Jumat, 27 April 2012

Gemeli dan Kelainan Air ketuban


Latar Belakang
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan kembar dapat memberikan risiko lebih tinggi terhadap bayi dan ibu. Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan kembar harus di lakukan pengawasan hamil yang lebih intensif.
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya. Kehamilan dan persalinan membawa risiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila di inginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin.
Kehamilan kembar mempengaruhi ibu dan janin, diantaranya adalah kebutuhan akan zat-zat ibu bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya, terhadap janin yaitu usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar : 25% pada gemelli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi premature akan tinggi.
Persalinan dengan kehamilan kembar memiliki resiko lebih tinggi dari pada persalinan satu janin ( Tunggal ). Semakin banyak jumlah janin yang dikandung ibu, semakin tinggi resiko yang akan ditanggung ibu.
Pada kehamilan normal, cairan amnion memberikan ruang bagi janin untuk tumbuh, bergerak, dan berkembang. Tanpa cairan amnion, uterus akan berkontraksi dan menekan janin. Jika terjadi pengurangan volume cairan amnion pada awal kehamilan, janin akan mengalami berbagai kelainan seperti gangguan perkembangan anggota gerak, cacat dinding perut, dan sindroma Potter , suatu sindrom dengan gambaran wajah berupa kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang.
Pada pertengahan usia kehamilan, cairan amnion menjadi sangat penting bagi perkembangan paru janin. Tidak cukupnya cairan amnion pada pertengahan usia kehamilan akan menyebabkan terjadinya hipoplasia paru yang dapat menyebabkan kematian.
Selain itu cairan ini juga mempunyai peran protektif pada janin, cairan ini mengandung agen-agen anti bakteria dan bekerja menghambat pertumbuhan bakteri yang memiliki potensi patogen. .Selama proses persalinan dan kelahiran cairan amnion terus bertindak sebagai medium protektif pada janin untuk memantau dilatasi servik. Selain itu cairan amnion juga berperan sebagai sarana komunikasi antara janin dan ibu. Kematangan dan kesiapan janin untuk lahir dapat diketahui dari hormon urin janin yang diekskresikan ke dalam cairan amnion.
Cairan amnion juga dapat digunakan sebagai alat diagnostik untuk melihat adanya kelainan-kelainan pada proses pertumbuhan dan perkembangan janin dengan melakukan kultur sel. Jadi cairan amnion memegang peranan yang cukup penting dalam proses kehamilan dan persalinan.

   Gemelly (Kehamilan Kembar)
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan kembar dapat memberikan risiko lebih tinggi terhadap bayi dan ibu. Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan kembar harus di lakukan pengawasan hamil yang lebih intensif. (Prof.dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG)
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya. Kehamilan dan persalinan membawa risiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila di inginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin. (Sarwono Prawirohardjo)
Kehamilan kembar adalah individu mengandung dua janin atau lebih. (Geri Morgan,CNM,ND)
Kehamilan kembar ada 2 macam :
A.     Kehamilan kembar 2 telur, kehamilan kembar dizygotik,kehamilan kembar fraternal : 2 buah sel telur di hamilkan oleh 2 buah sel mani. Kedua sel telur dapat berasal dari 1 ovarium  atau  masing-masing dari ovarium yang berlainan.
B.     Kehamilan kembar 1 telur, kehamilan kembar monozygotik atau kehamilan kembar identik : yang terjadi dari sebuah sel telur dan sebuah sel mani. Sel telur yang telah di hamilkan itu, kemudian membagi diri dalam 2 bagian yang masing-masing tumbuh menjadi anak.



     Etiologi Kehamilan Kembar
Kecenderungan ras atau keluarga untuk melahirkan kembar meningkatkan kemungkinan kehamilan dizigot;tidak berlaku pada kehamilan monozigot.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur dan faktor keturunan. Faktor umur, makin tua makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar dan menurun lagi setelah umur 40 tahun. Paritas, pada primipara 9,8 per 1000  dan pada multipara (oktipara) naik jadi 18,9 per 1000 persalinan. Keturunan, keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar yang biasanya diturunkan secara paternal, namun dapat pula secara maternal.

         Tanda Dan Gejala
1.         Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.
2.         Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
3.         Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.
4.         Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan kembar.
5.         Solusio plasenta dapat terjadi, seperti sesak nafas, sering kencing, edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.




         Patofisiologi
Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur.
Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 – 72 jam, 4 – 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.
                               Pertumbuhan Janin Kembar
1.                   Berat  badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari janin tunggal.
2.                   Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dibawah 2500 gr triplet dibawah 2000 gr, dua driplet dibawah 1500 gr dan duintuplet dibawah 1000 gr.
3.                   Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama umumnya berselisih  antara 50 – 100 gr, karena pembagian sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu kurang bertumbuh dari yang lainnya.
a.    Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan pembuluh darah janin yang lain, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk menghindari perdarahan.
b.    Karena itu  janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi  monstrum seperti akardiakus, dan kelainan lainnya.
c.    Dapat terjadi sondroma transfusi fetal : pada janin yang dapt darah lebih banyak terjadi hidramnion, polisitemia, edema dan pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin kedua kurang pertumbuhannya terjadilah bayi kecil, anemia, dehidrasi, oligohidrami dan mikrokardia.
Pada kehamilan kembar dizigotik
1.                   Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.
2.                   Janin yang mati dapat diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau kompresus.

 Letak Dan Presentasi Janin
Pada hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi yang paling sering dijumpai adalah :
1.                                                                           Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala ; (44-47 %).
2.                                                                           Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).
3.                                                                           Keduanya presentasi bokong (8-10 %).
4.                                                                           Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).
5.                                                                           Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).
6.                                                                           Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).
7.         Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi kunci-mengunci (interlocking).
          Komplikasi Kehamilan Kembar
1.      Trimester pertama
·      Emesis gravidarum-hiperemesis gravidarum
·      Lebih sering terjadi anemia hamil
·      Abortus
2.      Trimester kedua atau ketiga
Persalinan prematuritas
a.                 Kehamilan dengan hidramnion
b.                Pre-eklampsia-eklampsia
c.                 Kelainan letak
d.                Antepartum bleeding-plasenta previa/solution plasenta
e.                 Gangguan pertumbuhan janin
§       Intra Uterine growth retardation
§       Pertumbuhan prematuritas
3.      Komplikasi pasca partus
a.       Atonia uteri dan perdarahan pasca partus
b.      Retensio plasenta
c.       Memerlukan tindakan lanjut:
§         Akardiakus asefalus
§         Akardiakus akornus
§         Akardiakur amorfus sampai akardiakus papiraseus

d.      Terjadi sindrom trasfusi:
v     Satu janin tumbuh:
·                    Pertumbuhan janin yang baik
·                    Polisetemia
·                    Edema
·                    Hidramnion
v     Janin yang lainnya terjadi:
·                    Janin kecil sampai meninggal
·                    Menderita anemia
·                    Dehidrasi
·                    Oligohidramnion
e.       Pada hamil dizigot, perbedaan kemampuan tumbuh kembang dapat membahayakan kehidupan lainnya dan menimbulkan:
·                   Fetus kompresus atau fetus papiraseus
4.      Komplikasi Saat Inpartu
a.       Terjadi inersia uteri primer-sekunder
b.      Persalinan memanjang, kelainan letak janin, dan memerlukan tindakan operasi
c.       Terjadi ketuban pecah saat belum inpartu-permukaan kecil
d.      Terjadi prolapsus tali pusat
e.       Persalinan sulit sampai interlooking
f.        Pada persalinan anak kedua:
·        Kelainan letak sehingga memerlukan tindakan operasi
·        Terjadi solution plasenta




         Jenis Kehamilan Kembar
1.             Kehamilan kembar monozigotik.
Merupakan kehamilan kembar yang berasal dari satu ovum sehingga di sebutkan juga hamil kembar identik atau hamil kembar homolog atau hamil kembar uniovuler.
Karena berasal dari satu ovum, hamil kembar ini mempunyai ciri sebagai berikut:
·           Jenis kelamin sama
·           Rupanya sama
·           Sebagian hamil kembar dalam bentuk.
-                 2 amnion
-                 2 korion
-                 2 plasenta
·           Sebagian besar hamil kembar dalam bentuk :
-                   1 plasenta
-                   1 korion
-                   2 amnion
·           Pada hamil kembar monozigotik dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar siam.
2.         Kehamilan kembar dizigotik.
Sebagian besar kehamilan kembar adalah dizigotik dengan ciri :
·          Jenis kelamin dapat sama atau berbeda
·          Mempunyai 2 plasenta, 2 amnion, 2 korion.

         Penyulit Kehamilan Kembar
1.   Penyulit Ibu
·          Anemia
·          Preeklampsia/eklampsia
·          Persalinan prematur

·          Perjalanan persalinan lebih lama
·          Post partum atonia uteri dapat di sertai perdarahan

2.   Penyulit Janin
·          Hidramnion
·          Kelainan posisi janin
·          Kelainan kongenital
·          Plasenta previa
·          Solusio plasenta
·          Pertumbuhan janin terhambat
·          Angka kesakitan/kematian tinggi

         Diagnosis Hamil Kembar
Untuk dapat menegakkan diagnosis kemungkinan hamil kembali haruslah di pikirkan keadaan sebagai berikut :
·          Besarnya perut hamil melebihi lamanya terlambat menstruasi.
·          Besarnya rahim bertambah lebih cepat dari biasanya.
·          Bertambahnya berat badan ibu hamil lebih besar
·          Dapat di raba banyak bagian kecil janin
·          Sering di sertai hamil dengan hidramnion
Diagnosis pasti kehamilan kembar dapat di tegakkan dengan :
·          Teraba dua kepala
·          Teraba dua bokong atau dua punggung
·          Perbedaan denyut jantung janin dengan jumlah lebih dari 10 denyut
·          Dengan alat bantu ultrasonografi dan foto abdominal akan tampak dua janin dalam rahim



Penatalaksanaan Kehamilan Kembar
A.       Pada kunjungan awal, tanyakan tentang riwayat kelahiran kembar dalam keluarga atau individu.
B.       Bila sewaktu-waktu tanda dan gejala terjadi, konfirmasi atau singkirkan dugaan dengan sonogram.
C.       Bila kehamilan kembar didiagnosis, konsultasikan; penatalaksanaan kolaboratif mungkin di lakukan untuk kehamilan kembar.
D.       Penatalaksanaan antepartum yang biasa di lakukan:
1.      Tingkatkan asupan unsur besi per oral sampai 120 mg per hari.
2.      Tingkatkan asupan asam folat sampai 1 mg per hari.
3.      Anjurkan rujukan ke ahli gizi. Tingkatkan asupan protein sampai 120 mg/hari dan tambahkan 500 kalori ekstra dalam diet.
4.      Kunjungan klinik setiap dua minggu setelah 24 minggu kehamilan.
5.      NST tiap minggu setelah 32 minggu kehamilan.
6.      Pertimbangkan untuk pemeriksaan vagina setiap kunjungan klinik setelah 24 minggu kehamilan untuk memeriksa perubahan serviks yang akan menunjukkan kelahiran prematur yang akan terjadi.
7.      Sarankan pasien untuk berhenti bekerja diluar rumah saat 24 minggu kehamilan dan batasi bepergian.
8.      Sarankan untuk sering beristirahat setelah 30 minggu kehamilan.
9.       Berikan dukungan, ketenangan, dan beri penyuluhan mengenai ketidaknyamanan yang menyertai dan bahaya potensial.
10.  Sonogram tiap bulan untuk mengkaji pertumbuhan, posisi dan mengukur panjang serviks.

     Penatalaksanaan selama persalinan dan kelahiran.
1.      Penatalaksanaan kolaboratif
a.       Penatalaksanaan merupakan prerogratif dokter
b.      Perawat-kebidanan bersertifikat dapat membantu pelahiran bila posisi bayi verteks
c.       Perawat-kebidanan bersertifikat dapat membantu kelahiran bayi kedua sesuai kebutuhan.
2.      Lakukan USG saat pasien masuk RS untuk memeriksakan posisi janin.
3.      Pemberian heparin lock atau cairan IV di anjurkan saat persalinan.
4.      Pemantauan janin pada kedua bayidi anjurkan saat persalinan.


     Penanganan dalam kehamilan
Untuk kepentingan ibu dan janin perlu diadakan pencegahan terhadap pre-eklamsia dan eklamsia, partus prematurus dan anemia. Pemeriksaan antenatal perlu diadakan lebih sering. Kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda pre-eklamsia dapat diketahui dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.
Istirahat baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan aliran darah ke plasenta meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih baik.
Penanganan dalam Kehamilan Mochtar, Buku Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi, 1998)
1.    Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1× seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu)
2.    Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena akan merangsang partus prematurus.
3.    Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan.
4.    Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.


Kelainan Air Ketuban
 Polihidramnion
        Definisi
Menurut Rustam Muchtar (1998) penjelasan mengenai Polihidramnion adalah sebagai berikut :
Polihidramnion merupakan keadaan dimana jumlah air ketuban lebih banyak dari normal atau lebih dari dua liter. Polihydramnion atau disingkat hidramnion saja didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana jumlah air ketuban melebihi 2 liter. Sedangkan secara klinik adalah penumpukan cairan ketuban yang berlebihan sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien. Sedangkan secara USG jika Amniotic Fluid Index (AFI)>20 atau lebih.
Yang sering kita jumpai adalah hidramnion yang ringan, dengan jumlah cairan 2- 3 liter. Yang berat dan akut jarang. Frekuensi hidramnion kronis adalah 0,5-1%. Insiden dari kongenital anomali lebih sering kita dapati pada hidramnion yaitu sebesar 17,7-29%. Hidramnion sering terjadi bersamaan dengan :
a. Gemelli atau hamil ganda (12,5%),
b. Hidrops foetalis
c. Diabetes mellitus
d. Toksemia gravidarum
e. Cacat janin terutama pada anencephalus dan atresia esophagei
f. Eritroblastosis foetalis

       Etiologi
Mekanisme terjadi Polihidramnion hanya sedikit yang kita ketahui. Secara   teori Polihidramnion terjadi karena :
1.    Produksi air ketuban bertambah; yang diduga menghasilkan air ketuban adalah epitel amnion, tetapi air ketuban juga dapat bertambah karena cairan lain masuk kedalam ruangan amnion, misalnya air kencing anak atau cairan otak pada anencephalus.
2.    Pengaliran air ketuban terganggu; air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu jalan pengaliran adalah ditelan oleh janin, diabsorbsi oleh usus dan dialirkan ke placenta akhirnya masuk  kedalam peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau anak tidak menelan seperti pada atresia esophogei, anencephalus atau tumor-tumor placenta. Pada anencephalus dan spina bifida diduga bahwa hidramnion terjadi karena transudasi cairan dari selaput otak dan selaput sum-sum tulang belakang. Selain itu, anak anencephal tidak menelan dan pertukaran air terganggu karena pusatnya kurang sempurna hingga anak ini kencing berlebihan. Pada atresia oesophagei hidramnion terjadi karena anak tidak menelan. Pada gemelli mungkin disebabkan karena salah satu janin pada kehamilan satu telur jantungnya lebih kuat dan oleh karena itu juga menghasilkan banyak air kencing. Mungkin juga karena luasnya amnion lebih besar pada kehamilan kembar. Pada hidramnion sering ditemukan placenta besar.
Menurut dr. Hendra Gunawan Wijanarko, Sp.OG dari RSIA Hermina Pasteur, Bandung (2007) menjelaskan bahwa hidromnion terjadi karena:
a.    Produksi air jernih berlebih
b.    Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu hidrocefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing congenital
c.    Ada sumbatan / penyempitan pada janin sehingga dia tidak bisa menelan air ketuban. Alhasil volume ketuban meningkat drastic
d.    Kehamilan kembar, karena adanya dua janin yang menghasilkan air seni.
e.    Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut sistem syaraf pusat sehingga fungsi gerakan menelan mengalami kelumpuhan.
f.      Ibu hamil mengalami diabetes yang tidak terkontrol
g.    Ketidak cocokan / inkompatibilitas rhesus
        Gejala klinis
1.    Perut Ibu hamil sangat besar. Misalnya saja pada usia kehamilan enam minggu, besar perut Ibu seperti telah menginjak usia kehamilan delapan hingga sembilan bulan
2.    Tulang punggung Ibu semasa hamil terasa nyeri.
3.    Perut terasa kembung dan lebih kencang.
4.    Kulit perut tampak mengkilap.
5.    Terkadang Ibu merasakan sakit pada perut ketika berjalan.
6.    Rahim Ibu tumbuh lebih cepat daripada yang seharusnya. Tekanan pada diafragma menyebabkan ibu mengalami sesak nafas.
7.    Denyut jantung janin sulit dipantau. Bagian-bagian tubuh janin sulit diraba.
Gejala utama yang menyertai Polihidramnion terjadi semata-mata karena faktor mekanis dan terutama disebabkan oleh tekanan di dalam sekitar uterus yang mengalami overdistensi terhadap organ-organ di dekatnya. Apabila peregangannya berlebihan, ibu dapat mengalami dispnea dan pada kasus ekstrim, mungkin hanya dapat bernafas bila dalam posisi tegak. Sering terjadi edema akibat penekanan sistem vena besar oleh uterus yang sangat besar, terutama di ekstremitas bawah, vulva, dan dinding abdomen. Walaupun jarang, dapat terjadi oligouria berat akibat obstruksi ureter oleh uterus yang sangat besar.
Pada hidramnion kronik, penimbunan cairan berlangsung secara bertahap dan wanita yang bersangkutan mungkin mentoleransi distensi abdomen yang berlebihan tanpa banyak mengalami rasa tidak nyaman. Namun pada hidramnion akut, distensi abdomen dapat menyebabkan gangguan yang cukup serius dan mengancam. Hidramnion akut cenderung muncul pada kehamilan dini dibandingkan dengan bentuk kronik dan dapat dengan cepat memperbesar uterus. Hidramnion akut biasanya akan menyebabkan persalinan sebelum usia gestasi 28 minggu, atau gejala dapat menjadi demikian parah sehingga harus dilakukan intervensi. Pada sebagian besar kasus hidramnion kronik, tekanan cairan amnion tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan pada kehamilan normal.
Gejala klinis utama pada hidramnion adalah pembesaran uterus disertai kesulitan dalam meraba bagian-bagian kecil janin dan mendengar denyut jantung janin. Pada kasus berat, dinding uterus sangat tegang. Membedakan antara hidramnion, asites, atau kista ovarium yang besar biasanya mudah dilakukan dengan evaluasi ultrasonografi. Cairan amnion dalam jumlah besar hampir selalu mudah diketahui sebagai ruang bebas-echo yang sangat besar di antara janin dan dinding uterus atau plasenta. Kadang mungkin ditemui kelainan janin misalnya anensefalus atau defek tabung syaraf lain, atau anomali saluran cerna.
Penyulit tersering pada ibu yang disebabkan oleh hidramnion adalah solusio plasenta, disfungsi uterus dan perdarahan pasca persalinan. Pemisahan dini plasenta yang luas kadang-kadang terjadi setelah air ketuban keluar dalam jumlah yang besar karena berkurangnya luas permukaan uterus di bawah plasenta. Disfungsi uterus dan perdarahan pasca persalinan terjadi akibat atonia uteri karena overdistensi.
        Diagnosis
·        Inspeksi
a.   Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar
b.   Jika akut, ibu akan terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah membawa kandungannya
·        Palpasi
a.   Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut, vulva dan tungkai
b.   Fundus uteri lebih tinggi dari umur sesungguhnya
c.   Bagian janin sukar dikenali
d.   Kalau pada letak kepala, kepala janin dapat diraba maka balotement jelas sekali, Karena bebasnya janin bergerak dan tidak terfiksir maka dapat terjadi kesalahan-kesalahan letak janin
·        Auskultasi
DJJ sukar didengar, dan jika terdengar hanya sekali
·        Rontgen foto abdomen
a.    Nampak bayangan terselubung kabut, karena banyaknya cairan kadang bayangan janin tidak jelas
b.   Foto rongtgen pada hidramnion bberguna untuk disgnostik dan untuk menentukan etiologi
·        Pemeriksaan Dalam
Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol walaupun diluar his

        Komplikasi
a.   Persalinan kurang bulan
b.   Dispnea atau sesak nafas pada ibu
c.   Kelainan persentasi janin
d.   Solusio Plasenta
e.   Prolaps tali pusat
f.     Disfungsi uterus selama persalinan

        Penatalaksanaan
Terapi hidromnion dibagi dalam tiga fase:

1.     Waktu hamil
a.    Hidromnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi dan berikan terapi simptomatis.
b.   Pada hidromnion yang berat dengan keluhan-keluhan, harus dirawat dirumah sakit untuk istirahat sempurna. Berikan diet rendah garam. Obat-obatan yang dipakai adalah sedativa dan obat duresisi. Bila sesak hebat sekali disertai sianosis dan perut tengah, lakukan pungsi abdominal pada bawah umbilikus. Dalam satu hari dikeluarkan 500cc perjam sampai keluhan berkurang. Jika cairan dikeluarkan dikhawatirkan terjadi his dan solutio placenta, apalagi bila anak belum viable. Komplikasi pungsi dapat berupa :
-       Timbul his
-       Trauma pada janin
-       Terkenanya rongga-rongga dalam perut oleh tusukan
-       Infeksi serta syok
Bila sewaktu melakukan aspirasi keluar darah, umpamanya janin mengenai placenta, maka pungsi harus dihentikan.

2.     Waktu bersalin
a.    Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita menunggu
b.   Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan pungsi transvaginal melalui serviks bila sudah ada pembukaan. Dengan memakai jarum pungsi tusuklah ketuban pada beberapa tempat, lalu air ketuban akan keluar pelan-pelan
c.    Bila sewaktu pemeriksaan dalam, ketuban tiba-tiba pecah, maka untuk menghalangi air ketuban mengalir keluar dengan deras, masukan tinju kedalam vagina sebagai tampon beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-pelan. Maksud semua ini adalah supaya tidak terjadi solutio placenta, syok karena tiba-tiba perut menjadi kosong atau perdarahan post partum karena atonia uteri.

3.    Post partum
a.    Harus hati-hati akan terjadinya perdarahan post partum, jadi sebaiknya   lakukan pemeriksaan golongan dan transfusi darah serta sediakan obat uterotonika
b.   Untuk berjaga-jaga pasanglah infus untuk pertolongan perdarahan post partum
c.    Jika perdarahan banyak, dan keadaan ibu setelah partus lemah, maka untuk menghindari infeksi berikan antibiotika yang cukup.

        Anatomi Fisiologis
Amnion manusia pertama kali dapat diidentifikasi pada sekitar hari ke-7 atau ke-8 perkembangan mudigah. Pada awalnya sebuah vesikel kecil yaitu amnion, berkembang menjadi sebuah kantung kecil yang menutupi permukaan dorsal mudigah. Karena semakin membesar, amnion secara bertahap menekan mudigah yang sedang tumbuh, yang mengalami prolaps ke dalam rongga amnion.
Cairan amnion pada keadaan normal berwarna putih agak keruh karena adanya campuran partikel solid yang terkandung di dalamnya yang berasal dari lanugo, sel epitel, dan material sebasea. Volume cairan amnion pada keadaan aterm adalah sekitar 800 ml, atau antara 400 ml -1500 ml dalam keadaan normal. Pada kehamilan 10 minggu rata-rata volume adalah 30 ml, dan kehamilan 20 minggu 300 ml, 30 minggu 600 ml. Pada kehamilan 30 minggu, cairan amnion lebih mendominasi dibandingkan dengan janin sendiri.
Cairan amnion diproduksi oleh janin maupun ibu, dan keduanya memiliki peran tersendiri pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan awal, cairan amnion sebagian besar diproduksi oleh sekresi epitel selaput amnion.
Dengan bertambahnya usia kehamilan, produksi cairan amnion didominasi oleh kulit janin dengan cara difusi membran. Pada kehamilan 20 minggu, saat kulit janin mulai kehilangan permeabilitas, ginjal janin mengambil alih peran tersebut dalam memproduksi cairan amnion.
Pada kehamilan aterm, sekitar 500 ml per hari cairan amnion di sekresikan dari urin janin dan 200 ml berasal dari cairan trakea. Pada penelitian dengan menggunakan radioisotop, terjadi pertukaran sekitar 500 ml per jam antara plasma ibu dan cairan amnion.
Pada kondisi dimana terdapat gangguan pada ginjal janin, seperti agenesis ginjal, akan menyebabkan oligohidramnion dan jika terdapat gangguan menelan pada janin, seperti atresia esophagus, atau anensefali, akan menyebabkan polihidramnion.

Oligohidramnion
    Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.
    Gambaran Klinis
-      Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
-       Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
-      Sering berakhir dengan partus prematurus.
-      Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
-      Persalinan lebih lama dari biasanya.
-      Sewaktu his akan sakit sekali.
-      Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.

    Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
-      USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)
-      Rontgen perut bayi
-      Rontgen paru-paru bayi
-      Analisa gas darah


    Komplikasi Oligohidramnion
Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).




                   Penatalaksanaan
·         Tirah baring.
·         Hidrasi.
·         Perbaikan nutrisi.
·         Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
·         Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
·         Amnion infusion.
·         Induksi dan kelahiran.




























BAB III
TINJAUAN KASUS
SOAP GEMELI

Tanggal : O7 April 2011                                                    pukul             : 08.00 WIB
S :
    NY. R usia 19 tahun mengatakan kehamilan pertama, tidak pernah keguguran, ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik maupun penyakit keluarga, ibu mengatakan merasa perutnya terlalu besar. ibu mengeluh nyeri pada bagian punggung, ibu mengatakan cemas menghadapi persalinan nanti, ibu sudah melakukan USG dan membawa hasilnya. HPHT:  05-07-2010  TP: 12-04-2011

       O :
   Keadaan umum: baik, kesadaran : Compos mentis, TTV: TD: 120/80mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 22x/menit, S: 36,5 oC, BB sekarang: 57 Kg, BB sebelum hamil: 48 Kg, Muka: Tidak ada oedema, Mata: konjungtiva: tidak pucat, Abdomen: Inspeksi : pembesaran abdomen tidak sesuai usia kehamilan. Palpasi: Leopold I: teraba kepala dan bokong, leopold II : bagian kanan teraba punggung dan bagian kiri teraba punggung, leopod III : teraba kepala dan bokong.
         Ekstermitas atas dan bawah: tidak ada oedema. Dari hasil USG bahwa kehamilan ibu merupakan kehamilan kembar.
   A :
                    Ny. R G1P0A0 Umur: 19 tahun Umur kehamilan: 39 minggu  3 hari
             Janin Ganda Hidup Intra Uteri Presentasi Kepala dan Bokong

Masalah : nyeri pada bagian punggung

P :  
-          Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kehamilan ibu merupakan kehamilan kembar
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan