lekuk dimana penampangnya memperlihatkan gambaran jembatan membranmukosa.
Vesika seminalis mempunyai saluran yang dinamai duktus vesikula seminalis. Duktus vesikula seminalis ini akan bergabung dengan duktus deferns
Penggabungan dari kedua duktus ini membentuk duktus baru yang bernama duktus ejakulatorius, yang bermuara pada 2 buah kelenjar tubola alveolar kemih, Sekret vesika seminalis merupakan komponen pook dari air mani, fungsinya mwnghasilkan cairan yang disebut semen untuk cairan pelindung spermatozoa.
Kelenjar Prostat. Merupakan kelenjar yang terletak di bawah vesika urinaria melekat pada dinding bawah vesika urenaria disekitar uretra bagian bawah.
Kelenjar prostat kira-kira sebesar buah kenari letaknya dibawah kandung kemih mengelilingi uretra dan terdiri dari kelenjar majemuk, saluran-daluran dan otot polos.
Prostat mengeluarka secret cairan yang bercampur sekret dari testis, pembebasan prostat akan membendung uretra dan penyebab retensi urin.
Kelenjar prostat merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu :
1) Lobus poaterior
2) Lobus lateral
3) Lobus anterior
4) Lobus medial
fungsi kelemjar prostat, menambah cairan alkalis pada cairan seminalis berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang terdapat pada uretra dan vagina.
Kelenjar Bulbo Uretalis. Terletak disebuah bawah dan kelenjar prostate panjangnya 2-5 cm.
B. Duktus Duktuli
Epididimis. Merupakan saluran halus yang panjannya +_ 6 cm. terletak disepanjang atas taoi dan belakng dari testis.
Terdiri dari kepala / kaput yang terletak diatas kutup testis, badan dan ekor edidimis sebagian ditutupi oleh lapidan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal.
Struktur Epididimis. Saluran ini dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan merupakan dari kaput edidimis. Duktus everentis panjangnya +_ 20 cm. berbelok belok dan membuat kerucut kecil dan bermuara duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk kedalam vasdeferns. Fungsinya : Sebagai saluran penghantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan meproduksi semen.
Semen. Terdiri dari secret efididimis vesika seminalid dan prostate serta mengandung spermatozoa yang dikeluarkan setiap ejakulasi, spermatozoa bergerak dalam semen lingkungan cairan alkalis melindungi dari keasaman.
Duktus deferns. Merupakan kelanjutan dari epidedimis selanjutnya ke kanalis iguinalis,kemudian duktus ini berjalan masuk kedalam rongga perut terus ke kendung kemih dibelakang kendung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika dan selanjutnya membentuk ejakulatorius, dan bermuar di prostate panjang duktus deferns, 50-60 cm. berjalan bersama pembuluh darah dan saraf dalam funikulus spermatikus melalui kanalis iguinalis memanjang pada bagian akhir berbentuk kumparan disebut ampula duktus deferentis, terletak dalam oesteum vesika seminalis berlanjut sebagai duktus ejakulatorius yang menembus prostat.
Uretra. Merupakan saluran kemih pada pria yang sejaligus meripakan saluran ejakuladi. ( mani )
Pengeluaran urin tidak bersamaan dengan ejakulasi kerena diatur oleh kegiatan konstraksi prostate.
C. Bangunan Penyokong Atau Penyambung
Skrotum. Merupakan kantomg yang menggantung di dasar velvis, dimana sepasang testis tersimpsn, didepan skrotum terletak penis, dibelakng srotum terletak anus. Skrotum ( kandung buah pelir ) berupa kantong yang terdiri atas kulit tanpa lemak.
Subkutan berisi sedikit jaringan otot, testis ( buah pelir ) berada dalam pembungkus yang disebut Tunika Vaginalis yang dibentuk dari peritoneum.
Tiap kantung berisi testis efididimis funikulus spermatikus.
Lapisan dinding abdomen turut serta dalam penbentukan dan pembungkus testis, tiap lapisan testikuler hubungan dan bergabung dengan lapisan dinding abdoment.
Lapisan dalam. ( Peritolium ) tunika vaginalis teknis mangelilingi skrotum.
Lapisan tengah, otot dan fasia dinding abdomen fasia spermatika interna dan fasia tranfelsal dinding abdomen melapisi tunika vaginalis
M. cremaster yang muncul dar M. obligues internus abdominalis yang menggantungkan testis, dapat mengangkat tektis menurut kemauan dan reflek ejakulasi. Lafisan luar datu kulit skrotum merupakan lanjutan kulit abdomen yang berpigmen menganjur kelenjar sebasea.
Funikulus Spermatikus. Merupakan bangun penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf,
Penis. Terletak menggantung di depan skrotum bagian ujung penis. Disebut glan penis.
Bagian tengahnya disebut korpus penis dan pangkalnya disebut radik penis, kulit penutup ini disebut Preputium Penis ( Zakar ) terdiri atas jaringan sepeti busa dan terletak memanjang, tempat muara uretra dari gran. Penis adalah prenulum atau kulup.
Penis merupakan alat yang mempuyai jaringan erektil yang satu sam lainya dilafisi jaringan fribosa. Jaringan erektil ini terdiri dari rongga seperti karet busa.
Dengan adnya rangasangan sexsual, keret busa ini akan dipengaruhi darah sebagai akibat dari vasifenis,
Berdasarkan ini terjadilah ereksi penis,
Ereksi penis dipengaruhi oleh otot :
1) Muskulus iskia kavernesus, muskulus elector penis, otot-otot ini menyebabkan erektil ( ketegangan ) pada waktu koitus (persetubuhan)
2) Mulkulus bulbo kavernosus, untuk mengeluarkan urin, Penis mempunyai 3 ( tiga ) buah korpus kavenosa ( alat pengeras zakar ) yaitu : dua buah korpus kavernosus uretra, terleyak di sebuah punggu atas dari penis, Satu korpus kavernosus uretra terletak disebelah bawah dari penis yang merupakan saluran kemih.
Korpus kavernosus penis terdiri dari jaringan yang mengandung banyak sekali pembuluh darah. Pada aktu akan mengadakan hubungan kelamin ( koitus ) maka penis akan menjadi besar dank keras oleh karena korpus tersebut. Korpus tersebut dapat mengandung darah, dengan jalan demikian maka spermatozoid dapat dihantarkan sampai pintu vagina.
D. Hornom Pada Pria
Testoteron. Hormon kelamin laki-laki yang disekresikan oleh sel interstitial. Yaitu selsel yang terletak didalam ruang antara tubulus-tubulus semi niferus, testis dibawah rangsangan hormone, juga dinamakan ICSH ( Interstitial Cel Stimulating hormone ) dari hifisis.
Pengeluaran testosterone bertambah yata pada puberstas dengan pengembangan sifat-sifat kelamin skunder, Yaitu : tumbuhnya jenggot, suara lebih berat, pembesaran genitalia.
Hormon Gonadotropin. Kelenjar hifofesi anterior mengskresi dua hormone gonadrotropin, FSH ( follicle Stimulating hormone ) dan LH ( luteinizing Hormone ) kedua hormone ini mempunyai paranan pentimg yaitu mangatur fungsi sexsual pria.
FSH ( Follicle Stimulating hormone ) pengaturan spermatogenesis, perubahan spermatosid primer menjadi spermatosid skunder dari kelenjar hifofesi anterior agar spermatogenesis berlangsung sempurna.
LH ( Luteinizing Hormone ) mengurangi sekresi testoteron kembali ketempat normal untuk melindungi terhadap pembentukan testoteron yangselalu sedikit.

E. Reproduksi
Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang kusus yaitu testis menghasilkan spermatozoid ( sel kelamin laik-laki ) dan ovarium menghasilkan sel kelamin perempuan ( ovum ) Organ-organ ini menghasilkan hormone yang mempengaruhi sifat kelamin laki-laki dan kelamin perempuan. Produksi hormone ini di kendalikan oleh gonatropik dari kelenjar hipofise.
Penentuan jenis kelamin terganrung dari kromosom kelamin yang jumlah normalnya pada manusia 44 + 2 kelamin menjadi 46.
Dua kromosom kelamin yaitu kromosom X dan Y. Jenis kelamin ditentukan oleh ayah anak, 44 kromosom + X dari ayah dan XX dari ibu maka anak lahir perempuan. Tetapi kalau 44 + XY akan lahir anak laki-laki.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada laki-laki dewasa puberitas dimulai dengan perubahan suara lebih berat, pembesaran genetalia ekternal tampilnya bulu diatas tubih dan muka.
Pada wanita ditandai dengan menstruasi Pertama ( menarche ) uterus dan vagina membesar, buah dada membesar serta jaringan ikat dan saluran darah bertambah, sufat kelamin skunder tampil, lingkup tubuh berkembang, adanya bulu ketiak dan pubis pelvis melebar,
Perubahan penting terjadi pada usia remaja dimana jiwa dan raganya menjadi matang.
Ovarium : Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan, uterus di bawah tuba uterina. Dan terikat disebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikelberkembang dan sebuah ovum di lepaskan pada saat, kira-kira pertengahan ( hari ke 14 ) siklus mentruasi.
Ovulasi yaitu pematanganfolikel graaf dan mengeluarkan ovum.
Bila folikel graf robek maka terjadi pendarahan yang kemudian terjadi pengumpalan darah pada ruang folikel.
Overium mempunyai 3 fungsi :
1) Memproduksi Ovum
2) Memproduksi Hormon Estrogen
3) Memproduksi Progesteron.
KELENJAR
Testis. Merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormone laki-laki dibentuk.
Testosterone dihasilkan testis, berkembang di dalam abdomen sewaktu janin dan turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk kedalam skrotum menjelas akhir kehamilan.
Testis ini terletak menggantung pada urat-urat spermatik di dalam skrotum. Sepasang kelenjar yang masing-masing sebesar telur ayam tersimpan di dalam skrotum masing-masing di tunika albugenia testis. Dibelakang testis, selaput ini agak menebal sehingga membentuk suatu bagian yang disebut mediastinum testis.
Testis ini terdiri dari belahan-belahan yang bernama lobulus testis. Testis juga menghasilkan hormon testosterone dan bekerja Sebagai kelenjar endokrin. Hormone testosteron ini berfungsi untuk melakukan sifat-sifat kejantanan.
Contoh : Tumbuhnya jenggot dan jakun, suara yang membesar serta bentuk badan yang besar dan kuat.
Fungsi testis terdiri dari :
 Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di tubulus seminiferus.Ø
 Menghasilkan hormone testosteron, dilakukan oleh sel interstisialØ

3.2 Kritik dan Saran
Akhirya terselesainya malah ini kaml selaku penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini yang membahas masalah Reproduksi sexsuality masih jauh dari kesempurnaan baik dari sedi tata cara penulisan dan bahasa yang dipergunakan maupun dari segi pnyajian materinya.
Untuk ini kritik dan saran dari pembimbing atau dan dosen yang terlibat dan penyusunan makalah ini yang bersifat kousteuktif dan bersifat komulatif sangat kami harapkan supanya dalam penugasan makalah yang akan datang lebih baik dan lebih sempurna lagi

MAKALAH BERBAGAI KELAINAN DAN KOMPLIKASI MENSTRUASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004)
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan, 1998).
1.2        Kelainan Menstruasi
Kelainan haid (menstruasi) adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa yang lebih banyak atau sedikit, terlambatnya menarche atau hilangnya siklus menstruasi tertentu.
Kelainan haid sering menimbulkan kecemasan pada wanita karena kehawatiran akan pengaruh kelainan haid terhadap kesuburan dan kesehatan wanita pada umumnya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah peluruhan dinding uterus (endometrium) pada setiap bulan secara periodik. Menstruasi biasanya terjadi selama 2-7 hari dengan rata-rata durasi menstruasi + 4 hari. Saat menstruasi dapat kehilangan darah sekitar 10-80 cc darah dengan rata-rata 35 cc. Siklus yang normal berlangsung 24-35 hari .
Haid pertama kali disebut menarche. Menarche diawali dengan gejala pubertas lainnya seperti pertumbuhan payudara (telarche), tumbuh rambut kemaluan (puberche) dan tumbuh rambut ketiak. Menarche diikuti oleh siklus yang panjang sekitar 5-7 tahun, lalu regularitas siklus haid meningkat sehingga siklus haid memendek untuk mencapai masa siklus yang tetap. Perubahan irreguler menjadi reguler ini berhubungan dengan terjadinya pematangan poros Hipotalamus – Hipofise – Ovarium.
Kemudian, saat wanita mulai memasuki masa menopause, irreguleritas siklus terjadi kembali karena mulai didominasi siklus-siklus yang anovulatoir.
Menstruasi terbagi dalam empat stadium yaitu :
1.      Stadium Menstruasi atau Deskuamasi. Pada stadium ini, endometrium luruh dari dinding rahim disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tertinggal yaitu stratum basale.
2.      Stadium Post Menstruum atau Regenerasi. Pada stadium regenerasi, endometrium mulai menebal. Luka peluruhan ditutup oleh selaput lendir baru yang terbentuk dari sel epitel kelenjar-kelenjar endometrium. Pada saat ini tebal endometrium ± 0,5 mm. Stadium ini sudah mulai saat stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.
3.      Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi. Pada stadium proliferasi, endometrium tumbuh menjadi cepat menjadi tebal ±3,5 mm. Kelenjar endometrium tumbuh lebih cepat hingga berkelok-kelok. Stadium proliferasi berlangsung pada hari ke 5-14 dari hari haid pertama.
4.      Stadium praementruum atau stadium sekresi. Pada stadium sekresi, tebal endometrium kira-kira tetap tetapi bentuk kelenjar menjadi berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah terjadi penimbunan glikogen dan kapur untuk makanan telur. Stadium sekresi ini berlangsung pada hari ke 14-28 dari haid hari pertama.
2.1    Kelainan Menstruasi dan Komplikasi
Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormon-hormon yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya.
Banyaknya perdarahan ditentukan oleh lebarnya pembukuh darah, banyaknya pembuluh darah yang terbuka, dan tekanan intravaskular. Lamanya pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau daya regenerasi. Daya regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada karsinoma.
I. Kelainan Panjang Siklus
I.1.
Amenorrhea (tidak ada periode haid)
a.   Definisi

Amenorrhea bukan merupakan penyakit namun merupakan gejala. Amenorrhe dapat terjadi pada menopouse, sebelum pubertas, dalam kehamilan dan dalam masa laktasi. Bila tidak menyusukan, haid datang ± 3 bulan post partum namun bila menyusukan, haid datang pada bulan ke-66. Amenorrhea dapat dibagi menjadi amenorrhea primer dan sekunder. Amenorrhe primer berarti seorang perempuan belum mengalami haid setelah usia 16 tahun7 tetapi telah terdapat tanda-tanda seks sekunder atau tidak terjadi haid sampai 14 tahun tanpa adanya tanda-tanda seks sekunder. Amenorrhea biasanya terjadi pada gadis dengan underweight atau pada aktivitas berat dimana cadangan lemak mempengaruhi untuk memacu pelepasan hormon. Amenorrhea sekunder berarti telah terjadi haid, tetapi haid terhenti untuk masa tiga siklus atau lebih dari enam bulan.
b.   Etiologi
Amenorrhea dapat terjadi akibat gangguan pada komponen yang berperan pada proses haid.
 c.   Pengelolaan & prognosa
Pengelolaan pada pasien ini tergantung dengan penyebab. Bila penyebab adalah kelainan genetik, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian, dapat dilakukan terapi sulih hormon, namun fertilitas belum tentu dapat dipertahankan.
d.    Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan dari amenorrhea adalah infertilitas. Komplikasi lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat menggangu kompartemen IV dan terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya munculnya gejala-gejala lain akibat insufisiensi hormon seperti osteoporosis.
e.    Langkah-langkah diagnosa bila ditemukan amenorrhea
Yang harus dilakukan adalah lakukan pemeriksaan TSH karena pada keadaan hipotroid terjadi penurunan dopamin sehingga merangsang pelepasan TRH. TRH merangsang hipofise anterior untuk menghasilkan prolaktin dimana prolaktin akan menghambat pelepasan GnRH. Namun pada satu waktu, saat hipofise anterior terangsang secara kronik, hipofise anterior dapat membesar sehingga meningkatkan sekresi GnRH dan menyebabkan terjadinya pematangan folikel yang terburu-buru sehingga terjadi kegagalan ovarium prematur. Sehingga harus diwaspadai bila terjadi suatu tanda-tanda hipotiroid, amenorrhea dan galaktorrhea.

f.   Amenorrhea pada atlet dengan latihan berlebih
Saat dilakukan latihan berlebih, dibutuhkan kalori yang banyak sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormon steroid seksual (estrogen & progesteron) tidak tercukupi. Pada keadaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progeteron yang memicu terjadinya amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorpin yang merupakan derifat morfin. Endorpin menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesteron menurun. Pada keadaan stress berlebih, corticotropin releasing hormon dilepaskan, pada peningkatan CRH, terjadi peningkatan opoid yang dapat menekan pemebentukan GnRH.
I.2 Oligomenorrhea
a.   Definisi
Oligomenorrhea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus panjang. Oligomenorrhea terjadi bila siklus lebih dari 35 hari. Darah haid biasanya berkurang.
b.   Etiologi
Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih.
Oligomenorrhea sering terdapat pada wanita astenis. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita normal.
c.    Gejala
Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.
d.   Pengobatan
Pengobatan oligomenorrhea tergantung dengan penyebab. Pada oligomenorrhea dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi. Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenorrhea. Oligomenorrhea sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormonal.
e.   Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila oligomenorrhea mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.
1.3 Polimenorrhea
a.   Definisi
Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari dan menurut literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari
b.   Etiologi
Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium memendek. Yang paling sering dijumpai adalah pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21 hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini menyebabkan infertilitas.
c.   Terapi
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal. Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang dengan kombinasi estrogen-progesteron.
I.4. Metrorrhagia
Metrorrhagia adalah perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak. Metrorrhagia dapat disebabkan oleh kehamilan seperti abortus ataupun kehamilan ektopik dan dapat juga disebabkan oleh faktor luar kehamilan seperti ovulasi, polip endometrium dan karsinoma serviks. Akhir-akhir ini, estrogen eksogen menjadi penyebab tersering metrorrhagia. Terapi yang diberikan tergantung etiologi.
II. Kelainan Jumlah Darah Haid
II.1 Menorrhagia
a.    Definisi
Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dan biasanya disertai dengan pada siklus yang teratur.
b.   Etiologi
Etiologi menorrhagia dikelompokan dalam 4 kategori yaitu,
i. Gangguan pembekuan,
ii. disfunctional uterine bleeding (DUB),
iii. Gangguan pada organ dalam pelvis
iv. Gangguan medis lainnya
c.    Terapi
Terapi menorrhagia sangat tergantung usia pasien, keinginan untuk memiliki anak, ukuran uterus keseluruhan, dan ada tidaknya fibroid atau polip. Spektrum pengobatannya sangat luas mulai dari pengawasan sederhana, terapi hormon, operasi invasif minimal seperti pengangkatan dinding endometrium (endomiometrial resection atau EMR), polip (polipektomi), atau fibroid (miomektomi) dan histerektomi (pada kasus yang refrakter).
Dapat juga digunakan herbal yarrow, nettle’s purse, agrimony, ramuan cina, ladies mantle, vervain dan raspbery merah yang diperkirakan dapat memperkuat uterus. Vitex juga dianjurkan untuk mengobati menorrhea dan sindrom pre-mentrual. Dianjurkan juga pemberian suplemen besi untuk mengganti besi yang hilang melalui perdarahan. Vitamin yang diberikan adalah vitamin A karena wanita dengan lehilangan darah hebat biasanya mengalami penurunan kadar vitamin A dan K yang dibutuhkan untuk pembekuan darah. Vitamin C, zinc dan bioflavinoids dibutuhkan untuk memperkuat vena dan kapiler.
d.   Prognosis
Prognosis pada semua ketidakteraturan adalah baik bila diterapi dari awal.
II.2. Hipomenorrhea (kriptomenorrhea)
Hipomenorrhea adalah suatu keadan dimana jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa spotting. Dapat disebabkan oleh stenosis pada himen, servik atau uterus. Pasien dengan obat kontrasepsi kadang memberikan keluhan ini. Hal ini juga dapat terjadi pada hipoplasia uteri dimana jaringan endometrium sedikit.
II.2.3. Dismenorrhea
a.   Definisi
Dismenorrhea adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorrhea terdiri dari gejala yang kompleks berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum.

b.   Klasifikasi
Dismenorrhea primer (idiopatik)
Dismenorrhea primer adalah dismenorrhea yang mulai terasa sejak menarche dan tidak ditemukan kelainan dari alat kandungan atau organ lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu hiperaktivitas uterus, endotelin, prostaglandin, vasopressin dan kerusakan saraf perifer.
Dismenorrhea sekunder
Dismenorrhea sekunder biasanya terjadi kemudian setelah menarche. Biasanya disebabkan hal lain. Nyeri biasanya bersifat regular pada setiap haid namun berlangsung lebih lama dan bisa berlangsung selama siklus.
c.   Terapi
Dismenorrhea primer biasanya diobati oleh NSAID seperti ibuprofen dan naproxen yang dapat mengurangi nyeri pada 64% penderita dissmenorrhea primer. Pil kontrasepsi menghilangkan nyeri dan gejala lainnya pada 90% penderita dengan menekan ovulasi dan jumlah perdarahan. Terapi ini membutuhkan waktu 3 siklus untuk menghilangkan gejala. Kompres panas juga dapat mengurangi nyeri.

 

BAB III
KESIMPULAN

Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan, 1998)
Kelainan haid (menstruasi) adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa yang lebih banyak atau sedikit, terlambatnya menarche atau hilangnya siklus menstruasi tertentu.